TATA CAHAYA
Oleh :
Desain Interior
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB I
DATA RUANG
Menurut KBBI, ruangan adalah suatu tempat tertutup dengan langit-langit yan
g berada di rumah atau bentuk bangunan lainnya. Ruangan biasanya memiliki pintu d
an beberapa jendela yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya, aliran udara, da
n akses menuju ruangan tersebut.
Kamar tidur adalah salah satu tempat dalam rumah yang digunakan untuk beri
stirahat dari kegiatan sehari – hari serta untuk melakukan pekerjaan yang belum disel
esaikan. Dalam sebuah ruangan dibutuhkan pencahayaan yang baik berupa pencahaya
an alami maupun yang buatan.
Ruang yang kami gunakan untuk praktikum kali ini adalah sebuah ruangan y
ang berada di lantai dua sebuah bangunan rumah. Rumah tersebut terletak di daerah
Surabaya. Ruangan yang difungsikan sebagai kamar tidur ini mempunyai 4 buah fur
niture yaitu, lemari, tempat tidur, meja, dan kursi. Berikut adalah denah dari ruangan
kamar tidur tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencahayaan
1. Definisi Pencahayaan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada seb
uah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan didefinisi
kan sebagai tingkat pencahayaan rata – rata pada bidang kerja, dengan bida
ng kerja yang dimaksud adalah sebuah bidang horisontal imajiner yang terl
etak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada seluruh ruangan (SNI Tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung, 2000).
Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m
² adalah satuan dari luas permukaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi ke
adaan lingkungan sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia d
apat melihat objek – objek yang dikerjakannya dengan jelas.
Pencahayaan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang me
nerangi benda-benda ditempat kerja. Pencahayaan dapat berasal dari cahay
a alami dan cahaya buatan, banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu pencahayaan yang
memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lin
gkungan yang menyegarkan.
2. Sistem Pencahayaan
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistim ini dinilai paling efektif dalam menga
tur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya, karena dapat menimbulkan b
ahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsu
ng, maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang
optimal, disarankan langi-langit, dinding, serta benda yang ada didalam
ruangan perlu diberi warna cerah, agar tampak menyegarkan.
\
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dap
at dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester p
utih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih e
ffisien pemantulan antara 5-90%.
1. Denah titik penelitian, pada metode ini tempat yang akan diteliti dibuat titik-titik yang ak
an menjadi tempat titik pengukuran saat pengambilan data. Penentuan titik ukur berdasar
kan SNI 03-2396-2001 dan DPU perihal pengukuran dan perhitungan alami, yakni :
a. Titik ukur diambil pada suatu bidang datar dengan ketinggian 0,75 meter di atas la
ntai, yang disebut dengan bidang kerja
b. Titik ukur utama (TUU), diambil pada tengah-tengah antar kedua dinding sampin
g, yang berada pada jarak 1/3d dari bidang lubang cahaya efektif.
c. Titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,5 meter dari dinding samping, pa
da jarak d/ 3 dari bidang lubang cahaya efektif
2. Tabel pengukuran, Tabel pengukuran dibuat dengan memuat kolom-kolom waktu penguk
uran, intensitas cahaya luar ruangan, dan intensitas dalam ruangan, dan titik-titk ukur.
3. Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Luxmeter yang
digunakan dengan merek Krisbrow
5. Meteran digunakan untuk mengukur satu titik ukur ke titik ukur yang lain. Dan juga men
gukur luasan dari ruang penelitan.
6. Software DiaLux 4.12, e ini digunakan sebagai alat simulasi yang hasilnya akan dijadikan
rekomendasi untuk mengetahui besaran bukaan dinding yang sesuai, penempatan titik la
mpu yang baik, dan mengetahui berapa banyak lampu yng dibutuhkan.
Titik ukur utama (TUU), diambil pada tengahtengah kedua dinding samping, pada jarak d/ 3
dari bidang lubang cahaya efektif (d = kedalaman ruangan)
Titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,5 meter dari dinding samping, pada jarak d/ 3
dari bidang lubang cahaya efektif
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
A. Hasil
1. Lokasi Praktikum : Surabaya
2. Waktu Praktikum : 10.45 – 11.00 WIB
Berdasarkan metode pengukuran pencahayaan general, didapatkan has
il sebagai berikut:
a. Perhitungan luas ruangan kamar tidur
L = panjang (p) x lebar (l)
L=5mx5mL=
2
25 m
b. Penentuan titik potong
B. Pembahasan
Pengukuran pencahayaan pada praktikum tata cahaya dilaksanakan di
kamar tidur di sebuah rumah yang terletak di daerah Surabaya, dimana penguk
uran dilakukan menggunakan aplikasi Lux meter.
1. Pengukuran pencahayaan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Analisa diatas dapat disimpulkan bahwa ruangan yang men
jadi objek pengukuran sangat terang dengan nilai 386.48 lux, diatas pencahayaan minimum y
ang ditetapkan sebesar 120 – 250 lux. Titik paling terang terdapat pada titik(A) sebesar 866 d
an Titik paling gelap terdapat pada titik(Y) sebesar 139 lux
B. Saran
Beberapa yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi bukaan pada ruangan yang tidak di
perlukan, selain itu bisa dengan menambahkan lapisan pada kaca jendela untuk mengurangi i
ntensitas cahaya yang masuk