Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONFLIK SOSIAL ANTAR PELAJAR SEKOLAH DI KOTA


BANDUNG
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sosiologi

Oleh

 Gadis Azalia Tiara Kasih


 Jamie Asshiddiqie Noviandi
 Muhammad Dhafin Athhar Indriyana
 Najla Azzahra
 Sri Ratu Az-zahra Ardiagarini

XI IPS 1

2019 - 2020
SMA NEGERI 8 BANDUNG
Jl. Solontongan No. 3, Turangga, Lengkong, Kota Bandung 40266
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Pelajaran Sosiologi yang berjudul “Konflik
Sosial Antar Pelajar Sekolah di Kota Bandung” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi rasa keingintahuan
kami mengenai konflik sosial yang terjadi di Kota Bandung dalam rangka menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan baik bagi pembaca maupun penyusun.
Pada makalah ini kami sudah mencantumkan berbagai macam hal yang perlu diketahui
mengenai konflik sosial di Kota Bandung, terutama yang berkaitan dengan perseteruan antar
pelajar sekolah di Kota Bandung. Informasi yang kami susun di pendahuluan, pembahasan, serta
penutup sudah kami susun dengan harapan dapat membantu pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada guru pengajar Mata Pelajaran Sosiologi, Bapak
Rohimat Nurul Huda, S.Pd. atas bimbingannya selama proses penyusunan makalah ini serta
narasumber kami yang telah bersedia membagi pengetahuannya, juga kepada banyak pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu namanya, karena dengan bantuan merekalah makalah ini
dapat kami rampungkan.
Kami berharap makalah ini dapat memberi wawasan baru bagi pembaca. Meski begitu, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, tangan kami
terbuka lebar terhadap kritik konstruktif yang dapat membantu kami dalam menyusun makalah
lebih baik ke depannya.

Bandung, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

BAB 2 PEMBAHASAN 6

A. Pengertian 6

B. Penyebab 6

C. Dampak 7

D. Upaya Penyelesaian 7

BAB 3 PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

LAMPIRAN 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konflik berasal dari bahasa latin yakni configere yang memiliki arti saling memukul. Secara


sosiologis, konflik berarti sebagai sebuah proses sosial yang terjadi diantara dua orang atau
bahkan lebih (bisa juga dalam bentuk kelompok) di mana salah satu pihak berupaya untuk
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik merupakan bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif.
Konflik pada umumnya dikenal sebagai suatu bentuk petentangan atau perbedaan ide,
pendapat, faham atau juga kepentingan yang terjadi di antara dua pihak atau lebih. Perselisihan
ini dapat berbentuk pertentangan fisik atau bahkan non-fisik, yang biasanya berkembang mulai
dari pertentangan non-fisik akan menjadi benturan fisik, yang dapat memiliki kadar yang tinggi
dalam bentuk kekerasan (violent), atau juga dapat berkadar rendah atau tidak menggunakan
kekerasan (non-violent).
Tawuran yang sering dilakukan sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah
tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing ditelinga kita. Tawuran termasuk ke
dalam konflik sosial yang terjadi di antara kelompok. Secara nyata, sebuah kasus tawuran antar
pelajar pernah terjadi di Kota Bandung. Beberapa waktu lalu, terjadi konflik antara SMAN 7
Bandung dan SMA Pasundan.
Kekerasan sudah dianggap sebagai suatu pemecah masalah yang efektif bagi para remaja.
Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau
tawuran itu sendiri, tetapi juga merugikan banyak pihak yang tidak terlibat secara langsung.
Apalagi bila mengingat bahwa pihak yang terlibat dalam konflik ini masih duduk di bangku
sekolah menengah atas, hal ini bisa saja berdampak pada masa depan mereka.
Berkaitan dengan itu, kami tertarik untuk mencoba mencari tahu dan menganalisis lebih
dalam mengenai kasus ini, sebab dalam perkembangannya interaksi disosiatif seperti ini bisa saja
terjadi lagi, maka dari itu diperlukan perhatian khusus agar kejadian yang sama tidak berulang,
juga untuk menjadi pelajaran bagi pelajar-pelajar lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konflik bisa bermula?
2. Kapan konflik ini terjadi?
3. Apa dampak konflik ini bagi masyarakat luas?
4. Apa saja hal-hal yang dilakukan untuk menanggulangi konlik ini?
5. Bagaimana tanggapan pihak yang terlibat seusasi konflik ini terjadi?

C. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas makalah Mata Pelajaran Sosiologi
2. Mengetahui mengapa konflik bisa terjadi
3. Mengetahui kapan konflik terjadi
4. Mengetahui dampak yang diterima masyarakat luas akibat konflik
5. Mengetahui tindakan akomodasi yang dilakukan oleh pihak berkonflik
6. Mengetahui reaksi dari pihak yang terlibat pada konflik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota atau kelompok dalam masyarakat
yang bersifat menyeluruh, disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan seperti, pola
budaya, individu, status sosial, kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial. Dalam
pembagiannya, konflik sosial terbagi atas banyak jenis. Salah satunya adalah konflik
antar kelompok, yaitu ketika satu orang atau lebih dari kelompok yang berbeda saling
berkonflik. Sementara Pelajar berarti murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan
menengah; siswa).
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah adanya konlifk sosial disosiatif yang terjadi di
Kota Bandung dengan pelajar sekolah menengah sebagai pelaku utamanya. Berdasarkan
apa yang sudah terjadi, tawuran antar pelajar sangat marak terjadi di Kota Bandung,
bahkan tak jarang sampai menimbulkan korban dan kerusakan fasilitas publik.

B. Penyebab

Pada awal mula, konflik terjadi di antara SMAN 7 Bandung dan SMA Pasundan.
Konflik ini terjadi pada sore hari di bulan November 2019 sekitar pukul 15.00 sampai
16.00 WIB. Saat itu, SMAN 7 Bandung berhasil memenangkan turnamen Liga Primer
Indonesia (LPI). Sayangnya, terdapat beberapa oknum yang merespon dengan tidak
suportif. Para pelajar dari SMA Pasundan melakukan konvoi di sekitaran SMAN 7
Bandung, mereka melakukan tindakan provokasi dengan menggerungkan knalpot motor
mereka. Mendengar itu, siswa-siswa dari SMAN 7 Bandung yang sedang berkumpul
kemudian menghadang mereka.
Situasi ketika peristiwa ini terjadi sangat menegangkan. Lalu lintas terhambat karena
tawuran ini. Warga sekitar yang melihat juga tidak bisa berbuat banyak, namun ada juga
yang ikut membantu untuk memisahkan kedua belah pihak. Kejadian ini sangat
disayangkan karena berdampak negatif bagi berbagai pihak.

Salah seorang pelajar dari SMA Pasundan yang tidak sempat melarikan diri dikelilingi
oleh anak-anak dari SMAN 7 Bandung, dan perkelahian pun tidak dapat dihindari. Hal
inilah yang menjadi sorot perhatian publik, karena korban mendat luka berat di sekujur
tubuhnya.

C. Dampak
Dampak yang diterima oleh masyarakat luas
1. Kemacetan karena terhambatnya lalu lintas ketika pertistiwa berlangsung
2. Rusaknya berbagai fasilitas publik
3. Perasaan terancam oleh para pelajar

Dampak terhadap pihak yang terlibat konflik

1. Rusaknya nama baik dari kedua sekolah


2. Luka-luka dan kerugian material
3. Menerima sanksi akibat norma sosial dan hukum yang dilanggar
4. Stigma negatif yang diterima oleh para pelajar

D. Upaya Penyelesaian
Penyelesaian masalah dilakukan dengan hadirnya pihak ketiga. Polisi tiba di TKP
dan segera memisahkan pihak-pihak yang terlibat. Para pelaku dibawa ke kantor polisi
Polrestabes Kota Bandung, ini merupakan bentuk pengendalian sosial secara represif.
Pelajar-pelajar tersebut melakukan akomodasi dengan koersi, di mana keduanya dipaksa
untuk saling memaafkan.
Dari sekolah, semua pelajar yang terlibat diberikan hukuman cukup berat. Di SMAN
7 Bandung, setidaknya 200 orang diskors sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka
atas kejadian ini. Korban-korban pun divisum di rumah sakit akibat luka fisik yang
mereka derita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konflik Sosial yang terjadi di antara para pelajar di Kota Bandung sudah banyak
terjadi. Tawuran antara SMAN 7 Bandung dan SMA Pasundan merupakan satu dari
sekian banyak kasus. Peristiwa seperti ini biasanya cenderung terjadi karena masalah-
masalah yang tidak terlalu besar dan sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara
kekeluargaan, namun mengingat pola pikir remaja yang cenderung mudah mengambil
keputusan tanpa banyak berpikir, malah membuat situasi menjadi buruk.
Ketika peristiwa seperti ini terjadi, bukan hanya pihak yang terlibat, namun
masyarakat lusa juga ikut menanggung akibatnya. Daripada positif, kegiatan yang
biasanya diatas namakan solidaritas ini justru malah lebih banyak membawa negatif.

B. Saran
Kami berharap semoga kejadian yang sama tidak terulang lagi, dan ini dapat menjadi
pelajaran agar para pelajar di Kota Bandung sebaiknya saling berteman satu sama lain
dan membantu untuk memajukan Kota Bandung dan Indonesia. Dibandingkan
menghabiskan waktu untuk kegiatan yang negatif, waktu-waktu kita lebih baik
dihabiskan untuk hal-hal yang baik seperti berdiskusi.
LAMPIRAN

Kami mewawancarai salah seorang narasumber


yang menjadi saksi ketika kejadian berlangsung

Lingkungan SMAN 7 Bandung yang pada awalnya akan dimasuki para pelajar dari SMA
Pasundan sebelum dihadang (Kiri) dan Jalan Lengkong Kecil lokasi tawuran terjadi (Kanan)

Anda mungkin juga menyukai