Anda di halaman 1dari 2

Hukum Sunat Wanita

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulilah hirabil alamin wasalatu wasalamu alla asrafil anbiya iwal mursalin
waala alii wasahbihi azmain ama badu

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah subhana
watala. salawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW,kepada keluargaNya, sahabat serta kepada kita selaku penganut sunahNya.

Teman-teman dan para guru semua yang saya hormati.

Mungkin ini bukanlah sebuah ceramah yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, tapi mungkin ini bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi
kalian semua . pada hari saya akan membawakan materi yaitu mengenai
hukum sunat wanita
Hukum sunat perempuan menjadi polemik menteri kesehatan, ada yang
berpendapat bahwa sunat perempuan akan menambah gairah seks bagi laki-
laki maupun perempuan. Namun kenyataannya bahwa di negara-negara
barat yang menganjurkan sunat perempuan ternyata membuat gairah seks
perempuan itu menurun dan banyak yang selingkuh karena sunat
perempuan.
Hukum khitan berbeda-beda tergantung dari siapa yang mendalilkan
hukumnya.
Pendapat pertama : khitan hukumnya sunah bukan wajib. Pendapat ini
dipegang oleh Mazhab Hanafi, Maliki, Hambali.
Mereka berdalil bahwa disebutkan dalam hadits bahwa khitan itu bagian dari
fithrah dan disejajarkan dengan istihadad (mencukur bulu kemaluan),
memotong kuku dan dan mencabut bulu ketiak.
Pendapat kedua
Khitan itu hukumnya wajib bukan sunah, pendapat ini didukung oleh Mazhab
Syafii. Mereka mengatakan bahwa hukum khitan itu wajib baik laki-laki
maupun bagi wanita adalah ayat Al-Quran dan sunah : An Nahl : kemudian
kami wahyukan kepadamu untuk mengikuti millah Ibrahim yang lurus dan
itupun diperkuat dengan adanya hadits dari Abi Hurairah Radhiyalahu Alm.
Berkata Nabi Ibrahim a.s berkhitan saat berusia 80 tahun dengan
menggunakan kapak.
Hukum khitan bagi perempuan telah menjadi perbincangan para ulama
sebagian mengatakan itu sunnah dan sebagian mengatakan itu keutamaan
saja mengingat tidak ada hadits yang kuat tentang khitan perempuan ini
Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafiiyun dan riwayat dari
Imam Ahmad mengatakan bahwa tidak ada anjuran khitan bagi perempuan.
Apa yang dipotong dari perempuan.
Khitan pada perempuan yang dipotong adalah kulit yang menonjol diatas
vagina atau penutup klitoris baik sebagian atau seluruhnya. Usia yang
diperbolehkan khitan adalah beberapa hari setelah kelahiran sampai
pembatas.
Namun pada penerapannya banyak kesalahan yang dilakukan oleh umat
islam dalam melaksanakan khitan perempuan, yaitu dengan berlebih-lebihan
dalam memotong bagian alat vital perempuan. Kesalahan tersebut berupa
pemotongan tidak hanya kulit bagian atas alat vital perempuan tapi juga
memotong hingga semua daging yang menonjol pada alat vital perempuan
termasuk klitoris sehingga yang tersisa hanya saluran air kencing dan
saluran rahim. Khitan ini dimasyarakat arab dikenal dengan sebutan khitan
Firaun. Beberapa kajian medis membuktikan bahwa khitan seperti ini bisa
menimbulkan dampak negatif bagi perempuan baik secara kesehatan
mampu psikologis.
Teman teman yang diridahai Allah S.W.T.
Dengan pertimbangan diatas beberapa kalangan ulam komtemporer
menyatakan bahwa apabila tidak bisa terjamin pelaksanaan khitan
perempuan secara benar, terutama bila itu dilakukan terhadap anak
perempuan yang masih bagi yang pada umumnya sulit untuk bisa
melaksanakan khitan perempuan dengan tidak berlebihan, maka sebaiknya
tidak melakukan khitan perempuan.
Demikianlah dakwah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat
bermamfaat bagi kalian semua, salah khilaf mohon dimaafkan.
Assalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai