Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM

TATA CAHAYA

Oleh :

Ardian Artha Wijaya (08411840000053)

Putu Ayu Safira Paramitha T (08411840000054)

Revi Fernanda Aditya Marwanto (08411840000058)

Desain Interior
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB I
DATA RUANG

Menurut KBBI, ruangan adalah suatu tempat tertutup dengan langit-langit yan
g berada di rumah atau bentuk bangunan lainnya. Ruangan biasanya memiliki pintu d
an beberapa jendela yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya, aliran udara, da
n akses menuju ruangan tersebut.

Kamar tidur adalah salah satu tempat dalam rumah yang digunakan untuk beri
stirahat dari kegiatan sehari – hari serta untuk melakukan pekerjaan yang belum disel
esaikan. Dalam sebuah ruangan dibutuhkan pencahayaan yang baik berupa pencahaya
an alami maupun yang buatan.

Penerangan yang baik dapat diartikan sebagai penerangan yang memungkinka


n kita dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang ti
dak perlu, berikut hal-hal yang menentukan penerangan yang baik, antara lain:

1. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan


2. Pencegahan kesilauan
3. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
4. Arah sinar
5. Warna

Ruang yang kami gunakan untuk praktikum kali ini adalah sebuah ruangan y
ang berada di lantai dua sebuah bangunan rumah. Rumah tersebut terletak di daerah
Surabaya. Ruangan yang difungsikan sebagai kamar tidur ini mempunyai 4 buah fur
niture yaitu, lemari, tempat tidur, meja, dan kursi. Berikut adalah denah dari ruangan
kamar tidur tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencahayaan
1. Definisi Pencahayaan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada seb
uah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan didefinisi
kan sebagai tingkat pencahayaan rata – rata pada bidang kerja, dengan bida
ng kerja yang dimaksud adalah sebuah bidang horisontal imajiner yang terl
etak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada seluruh ruangan (SNI Tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung, 2000).
Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m
² adalah satuan dari luas permukaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi ke
adaan lingkungan sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia d
apat melihat objek – objek yang dikerjakannya dengan jelas.
Pencahayaan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang me
nerangi benda-benda ditempat kerja. Pencahayaan dapat berasal dari cahay
a alami dan cahaya buatan, banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu pencahayaan yang
memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lin
gkungan yang menyegarkan.

2. Sistem Pencahayaan
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistim ini dinilai paling efektif dalam menga
tur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya, karena dapat menimbulkan b
ahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsu
ng, maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang
optimal, disarankan langi-langit, dinding, serta benda yang ada didalam
ruangan perlu diberi warna cerah, agar tampak menyegarkan.

\
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dap
at dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester p
utih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih e
ffisien pemantulan antara 5-90%.

c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffuse lighting)


Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan din
ding. Pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni mem
ancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini
masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)


Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan d
inding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untu
k hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian, s
erta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tida
k ada, serta kesilauan dapat dikurangi.

e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas, kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh rua
ngan. Seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, sehingga perlu
diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini
adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan kerugian
nya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
3. Sumber Pencahayaan

Sumber pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu :


a. Sumber pencahayaan alami adalah sumber dari pencahayaan yamg didap
at dari sinar alami pada waktu siang hari untuk keadaan selama 12 jam d
alam sehari, untuk mendapatkan cahaya matahari harus memperhatikan l
etak jendela dan lebar jendela. Luas jendela untuk pencahayaan alami se
kitar 20% luas lantai ruangan. Pencahayaan alami dipengaruhi oleh bebe
rapa faktor antara lain : musim, waktu, jam, jauh dekatnya gedung yang
bersebelahan, dan luas jalan masuk pencahayaan alami
b. Sumber pencahayaan buatan adalah sumber pencahayaan yang berasal d
ari lampu buatan seperti listrik, gas, atau minyak. Pencahayaan buatan d
ari suatu tempat kerja bertujuan menunjang dan melengkapi pencahayaa
n alami, juga dimaksudkan agar suatu ruangan kerja tercipta suasana yan
g menyenangkan dan terasa nyaman untuk mata kita. Untuk itu dalam pe
milihan atau pengadaan lampu perlu di perhatikan tentang efek dari penc
ahayaan buatan terhadap obyek yang di amati, tugas visual tertentu mem
erlukan pencahayaan buatan yang lebih baik (Suma’mur, 2009).

