Anda di halaman 1dari 11

SISTEM DAN STANDAR PENCAHAYAAN RUANGAN

Sumber: https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/06/sistem-dan-standar-pencahayaan-ruang/

Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini
dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun
karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang
ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan

B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan
langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya
dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-
indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.

D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan
perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta
kesilauan dapat dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber
cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang
jatuh pada permukaan kerja.

Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis
kegiatanya seperti berikut:
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di
Asia  mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
S
umber : www.energyefficiencyasia.org

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat
berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi
tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti
berikut.
Faktor yang berkaitan dengan pencahayaan meliputi: 1). Luminasi adalah terangnya suatu
permukaan 2). Kontras yaitu adalah perbedaan derajat terang relatif antara objek dan sekitarnya. 3).
Ketajaman penglihatan adalah kemampuan mata untuk membedakan bagian detail dari objek
permukaan yang halus. 4). Silau disebabkan cahaya berlebihan, baik yang langsung dan sumber
cahaya atau hasil pantulan kearah mata pengamat. 5). Arah pencahayaan sangat penting di mana
sumber-sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan secara
baik. 6). Warna pencahayaan dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam memperbandingkan
dan mengkombinasikan warna-warna.

Satuan cahaya:

Candela

Candela adalah satuan cahaya yang dianggap sama dengan cahaya lilin. Cahaya lilin mempunyai sifat
menyebar. Karena itu semakin besar angka Candela maka semakin kuat cahaya tersebut menyebar.

Candela yang merupakan perhitungan satuan cahaya lilin dianggap sebagai angka satuan cahaya dari
lampu. Candela ini dihitung dari kekuatan sinar cahaya seluruhnya. Tidak peduli dengan hasil angka
arah cahaya dan hasil akhir kekuatan cahaya di suatu tempat.

Lumen

Lumen adalah satuan yang menyatakan kekuatan dari total sumber cahaya, misalnya lampu. Karena
itu pada lampu selalu dicantumkan nilai lumen-nya.

Nilai Lumen ini tidak menghitung faktor intensitas cahaya lainnya, tetapi hanya yang ada di sumber
cahayanya saja dengan arah cahaya yang mengarah kesatu sisi.

Tidak peduli apakah lampunya berbentuk spot-beam sehingga terlihat lebih terang atau dibuat
menyebar sehingga terlihat tidak terlalu terang. Tetap saja nilai yang digunakan adalah lumen
sebagai angka kecerahan cahaya pada suatu bidang yang di sinari.

Lux

Lux adalah nilai yang dihitung sebagai penyebaran penerangan dari sebuah cahaya lampu, dengan
memperhitungkan tingkat rata-rata cahaya paling kuat dan mengabaikan cahaya rendah yang bias.

Lux digunakan sebagai hasil akhir yang diberikan cahaya lampu di titik tersebut. Bukan dilihat dari
kekuatan cahaya di titik lampu. Karena itu Lux umumnya digunakan sebagai satuan standar untuk
tingkat pencahayaan lampu di rumah.

Contohnya bila dihitung nilai 100 Lux di satu titik kecil maka akan terlihat cahaya yang sangat terang.
Tetapi bila titik tersebut dibuat lebih lebar atau dibias lebih lebar maka nilai Lux akan menurun
karena hasil akhir dari intensitas pencahayaan lebih redup dengan pembiasan.

Untuk satuan yang akan dipakai pada perhitungan nanti adalah Lux dan Lumen. Jadi secara
mudahnya, lumen adalah tingkat pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu, sedangkan lux adalah
pencahayaan pada bidang yang disinari.
Contohnya, lampu 7 Watt yang menghasilkan 560 lumen jika dipasang pada ruangan toilet
berukuran panjang x lebar = 1,5 x 1,5 M2 dengan tinggi standar 3 meter akan terlihat sangat terang.
Artinya nilai lux-nya besar. Tetapi bila lampu yang sama dipasang pada ruangan berukuran 6 x 6 M2
dengan tinggi sama maka cahayanya akan terlihat kurang terang. Dalam hal ini nilai lux-nya
menurun.

Karena itu 1 lux dihitung setara dengan 1 lumen per meter persegi.

- See more at: http://infopromodiskon.com/news/detail/96/cara-menghitung-jumlah-lampu-yang-


dibutuhkan-dalam-suatu-ruangan.html#sthash.5dbLjc3w.dpuf

Lux = Lumen per meter persegi, atau

Lux = Total Lumen / Luas Ruang


Apa Saja Kode yang Tertulis pada Lampu

Kita sering mendengar slogan “Hemat Energi Hemat Biaya” yang biasanya berhubungan dengan
penggunaan daya listrik. Dan salah satu komponen yang cukup banyak menyerap energi listrik
adalah lampu. Karena itu Lampu Hemat Energy adalah alternatif pilihan untuk melakukan
penghematan.

Untuk bisa memilih lampu yang tepat, kita perlu memahami apa saja spesifikasi yang perlu
diperhatikan. Kali ini rubrik freezepage mencoba mengulas bagaimana cara memilih lampu hemat
energi dan hemat biaya tersebut.

Bagaimanapun, seringkali lampu hemat energi mempunyai harga lebih mahal dibandingkan lampu
yang lain. Tetapi kelebihan biaya ini akan terkompensasi dengan penghematan yang diperoleh.

Bila anda tidak ingin boros energy lampu maka anda dapat membaca lebih lanjut artikel "Cara
Menghitung Jumlah Lampu Yang Dibutuhkan Dalam Suatu Ruangan".

Bila anda tidak ingin boros energy lampu maka anda depat lebih lanjut membaca artikelnya di “Cara
Menghitung Jumlah Lampu Yang Dibutuhkan Dalam Suatu Ruangan”

Tegangan / Voltase / Voltage

Saat ini tegangan listrik yang disuplai oleh PLN ke perumahan hanya ada satu macam yaitu 220V.
(catatan : Pada umumnya PLN mensuplai daya listrik 1 phase ke perumahan dengan tegangan 220V,
yaitu tegangan yang diukur antara penghantar phase dan netral. Sedangkan tegangan 380V adalah
tegangan yang diukur antara penghantar phase dan phase pada suplai listrik 3 phase)
Problemnya adalah tegangan suplai 220V terkadang tidak stabil bahkan bisa turun hingga dibawah
200V, terutama terjadi pada waktu beban puncak yaitu antara jam 18.00 – 22.00.

(catatan : Waktu Beban Puncak (WBP) adalah waktu dimana beban listrik yang harus disuplai PLN
mencapai puncaknya sehingga berpengaruh pada kualitas tegangan yang disalurkan)

Karena itu spesifikasi tegangan pada lampu saat ini sudah dibuat dengan jangkauan tegangan yang
lebih lebar, misalnya antara 170 – 250V

Jam Nyala / Hours

Pada setiap kemasan lampu sering dicantumkan umur lampu yang di hitung dengan jam nyala
(hours). Satuan inilah yang dipergunakan sebagai acuan untuk mengukur lifetime (masa hidup)
lampu. Contohnya, bila pada kemasan di cantumkan 8000 jam atau 8000 hrs, dengan rata-rata
pemakaian perhari selama 5 jam maka secara matematis lampu tersebut memiliki lifetime atau masa
hidup dengan hitungan 8000/5 = 1600 hari atau setara dengan 4 tahun 5 bulan.

Daya Listrik / Watt

Watt (simbol: W) adalah satuan yang digunakan dalam mengukur daya. Kita dapat memilih daya
yang sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi daya maka semakin terang lampu dalam memberikan
cahayanya.
Yang perlu diperhatikan adalah tidak semua merk lampu dengan watt yang sama memiliki kekuatan
terang yang sama. Kita harus mencoba lampu tersebut sebelum membeli. Pada merk yang ternama,
Watt yang tertera di dalam kemasan adalah benar.

Dan yang perlu di waspadai adalah merk abal-abal, dimana perlu dicoba membandingkan terang
lampunya dengan merk ternama apakah hasil dan kualitasnya sama atau bahkan lebih redup.
Walaupun hal ini kembali kepada kebutuhan masing-masing.

Warna Cahaya

Apabila anda perhatikan di tiap kemasan lampu terdapat beberapa klasifikasi warna cahaya lampu.
Di dalam warna pencahayaan adalah menjelaskan bagaimana warna cahaya itu muncul dan diukur
dalam satuan kelvin (K).

Klasifikasi warna cahaya lampu itu antara lain: Warm White, Cool White, Cool Daylight.

Warm White

Memilih sinar pencahayaan yang tepat adalah hal yang penting terlebih bila lampu ini digunakan
untuk menyinari suatu barang yang yang hendak dipromosikan. Contohnya adalah kue dan roti yang
baru dipanggang mungkin terlihat lebih baik di bawah cahaya kuning hangat. Sebaliknya penggunaan
cahaya putih dingin mungkin tidak akan membuat produk tersebut terlihat menarik. Karena itu
melakukan beberapa trailing diperlukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Warm White adalah lampu memiliki color temperature <3000K sehingga sinar yang dihasilkan lampu
ini berwarna kuning. Lampu jenis ini sebaiknya bisa digunakan juga di ruang tamu, kamar tidur,
lorong
Cool White

Cool White adalah memiliki memiliki color temperature sekitar 4000K sehingga sinarnya berwarna
putih cerah. Sinar cahaya ini akan membuat ruang sekitar menjadi cerah, jelas, bersih.

Tipe lampu ini sangat cocok untuk anda yang sedang mencari tingkat ketelitian melihat yang tinggi
sehingga dibutuhkan sinar cahaya yang cerah.
Lampu jenis ini sebaiknya digunakan di dapur, ruang belajar, kamar mandi, lemari, kantor, ritel

Daylight

Daylight adalah memiliki memiliki color temperature sekitar >5000K sehingga sinar yang dihasilkan
lampu ini berwarna putih. Hampir mirip dengan cool white, akan tetapi daylight memiliki sinar yang
lebih cerah.

Tipe lampu seperti ini akan kuat sekali membedakan warna-warna yang disinarinya sehingga bila
anda memfoto benda yang ingin sekali terlihat kontras warna, daylight salah satu pilihannya.

Lampu jenis ini sebaiknya digunakan di ruang komersial, ritel, studio seni

Spesifikasi Lainnya

Selain itu ada beberapa spesifikasi lain yang bisa kita pertimbangkan dalam memilih lampu selain
spesifikasi umum yang telah dijelaskan diatas.

Lumen/Candela/Lux

Lumen (lm) atau Candela (Candle Power) atau Lux adalah satuan tingkat kekuatan cahaya yang
dihasilkan sebuah lampu. Semakin tinggi nilainya maka cahaya lampu semakin terang.

Untuk lampu LHE (Lampu Hemat Energi; berupa lampu tabung ditekuk menyerupai spiral) biasa
menggunakan lumens.
Banyak juga produsen yang tidak mencantumkan satuan ini di kemasannya untuk menjelaskan
tingkat kekuatan cahaya dari lampu yang diproduksi. Yang tertera hanya satuan Watt saja. Dengan
tidak adanya informasi ini maka konsumen hanya berpedoman kepada Watt lampu saja.

Indeks sesuaian warna/CRI

Indeks sesuaian warna atau biasa disebut dengan Color Rendering Index (CRI)  adalah kemampuan
sumber cahaya dalam memberikan akurasi pemeringkatan atau perbedaan warna pada benda yang
dilihat oleh mata. Semakin tinggi berarti semakin bagus persepsi penglihatan terhadap warna benda.

Sayangnya tidak semua produsen lampu mencantumkan tingkat CRI. CRI memiliki kisaran range dari
0-100. Biasanya Lampu Hemat Energi standard hanya memiliki CRI sekitar 80. Adapun TL (Tube
Lamp) memiliki CRI antara 95-97, dan lampu ini biasanya digunakan untuk ruangan seperti
laboratorium atau butik tekstil.

- See more at: http://infopromodiskon.com/news/detail/93/spesifikasi-yang-perlu-anda-ketahui-


dalam-memilih-lampu-hemat-energi.html#sthash.keGItQCN.dpuf

Anda mungkin juga menyukai