Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan suatu pencahayaan bangunan merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan oleh seorang perancang dalam proses desain untuk menghasilkan suatu pencahayaan
yang baik dan ekonomis. Namun ditemui beberapa kenyataan bahwa sistim penerangan dalam
suatu ruangan tidak optimal, misalnya terasa kurang terang, atau silau atau pemakaian warna lampu
yang tidak sesuai makna ruang. Perencanaan dan perancangan tata cahaya yang tidak baik
pada suatu ruangan, dapat menyebabkan terjadi kesalahan fungsi pada ruang yang bersangkutan.
Suatu ruangan yang semestinya dipakai untuk tempat membaca, apabila tidak diberi terang yang
mencukupi, maka akan mempersulit pemakai dalam melakukan kegiatan membaca, sehingga ruang
tersebut dapat dinilai gagal dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat kegiatan membaca.

Ruang dubbing pada studio film berperan sentral dalam keberhasilan proses produksi film,
karena menjadi salah satu bagian prinsipal dari tempat berlangsungnya proses finalisasi edit
suara dari suatu film atau tayangan. Di dalam ruangan dubbing berlangsung kegiatan yang
membutuhkan tata cahaya dengan baik, karena disitu dilakukan kegiatan “membaca” teks
percakapan oleh artis atau para pengisi suara. Pelaksanaan pembacaan teks harus dilakukan
dengan hati-hati. Berbagai tanda baca harus dapat terlihat dengan jelas, agar pembacaannya dapat
berlangsung dengan teliti dan sesuai harapan skenario film.Metode perancangan penerangan
buatan pada suatu ruangan, dapat didekati dengan dua cara yaitu cara penerangan merata dan
cara penerangan setempat. Berbagai pustaka menguraikan metode dan rumus-rumus yang
digunakan pada dua cara tersebut, diantaranya adalah dari Szokolay (1980), Mc Guinnes, dkk
(1981) dll. Kedua cara tersebut pada prinsipnya didasarkan pada hukum-hukum fisika cahaya,
fotometri dan lampu listrik. Dalam kasus ruang dubbing ini, digunakan metode penerangan
merata dengan pertimbangan bahwa dalam ruangan perlu adanya kuat penerangan yang merata,
karena pelaku pengisi suara kadangkala melakukan perekaman pengisian suara sambil berjalan-jalan
serta melakukan aksi gerak sebagaimana dalam scenario film. Mereka sering jalan-jalan sambil
membaca teks agar lebih rileks dan konsentrasi dengan baik. Metode perhitungan
penerangan merata untuk menghasilkan tata cahaya penerangan buatan, dapat dilakukan
dengan cara manual dan dengan menggunakan software. Dalam hal ini dilakukan baik dengan
cara perhitungan manual maupun dengan bantuan software. Prosedur dan rumus yang dipakai
pada perhitungan manual mengacu pada prosedur menurut Standar Nasional Indonesia, SNI-03-
6575-2001 dan referensi pustaka dari Szokolay (1980). Software yang dipakai adalah Dialux
versi 4.10.
BAB II
PEMBAHASAN

Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti
membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-
tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat
tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Perencanaan penerangan suatu tempat harus
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja,
intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya
pemeliharaannya. Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang
kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk
beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah. Untuk
mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan
iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang
diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada
dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan
digunakan, dan masih banyak lagi.

Seberapa besar Pencahayaan yang dibutuhkan suatu ruangan? jika kita bicara mengenai pencahayaan
atau cahaya, maka sebelumnya kita perlu mengetahui beberapa satuan cahaya yang biasa digunakan,
yaitu:

CANDELA
Candela adalah salah satu satuan pencahayaan. Dari bahasanya Candela bisa diartikan sama
dengan besar pencahayaan lilin.

LUMEN
Lumen adalah salah satu satuan Pencahayaan. Pada satuan pencahayaan LUMEN,
menyatakan seberapa besar pencahayaan yang dihasilkan dari satu sumber cahaya.

LUX
Lux adalah salah satu satuan Pencahayaan. Lux menyatakan nilai besaran Pencahayaan yang
ada dalam suatu ruangan yang mendapatkan Pencahayaan dari suatu sumber cahaya.
Untuk menentukan jumlah lampu penerangan suatu ruangan, ada beberapa hal yang harus kita
ketahui, antara lain:

A. Jenis ruangan yang akan dipasangi lampu penerangan


Tingkat pencahayaan memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan fungsi ruangan tersebut.
Dibawah ini terdapat beberapa nilai standar pencahayaan pada suatu ruangan tertentu.

Ruangan yang ada di dalam Rumah Tinggal


 TERAS Standar pencahayannya adalah 60 LUX
 RUANG TAMU Standar pencahayannya adalah 120 – 150 LUX
 RUANG MAKAN Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 RUANG KERJA Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 KAMAR TIDUR Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 KAMAR MANDI Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 DAPUR Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 GARASI Standar pencahayannya adalah 60 LUX

Ruangan yang ada di dalam perkantoran


 RUANG DIREKTUR Standar pencahayannya adalah 350 LUX
 RUANG KERJA Standar pencahayannya adalah 350 LUX
 RUANG KOMPUTER Standar pencahayannya adalah 350 LUX
 RUANG RAPAT Standar pencahayannya adalah 300 LUX
 RUANG GAMBAR Standar pencahayannya adalah 750 LUX
 GUDANG ARSIP Standar pencahayannya adalah 150 LUX
 RUANGAN ARSIP AKTIF Standar pencahayannya adalah 300 LUX

Ruangan yang ada di dalam Sekolahan


 RUANG KELAS Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 PERPUSTAKAAN Standar pencahayannya adalah 300 LUX
 LABORATORIUM Standar pencahayannya adalah 500 LUX
 RUANG GAMBAR Standar pencahayannya adalah 750 LUX
 KANTIN Standar pencahayannya adalah 200 LUX

Ruangan yang ada di dalam Hotel dan Restoran


 LOBBY & KORIDOR Standar pencahayannya adalah 100 LUX
 RUANG SERBA GUNA Standar pencahayannya adalah 200 LUX
 RUANG MAKAN Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 KAFETARIA Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 KAMAR TIDUR Standar pencahayannya adalah 150 LUX
 DAPUR Standar pencahayannya adalah 300 LUX
B. Ukuran ruangan tersebut, seperti ukuran Panjang dan lebar
ruangan.

C. Berapa besar daya atau Watt untuk satu buah lampu yang akan
digunakan.

D. 1 Watt lampu = 75 Lumen pencahayaan

Setelah beberapa hal tersebut kita ketahui, selanjutnya kita dapat menghitung berapa banyak lampu
penerangan yang kita butuhkan untuk memberikan penerangan yang diinginkan di dalam ruangan tersebut.

Dengan menggunakan Rumus untuk menentukan jumlah lampu penerangan dalam suatu ruangan.

Rumus:
N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Penjelasan Rumus diatas, adalah :


 N = Jumlah titik lampu
 E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux - 250lux
 L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter
 W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.
 Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN
 LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya antara 0,7–0,8
 Cu = (Coeffesien of Utillization)
 n = Jumlah Lampu dalam 1 titik

Sebagai contoh perhitungan untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan lampu dalam suatu ruangan, kita
dapat mengambil data berikut:
Contoh:
Suatu ruangan Kamar tidur berukuran Panjang 5 meter dan Lebar 4 Meter di dalam Rumah tinggal, hendak
dipasang Lampu TL 40 Watt, Berapa banyak lampu TL 40 Watt yang dibutuhkan untuk memberikan
pencahayaan yang baik dalam ruangan Kamar tidur tersebut ?

Diketahui:
Dapat kita lihat, dari data standar kuat pencahayaan diatas bahwa untuk ruangan Kamar tidur di rumah tinggal
adalah : 120 Lux – 250 Lux.
Kita ambil Nilai tengah sekitar 200 Lux

Maka diketahui, E = 200 Lux.

Panjang ruangan atau L = 5 meter

Lebar ruangan atau W = 4 meter

Nilai Lumen lampu atau Ø = 40 Watt x 75 Lumen


Ø = 3000 Lumen.

Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, Nilai Koefisien atau CU (
coeffesien of utilization ) adalah : 50-65 %.

Untuk Hal ini, kita bisa ambil nilai terendah yaitu 50 % atau 0,5

Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan
cahaya dari permukaan lampu, dan lainnya

Nilai LLF kita ambil nilai sebesar = 0,7

Jumlah lampu dalam satu titik (n) adalah 1

Maka,

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

N = 200 LUX x 5 meter x 4 meter


3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1

N= 4000
1050

N = 3,8 (dibulatkan menjadi 4 buah lampu)


Maka didapat bahwa Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk memberikan pencahayaan pada Kamar tidur di
Rumah tinggal adalah sebanyak 4 Buah dengan Lampu yang digunakan adalah TL 40 Watt.

Atau jumlah watt yang dibutuhkan adalah 4 x 40 watt = 160 watt.

Anda mungkin juga menyukai