Anda di halaman 1dari 20

INSTALASI LISTRIK

“Quiz 2”

Disusun Oleh :

I Putu Indra Pratama


1905541137

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
PERSOALAN :
1. Jelaskan cara menentukan instalasi ruangan untuk ruang belajar, kantor, lobby dan aula.
2. Jelaskan perencanaan instalasi halaman arau taman.
3. Jelaskan tantag bagaimana cara menentukan besar pentanahan/Grounding peralatan dan
penangkan petir.
4. jelaskan tenttang perencanaan pendinginanrauangan sesuai fungsi ruang.
5. jelaskan bagimana cara menentukan kapasitas pengaman instalasi dan luan penampag
saluran.
PENYELESAIAN :
1. Dapat kita ketahui di dalam merencanakan suatu instalasi sebuah ruangan memerlukan
sebuah tahapan – tahapan dan prosedur dalam menyelesaikannya.
Adapun Tahapan – tahapan yang harus dilakukan adalah :
➢ Mengetahui desain sebuah ruangan.
Secara umum, mengetahui desain ruangan digunakan untuk, mempermudah dalam
melakukan perencanaan tata letak komponen kelistrikan dan jumlah beban yang akan
dipasang pada suatu ruangan . Sehingga, kita bisa menentukan kebutuhan beban yang sesuai
dengan ruangan atau bangunan tersebut. Hal ini digunakan untuk pembuatan jalur-jalur
instalasi penerangan (pengawatan) yang akan dibuat didalam rumah dan menentukan
fluks pencahayaan dalam suatu bangunan.
➢ Mengetahui fungsi ruangan tersebut
Tujuan kita mencari fungsi ruangan tersebut untuk menentukan jenis komponen
kelistrikan yang akan kita gunakan seperti Ruang kelas, kantor, lobby, dan aula yaitu
• Harus membutuhkan tingkat pencahayaan yang cukup dan sesuai.
• Dari keempat ruangan yang dibutuhkan kita harus menjaga suhu udara yang
stabil sehingga dibutuhkan pendingin ruangan .
• Harus menyediakan Kotak-Kontak dengan daya yang cukup sehingga
mempermudah untuk menghidupkan perangkat atau komponen yang ada
disetiap ruangan.
➢ Mulai merancang Perencanaan pemakaian komponen beban listrik dan
pencahyaan.
Untuk perancangan pemakian beban komponen kita harus mengetahui fungsi
ruangan atau bangunan yang sudah ada hal ini digunakan untuk kita bisa menenentukan
penghantar yang digunakan dan pembebanan yang sesuai seperti :
• Ruang Belajar : Pada pemakian komponen beban listrik dalam
perhitungannya secara umum komponen beban yang digunakan
menggunakan sistem 1 phase dimana sistem 1 phase ini terdiri dari 1 kabel
berpenghantar fasa, 1 kabel berpenghantar netral, dan 1 kabel untuk
pentanahan. Untuk tingkat pencahayaan kita harus menghitung kebutuhan
fluksnya.
• Kantor atau perkantoran : Dalam perancanagan perkantoran atau kantor kita
harus mengetahui beban listrik yang digunakan untuk menentukan jumlah
penghantar yang digunakan dan sistem instalasinya yaitu apakah 1 fasa atau
3 fasa karena hal ini berguna terhadap penggunaan komponenn dan kondisi
pembebanan dalam perkantoran serta faktor proteksi yang kita gunakan.
Serta dalam penghitungan pencahayaan secara umum kita harus mengetahui
kondisi ruangan dan luas ruangan yang digunakan.
• Lobby : Dalam perancanagan untuk ruangan lobby secara umum yang kita
gunakan adalah instalasi 1 fasa karea secara fungsi ruanagn jumlah
komponen kelistrikan yang ada di lobby itu tidak banyak hanya
memperhatikan kondisi dan kenyamanan serta tingkat pencahayaan yang
cukup.
• Aula : Secara umum dari perencanaan pemakian komponen listrik aula
dalam instalasinya menggunakan instalasi 3 fasa atau 1 fasa tergantung daya
yang dibutuhkan dan komponen yang dibutuhkan dalam penggunaannya
serta dalam pengaturan pencahayaannya kita harus memperhatikan tingkat
kecerahannya juga untuk kenyamanan. Tidak lupa kita harus
memperhatikan dalam perencanann pembebannya harus memilih sistem
proteksi yang cocok.
➢ Mulai merancang diagram single line instalasi dan menentukan jenis kabel
yang digunakan.
Setelah kita mengetahui jenis komponen dan sistem instalasi yang digunakan, kiata
harus merancang diagram single line gambar instalasinya, hal ini digunakan untuk
mempermudah pengistalasian dan jenis penghatar yang digunakan untuk instalasi serta
jumlah penghantarnya. Perancanagan diagram single line instalasi untuk ruangan yang
dibutuhkan seperti ruang belajar,kantor, lobby, dan aula kita harus

• Ruang Belajar dan Lobby : Untuk instalasi ruang belajar yang kita gunakan
sebagai penghantar sumbernya kiat menggunakan kabel NYA dengan warna
Hitam, Biru, dan kuning-hijau, dengan ukuran 2,5 mm yang harus di
tempatkan didalam pipa PVC sesuai dengan PUIL, atau kita gunakan Kabel
NYM 3x2,5 mm yang harus di tarus didalam pipa pvc juga untuk menjaga
keamanan apabila kita instalasi didalam tembok. Dan untuk kabel
pencahayaannya atau untuk lampu kita gunakan kabel dengan ukuran
2x1.5mm bisa NYA atau NYM dengan syarat harus ditempatkan di dalam
pipa pvc atau berstardar SNI.
• Aula dan Kantor : dalam instalasinya secara umum dan tergantuk beban
yang digunakan penghantar yang digunakan bisa saja menggunakan
pengantar dengan instalasi 1 phase atau 3 phase. Dalam penghantar instalasi
1 phase yang digunakan menggunakan jenis penghantar NYM 3x2,5 untuk
araus sumbernya atau instalasi kotak kontaknya atau penghantar 3 phase
dengan penghantar NYM atau NYA dengan jumlah Kabel 5x2,5 mm atau
4x2,5 mm yang harus di tempatkan didalam pipa pvc atau syang sesuai
dengan PUIL. Selain itu untuk penghantar pencahayaannya bisa digunakan
kabel dengan ukuran 2x1.5mm.

➢ Mulai merancang instalasi Pencahayaan serta fluks cahaya yang digunakan

Dalam perancangannya yang harus kita lakukan:

• Menentukan titik lampu


Dalam menghitung lampu pada ruangan perlu adanya persamaan penunjang.
Persamaan dalam menentukan jumlah titik lampu pada suatu ruangan :

Dimana :
N = Jumlah lampu
E = Kuat penerangan suatu ruangan (lux)
A = luas suatu ruanga (m2)
∅ = lumen lampu (lm)
LLF = Light Loss Factor (0.7 – 0.8)
CU = Coeficient of Utilization (50% - 65%)
n = jumlah lampu dalam satu titik

Dengan catatan luas ruangan menggunakan satuan (Panjang (m) dikali lebar (m)) x
(tinggi bidang (m) dikurangi tinggi ruangan (m)). CU (Coeficient Utilixient) tergantung
dari warna dinding atau langit langit dan lantai

• Menggunakan aplikasi yakni Dialux Evo.


Aplikasi Dialux Evo dapat menentukan jumlah titik lampu dengan simulasi.
Sehingga dapat melihat dengan nyata simulasi pencahayaan suatu ruangan. Simulasi
pencahayaan suatu ruangan pada Dialux Evo dapat pada suasana siang dan malam hari.
Suaana siang hari dengan mengukur lux cahaya matahari yang masuk pada suatu
ruangan melalui jendela. Pada suasana malam hari untuk menentukan lux lampu pada
suatu ruangan.

• Berikut daftar tingkatan yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan cahaya


Tingkat
Temperatur Warna
Cahaya Kelompok
Fungsi Ruangan renderansi Cool White
Warm putih Daylight
(Lux) warna 3300K –
<3300K 5300K >5300K
Rumah Tinggal
Teras 60 1 atau 2
120-
Ruang Tamu 150 1 atau 2
120-
Ruang Makan 250 1 atau 2
120-
Ruang Kerja 250 1
120-
Kamar Tidur 250 1 atau 2
Kamar Mnadi 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran
Ruang Direktur 350 1 atau 2
Ruang Kerja 350 1 atau 2
Ruang
350 1 atau 2
Komputer
Ruang Rapat 300 1
Ruang Gambar 750 1 atau 2
Gudang Arsip 150 1 atau 2
Ruang Arsip
300 1 atau 2
Aktif
Lemvaga Pendidikan

Ruang Kelas 250 1 atau 2


Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboraorium 500 1
Ruang Gambar 750 1
Kantin 200 1

➢ Merancang diagram pembebanan yang dibutuhkan setiap ruangan dan


pengamannya.
Setelah kita melakuakan perencanaan dan jumlah komponen yang digunakan kita
harus membuat diagram pembebanan agar mempermudah kita untuk dalam
menginstalasi kebutuhan pembagian beban , hal ini sangat berperan penting untuk
kebutuhan daya yang digunkan dan keseimbanaggannyaseperti keseimbangan
tegangan, arus sampai factor keamanan makhluk hidup dan komponenn alat.

Dalam kebutuhannya untuk proteksi pengamannya yang kita butuhkan


untuk ruanagan tersebut yaitu MCB, ELCB ,dan RCBO. Yang semuanya
digunakan untuk pengaman sesuai fungsinya masing masing

Nilai arus pada komponen MCB dapat ditentukan berdasarkan beda phasa, yakni
1 phasa dan 3 phasa. Berikut persanaan 1 phasa:

Persamaan untuk tiga phasa :

Dimana :
I2 = Arus rating nomial (A)

VL-L = tegangan Phase-Phase (V)

VL-N = tegangan phase-netral (V)


Cos𝜑 = factor daya

P = Daya (W).

➢ Mulai membuat instalasi untuk masing masing ruangan.


Jadi setelah dari mengetahui design ruangan, fungsi ruanagn, membuat perencanaan
pembebanan dan jenin beban yang digunakan, membuat diagram single line,membuat
tingkat pencahayaan, dan membuat sistem perhitungan proteksi yang cocok kiat bisa
langsung membuat atau melakukan instalasinya yang sesuai PUIL.

2. Perencanan instalasi halaman atau taman, Pada dasarnya hal yang harus kita perhatikan
dalam instalasi taman tau kebun adalah memilih alat atau komponen kelistrikan yang
harus bersifat aman dan tahan terhadap kondisi diluar ruangan seperti sifat bahan
tersebut :
o Harus tahan terhadap air atau tidak mudah dimasuki air (anti air)
o Tahan terhadap panas
o Cocok untuk ditanam atau ditempatkan didalam tanah.

Jadi hal yang harus diperhatikan untuk perencanaan instalasi taman yaitu

a. Menentukan kondisi atau wilayah yang akan dipasang instalasi.

Secara umum instalasi halaman harus menggunakan komponen atau


pembungkus komponen kelistrikan yang tahan terhadap panas dan air agar

k mudah kemasukan air saat terjadi hujan. Jadi kita harus menggunakan
peralatan listrik yang harus dipasang di outdorr atau di luar ruangan sesuai
PUIL 2011.

b. Menentukan Jenis komponen yang cocok dan aman dipasang

Secara umum untuk membuat instalasi diluar ruanagan kita harus


memperhatikan factor keslamatan tan jenis komponen yang digunakan.

Untuk jenis komponennyang digunakan dalam instalasi kebun yaitu:

• Menggunakan penghantar jenis NYY

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berisolasi PVC. Kabel jenis NYY
dibuat untuk instalasi tetap yang ditanam di dalam tanah, atau kondisi di
lingkungan terbuka dengan tambahan perlindungan seperti duct, pipa PVC,
atau pipa besi. Yang perlu Anda ketahui, bahan isolator pada kabel ini
memiliki konstruksi yang lebih kuat sehingga harganya lebih mahal. Selain
itu, bahan isolator pada kabel jenis NYY biasanya dilengkapi dengan anti
gigitan tikus.
• Menggunakan Stop kontak yang kedap air atau anti air yang cocok
ditaruh di luar ruangan .

• Menggunakan kotak sambung yang harus tahan terhadap kondisi diluar


dan memperhatikan keamanan yang SNI.
• Menggunakan Fiting lampu yang sesuai dan tidak mudah kemasukan air
serta tahan terhadap panas.

Ada berbagai macam jenis Fiting lampu dan komponen pencahayaan


yang bisa ditaruh di luar salah satu syaratnya tahan terhadap air dan tidak
mudah kemasukan air sepertoi harus behbahan isolator, berisi karet atau
sale, serta banyak macamnya.

• Menggunakan saklar yang tahan terhadap cuaca di luar yang umumnya


bernama saklar atlantik.

c. Menentukan sistem pengaman yang cocok.


Secara umum sitem pengaman untuk kebun di suatu halaman harus di
pasang menempel dan harus di bungkus kotak panel atau panel box dan
dipasang tidak boleh diluar ruangan agar air tidak masuk kedalam
pengaman. Pada umumnta pengaman yang digunakan bisa MCB,ELCB dan
RCBO.

d. Setelah kita bisa menentukankomponen yang cucuk digunakan hal yang


harus kitalakukan langsung melakukan pemasangan instalasi sesuai gambar
yang sudah dirancang dan menggunakan komponen yang sesuai dengan
PUIL ynag SNI.

3. Jelaskan tentang bagaimana cara mene ntukan besar pentanahan/Grounding


peralatan dan penangkan petir

Peraturan Umum untuk elektrode bumi - penghantar bumi dan persyaratan


mengenai keterangan bentuk dari elektrode bumi, bahan dan penampang dapat
dilihat dalam PUIL 1987 (Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia - 1987); Bab
300 - Pasal 320.

a. Karakteristik Tanah

b. Resistansi pembumian

c. . Pengukuran resistans jenis tanah rt


d. Pengukuran resistansi pembumian

Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan pengukuran. Ini tak
mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur ohm-meter yang biasa, karena alat ohm-
meter mempunyai tegangan AS yang kecil dan cara pengukuran ini tidak mungkin,
karena logam dalam tanah yang basah menunjukkan elemen galvanis.

Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dapat dilaksanakan


menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat ukur pembumian menurut
pengukuran cara kompensasi:

a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan dengan titik bintang
(netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal 323,

b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan
konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai 2000 ohm
di belakang gawai pengaman dalam sirkuit amperemeter, lihat Gambar 2.

Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1 dari kira-
kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan elektrode bumi
bantu dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim pembumian pengamanan
didapatkan dari rumus RA = U/1

Kejelekan dari metode b) ini adalah:

• tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh melebihi tegangan sentuh
yang diizinkan, karena dapat terjadi kecelakaan,
• hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral langsung dibumikan
(lihat a), karena bila terdapat arus bocor kecil yang mengalir ke bumi, dapat
menimbulkan susut tegangan antara RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran
yang tak tepat.

c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus - tegangan dengan
sumber tegangan sendiri.

Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak antara elektrode
bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak kira-kira 20m, sedangkan untuk
elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran, radial atau kombinasi harus
berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian.

Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan sumber tegangan


tersendiri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah tahanan antara koneksi
pembumian dan elektrode acuan, dan terdiri dari tahanan peralihan dari penghantar
dalam lapisan tanah dan tahanan lapisan tanah di sekitar elektrode.

Resistans pembumian dapat dihitung dari : RE = U/I

Cara yang lain adalah :

c) Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode kompensasi

Pengukuran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering digunakan dari
pada pengukuran menurut cara ukur arus-tegangan, karena pengukurannya sangat
sederhana dan tak tergantung dari tegangan jaringan.

4. Proses penyegaran udara yaitu udara dalam ruangan yang ada pada temperature dan
kelembapan dihisap masuk ke dalam alat penyegar udara, kemudian bercampur dengan
udara luar dan menghasilkan udara pada tingkat keadaan. Kompresorr berfungsi sebagai
pemampat fluida kerja refrigerator, jadi refrigerator yang masuk ke dalam komprosesor AC
dialirkan dan dimanfaatkan ke kondensor yang kemudian dimampatkan di kondensor. Dalam
perancangan Analisa beban daya pendingin perlu mengetahui beban kalor. Beban kalo terdiri
dari :

a. Beban pendinginan luar


b. Beban penginginan dalam
c. Beban kalor ruangan
d. Beban kalor dari udara luar yang masuk ke dalam alat penyegar
e. Beban blower dan motor
f. Kebocoran dari saluran, dan sebagaianya.

Perlu melengkapi dtaa-data yang perlu untuk pengukuran perancangan pendingin


ruangan. Berikut data yang perlu diketahui :

a. Panjang, lebar, dan tinggi ruangan yang hendak dirancang


b. Jumlah kapasitas orang yang mampu ditampung oleh ruangan
c. Peralatan elektronik yang terdapat pada ruangan tersebut
d. Jumlah jendela dan pintu yang tersedia
e. Data luas bidang dinding keempat sisi ruangan
f. Atap ruangan dengan menentukan luas serta bahan yang digunakan pada
ruangan
g. Menentuka luas lantai serta ketebalan lantai ruangan
Setelah menentukan data yang diperlukan dalam perancangan system pendingin
ruangan. Kemudian mengacu persamaan yang digunakan. Berikut persamaan-
persamaan yang berlaku dalam perancangan pendingin ruangan :

a. Beban pendingin liar


Koefisien perpindahan kalor melalui dinding tembok dengan persamaan :
1
𝑈𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 = + 𝑅𝑘
+ 𝑅𝑈𝑃
𝑈𝐿 𝑅
Dimana :

U = Koefisien perpindahan kalor


RUL = resistansi termal permukaan luar (m2.K.W)
RUP = resistansi termal permukaan dalam (m2.K/W)
Rk = resistansi termal bahan (m2.K/W)
Beban pendinginan dinding dengan persamaan :
𝑄𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 × 𝑈𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 × (𝑇𝑑1 − 𝑇𝑑2)

Karena dalam ruangan terdapat 4 siis dinding, maka Q dinding dinyatakan dalam :

Qdinding = Qdinding 1 + Qdinding 2 + Qdinding 3 + Qdinding 4

Persamaan panas yang melewati kaca keseluruhan yaitu :

Qkaca = Qkaca1 + Qkaca2 + Qkaca3 + … + Qkacan

Jumlah panas yang melewati lantai dengan persamaan :

Qlantai = Alantai x Ulantai x ((Tl1 – Tl2)

Beban total pendongin luar dengan persamaan :

Qtotal pendingin luar = Qdinding + Qkaca + Qatap + Qlantai)

b. Beban pendingin dalam


Beban panas dari lampu yaitu :
Qlampu = Qlampu bulat + Qlampu Panjang

Beban panas dari penghuni atau orang yaitu :

Qorang = 𝑧 × 𝑁𝑜 × 𝐶𝐿𝐹𝑃

Beban panas dari beberapa peralatan seperti barang elektronik, berikut persamaan :
Qalat = Qampli + QLCD + … +

QSpeaker Total pendingin dalam :

Qtotal pendingin dalam = Qlampu + Qorang + Qalat

Beban pendingin total :


Qtotal pendingin = Qtotal pengdongin luar + Qtotal pendingin dalam
c. Beban mesin pendingin alat AC
Usaha pendinginan refrigerator dengan persamaan :
W = h1 – h4

Dimana :

h1 = entalpi refrigerator pada titik 1 (kJ/kg)

h2 = entalpi refrigerator pada titik 4 (kJ/kg)

Laju aliran pendinginan refrigerator yaitu dengan persamaan :

𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑚=
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛
Dimana :
𝑊

Qtotal pendinginan = beban pendinginan

total (kW) W = usaha pendinginan (kJ/kg)

Daya kerja kompresor dengan persamaan :

P k = m x (h2 – h1)

Dimana :

m = laju aliram refrigerator (kg/det)

h2 = entalpi refrigerator pada titik 2 (kJ/kg)

h1 = entalpi refrigerator pada titik 1 (kJ/kg)

Di kondensor uap refrigerator diembunkan, panas dilepas ke lingungan dan terjadi


perubahan fase refrigerator dari uap ke cair. Dari kodensor dihasilkan refrigerator
cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah. Sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut :
P c = m (h2 –

h3) Dimana :

m = laju alran refrigerator (kg/det)

h2 = entalpi refrigerator pada titik 2 (kJ/kg)

h3 = entalpi refrigerator pada titik 3 (kJ/kg)

Di evaporator, refrigerator car mengambil panas dari lngkungan yang akan


didinginkan dan menguap sehingga terjadi uap refrigerator bertekanan rendah.
Sehngga dapat dirumuskan pada persamaan :

P e = m (h1 –

h4) Dimana :

m = laju alran refrigerator (kg/det)

h2 = entalpi refrigerator pada titik 1 (kJ/kg)

h3 = entalpi refrigerator pada titik 4 (kJ/kg)

Kemampuan kerja suatu refrigerator dinilai dari besarnya koefisien kinerja.


Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛
COP =
𝑃𝑘

Dimana :

Pk = daya kerja kompresor (kW)

Qtotal pendinginan = beban pendinginan total (kW)

Kemudian hasil dari perencanaan tersebut dihubungkan dengan daya PK AC.

Tabel x. jensi-jensi AC

Jenis PK AC AC Standard AC Low Watt AC Inverter


AC 0.5 PK 400 Watt 320 Watt
AC 0.75 PK 600 Watt 530 Watt
AC 1 PK 840 Watt 660 Watt 225 – 920 Watt
AC 1.5 PK 1170 Watt 270 – 1070 Watt
AC 2 PK 1920 Watt 300 – 1710 Watt
AC 2.5 PK 2570 Watt 350 – 2220 Watt
5. jelaskan bagimana cara menentukan kapasitas pengaman instalasi dan luas
penampag saluran

a. Menentukan luas penampang saluran

Kemampuan Hantar Arus (KHA)

• Kemampuan hantar arus adalah kemampuan dari suatu penghantar untuk mengalirkan
nilai arus secara terus menerus pada kondisi tertentu, tanpa menimbulkan perubahan
suhu yang melebihi ketentuan
• Berdasarkan PUIL 2000 nomor 7.3 mengenai pembebanan penghantar, setiap
penghantar harus mempunyai kemampuan hantar arus tidak kurang sama dengan arus
yang akan mengalir melaluinya, yaitu yang ditentukan dengan arus maksimum yang
dihitung atau ditaksir (KHA ≥ Imax)
• Untuk menentukan ukuran kabel, maka harus tahu dulu berapa daya beban listrik yang
nantinya akan dilayani oleh kabel tersebut.

• Jatuh Tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan yang hilang pada
penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan ujung
pengirim dan tegangan ujung penerima.
• Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi
utama pada setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada
panel hubung bagi utama.
• Dalam menentukan ukuran kabel harus diperhitungkan juga kerugian
tegangan sepanjang kabel tersebut untuk instalasi tenaga kerugian tegangan
maksimal 5% 2% untuk instalasi penerangan Jatuh tegangan penghantar
dapat dihitung dengan persamaan :

Dimana :

V = Jatuh Tegangan (Volt) I

= Arus Beban (Ampere)

R = Resistansi Penghantar ( )

= Resistansi Jenis Penghantar ( /mm2 )

L = Panjang Penghantar (m)

A = Luas Penampang Penghantar (mm2)

b. Dalam menentukan kapasitan pengaman instalasi

Untuk perhitungan kebutuhan daya listrik, ada baiknya kita melihat dalam PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik) tahun 2011, sebagai acuan yang menjadi Standar
Nasional Indonesia.

Perhitungan kebutuhan daya listrik dijelaskan dalam PUIL bagian 2.3 yaitu Cara
Perhitungan Kebutuhan Maksimum di Sirkit Utama dan Sirkit Cabang

Menurut PUIL, kebutuhan maksimum di sirkit utama dan sirkit cabang harus ditentukan
dengan salah satu cara sebagai berikut :

Instansi Pemeriksa dapat menetapkan cara yang harus dipakai. Selain itu diberlakukan
tambahan persyaratan sebagai berikut :

• Bila nilai kebutuhan maksimum, yang diperoleh dari pengukuran, melampaui


nilai yang diperoleh dari perhitungan atau penaksiran, maka nilai hasil pengukuran
inilah yang diambil sebagai kebutuhan maksimum.
• Bagi sirkit utama atau sirkit cabang yang menyuplai sirkit akhir, yang diproteksi
dengan pemutus daya arus lebih dengan setelan pada nilai tertentu, kebutuhan
maksimumnya tidak boleh diambil lebih besar dari jumlah nilai setelan arus pemutus
daya yang mengamankan sirkit akhir.

Jadi untuk menentukan kapasitas pengaman kita menghitung dari total keselurahan
beban yang dipakai atau di gunakan untuk mengetahui berapa jumlah yang digunakan
dengan menggunakan rumus.

Nilai arus pada komponen MCB dapat ditentukan berdasarkan beda phasa, yakni 1 phasa
dan 3 phasa. Berikut persanaan 1 phasa:
𝑝
𝐼𝑎 =
𝐿 𝑉 − 𝑁 × 𝐶𝑜𝑠𝜑
Persamaan untuk tiga phasa :
𝑃
𝐼𝑎 =
√3𝑉𝐿 − 𝐿 × 𝐶𝑜𝑠𝜑
Dimana :
I2 = Arus rating nomial (A)

VL-L = tegangan Phase-Phase

(V) VL-N = tegangan phase-


netral (V) Cos𝜑 = factor daya

P = Daya (W)

Anda mungkin juga menyukai