Anda di halaman 1dari 2

Tazkia Safarina

XI ankes
Hukum Sunat Wanita
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulilah hirabil alamin wasalatu wasalamu alla asrafil anbiya iwal mursalin waala alii wasahbihi
azmain ama badu

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah subhana watala. salawat serta
salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,kepada keluargaNya, sahabat serta
kepada kita selaku penganut sunahNya.

Teman-teman dan para guru semua yang saya hormati.

Mungkin ini bukanlah sebuah ceramah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
tapi mungkin ini bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi kalian semua . pada hari saya akan
membawakan materi yaitu mengenai hukum sunat wanita
Hukum sunat perempuan menjadi polemik menteri kesehatan, ada yang berpendapat bahwa
sunat perempuan akan menambah gairah seks bagi laki-laki maupun perempuan. Namun
kenyataannya bahwa di negara-negara barat yang menganjurkan sunat perempuan ternyata
membuat gairah seks perempuan itu menurun dan banyak yang selingkuh karena sunat
perempuan.
Hukum khitan berbeda-beda tergantung dari siapa yang mendalilkan hukumnya.
Pendapat pertama : khitan hukumnya sunah bukan wajib. Pendapat ini dipegang oleh Mazhab
Hanafi, Maliki, Hambali.
Mereka berdalil bahwa disebutkan dalam hadits bahwa khitan itu bagian dari fithrah dan
disejajarkan dengan istihadad (mencukur bulu kemaluan), memotong kuku dan dan mencabut
bulu ketiak.
Pendapat kedua
Khitan itu hukumnya wajib bukan sunah, pendapat ini didukung oleh Mazhab Syafii. Mereka
mengatakan bahwa hukum khitan itu wajib baik laki-laki maupun bagi wanita adalah ayat Al-
Quran dan sunah : An Nahl : kemudian kami wahyukan kepadamu untuk mengikuti millah
Ibrahim yang lurus dan itupun diperkuat dengan adanya hadits dari Abi Hurairah Radhiyalahu
Alm. Berkata Nabi Ibrahim a.s berkhitan saat berusia 80 tahun dengan menggunakan kapak.
Hukum khitan bagi perempuan telah menjadi perbincangan para ulama sebagian mengatakan
itu sunnah dan sebagian mengatakan itu keutamaan saja mengingat tidak ada hadits yang kuat
tentang khitan perempuan ini Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafiiyun dan
riwayat dari Imam Ahmad mengatakan bahwa tidak ada anjuran khitan bagi perempuan.
Apa yang dipotong dari perempuan?
Khitan pada perempuan yang dipotong adalah kulit yang menonjol diatas vagina atau penutup
klitoris baik sebagian atau seluruhnya. Usia yang diperbolehkan khitan adalah beberapa hari
setelah kelahiran sampai pembatas.
Namun pada penerapannya banyak kesalahan yang dilakukan oleh umat islam dalam
melaksanakan khitan perempuan, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam memotong bagian alat
vital perempuan. Kesalahan tersebut berupa pemotongan tidak hanya kulit bagian atas alat
vital perempuan tapi juga memotong hingga semua daging yang menonjol pada alat vital
perempuan termasuk klitoris sehingga yang tersisa hanya saluran air kencing dan saluran rahim.
Khitan ini dimasyarakat arab dikenal dengan sebutan khitan Firaun. Beberapa kajian medis
membuktikan bahwa khitan seperti ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi perempuan baik
secara kesehatan mampu psikologis.
Teman teman yang diridhai Allah S.W.T.
Dengan pertimbangan diatas beberapa kalangan ulam komtemporer menyatakan bahwa
apabila tidak bisa terjamin pelaksanaan khitan perempuan secara benar, terutama bila itu
dilakukan terhadap anak perempuan yang masih bagi yang pada umumnya sulit untuk bisa
melaksanakan khitan perempuan dengan tidak berlebihan, maka sebaiknya tidak melakukan
khitan perempuan.
Demikianlah dakwah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermamfaat bagi kalian
semua, salah khilaf mohon dimaafkan.
Assalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai