Oleh :
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
DAFTAR ISI
3
4
RINGKASAN
Kata Kunci: Antena ArrayMicrostrip, Proximity Coupled, Polarisasi Sirkular, -SAT CP-
SAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
hasil penelitian menunjukkan besar HPBW axial ratio pada sweep dan = 0 sebesar 20
dan HPBW axial ratio pada Sweep dan = 0; sebesar 20. Gain capaian pada antena ini
sebesar 13.97 dBi. Pada penelitian sebelumnya menggunakan teknik pertubasi pada corner
sqare patch.
Hasil dari penelitian sebelumnya[4] yang dilakukan oleh penulis masih belum
memenuhi kebutuhan dari spesifikasi untuk -Sat CP-SAR, dimana pada -Sat CP-SAR,
sudut off-nadir yang dibutuhkan yaitu sebesar 29, sudut inclination sebesar 97.6 dan gain
sebesar 30 dBic[1]. Untuk memperoleh wide-beam axial ratio yang dibutuhkan,
diperlukan metode yang tepat. Penelitian untuk meningkatkan beam axial ratio pada
asymmetric microstrip antenna [5]telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan dengan menggunakan asymmetric microstrip antenna dan penambahan empat
buah asymmetric circular patch pada tiap sudutnya, dapat memperbesar beamwidth axial
ratio dari microstrip antenna menjadi 180 dan gain capaian sebesar 5.0 dBic[5].
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Secara umum, kinerja sensor SAR dapat ditentukan oleh sensitivitas, resolusi spasial
dalam arah azimut, kualitas gambar, ambiguitas, dan cakupan. Di sini, antena adalah kunci
utama dalam mewujudkan sistem SAR baik saja, karena antena adalah struktur yang
berfungsi sebagai transisi antara gelombang yang sedang merambat ruang bebas, dan
tegangan berfluktuasi di sirkuit yang terhubung. Sebuah antena baik menerima energi dari
medan elektromagnetik atau memancarkan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh generator frekuensi tinggi. Oleh karena itu, antena harus memenuhi persyaratan sistem
SAR dalam hal ukuran, karakteristik radiasi, lebar balok, karakteristik pola, dan lain listrik
dan mekanik. Gambar 2.4 menggambarkan geometri sederhana dari sistem SAR [2].
Synthetic Aperture Radar(SAR) merupakan sensor multi tujuan yang dapat beroperasi
dalam segala kondisi cuaca baik disiang maupun malam hari. Sensor SAR biasanya
ditanamkan dalam board sebuah platformsatelit kelas mikro ataupun pesawat tanpa awak
sebagai payload yang menjadi misi bawaan disebut dengan onboardSAT dan onboard
UAV berturut-turut. Perkembangan terakhir, sensor SAR banyak diaplikasikan
menggunakan spaceborne platformbaik satelit konvensional maupun satelit mikro. Dalam
misi-misi SAR sebelumnya, sensor antena yang digunakan berpolarisasi linier (HH, VV,
HV, dan VH) dengan daya yang besar, dimensi antena yang besar, dan sangat sensitif
terhadap efek rotasi faraday khususnya pada frekuensi rendah sebagai contoh di L-band [1].
Rotasi Faraday yang terjadi dilapisan ionosfer sering kali memberikan efek pada
sinyal berpolarisasi linier yang menyebabkan penurunan daya terima pada sinyal hasil
9
pantul akibat dari mismatchpolarisasi. Hal ini dapat ditangani dengan menggunakan sensor
antena berpolarisasi sirkular karena keuntungannya yang tidak terpengaruh secara signifikan
oleh efek rotasi faraday. Sistem SAR yang berbasis polarisasi sirkular (CP-SAR) memiliki
keuntungan tersendiri yaitu memiliki dimensi antena lebih kecil, daya pancar lebih rendah,
presisi yang lebih tinggi pada proses rekonstruksi sinyal menjadi gambar[8].
Dari Gambar 2.3 menunjukkan blok sistem dari CP-SAR. Pada dasarnya, sistem ini
disusun oleh pemancar, penerima, onboard signal processing, data pemancar dan ground
segment.Pemancar tersusun atas chirp generator, band pass filter(BPF), local oscillator
(LO), power amplifier (PA), switch untuk pemilihan antena jenis polarisasi antena, dua
panel antena susunan microstrip berpolarisasi sirkular (LHCP dan RHCP). Sinyal yang
dipancarkan menggunakan chirp pulseyang dibangkitkan dari chirp generatorkemudian
dipancarkan oleh antena microstrip dengan polarisasi sirkular LHCP atau RHCP. Sinyal
dalam bentuk chirp pulseini akan ditembakan ke objek yang berada dibumi, kemudian
ditangkap sinyal pantulnya oleh penerima.
Pada bagian penerima tersusun atas dua panel antena susunan microstrip yang
berpolarisasi sirkular (LHCP dan RHCP), low noise amplifier (LNA), band pass filter(BPF),
I/Q demodulatoruntuk menghasilkan in-phasedan quadrature data dari sinyal chirp
pulseyang diterima, analog to digital converter (ADC), temporary memoryuntuk proses
data, unit onboard signal processing(OSP), data transmitter sistem. Didalam unit OSP,
sinyal hasil pantulan akan diproses dalam beberapa tahap diantaranya, range compression,
corner turn, azimuth compression, dan lain-lain untuk menghasilkan gambar SAR.
Kemudian gambar ini dikirim ke stasiun bumi menggunakan S-bandtransmitte runtuk
diproses lebih lanjut[1].
10
Gambar 3. Blok Diagram Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP SAR) [11]
11
(a) Tampak dari arah range (b) Tampak dari arah azimuth (c) Tampak atas (d)
Tampak perspektif [11].
12
Gambar 6.AntenaSquare Patch dengan circular patch pada tiap ujungnya(a)
Tampak bawah (b) Tampak Depan [5]
2.5. Antena Microstrip
Antena microstrip memiliki beberapa keunggulan. Ini adalah antena low profileyang
dapat sesuai dengan planar dan permukaan nonplanar yang sesuai dengan desain bentuk dan
kebutuhan peralatan komunikasi modern. Fleksibilitas strip antena bentuk mikro
memungkinkan mountingmereka pada permukaan kaku yang membuat mereka kuat secara
mekanis [9].
Antena microstrip bisa diproduksi secara massal dengan menggunakan teknologi
modern papan sirkuit cetak sederhana dan murah. Penggunaan teknologi manufaktur papan
sirkuit cetak juga memungkinkan pabrikasi jaringan catuan dan pe-matching-an dengan
struktur antena. Hal ini juga dapat diintegrasikan dengan desain MMIC. Dari sudut pandang
desainer antena microstrip pandangan menyajikan berbagai macam pilihan. Perancang dapat
bervariasi pilihan jenis substrat, struktur antena, jenis gangguan dan teknik menyusui untuk
mencapai tujuan desain antenna[9].
Antena Microstrip memiliki bandwidthimpedansi sempit, efisiensi rendah dan
mereka hanya dapat digunakan dalam aplikasi daya rendah [10]. Mereka juga menunjukkan
kerugian ohmik tinggi bila digunakan dalam struktur array. Kebanyakan antena microstrip
hanya memancarkan setengah-ruang, karena mereka diimplementasikan pada laminasi sisi
ganda di mana satu sisi digunakan sebagai dasar. Setengah radiasi ruang membatasi
penggunaannya dalam beberapa aplikasi. Penelitian di microstrip desain antena terutama
berfokus pada bagaimana mengatasi kekurangan ini [9].
2.5.2 Substrat Dielektrik
13
yang tebal dengan konstanta dielektrik yang rendah. Hal ini cenderung menghasilkan antena
dengan bandwidthyang lebar dan efisiensi yang tinggi akibat bebas dari loncatan medan tepi
yang berasal dari patchdan propagasi kedalam substrat. Namun hal ini menyebabkan
volume antena menjadi lebih besar dan meningkat kemungkinan pembentukan gelombang
permukaan. Disisi lain, substrat yang tipis dengan konstanta dielektrik yang tinggi
mengurangi ukuran antena. Namun akibat adanya disipasi faktor yang lebih tinggi,
menyebabkan efisiensinya menjadi rendah dan bandwidthyang kecil. Oleh karena itu
terdapat timbal balik yang menjadi dasar dalam pembuatan antena microstrip yang harus
diperhatikan [9].
2.5.3 Groundplane
Idealnya ground plane yang digunakan memiliki luas dan tebal yang tak terhingga
(Infinite Ground Plane), namun hal ini tidak lah mungkin dapat direalisasikan sehingga
harus disiasati dengan cara menciptakan kondisi finite ground plane.
Groundplanemerupakan bagian bawah dari microstrip yang berguna untuk memantulkan
radiasi yang dihasilkan dari elemen peradiasi sehingga pola radiasi yang diinginkan dapat
tercapai [9].
Proximity coupled feeding terdiri dari dua lapisan substrat dielektrik. Antena
microstrip patcht erletak di atas substrat atas & garis microstrip catuan terletak di atas
substrat yang lebih rendah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Ini adalah catuan non
kontak langsung, catuan ini dilakukan melalui kopling elektromagnetik yang terjadi antara
patchdan microstrip. Kedua parameter substrat dapat dipilih berbeda dari satu sama lain
untuk meningkatkan kinerja antena. Namun perlu pe-matching-an yang tepat antara 2
lapisan dalam pabrikasi multilayer [9].
14
Gambar 7. Proximity Coupled Feeding [9]
2.6. Antena Array Microstrip
15
Gambar 8.(a) Geometri dari LinierBAB
ArrayIII
(b) Geometri dari Planar Array[2]
METODOLOGI PENELITIAN
Dari studi parameter sistem CP-SAR, maka didapatkan spesifikasi sebagai berikut,
Tabel 3.1 Spesifikasi Sistem CP-SAR Onboard -SAT[1]
Spesifikasi CP-SAR Onboard -SAT
Altitude 500-700 km
Inclination angle 97.6 degrees
Frequency/
1.27 GHz (L Band) / 24 cm
wavelength
TX : RHCP+LHCP
Polarization
RX : RHCP+LHCP
Gain/ Axial ratio > 30 dBic/ <3 dB (main beam)
Off-nadir angle 29 degrees (center)
Swath width 50 Km
Spatial resolution 30 m
Peak power 90 - 300 W (PRF 2000-2500 Hz, Duty 6%: average 5.6 W)
Bandwidth 10 MHz
Platform Size 1m x 1m x 1m
Weight 200 kg
Antenna size Elevation 1.0 x Azimuth 4.0m x2 panels for RHCP and LHCP
Dari data mengenai spesifikasi sistem CP-SAR diatas, maka ditentukan spesifikasi dari
antena CP-SAR sebagai berikut,
Frekuensi Kerja : 1.27 GHz
Impedance Bandwidth : 10 MHz (Return loss-10 dB)
Polarisasi : Left Handed Circularly Polarized (LHCP) + Right
Handed Circularly Polarized (RHCP)
Axial ratioBandwidth : 10 MHz (Axial ratio 3 dB)
Pada penelitian ini, dirancang antena sebagai prototypeyang dapat digunakan sebagai
referensi untuk sistem CP-SAR. Parameter keberhasilan yang digunakan adalah
menghasilkan desain antena yang memiliki bandwidth impedance sebesar 10 MHz dan
memiliki bandwidthaxial ratiosebesar 10 MHz pada frekuensi 1.27 GHz. Nilai axial
16
ratioyang dapat ditoleransi agar antena masih memiliki polarisasi sirkular RHCP adalah 3
dB[2], dengan capaian gain 30 dBic dan inclination angle sebesar 97.6. Pada penelitian
ini hanya berfokus pada satu polarisasi saja, yaitu RHCP dan nilai gain yang sesuai untuk
spesifikasi CP-SAR OnboardSAT. Untuk mendapatkan capaian gain tersebut maka antena
disusun array.
3.2 Langkah Perancangan
Langkah perancangan dimulai dengan studi mengenai sistem dari CP-SAR yang akan
dijadikan referensi untuk penentuan dari antena yang akan dirancang. Setelah spesifikasi
antena telah ditentukan, selanjutnya dilakukan peninjauan parameter-parameter untuk
memahami perilaku dan karakteristik dasar dari antena singlepatch. Hal ini sangat
membantu dalam hal perancangan karena mempermudah langkah optimisasi menggunakan
simulator antena. Setelah hasil dari optimisasi pada antena singlepatch didapatkan sesuai
spesifikasi, selanjutnya antena singlepatch tersebut dipabrikasi dan diukur. Setelah
didapatkan antena dengan spesifikasi yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah
meng-array antena menjadi 2 elemen. Langkah yang sama dilakukan pada single patch,
yaitu mendesign, simulasi dan optimasi antena. Jika sudah memenuhi spesifikasi bandwidth
axial ratio dan impedansi, maka langkah selanjutnya dipabrikasi dan diukur kembali. Data
besar nilai gain dan sudut HPBW yang diperoleh dari pengukuran antena single patch dan
antena array dua elemen akan digunakan untuk menentukan jumlah 2n elemen antenna yang
akan di-array. Pada akhirnya, untuk mendapatkan design antena dengan gain capaian 30
dBic dan inclination angle sebesar 97.6, diperoleh dari analisis dan pengolahan data
hasilpengukuran dari susunan beberapa antena sebelumnya. Gambar 9 menyajikan diagram
alir perancangan tersebut.
17
START
B
Studi Requirement
Sistem Cp-SAR
BW AR 10 MHz
Optimasi Dimensi BW Imp 10 MHz
Gain?
T
Y
BW AR 10 MHz
BW Imp 10 Mhz Pabrikasi
T
Y
Analisa Kesalahan Pengukuran
Pabrikasi
T
Kesesuaian antara hasil
simulasi dan spesifikasi
Kesesuaian dengan hasil
simulasi dan spesifikasi
Y
Y
Analisa
Analisis dan
Pengambilan Data
C
A
A C
T T
BW AR 10 MHz
BW AR 10 MHz BW Imp 10 MHz
BW Imp 10 MHz Gain 14.32 dBic
Y Y
Pabrikasi
Pabrikasi
T
T
Kesesuaian antara hasil
Kesesuaian antara hasil simulasi dan spesifikasi
simulasi dan spesifikasi
Y
Y
B SELESAI 18
3.3 Spesifikasi & Desain Antena Microstrip
Gambar 9.Flowchart Alur Pengerjaan Penelitian
Pada penelitian ini akan dirancang antenna dengan spesifikasi sebagai berikut.
Tabel 3.2 Spesifikasi Antena yang Akan Dibuat
Spesifikasi Antena yang Akan Dibuat
Frequency/
1.27 GHz (L Band) / 24 cm
wavelength
Polarisasi RHCP
> 30 dBic/ <3 dB (main
Gain/ Axial ratio
beam)
Off-nadir angle 29 degrees (center)
Inclination angle 97.6 degrees
Bandwidth 10 MHz
Patch Antenna Square patch
Substrat Epoxy FR-4
Teknik Pencatuan Proximity Coupled
Jenis Antena Array Microstrip
Design patch antenna single square patch dengan penambahan asymmetric circular patch
pada tiap ujungnya adalah sebagai berikut.
Gambar 10.Design Antena (a) Tampak Depan [5] (b) Tampak Bawah [9]
Untuk menentukan dimensi dari square patch digunakan metode transmission line yang
akan dibahas pada sub-bab selanjutya. Penambahan asymmetric circular patch pada setiap
sudut patch bertujuan untuk membentuk polarisasi sirkular. Polarisasi sirkular dapat
terbentuk ketika radius dari setiap patch sirkular memenuhi kondisi 1 > 2 > 3 > 4 .
Untuk membentuk polarisasi sirkular RHCP, 1 dimulai dari arah kanan ke kiri berturut-
turut. Begitupun sebaliknya untuk LHCP, 1 dimulai dari arah kiri ke kanan.
19
Berikut ini desain awal dari susunan antenna dua elemen yang akan dibuat.
Berikut ini desain awal dari susunan seri antenna empat elemen yang akan dibuat.
Gambar 12.Design Antena Susunan Seri 4 Elemen Tampak Depan dan Catuan
Gambar 13.Design Antena Susunan Planar 4 Elemen Tampak Depan dan Catuan
20
3.4 Model Perancangan
Patch persegi panjang adalah konfigurasi yang paling banyak digunakan. Hal ini
sangat mudah untuk menganalisis menggunakan kedua metode, transmission-line dan cavity
model, yang mana paling akurat untuk substrat tipis[10].
3.4.1 Transmission Line
Hal ini ditunjukkan sebelumnya bahwa model transmisi-line adalah yang paling
mudah dari semua tapi menghasilkan hasilnya yang kurang akurat dan kurang fleksibel.
Namun, hal ini memberikan pandangan fisik(dimensi). sebuah antena microstrip persegi
dapat direpresentasikan sebagai array dua permukaan peradiasi yang sempit (slot), masing-
masing adalah lebar (W) dan tinggi (h), dipisahkan oleh jarak (L). Pada dasarnya model
transmission-line merepresentasikan antena microstrip dengan dua slot yang dipisahkan
oleh impedansi rendah Z c panjang (L) saluran transmisi [10]
Fringing Effect
Karena dimensi patch yang terbatas sepanjang panjang dan lebar, bidang di tepi patch
mengalami Fringing. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.5 (a,b) untuk dua slot peradiasi
dari antena microstrip. Hal yang sama berlaku sepanjang lebar antena. Jumlah Fringing
adalah fungsi dari dimensi patch dan ketinggian substrat. Untuk Fringing pada E-plane (xy)
adalah fungsi rasio panjang patch L ke h ketinggian substrat (L / h) dan r konstanta
dielektrik substrat. Karena untuk antena microstripL / h>> 1, Fringing dikurangi; Namun,
harus diperhitungkan karena sangat berpengaruh terhadap frekuensi resonansi antena. Hal
yang sama berlaku untuk lebar[10].
21
Gambar 14.Antena Microstrip dan Sistem Koordinat [10]
Untuk garis microstrip ditunjukkan pada Gambar 3.6 (a), garis-garis medan listrik
yang khas ditunjukkan pada Gambar 3.6 (b). Ini adalah garis homogen dari dua bahan
dielektrik; biasanya substrat dan udara. Seperti dapat dilihat, sebagian besar garis-garis
medan listrik berada pada substrat dan bagian dari beberapa baris yang ada di udara. Seperti
W/h>>1 dan r >>1, garis-garis medan listrik terkonsentrasi lebih banyak di substrat. Efek
tepi dalam hal ini membuat garis microstrip terlihat lebih lebar secara elektrik
dibandingkan dengan dimensi fisik. Karena beberapa gelombang merambat di dalam
substrat dan udara, sebuah konstanta dielektrik efektif ( reff ) diperkenalkan untuk
diperhitungkan sebagai efek tepi dan propagasi gelombang di saluran [10].
