PEMBAHASAN
oksigen yang relatif sederhana, ditemukan dalam konsentrasi yang besar pada
tulang dan otot jantung, membuat jaringan ini berwarna merah yang berfungsi
laju transpor oksigen dalam sel otot. Mamalia yang menyelam seperti ikan
tunggal dengan 153 residu asam amino dan satu molekul heme. Komponen
tunggal yang berisi delapan -heliks (Gambar 1). Sekitar 78% residu asam
Gambar 1. Struktur mioglobin. Segmen delapan -heliks (terlihat sebagai silinder) diberi
label A sampai H. Residu non heliks pada lipatan diberi label AB, CD, EF dan seterusnya
menandakan segmen yang disambung. Heme terikat pada ruang yang terbentuk oleh heliks E
dan F, meskipun residu asam amino dari segmen lain juga berpartisipasi
Lipatan rantai globin membentuk celah yang hampir terisi gugus heme.
Interaksi nonkovalen antara sisi asam amino rantai dan cincin porfirin
heme terhadap O2. Peningkatan afinitas melindungi Fe2+ dari oksidasi dan
langsung dengan atom besi heme dan histidin yang lain menstabilkan sisi ikat
oksigen. Ketika oksigen terikat pada heme bebas, aksis dari molekul oksigen
posisinya pada sudut ikatan Fe-O (Gambar 2a), berlawanan dengan hal ini,
ketika CO2 berikatan dengan heme bebas Fe, C dan O berada pada garis lurus
masing-masing ligan. Pada mioglobin, His64 (His E7), pada sisi ikat O2 heme,
terlalu jauh untuk berkoordinasi dengan heme besi, tetapi berinteraksi dengan
ligan yang terikat pada heme. Residu ini disebut distal his, yang tidak berefek
mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan
bebas.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein
terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri
yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai
beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama
mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki
berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total
porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka
ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Tiap subunit
memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi
darah yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka
keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal
inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan
Anak-anak : 11 13 gr/dl
Lelaki dewasa : 14 18 gr/dl
Wanita dewasa : 12 16 gr/dl
Jika nilainya kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan
diikat untuk pertama kalinya, ikatan yang memegang globin akan di lepas,
menghasilkan suatu kedudukan relaksasi (R) yang akan membuka tempat pengikatan
O2. Hasil akhirnya ialah peningkatan afinitas terhadap O 2 mencapai 500x lebih besar.
Po2.
hemoglobin normal akan tersaturasi 100%. Pada keadaan tersaturasi penuh, setiap
umumnya terdapat sejumlah kecil derivate hemoglobin yang inaktif, dan nilai yang
sekitar 100-200 juta eritrosit dihancurkan setiap jammya. Dalam 1 hari lebih
degradasi ini terjadi di jaringan retikulo endothelial (limpa, hati, dan sumsum
depot besi yang juga dapat dipakai kembali. Sedangkan porfirinnya akan
Proses pertama dari katabolisme heme dilakukan oleh kompleks enzim heme
dengan NADPH, besi feri dirubah kembali menjadi fero. Dengan bantuan
cincin pirol I dan II) membentuk gugus hidroksil, besi fero teroksidasi kembali
dengan penambahan oksigen lagi ion feri dibebaskan serta terbentuk karbon
monoksida dan biliverdin IXa yang berwarna hijau. Pada reaksi ini heme
terjadi reduksi jembatan metenil antara cincin pirol III dan IV menjadi gugus
menjadi bilirubin secara in vivo dapat diamati pada warna ungu hematom
Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein,
dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui
2.3.5 Sekresi
Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang
terkoordinasi.
menjadi urobilinogen.
melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika
urobilin.
penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5
mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar,
sistem biliary, atau sistem hematologi. Ikterus dapat terjadi baik karena peningkatan
terjadi:
hiperbilirubinemia terkonyugasi.
dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak
ikterus yang timbul bersifat ringan, berwarna kuning pucat. Karena bilirubin
tak terkonyugasi tidak (larut dalam air, maka tidak dapat diekskresikan ke
peningkatan ekskresi dalam feses dan kemih. Kemih dan feses dapat berwarna
gelap.
Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin
abnormal (hemoglobin S pada anemia sel sabit), sel darah merah abnormal
oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sumsum
pada protein penerima. Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan
(dipakai untuk mengobatl cacing pita), novobiosin, dan beberapa zat warna
konyugasi bilirubin.
yang mulai terjadi pada hari kedua sampai kelima lahir disebut ikterus
fisiologis pada neonatus. Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh
Ketika bilirubin yang tak terkonyugasi pada bayi baru lahir melampaui
20 mg/100 ml, terjadi suatu keadaan yang disebut kern ikterus. Keadaan ini
dapat timbul bila suatu proses hemolitik (seperti eritroblastosis fetalis) terjadi
terkonyugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak. Bila keadaan ini
tidak diobati maka akan terjadi kematian atau kerusakan neurologik berat.
berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen (gelombang yang panjangnya
430 sampai 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang. Penyinaran ini
isomerisomer yang larut dalam air, isomer ini akan diekskresikan dengan cepat
tipe II. Sindrom Gilbert merupakan suatu penyakit familial ringan yang
ditandai oleh hiperbilirubinemia tak terkonyugasi ringan ( <5 mg/1 00 ml) dan
ikterus. Beratnya ikterus dapat berubah-ubah, dan sering kali menjadi lebih
buruk jika penderita puasa lama, infeksi, operasi dan terlalu banyak minum
adalah keadaan yang cukup sering timbul dan dapat menyerang sampai 5%
penduduk pria. Tes fungsi hati normal, demikian juga kadar urobilinogen
tidak ada sama sekali sejak lahir. Karena konyugasi bilirubin tidak dapat
terjadi, maka empedu jadi tidak berwarna dan kadar bilirubin tak terkonyugasi
Sindrom Crigler-Najjar tipe II adalah bentuk yang lebih ringan dari penyakit
transferase hanya ringan. Kadar bilirubin tak terkonyugasi dalam serum lebih
rendah (6 sampai 20 mg/100 ml) dan ikterus dapat tidak terlihat sampai masa
remaja. Fenobarbital yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase
terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, maka bilirubin ini
peningkatan kadar fosfatase alkali dalam serum, AST, kolesterol, dan garam-
tak terkonyugasi. Perubahan warna berkisar dari kuning-jingga muda atau tua
sampai kuning-hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu. Perubahan ini
merupakan bukti adanya ikterus kolestatik, yang merupakan nama lain dari
luar hati). Pada kedua keadaan ini terdapat gangguan biokomia yang sarna.
hepatitis atau berbagai jenis sirosis. Pada penyakit ini, pembengkakan dan
disorganisasi sel hati dapat menekan dan menghambat kanalikuli atau kola-
karena ekskresi biasanya yang paling terganggu, maka yang paling menonjol
Dubin-Johnson serta sindrom Rotor. Pada keadaan ini, terjadi gangguan trans-
pankreas dapat pula menyebabkan tekanan pada duktus koledokus dari luar;
juga karsinoma ampula Vateri. Penyebab yang lebih jarang adalah striktur
yang timbul pasca peradangan atau setelah operasi, dan pembesaran kelenjar
difusi dan menahun pada hati, Diikuti dengan proliferasi jaringan ikat,
degerenasi dan regenerasi sel hati sehingga timbul kekacauan dalam susunan
2.5.2 Hepatitis
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
2.5.3 Hiperbilirubinemia
terakumulasi dalam darah dan ditandai dengan joundis atau ikterus, suatu
temuan biasa pada bayi baru lahir dan pada kebanyakan kasus relatif jinak.
Akan tetapi hal ini, bisa menunjukkan keadaan patologis. (Donna L. Wong,
2008)
2.5.4 Anemia
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan