Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH JUS DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT


(Mus musculus) SWISS WEBSTER

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Biologi

Disusun Oleh:

GINANJAR WISMAJI
A420.080.143

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

1
2
PENGARUH JUS DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)
TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT
(Mus musculus) SWISS WEBSTER

Ginanjar Wismaji, Hariyatmi*, Djumadi*


Program studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Alam semesta diciptakan dan diperuntukan bagi kesejahteraan manusia dengan


berbagai macam tanaman berkhasiat obat, salah satunya tanaman binahong yang
dipercaya mampu mengobati penyakit ginjal dengan indikasi fisiologi adanya
penurunan dan perbaikan kadar kreatinin darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian jus daun binahong terhadap kadar kreatinin
darah mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster. Penelitian ini bersifat
eksperimen laboratori dengan metode Rancangan Acak Lengkap yang
menggunakan sampel 20 ekor mencit jantan, berumur 3-4 bulan dan berat badan
20-30 g yang terbagi kedalam 4 kelompok, yaitu KG merupakan kelompok yang
diinduksi gentamicin 0.9 mg/20g BB selama 10 hari, KB merupakan kelompok
yang hanya diberi jus daun binahong 182 mg/20g BB selama 10 hari, P1
merupakan kelompok yang diberi gentamicin 0.9 mg/20g BB selama 10 hari
dilanjutkan terapi jus daun Binahong182 mg/20g BB selama 10 hari setelahnya,
dan P2 merupakan kelompok yang diberi gentamicin 0.9 mg/20g BB dan jus daun
Binahong 182 mg/20g BB selama 10 hari dalam waktu sama. Hasil analisa uji
para metric dengan metode analisa varian satu jalur (one way anova) menunjukan
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan nilai signifikansi
0,001 (p<0.005). Rata-rata kenaikan dan penurunan kadar kreatinin darah dari
KG, KB, P1 dan P2, yaitu 0.390 mg/dl, -0.374 mg/dl, -0.336 mg/dl, -0.042 mg/dl.
Hasil uji lanjut Ducan (DMRT) antara kelompok KB, P1 dan P2 menunjukan
adanya penurunan kadar kreatinin darah mencit meski tidak berbeda nyata antar
kelompok. Dari hasil penelitian dan analisa data dapat disimpulkan bahwa
pemberian jus daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dosis 182
mg/20g BB mampu menurunkan kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus)
Swiss Webster.

Kata Kunci: kreatinin, binahong.

Staf Pengajar Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhamadiyah Surakarta.

13
PENDAHULUAN transplantasi ginjal. Pengobatan tersebut
dapat menyelamatkan hidup seseorang,
Alam semesta diciptakan dan namun biaya yang ditanggung cukup
diperuntukan bagi kesejahteraan manusia mahal (Sukandar, et al., 2011).
dengan berbagai macam tanaman Salah satu indikator keruskan ginjal,
berkhasiat obat. Djauhariya dan yaitu meningkatnya kadar urea darah
Hermani (2004) menyatakan bahwa (BUN) dan kadar kreatinin dalam serum
tumbuhan adalah sumber berbagai jenis darah. Dibandingkan dengan urea,
senyawa-senyawa kimia yang memiliki kreatinin merupakan indikator keruskan
khasiat sebagai obat. Pemanfaat tumbuhan ginjal yang efektif. Hal ini dikarenakan
sebagai obat herbal merupakan warisan kadar kreatinin dalam darah lebih stabil
nenek moyang sejak dahulu kala dan telah (Doloksaribu, 2008).
banyak digunakan dalam kurun waktu Kreatinin merupakan produk akhir
yang cukup lama hampir seluruh negara di dari metabolisme kreatin fosfat dimana
dunia. kadarnya relatif konstan. Kadar kreatinin
Salah satu tanaman yang tengah serum relatif tidak terpengaruh terhadap
dilirik oleh herbalis dan masyarakat awam makanan, umur, jenis kelamin, senam
saat ini untuk dijadikan sebagai obat herbal ataupun diet (Girindra, 1989). Kreatinin
adalah tanaman binahong. Binahong diekskresikan seluruhnya dalam urin
biasanya dimanfaatkan daun, umbi dan melalui filtrasi glomerulus. Meningkatnya
bunganya untuk dijadikan obat. Daun kreatinin dalam darah merupakan indikasi
binahong memiliki kandungan senyawa rusaknya fungsi ginjal. Akan tetapi,
aktif berupa alkaloid, flavonoid, terpenoid, kreatinin tidak dapat digunakan untuk
dan saponin. Telah diketahui bahwa daun deteksi dini kerusakan ginjal, sebab
binahong mampu mengobati penyakit merupakan senyawa yang memiliki nilai
diabetes, ginjal, stroke, wasir, luka bakar ambang rendah (low threshold substance),
atau gores, maag kronis dan berbagai sehingga jika kadar kreatinin meningkat
penyakit berat lainnya (Manoi, 2009 dan menunjukan telah terjadi penurunan GFR
Rahimah, 2011). (Glomerular Filtration Rate) sebesar 50%
Di Indonesia penyakit berat seperti dari keadaan normalnya (Anonim, 2010a).
gagal ginjal, jumlah penderitanya semakin Penelitian Sukandar (2011)
banyak. Berdasarkan data Indonesia Renal melaporkan bahwa ekstrak daun binahong
Registry penderita gagal ginjal tahun 2007 dengan dosis 150 mg/Kg BB mampu
sebanyak 2.148 orang dan tahun 2008 naik memperbaiki struktur glomerulus ginjal
menjadi 2.260 orang serta diperkirakan tikus. Hasil penelitian Orbayinah dan
pada tahun 2015 penderita gagal ginjal 36 Adhita (2008) terhadap hati tikus yang
juta jiwa (Soeloeman, 2009). Di Amerika diinduksi CCL4 menunjukan bahwa jus
penderita gagal ginjal yang melakukan daun binahong sebanyak 329,21
dialisis dan transplantasi ginjal sebanyak
mg/200 g BB bermanfaat sebagai
651.000 orang pada tahun 2010 sedangkan
jika ditinjau dari tahun 1999 penderita hepatoprotektor, anti inflamasi dan
gagal ginjal sebanyak 340.000 orang. sebagai agen anti oksidan. Penelitian-
Berdasarkan data National Kidney penelitian lain mengenai manfaat tanaman
Foundation di negara maju diperkirakan binahong belum banyak dipublikasikan
terdapat 40-60 kasus penyakit gagal ginjal bahkan masih sedikit data-data mengenai
dari populasi satu juta orang setiap potensi tanaman ini. Berdasarkan hal
tahunnya. Banyak cara untuk pengobatan tersebut, akan dilakukan penelitian
ginjal, misalnya saja dialisis (cuci darah), mengenai pemberian jus daun binahong
terapi obat (misalnya erythropoietin) dan dengan dosis tunggal terhadap kadar
bahkan yang lebih ekstrim dengan cara kreatinin darah mencit (Mus musculus)
swiss Webster.

42
METODOLOGI daun Binahong 182 mg/20g BB selama 10
hari dalam waktu sama. KB merupakan
Alat kelompok yang hanya diberi jus daun
Kandang mencit, sonde lambung binahong 182 mg/20g BB selama 10 hari.
sentrifuge (Hitachi 912), spet 0.5 ml,
Selama Penelitian mencit diberi pakan
cuter, Blender, eppendorf, mikro-
hematokrit, spectrophotometer (Boehringer pelet standar dan minum secara ad libitum.
4010), mikro pipet 20-200l, timbangan
standar (lion star), timbangan analitik, . Pengukuran Kadar Kreatinin
Darah dari mencit diambil melalui
Bahan vena lateralis ekor yang ditampung dalam
EDTA, DiaSys keratinine kit (Sodium mikrohematokrit, kemudian dipindahkan
hidroksida 0.16 mol/l, asam pikrat 4.0 kedalam eppendorf. Darah yang ada pada
mmol/l, standar kreainin 2 mg/dl),
eppendorf didiamkan 10-15 menit.
aquades, pakan mencit (pelet), eter,
alkhohol 70%, aquades, gentamicin. Setelah itu disentrifuge dengan kecepatan
3000 rpm selama 15 menit. Kemudian
diambil sampel plasmanya untuk diukur
ALUR PENELITIAN kadar kreatininnya. Pengukuran kadar
Waktu dan Tempat Penelitian kreatinin darah dilakukan secara in vitro
Penelitian ini dilaksanakan di menggunakan reagen DyaSis Kreatinine
Laboratorium Hewan FKIP Biologi dan Kit.
Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. ANALISIS DATA
Perlakuan Hewan Percobaan
Data yang diperoleh dianalisis dengan
Hewan percobaan yang digunakan
menggunakan metode One Way Anova
adalah mencit galur Swiss Webster
dengan taraf signifikansi =0.05.
berumur 3-4 bulan dengan berat badan
Kemudian dilakukan uji lanjut Duncan
rata-rata antara 20-25 g sebanyak 20 ekor.
(DMRT) dengan taraf signifikansi =0.01.
Pemberian makan dan minum secara ad
libitum.
Prosedur Perlakuan Hewan Percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Total waktu penelitian dilakukan
Hasil penelitian kadar kreatinin
selama 3 minggu. Sebelum percobaan darah mencit Swiss Webster dengan
dilaksanakan, terlebih dahulu, mencit pemberian jus daun Binahong dengan
diaklimasi selama 3 hari. Kemudian mencit dosis 182 mg/20g BB setelah induksi
dibagi kedalam 4 kelompok secara acak, gentamicin dosis 0.9 mg/20g BB selama
yaitu KG, P1, P2 dan KB. KG merupakan 10 hari tersaji pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 ditunjukan rata-
kelompok yang diinduksi gentamicin 0.9
rata kadar kreatinin darah mencit sebelum
mg/20g BB selama 10 hari, P1 merupakan
kelompok yang diberi gentamicin 0.9 dan setelah perlakuan, yaitu bahwa kadar
kreatinin awal dalam darah mencit
mg/20g BB selama 10 hari dan Jus daun
tertinggi pada kelompok KB (1.158 mg/dl)
Binahong 182 mg/20g BB selama 10 hari
setelahnya, P2 merupakan kelompok yang dan terendah pada kelompok KG (0.9
mg/dl), sedangkan kadar kreatinin darah
diberi gentamicin 0.9 mg/20g BB dan Jus

35
akhir setelah perlakuan dengan pemberian terendah pada kelompok P1 (0.624 mg/dl)
jus Binahong 182 mg/20g BB tertinggi (gambar 1).
pada kelompok KG (1.284 mg/dl) dan

Tabel 1. Rata-rata kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus) Swiss Webster dengan
pemberian jus daun Binahong dosis 182 mg/20g BB setelah induksi gentamicin
dosis 0.9 mg/20g BB.

Kadar Rata-rata Kreatinin


Selisih
.Kelompok Larutan Uji dalam darah (mg/dl)
(mg/dl)
Awal Akhir
Gentamicin
KG 0.894 0,141 1.284 0.293b 0.390
(0.9 mg/20g BB)
Jus daun Binahong
KB 1.158 0.064 0.784 0.140a -0.374
(182 mg/20g BB)
Gentamicin (0.9 mg/20g BB)
P1 jus daun Binahong 0.960 0.093 0.624 0.011a -0.336
(182 mg/20g BB)
Gentamicin (0.9 mg/20g BB)
P2 + jus daun Binahong 0.922 0.049 0.878 0.232a -0.042
(182 mg/20g BB)
Keterangan: Tiap nilai menunjukan rata-rata SD. Nilai pada kolom dan diikuti oleh huruf
yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji Ducan

Berdasarkan selisih kadar kreatinin kadar kreatinin darah yang tertinggi ada
darah mencit (tabel 1) antara awal dan pada kelompok KB (-0.374 mg/dl) dan
akhir setelah perlakuan dengan pemberian kelompok P1 (-0.336 mg/dl). Hasil
jus daun Binahong 182 mg/20g BB tersebut menunjukan bahwa pemberian jus
berturut-turut dari KG, KB, P1 dan P2 daun Binahong berpengaruh terhadap
adalah 0.390 mg/dl, -0.374 mg/dl, -0.336 penurunan kadar kreatinin darah mencit.
mg/dl dan -0.042 mg/dl. Selisih penurunan

1,5
Kadar kreatinin darah

1
(mg/dl)

0,5 Awal
Akhir
0
KG KB P1 P2

Kelompok

Gambar 2. Rataan perubahan kadar kreatinin darah sebelum dan


setelah perlakuan pada setiap kelompok perlakuan.

64
Untuk mengetahui apakah sebaran sampel yang digunakan dianggap sudah
data (sampel) mengikuti sebaran baku mewakili atau menggambarkan dari
(populasi) normal atau tidak, maka keseluruhan popolasi yang ada.
Berdasarkan uji normalitas data maka,
dilakukan uji normalitas data pada taraf
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus
signifikansi 5% sebagai prasyarat untuk daun Binahong terhadap kadar kreatinin
menentukan analisis parametrik atau darah mencit dilakukan uji signifikansi
non-parametrik. Adapun hasil uji dari data kadar kreatinin darah setelah
normalitas data tersaji pada tabel 2. perlakuan pemberian jus daun Binahong
Dari hasil uji normalitas berdasarkan dengan analisis statistik parametrik
Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-Wilk menggunakan metode analisa varian satu
pada taraf signifikansi 5% bahwa semua jalur (one way anova) pada taraf
data perlakuan menunjukan nilai signifikansi =0.05. Adapun hasil uji
sifnifikansi lebih dari 5% (p>0.05) yang analisa varian satu jalur pasca perlakuan
artinya bahwa data kadar kreatinin darah dengan jus daun Binahong dapat dilihat
mencit berdistribusi normal, sehingga pada tabel 3.

Tabel 2. Hasil analisa normalitas sebaran data kreatinin darah mencit setelah
pemberian jus Binahong dosis 182 mg/20g BB.
Waktu Perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KG 0,200 5 0,200* 0,932 5 0,608
KB 0,255 5 0,200* 0,865 5 0,247
Akhir
P1 0,237 5 0,200* 0,961 5 0,814
P2 0,315 5 0,118 0,781 5 0,056
* This is a lower bound of the true significance.

Tabel 3. Hasil analisis varian satu jalur kadar kreatinin darah mencit setelah
pemberian jus Binahong
Sum of
Waktu df Mean Square Fhit Sig.
Squares

Akhir Between Groups 1,187 3 0,393


9,904 0,001
Within Groups 0,639 16 0,040
Total 1,826 19
= 0.05

Gambar 2. Kurva analisa nilai kritik sebaran F antaraF hitung dengan F tabel.

57
Hasil analisa (tabel 3) menunjukan fungsi ginjal sudah mengalami penurunan
nilai F hitung (F hit) sebesar 9,904, laju GFR-nya.
sedangkan nilai F tabel (Ftab) pada tabel Gentamicin adalah aminoglikosida
kritik sebaran F menunjukan nilai sebesar yang bersifat bakterisida dan
3,239. Hal ini menunjukan bahwa Fhit> Ftab bakteriostatik, dimana antibiotik ini
(9,904>3,239) dengan p<0.05, artinya bekerja pada spectrum bakteri yang luas.
pemberian jus Binahong dosis 182 mg/20g Aminoglikosida memiliki efek samping
BB memiliki pengaruh yang bermakna yang bersifat nefrotoksik (suatu zat kimia
terhadap penurunan kreatinin darah mencit yang menyebabkan terjadinya penurunan
pada =0.05. Adapun posisi nilai Fhit fungsi atau kerusakan ginjal). Hasil studi
dengan Ftab tersaji pada gambar 2. Yokozawa et al. (2002) dan Pedraza et al.
Hasil analisa menunjukan bahwa F (2004),induksi gentamicin memperlihatkan
hitung terletak pada sisi kurva bagian adanya peningkatan radikal bebas (O 2 ,

kanan dimana daerah tersebut merupakan


daerah H0 ditolak. Jadi, dapat OH dan H2O2) dan nitrosative stress
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh (suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
pemberian jus daun binahong oksida nitrogen yang bersifat radikal yang
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengganggu fungsi fisiologi suatu
terhadap kadar kreatinin darah mencit jaringan) yang memungkinkan terjadinya
(Mus musculus) Swiss Webster. kerusakan ginjal. Hasil yang sama juga
Pada dasarnya kreatinin merupakan ditunjukkan oleh penelitian Sukandar et al.
sisa metabolisme dari kreatin fosfat. (2010), tikus putih (Rattus novegicus) yang
Kreatinin didalam tubuh tidak mampu diinduksi dengan gentamicin dosis 100
bereaksi ataupun diubah menjadi betuk mg/kg BB menyebabkan struktur histologi
lain sehingga, eliminasi kreatinin dari glomerulus ginjal menjadi tersegmentasi.
tubuh sangat bergantung pada kondisi dan Menurut Ozbeck et al. (2009), kerusakan
laju filtrasi glomerulus pada ginjal struktur histologi glomerulus ginjal
(Gyuton, 1994). Jadi, jika kadar kreatinin mengakibatkan terjadinya penurunan laju
dalam darah tinggi mengidikasikan filtrasi glomerulus (GFR). Kerusakan dan
kerusakan glomerulus ginjal. Apabila penurunan GFR menyebabkan
kerusakan tersebut terus berlanjut maka terhambatnya pembuangan kreatinin dari
fungsi ginjal akan terus menurun yang dalam tubuh sehingga kadar kreatinin
pada akhirnya akan mengalami penyakit dalam darah meningkat.
gagal ginjal kronik. Kadar kreatinin darah pada
Analisa data kadar kreatinin darah kelompok KB setelah perlakuan dengan
kelompok KG (tabel 4.1) terlihat bahwa jus daun Binahong sebesar 0.784 mg/dl.
kadar kreatinin mengalami peningkatan Jika dibandingkan dengan kadar kreatinin
sebesar 0.390 mg/dl dari kadar kreatinin darah sebelum perlakuan, maka data
awal. Menurut Baeur (2008), tersebut memperlihatkan adanya
meningkatnya kadar kreatinin darah penurunan kadar kreatinin sebesar -0.374
minimal 0.5 mg/dl dari kondisi awal mg/dl. Penurunan kreatinin darah tersebut
mengindikasi terjadi kerusakan ginjal menunjukan bahwa daun Binahong mampu
akibat nefrotoksitas. Meskipun kenaikan menjaga kadar kreatinin darah dalam
kadar kreatinin darah pada kelompok KG kondisi normal dengan cara meningkatkan
belum mencapai batas minimal kenaikan laju filtrasi glomerulus ginjal, sehingga
kadar kreatinin darah yang menunjukan laju pembuangan sisa metabolit termasuk
terjadinya penurunan fungsi ginjal yang kreatinin menjadi lancar. Meningkatnya
nyata, peningkatan kadar kreatinin sebesar laju filtrasi glomerulus ginjal diduga dari
0.390 mg/dl tersebut, mengindikasikan sifat diuretik yang terkandung dalam
daun Binahong. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian dari Sukandar et al. (2010)

68
bahwa ektrak etanol dari daun Binahong kreatinin darah pada kelompok P1 tidak
yang diberikan pada tikus putih galur jauh beda dengan kelompok KB, yaitu -
Wistar menunjukan peningkaan volume 0.336 mg/dl. Apabila dibandingkan antara
urin yang diekskresikan. Bukti itu kelompok KG dengan P1, dimana pada 10
memperlihatkan daun Binahong memiliki hari pertama kedua kelompok tersebut
sifat diuretik. mendapatkan induksi gentamicin dengan
Pada dasarnya ada 3 jenis sifat dosis 0.9 mg/kg BB menunjukkan hasil
diuretika, yaitu 1) diuretika osmosis, 2) yang jelas berbeda nyata. Kelompok KG
diuretika air dan 3) diuretika yang pada pegukuran akhir kadar kreatinin
menyebabkan terjadinya peningkatan laju darah sebesar 1.284 mg/dl, sedangkan P1
filtrasi glomerulus. Diuretika osmosis menunjukan kadar kreatinin sebesar 0.624
merupakan kemampuan dari zat yang mg/dl.
terkandung dalam tanaman untuk Perbedaan yang terjadi antara
meningkatkan tekanan osmotik pada kelompok KG dan P1 terhadap kadar
tubulus ginjal. Kondisi ini akan kreatinin akhir darah mencit dikarenakan
menyebabkan terakumulasinya air di kelompok P1 mendapatkan perlakuan
tubulus ginjal yang kemudian akan dengan jus Binahong selama 10 hari
dikeluarkan sebagai urin. Diuretik air setelah induksi gentamicin, sedangkan KG
merupakan kemampuan suatu senyawa tidak. Jika kelompok P1 tidak diberikan
kimia untuk menekan pelepasan hormon perlakuan dengan jus daun Binahong
ADH oleh hypophisis. Diuretik yang seperti halnya kelompok KG, maka nilai
meningkatkan laju filtrasi glomerulus kreatinin darah kelompok P1 kemungkinan
adalah senyawa diuresis yang memiliki hampir sama dengan kelompok KG (1.284
mekanisme untuk meningkatakan laju mg/dl) atau bahkan lebih tinggi.
filtrasi glomerulus (GFR) (Trihardjana, Perbedaan kadar kreatinin pada
2007). kelompok KG dan P1 memperlihatkan jus
Mekanisme diuretika yang Binahong mampu memperbaiki kerja
menyebabkan terjadinya peningkatan laju ginjal dengan cara meningkatkan kembali
filtrasi glomerulus, yaitu dengan cara laju GFR (Glomerulus Filtration Rate)
meningkatkan tekanan arteri, melebarkan yang ditandai dengan penurunan kadar
arteriol aferen dan menyempitkan arterio kreatinin darah pada mencit. Kandungan
eferen atau dengan menurunkan tekanan daun Binahong yang berupa senyawa
osmotik koloid. Mekanisme-mekanisme di flavonoid, saponin dan terpenoid diduga
atas secara bersama maupun sendiri-sendiri membantu dalam proses perbaikan dan
akan menyebabkan terjadinya kenaikan menghambat efek proliferatif eksudat sel
produksi urin. Pada umumnya zat-zat yang glomerulus yang telah mengalami
mampu menyebabkan terjadinya kerusakan sehingga laju GFR kembali
peningkatan laju filtrasi glomerulus dapat normal. Hasil penelitian Yang et al. (2008)
meningkatkan produksi urin sebesar 2 pada 91 spesis tanaman menunjukan
sampai 4 kali dari produksi normalnya bahwa Binahong mengandung flavonoid
(Guyton, 1994). jenis quercetin rata-rata 0.6 mg setiap 100
Penurunan kreatinin yang cukup gr bahan kering. Sukandar et al. (2011)
signifikan juga ditunjukan pada kelompok menduga bahwa senyawa turunan dari
P1. Kadar kreatinin darah awal sebesar flavonoid, yaitu quercetin yang terkandung
0.960 mg/dl, kemudian setelah perlakuan dalam ekstrak daun Binahong membantu
selama 20 hari yang terbagi 10 hari induksi menjaga dan memperbaiki struktur
gentamicin dan 10 hari setelahnya diterapi disintegrasi histologi sel ginjal akibat
jus Binahong, menunjukan penurunan paparan senyawa kimia dan radikal bebas
kadar kreatinin menjadi 0.624 mg/dl. Jika yang ditunjukan penurunan kadar kreatinin
dilihat dari selisih penurunan kadar darah. Hal tersebut sejalan dengan

79
penelitian yang dilakukan Raheem et al. radikal bebas dan nitrosative stress yang
(2009) yang menunjukan penurunan kadar timbul dari induksi gentamisin. Peran jus
kreatinin dan BUN (Blood Urea Nitrogen) daun Binahong dalam hal ini sebagai
dalam darah tikus yang diterapi quercetin antioksidan.
setelah ginjalnya diinduksi gentamicin Antioksidan yang terkandung dalam
serta peningkatan aktivitas enzim daun Binahong, yaitu flavonoid
superoxide dismutase (SOD), catalase dan (quercetin), asam askorbat, fenol dan
penurunan lipid peroxide. saponin (Uchida, 2003). Kemampuan
Apabila dibandingkan antara aktivitas antioksidan daun Binahong
kelompok KG dengan kelompok P2 terhadap fungsi hisologi ginjal dapat
menunjukan perbedaan nilai kreatinin dikatakan sebagai Nephropotektif. Menurut
darah yang signifikan. Kedua kelompok Handem (2009) senyawa flavonoid mampu
sama-sama diberi induksi gentamicin bekerja secara langsung maupun tidak
dalam waktu yang sama dan lama langsung, yaitu dengan cara meningkatkan
perlakuan yang sama pula, perbedaannya kemampuan ekspresi antioksidan endogen
kelompok P2 diberi perlakuan dengan jus seperti SOD (Super-oksida Dismutase),
daun Binahong 182 mg/20g BB yang katalase, glutation peroksidase dan
diberikan dua kali sehari pada waktu yang antioksidan endogen lain. Flavonoid juga
sama dengan induksi gentamisin. Dari berperan menghambat lipoginase,
perlakuan tersebut kelompok KG yang tirosingenase dan aktivitas inflamasi yang
hanya diinduksi gentamicin menunjukan secara tidak langsung juga menghambat
kadar kreatinin akhir 1.284 mg/dl, pembentukan nitrit oksida akibat sitokinin
sedangkan P2 sebesar 0.878 mg/dl dan proinflamasi.
selisih kadar kreatinin keduanya sebesar Untuk mengetahui kelompok mana
0.396 mg/dl. Data tersebut memperlihatkan yang menunjukan hasil perlakuan yang
bahwa jus daun Binahong mampu menjaga paling berpengaruh terhadap perubahan
kekonstanan kadar kreatinin darah mencit kadar kreatinin darah mencit, maka
yang telah diinduksi gentamicin. Dengan dilakukan uji lanjut Ducan dengan taraf
demikian memperlihatkan bahwa ginjal signifikansi =0.01 (tabel 4.3)
terjaga dari kerusakan akibat oksidasi

Tabel 3. Hasil uji lanjut Duncan terhadap kadar kreatinin darah mencit
sesudah perlakuan dengan jus Binahong 182 mg/20g BB.
Subset for alpha= 0.01
Perlakuan N
2 1
P1 5 0,6240
KB 5 0,7840
P2 5 0,8780
KG 5 1,2840
Sig. 0,074 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dapat disimpulkan bahwa pemberian jus


dilihat bahwa P1, KB, dan P2 berada daun Binahong dengan dosis 182
pada satu kolom yang sama, sedangkan mg/20g BB tidak menunjukan
KG berada pada kolom yang berbeda. penurunan kadar kreatinin yang
Hal tersebut menunjukan bahwa bermakna, sehingga pemberian jus daun
penurunan kadar kreatinin darah pada binahong pada kondisi bagaimanapun
kelompok P1, P2 dan KB tidak berbeda akan menurunkan kadar kreatinin darah
nyata antar kelompok perlakuan. Jadi, yang relatif sama.

10
8
KESIMPULAN Natrium Diklofenak pada
Penderita Osteoartritis, Majalah
Berdasarkan hasil penelitian dan Obat Tradisional, 16 (2): 51-62.
analisa data menunjukkan bahwa Manoi, F, 2009, Binahong (Anredera
Pemberian jus daun binahong sebanyak cordifolia) sebagai obat, Warta:
182 mg/20g BB berpengaruh terhadap Penelitian dan Pengembangan
penurunan dan perbaikan kadar kreatinin Tanaman Industri, Vol.15 No.1,
darah secara bermakna dibandingkan tersedia:
dengan kelompok kontrol negatif. http://perkebunan.litbang.deptan.g
o.id/upload.files/File/publikasi/wa
rta/warta%202009/Warta%20Vol.
DAFTAR PUSTAKA 15%20(1)%20%202009.pdf,
diakses: 8 November 2011.
Anonim, 2010a, Uji Fungsi Ginjal, Ozbeck, E., M. Cekmen, Y. O. Ilbey, A.
Laboratorium AmerInd bio-Clinic, Simsek, E. C. Polat dan A. Somay,
Jakarta, Tersedia: 2009, Atorvastatin Prevents
http://www.abclab.co.id/index.php Gentamicin-Induced Renal
, diakses pada tanggal 18 Februari Damage In Rats Trough The
2012. Inhibition of p38-MAPK dan NF-
Baeur, L. A., 2008, Applied Clinical B Pathway, Di dalam: Sukandar,
Pharmacokinetics, Washington: E. Y., I. Fidriyani dan L. F.
Mc.Graw Hill. Adiwibowo, 2011, Efficacy of
Djauhariya, E dan Hermani, 2004, Ethanol Extract of Anredera
Tanaman Herba Berkhasiat Obat, Cordifolia (Ten) Steenis Leaves on
Di dalam: Silaban, L. W., Skrining Improving Kidney Failure in Rate,
Fitokimia dan Uji Aktivitas International Journal of
Antibakteria dari Kulit buah Pharmacology, 7 (8):850-855.
Sentul (Sandoricum Koetjapa Orbayinah, S dan Adhita K., 2003,
(burn. f.) Merr) Terhadap Efikasi Binahong (Anredera
beberapa bakteri secara in vitro. cordifolia (Tenore) Steenis)
Skripsi, Medan: Universitas terhadap Kadar Alkaline
Sumatra Utara. Phosphatase, Mutiara Medika, 8
Doloksaribu, B., 2008, Pengaruh (2): 89 95.
Proteksi Vitamin C terhadap Pedraza, J. C., D. Barrera, P. D.
Kadar Ureum, Kreatinin dan Maldonado, Y. I. Chirino dan N.
Gambaran Histopatologis Ginjal A. Macias-Ruvalcaba, 2004, S-
Mencit yang Dipapar Plumbum, allylmercaptocysteine Scavenges
Skripsi, Medan: Universitas Hydroxyl Radical and Singlet
Sumatra Utara. Oxygen in vitro and Attenuates
Gyuton, A. C., 1994, Fisiologi Gentamicin-Induced Oxidative
Kedokteran, Jakarta: EGC. and Nitrosative Stress and Renal
Handem, K., 2009, Inhibitory Effect of Damage in vivo, BMC. Clinical.
Esterogen, Phytoesterogen dan Pharmacplogy, Vol.4 no.5.
Caloric Restriction on Oksidative Raheem, A, I.T., A.A Abdel Ghany and
Stress and Hepatotoxicity in Aged G.A. Mohamed, 2009, Protective
Rats. Di dalam: Kertia, N., Nastiti effect of quercetin against
H. M., Dewa A. G. N., Pengaruh gentamicin induced nephrotoxity
Kombinasi Ekstrak Temulawak, in rat, Bio. Pharm. Bull, 32 (1):
Jahe, Kedelai, Kunyit dan Kulit 61-67.
Udang terhadap Fungsi Hati dan
Ginjal Dibandingkan dengan

99
Rahimah, D.S., 2011, Gendola Stop Ethanol Extract of Anredera
Maag. Trubus, 504: 44 45. Cordifolia (Ten) Steenis Leaves on
Rachmawati S, 2008, Study Improving Kidney Failure in Rate,
Macroscopic, dan Skrining International Journal of
Fitokimia Daun Anredera Pharmacology, 7 (8):850-855.
cordifolia (Ten) Steenis, Airlangga Sumartiningsih, S., 2011, The Effect of
University, Indonesia, Di dalam: Binahong to Hematoma, Word
Astuti, S. M., Mimi Sakinah A. M, Academy of Science, 78: 743
dan Retno A. B. M., 2011, 745.
Determination Of Saponin Tshikalange T.E, JJM. Meyer and
Compound From Anredera AA.Husein. (2005). Antimicrobial
Cordifolia (Ten) Steenis Plant activity, toxicity and the isolation
(Binahong) To Potential of a bioactive compound from
Treatment For Several Diseases, plants used to treat sexually
Journal of Agricultural Science, transmitted diseases, Di dalam:
Vol.3 No.4. Astuti, S.M., Mimi S.A.M., dan
Soeloeman, R, 2009, 36 Juta Warga Retno A. B.M., Determination Of
Dunia Meninggal Gagal Ginjal, Saponin Compound From
tersedia:http://www.antarasumut.c Anredera Cordifolia (Ten) Steenis
om/berita-sumut/berita- Plant (Binahong) To Potential
terkini/kesehatan/36-juta-warga- Treatment For Several Diseases,
duniameninggal-gagal-ginjal/, Journal of Agricultural Science,
diakses pada tanggal 17 Februari Vol.3 No.4.
2012. Yang, Ray-Yu., Shou Li., dan George
Sukandar, E. Y., A. B. Sutjiatmo dan N. K., 2008, Conten and Distribution
P. Sari, 2010, Diuretic effect of of Flavonoids Among 91 Edible
Ethanol Extract of Anredera Plant Species, Asia Pac J Clin
cordifolia (Ten) V. Steenis in Nutr., 17: 275-279.
Wester Rat, Di dalam Astuti, S. Yokozawa, T., H. Y. Kim, G. I. Nonaka
M., Mimi Sakinah A. M, dan dan K. Kosuna, 2002, Buckwheat
Retno A. B. M., 2011, Extract Inhibits Progression of
Determination Of Saponin Renal Failure, Di dalam:
Compound From Anredera Sukandar, E. Y., I. Fidriyani dan
Cordifolia (Ten) Steenis Plant L. F. Adiwibowo, 2011, Efficacy
(Binahong) To Potential of Ethanol Extract of Anredera
Treatment For Several Diseases, Cordifolia (Ten) Steenis Leaves on
Journal of Agricultural Science, Improving Kidney Failure in Rate,
Vol.3 No.4. International Journal of
Sukandar, E. Y., I. Fidriyani dan L. F. Pharmacology, 7 (8):850-855.
Adiwibowo, 2011, Efficacy of

10
10

Anda mungkin juga menyukai