d Vo
L eff = ; d = (3.1)
2 f r 1/ 2
Nilai konstanta dielektrik efektif reff dapat ditentukan melalui persamaan [10]:
Dengan mensubtitusikan nilai reff pada persamaan di bawah ini maka akan didapatkan nilai
L [10]:
Leff
( reff +0,3) +0,264
h
L = 0,412h (3.3)
Leff
( reff 0,258) +0,8
h
22
Setelah itu substitusikan nilai L , pada persamaan di bawah ini untuk mendapatkan ukuran
lebar patch aktual (L) [10]:
L Leff L (3.4)
Dari persamaan di atas, didapatkan ukuran dari panjang patch persegi l = 57.5 mm pl
= 19mm dan wl 2.81mm 3mm. Ukuran ini dijadikan sebagai inisialisasi awal dalam
perancangan pada simulator antena. Ukuran dimensi dapat berubah untuk tujuan optimasi.
23
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
Item Dana
Honor Rp 3.720.000
Bahan Habis Pakai Rp 5.236.000
Perjalanan Rp 2.300.000
Lain - lain Rp 1.230.000
total Rp 12.486.000
Rincian Biaya :
Honor (1)
Item Jumlah Harga Total
mahasiswa 1 62 Rp 30.000 Rp 1.860.000
mahasiswa 2 62 Rp 30.000 Rp 1.860.000
Total Rp 3.720.000
BHP (2)
Item Jumlah Harga Total
Cetak PCB 10 Rp 150.000 Rp 1.500.000
kabel 10 Rp 30.000 Rp 300.000
konektor 24 Rp 60.000 Rp 1.440.000
solder 4 Rp 60.000 Rp 240.000
timah 1 Rp 120.000 Rp 120.000
akrilik 1 Rp 250.000 Rp 250.000
gerjaji besi 2 Rp 10.000 Rp 20.000
glue gun 2 Rp 90.000 Rp 180.000
lem 6 Rp 6.000 Rp 36.000
toolbox 1 Rp 350.000 Rp 350.000
komponen elektronik 1 Rp 800.000 Rp 800.000
total Rp 5.236.000
Perjalanan (3)
Item Jumlah Harga Total
dalam kota 20 Rp 15.000 Rp 300.000
luar kota 4 Rp 500.000 Rp 2.000.000
total Rp 2.300.000
lain-lain (4)
24
Item Jumlah Harga Total
kertas 4 Rp 50.000 Rp 200.000
jilid 15 Rp 15.000 Rp 225.000
materai 15 Rp 7.000 Rp 105.000
fotokopi 5 Rp 20.000 Rp 100.000
tinta printer 8 Rp 25.000 Rp 200.000
flash disk 5 Rp 80.000 Rp 400.000
Total Rp 1.230.000
25
DAFTAR PUSTAKA
[3] M. Baharuddin and J. T. Sri Sumantyo, "Circularly Polarized Microstrip Antennas with
Proximity Coupled Feed for Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar," InTech,
pp. 4-5, 2011.
[4] N. H. Matsito Radiman, "Rancang Bangun Antena Microstrip Array Dengan Teknik
Pencatuan Proximity Coupler Untuk Sensor Circular Polarized Synthetic Aperture
Radar (CP-SAR)," e-Proceeding of Engineering, Vols. Vol.1, No.1, p. 1, Desember
2014.
[6] Y. Chan and V. Koo, "An Introduction To Synthetic Aperture Radar (SAR)," Progress
In Electromagnetics Research B, Vol. 2, 2760, pp. 3-4, 2008.
[8] P. R. Akbar, J. S. S. and H. Kuze, "A Novel Circularly Polarized Synthetic Aperture
Radar (CP-SAR) System Onboard a Spaceborne Platform," International Journal of
Remote Sensing,, Vols. 31, No. 4, 20 February 2010, 10531060, p. 1, 2010.
[10] C. A. Balanis, Antenna Theory Analisys and Design, Third ed., Canada: John Wiley &
Sons, Inc., 2005.
26