4. Dampak pencahayaan tidak baik


Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan ga
ngguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan penera
ngan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan :
a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerj
a.
b. Kelelahan mental.
c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
B. Standar Pencahayaan
Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
Rumah Tinggal :
Teras 60 1 atau 2
Ruang tamu 120 ~ 250 1 atau 2
Ruang makan 120 ~ 250 1 atau 2
Ruang kerja 120 ~ 250 1
Kamar tidur 120 ~ 250 1 atau 2
Kamar mandi 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran :
Ruang Direktur 350 1 atau 2
Ruang kerja 350 1 atau 2
Gunakan armatur
berkisi untuk
Ruang komputer 350 1 atau 2
mencegah silau akibat
pantulan layar monitor.
Ruang rapat 300 1 atau 2
Ruang gambar 750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan
setempat pada meja
gambar.
Gudang arsip 150 3 atau 4
Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250 1 atau 2
Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Ruang gambar 750 1 Gunakan pencahayaan
setempat pada meja
gambar.
Kantin 200 1
Hotel dan Restauran
Pencahayaan pada
Lobby, koridor 100 1 bidang vertikal sangat
penting untuk
menciptakan
suasana/kesan ruang
yang baik.
Sistem pencahayaan
harus di rancang untuk
menciptakan suasana
yang sesuai. Sistem
Ballroom/ruang pengendalian
200 1
sidang. “switching” dan
“dimming” dapat
digunakan untuk
memperoleh berbagai
efek pencahayaan.
Ruang makan. 250 1
Cafetaria. 250 1
Diperlukan lampu
tambahan pada bagian
Kamar tidur. 150 1 atau 2
kepala tempat tidur dan
cermin.
Dapur. 300 1
Rumah Sakit/Balai
pengobatan
Ruang rawat inap. 250 1 atau 2
Ruang operasi, ruang 300 1 Gunakan pencahayaan
bersalin. setempat pada tempat
yang diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2
Ruang rekreasi dan 250 1
rehabilitasi.
Pertokoan/Ruang
pamer.
Tingkat pencahayaan
ini harus dipenuhi
Ruang pamer dengan pada lantai. Untuk
obyek berukuran besar 500 1 beberapa produk
(misalnya mobil). tingkat pencahayaan
pada bidang vertikal
juga penting.
Toko kue dan 250 1
makanan.
Toko buku dan alat 300 1
tulis/gambar.
Toko perhiasan, arloji. 500 1
Toko Barang kulit dan 500 1
sepatu.
Toko pakaian. 500 1
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2 Pencahayaan pada
bidang vertikal pada
rak barang.
Toko alat listrik (TV,
Radio/tape, mesin 250 1 atau 2
cuci, dan lain-lain).
stri (Umum).
Ruang Parkir 50 3
Gudang 100 3
Pekerjaan kasar. 100 ~ 200 2 atau 3
Pekerjaan sedang 200 ~ 500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500 ~ 1000 1
Pekerjaan amat halus 1000 ~ 2000 1
Pemeriksaan warna. 750 1
Rumah ibadah.
Untuk tempat-tempat
yang mem butuhkan
tingkat pencahayaan
Mesjid 200 1 atau 2
yang lebih tinggi dapat
digunakan
pencahayaan setempat.
Gereja 200 1 atau 2 Idem
Vihara 200 1 atau 2 idem
BAB III
METODE DAN BAHAN

1. Denah titik penelitian, pada metode ini tempat yang akan diteliti dibuat titik-titik yang ak
an menjadi tempat titik pengukuran saat pengambilan data. Penentuan titik ukur berdasar
kan SNI 03-2396-2001 dan DPU perihal pengukuran dan perhitungan alami, yakni :
a. Titik ukur diambil pada suatu bidang datar dengan ketinggian 0,75 meter di atas la
ntai, yang disebut dengan bidang kerja

b. Titik ukur utama (TUU), diambil pada tengah-tengah antar kedua dinding sampin
g, yang berada pada jarak 1/3d dari bidang lubang cahaya efektif.

c. Titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,5 meter dari dinding samping, pa
da jarak d/ 3 dari bidang lubang cahaya efektif

2. Tabel pengukuran, Tabel pengukuran dibuat dengan memuat kolom-kolom waktu penguk
uran, intensitas cahaya luar ruangan, dan intensitas dalam ruangan, dan titik-titk ukur.

3. Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Luxmeter yang
digunakan dengan merek Krisbrow

4. Kamera digunakan sebagai alat pemotretan dari objek bangunan

5. Meteran digunakan untuk mengukur satu titik ukur ke titik ukur yang lain. Dan juga men
gukur luasan dari ruang penelitan.

6. Software DiaLux 4.12, e ini digunakan sebagai alat simulasi yang hasilnya akan dijadikan
rekomendasi untuk mengetahui besaran bukaan dinding yang sesuai, penempatan titik la
mpu yang baik, dan mengetahui berapa banyak lampu yng dibutuhkan.

Titik ukur utama (TUU), diambil pada tengahtengah kedua dinding samping, pada jarak d/ 3
dari bidang lubang cahaya efektif (d = kedalaman ruangan)

Titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,5 meter dari dinding samping, pada jarak d/ 3
dari bidang lubang cahaya efektif
BAB IV
HASIL DAN ANALISA

A. Hasil
1. Lokasi Praktikum : Surabaya
2. Waktu Praktikum : 10.45 – 11.00 WIB
Berdasarkan metode pengukuran pencahayaan general, didapatkan has
il sebagai berikut:
a. Perhitungan luas ruangan kamar tidur
L = panjang (p) x lebar (l)
L=5mx5mL=
2
25 m
b. Penentuan titik potong
B. Pembahasan
Pengukuran pencahayaan pada praktikum tata cahaya dilaksanakan di
kamar tidur di sebuah rumah yang terletak di daerah Surabaya, dimana penguk
uran dilakukan menggunakan aplikasi Lux meter.
1. Pengukuran pencahayaan

A(866) B(577) C(499) D(420) E(300)

F(796) G(512) H(375) I(371) J(394)

K(569) L(505) M(341) N(351) O(268)

P(302) Q(324) R(297) S(299) T(258)

U(293) V(258) W(181) X(167) Y(139)

Pengukuran pencahayaan secara general dilakukan di 25 titik dalam ru


ang kamar tidur, diperoleh rata rata pengukuran:
866+577+ 499+420+ 300+ 796+512+…+181+157+139
25
=386.48 lux

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengukuran general ruang kam


ar tidur diperoleh hasil sebesar 386.48 Lux. Berdasarkan tata cara perancan
gan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung SNI 03-6575-2001
standar pencahayaan di kamar tidur adalah 120-250 lux.
Hal ini dapat terjadi karena pengukuran dilakukan pada saat penerang
an yang maksimum, yaitu ketika semua bukaan jendela dan pintu dibuka da
n cuaca dalam keadaan cerah
Ada beberapa cara penanggulangan yang dapat dilakukan agar intensit
as cahaya di ruangan tersebut memenuhi standar. Cara penanggulangan ters
ebut diantaranya adalah mengurangi jumlah bukaan dalam satu waktu seper
ti menutup pintu, selain itu jg bisa menambahkan lapisan kaca yang dapat
mengurangi jumlah cahaya yang masuk
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Analisa diatas dapat disimpulkan bahwa ruangan yang men
jadi objek pengukuran sangat terang dengan nilai 386.48 lux, diatas pencahayaan minimum y
ang ditetapkan sebesar 120 – 250 lux. Titik paling terang terdapat pada titik(A) sebesar 866 d
an Titik paling gelap terdapat pada titik(Y) sebesar 139 lux
B. Saran

Beberapa yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi bukaan pada ruangan yang tidak di
perlukan, selain itu bisa dengan menambahkan lapisan pada kaca jendela untuk mengurangi i
ntensitas cahaya yang masuk

Anda mungkin juga menyukai