Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL ILMIAH

PENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH

“PERAN KIMIA DALAM MENJAGA KEANEKARAGAMAN IKAN DI


SUNGAI”

DOSEN PEMBIMBING:
ANANG KADARSAH, S.Si., M.Si
(197810142005011002)

Disusun oleh :

Tazkia Safarina (1811012120009)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

BANJARBARU

2019
PERAN KIMIA DALAM MENJAGA KEANEKARAGAMAN KIMIA DI SUNGAI

Disusun oleh Tazkia Safarina (1811012120009)

Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang
lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya
lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-
liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.

Sungai memiliki keanekaragaman spesies yang unik. Salah satunya keanekaragaman


jenis ikan. Keheterogenan habitat dan kualitas air juga diperhitungkan sebagai penyebab
keanekaragaman ikan di sungai. Secara ekologi diasumsikan bahwa keanekaragaman spesies
yang tinggi menunjukkan keseimbangan ekosistem yang lebih baik dan memiliki elastisitas
terhadap berbagai bencana, seperti penyakit, predator, dan lainnya. Sebaliknya
keanekaragaman yang rendah (jumlah spesies sedikit) menunjukkan sistem yang stress atau
sistem yang sedang mengalami kerusakan, misalnya bencana alam, polusi, dan lain-lain.

Kualitas air sungai mempengaruhi kehidupan biota dalam ekosistem tersebut. Sifat-
sifat kimia yang berpengaruh terhadap kehidupan ikan diantaranya: pH air, disolved oxygen
(DO), Biochemycal Oxygen Demand (BOD), Chemycal Oxygen Demand (COD).

PH merupakan suatu ukuran keasaman air yang dapat mempengaruhi kehidupan


tumbuhan dan hewan perairan. pH di daerah hulu sungai umumnya cenderung lebih rendah ini
dikarenakan sungai bagian hulu masih belum tercemar. pH juga merupakan derajat keasaman
yang menyatakan keasaman atau kebasaan dalam suatu larutan. Adanya pengaruh pembuangan
limbah dari penduduk dapat menurunkan pH air di Sungai. pH ideal untuk
ikan hidup berkisar 7-8,5.

Oksigen terlarut atau kebutuhan oksigen merupakan salah satu parameter dalam
menentukan kualitas air. Nilai DO yang semakin besar pada air, mengindikasikan air tersebut
memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Oksigen terlarut pada air yang ideal
ikan adalah 5-7 ppm, jika kurang dari itu maka resiko kematian akan semakin tinggi. Kadar
oksigen dalam air akan bertambah dengan rendahnya suhu dan semakin tingginya salinitas.
Pada permukaan sungai kadar oksigen cenderung lebih tinggi karena adanya difusi dari udara
bebas dan fotosintesis dibandingkan dengan dasar sungai yang proses fotosintesis berkurang
akibat kekurangan intesitas cahaya. Oksigen yang tinggi mengakibatkan jumlah individu
melimpah karena semua mahluk hidup membutuhkan oksigen untuk respirasi.

BOD atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme aerobik di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan organik yang ada di dalam air lingkungannya tersebut. Pembuangan bahan organik
melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air adalah proses alamiah yang mudah
terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

2
COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang
dinyatakan dalam mg O2/l. Dengan mengukur COD akan diperoleh nilai yang menyatakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik
yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar atau tidak bisa diuraikan
secara biologis.

3
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, S. t. (2012, januari). Diambil kembali dari http://chemistry35.blogspot.com:


http://chemistry35.blogspot.com/2012/01/di-samping-sifat-sifat-fisiknya-sifat.html

Odum, E. P. (1996). Dasar – Dasar Ekologi : edisi ketiga. Yogyakarta: Gadja Mada University
Prees.

Salmin. (2005). Oksigen Terlarut ( DO) dan Kebtuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas perairan. Jurnal Osean 30 (3), 21-26.

Samuel & Adjie, S. (2007). Zona, Karekteristik Fisika- Kimia Air dan Jenis – Jenis Ikan yang
Tertangkap di Sungai Musi Sumatera Selatan. Jurnal ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia 2 (1), 41-48.

Anda mungkin juga menyukai