Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DISKUSI DUA KASUS

DOSEN PEMBIMBING :

MUZDALIFAH, S.P., M.Sc.


(197806162005012004)

DISUSUN OLEH :

1. FENNYKA STEFIA SHINTA (1811012220015)


2. FUJI ASTUTY (1811012220003)
3. TAZKIA SAFARINA (1811012120009)
4. RAHMAH (1811012220023)
5. NURIZQIE APRILIA ISWATI (1811012220018)

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019

Kasus I :

Tawuran adalah sebuah aksi anarkis yang dilakukan antar pelajar yang

berbeda sekolah. Beberapa penyebab pencetus tawuran biasanya merupakan hal

sepele, seperti cekcok dan saling menghina, atau dendam turun temurun dari alumni

sekolah masing-masing. Menurut kami dijaman yang telah maju ini, pelajar

seharusnya dapat berpikir lebih kritis dalam menanggapi permasalahan turun-

temurun tidak hanya terpatok pada rasa solidaritas seperti itu karena sebagai bagian

dari orang berpendidikan siswa bisa lebih unggul dalam moral salah satunya tidak

melakukan tindakan anarkis. Pun terjadi kesalahpahaman antar siswa ataupun antar

sekolah seharusnya siswa lebih memilih untuk bermusyawarah mencari solusi

bukan malah baku hantam. Melihat faktor-faktor penyebab terjadinya tawuran

selain permasalahan antar siswa tetapi juga kurangnya pengawasan dari sekolah

maupun orangtua siswa itu sendiri, menurut kami seharusnya sebagai orangtua

maupun guru bisa lebih memperhatikan anak ataupun muridnya karena seperti yang

kita tau siswa masih dalam tahap pembentukan pola pikir dan membutuhkan

tuntunan lebih dalam pembentukan moral. Jika ditilik lebih lanjut, kesalahan tidak

hanya pada siswa yang melakukan tawuran namun juga kesalahan dari guru dan

orangtua siswa, dari kami menyarankan orangtua dan guru tidak hanya terfokus

pada nilai akademik saja tetapi juga dalam pembentukan moral dan kepribadian

anak
.

Kasus II :

Perang antar suku yang masih banyak terjadi di daerah pedalaman Indonesia

contohnya, perang antar suku di daerah Papua disebabkan perebutan hak tanah.

Sebenarnya perebutan hak tanah sudah diselesaikan melalui musyawarah. Namun,

mereka tidak menemui titik tengah. Menurut kami, seharusnya masing-masing suku

mempunyai solidaritas tinggi, toleransi terhadap antar suku lainnya dan lebih

menurunkan ego dalam bermusyawarah untuk mendapatkan titik terang dari

permasalahan yang dihadapi. Sehingga perang antar suku yang merugikan banyak

pihak dapat dihindari dan dapat menjalin hidup rukun antar suku satu dengan suku

lain agar tidak memecah belah tali silaturahmi yang sudah terjalin. Seperti yang kita

ketahui, banyak dampak negatif akibat dari perang antar suku antara lain;

mengancam keberlangsungan dan masa depan anak-anak yang akan menjadi

penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai