Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN P-2

PENCAHAYAAN BUATAN PADA RUANGAN

1. Latar Belakang
Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk memberikan penerangan
kepada benda- benda yang merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi
serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas penerangan yang optimal. Selain
menerangi obyek kerja, penerangan juga diharapkan cukup memadai menerangi keadaan
sekelilingnya.
Standar ini memuat prosedur, penentuan titik dan peralatan pengukuran intensitas
penerangan yang digunakan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat kerja,
karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat kerja
tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964
tentang Syarat- Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah
menetapkan ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan. Kualitas
penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan. Maka dari itu,
diperlukan pengetahuan lebih seperti praktikum agar mahasiswa Teknik Fisika dapat
mengetahui dan mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari- hari.

2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
Mahasiswa mampu menghitung tingkat pencahayaan pada suatu ruangan secara teori
dan praktek
Mahasiswa mampu mendesain pencahayaan di dalam kelas dengan cara
menggunakan simulasi pada software

3. Dasar Teori
Cahaya dalam KBBI berarti sinar atau terang (berasal dari benda yang bersinar,
seperti lampu, matahari, dll) yang memungkinkan mata menangkap bayangan disekitarnya.
Sedangkan pencahayaan sendiri adalah sebuah proses untuk memberikan cahaya.
Tentu saja cahaya adalah salah satu komponen penting agar kita bisa memungkinkan
untuk melihat dalam melakukan aktifitas, oleh karena itu demi kenyamanan kita dalam
beraktivitas terutama sebagai mahasiswa adalah kuliah, maka perlu diadakan sebuah riset
tentang bagaimana pencahayaan di dalam ruang kuliah agar kita nyaman belajar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan yaitu:
Flux cahaya: energi cahaya/ seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam waktu
satu detik. Flux cahaya memiliki satuan lumen.
Intensitas cahaya: jumlah flux cahaya persatuan sudut cahaya yang dipancarkan ke
arah tertentu. Memiliki satuan candela.
Luminansi: jumlah flux cahaya persatuan permukaan candela/m2.
Iluminansi adalah ketika cahaya mengenai suatu permukaan, disebut sebagai
iluminansi ( Intensitas penerangan ) dan diukur dalam footcandles ( fc) atau dalam
Lux.
Tabel 3.1 Standar Penerangan Ruangan

Tingkat Kelompok

Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan

(lux) warna

Rumah Tinggal :

Teras 60 1 atau 2

Ruang tamu 120~250 1 atau 2

Ruang makan 120~250 1 atau 2

Ruang kerja 120~250 1

Kamar tidur 120~250 1 atau 2

Kamar mandi 250 1 atau 2

Dapur 250 1 atau 2

Garasi 60 3 atau 4

Perkantoran :

Ruang Direktur 350 1 atau 2

Ruang kerja 350 1 atau 2

Ruang komputer 350 1 atau 2

Ruang rapat 300 1 atau 2

Ruang gambar

750 1 atau 2
Gunakan pencahayaan
setempat pada meja gambar.

Gudang arsip 150 3 atau 4

Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2

Lembaga Pendidikan :

Ruang kelas 250 1 atau 2

Perpustakaan 300 1 atau 2

Laboratorium 500 1

Ruang gambar

750 1 atau 2
Gunakan pencahayaan
setempat pada meja gambar.
Kantin 200 1

Hotel dan Restauran :

Pencahayaan pada bidang


vertikal sangat penting untuk
Lobby, koridor 100 1
menciptakan suasana/kesan
ruang yang baik.

Sistem pencahayaan harus di


rancang untuk menciptakan
suasana yang sesuai. Sistem
Ballroom/ruang sidang. 200 1 pengendalian switching dan
dimming dapat digunakan
untuk memperoleh berbagai
efek pencahayaan.

Ruang makan. 250 1

Cafetaria. 250 1

Diperlukan lampu tambahan


Kamar tidur. 150 1 atau 2 pada bagian kepala tempat
tidur dan

cermin.

Dapur. 300 1

Rumah Sakit/

Balai pengobatan:

Ruang rawat inap.


250 1 atau 2

Gunakan pencahayaan
Ruang operasi, ruang bersalin. 300 1 setempat pada tempat yang
diperlukan.

Laboratorium 500 1 atau 2

Ruang rekreasi dan


250 1
rehabilitasi.

Pertokoan/

Ruang pamer:
Tingkat pencahayaan ini harus
Ruang pamer dengan obyek di-penuhi pada lantai. Untuk
berukuran besar (misalnya 500 1 beberapa produk tingkat
mobil).
pencahayaan pada bidang
vertikal juga penting.

Toko kue dan makanan. 250 1

Toko buku dan alat


300 1
tulis/gambar.

Toko perhiasan, arloji. 500 1

Toko Barang kulit dan sepatu. 500 1

Toko pakaian. 500 1

Pencahayaan pada bidang


Pasar Swalayan. 500 1 atau 2
vertical pada rak barang.

Toko alat listrik (TV,

Radio/tape, mesin cuci, dan 250 1 atau 2

lain-lain).

Industri (Umum):

Ruang Parkir 50 3

Gudang 100 3

Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3

Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2

Pekerjaan halus 500~1000 1

Pekerjaan amat halus 1000~2000 1

Pemeriksaan warna. 750 1

Rumah ibadah:

Untuk tempat-tempat yang


mem butuhkan tingkat
Mesjid 200 1 atau 2 pencahayaan yang lebih
tinggi dapat digunakan
pencahayaan setempat.

Gereja 200 1 atau 2 Idem

Vihara 200 1 atau 2 idem


Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001

Untuk mencari nilai intensitas penerangan ruangan (E) dan efiensi daya () dapat
digunakan rumus:

Ftotal kp kd
E ratarata lux
A
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)

Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).

A = Luas bidang kerja (m2)


kp = Koefisien penggunaan

kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)

Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu.


Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total

yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan

menggunakan persamaan:

E A
Ftotal (lumen) ........................(2)
kp kd

kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan:

Ftotal
Ntotal ........................................(3)
F1 n

Dimana :

Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)

Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).

A = Luas bidang kerja (m2)

kp = Koefisien penggunaan

kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)

Ntotal = Jumlah armatur

F1 = Fluks luminous satu buah lampu

n = Jumlah lampu dalam satu armatur


4. Alat yang Digunakan
Dalam praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

Meteran

Lux meter

Laptop yang sudah terinstal software dialux

5. Metodologi Percobaan

Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

Ukur dimensi ruangan yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi

Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum

Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil

Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat

Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

Simulasikan objek pengukuran dengan menggunakan software dialux dan semirip


mungkin dengan ruangan yang diukur dengan langkah-langkah sebagai berikut
o Install software dialux beserta luminaire (katalog lampu)
o Buka software dialux yang telah terinstall
o Atur dimensi ruangan pada room 1-floor plan
o Jika sudah memiliki file dimensi objeknya maka file dapat di import asalkan
dengan ekstensi file berupa .dwg atau dxf dengan cara pilih file>import>lalu
browse file yang ingin dimasukkan.
o Masukkan objek (meja, kursi, pintu dll) kedalam workplane (room 1-3D view)
denga memilih project manager yang terdapat dibagian bawah samping kiri

o Material dari setiap objek juga diperhatikan beserta nilai refleksi yang
digunakan
o Masukkan lampu yang akan digunakan untuk simulasi dengan cara
mendownload catalog dari merk lampu yang digunakan dan pilih yang sesuai
spesifikasi lampu yang diaplikasikan

o Analisa dan bandingkan antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran


praktikum. Dengan cara mengatur output configuration > save output as pdf
o Analisa hasil yang telah tercetak pada file output yang berupa pdf

Anda mungkin juga menyukai