Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami, secara umum cahaya tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa
lampu yang yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari
tidak ada.

Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas keseharian kita,
misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, ada kalanya dengan cahaya buatan yang baik
akan mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan pada saat beraktivitas
pada cahaya siang hari (alamiah).

Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara, lampu minyak
tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik ditemukan, mungkin
lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi. Penerangan dibutuhkan
agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas. Tingkat kenyamanan ini
sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman dengan
penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman bila
ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang, kebanyakan
solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan m emasang lampu-
lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan alami pada siang hari
dirasa sudah cukup.

Sebagai seorang arsitek, sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang


pencahayaan, baik pencahayaan alami ataupun pencahayaan buatan, memperkirakan
banyaknya cahaya dalam ruangan juga ada dalam ilmu arsitektur, yang hasilnya dapat
menjadi sebuah acuan dalam rancangan rumah, yang menentukan berapa banyak lampu
yang dibutuhkan, jendela yang dibutuhkan, dan berapa lumens (satuan ukur intensitas
cahaya) sebaiknya hadir dalam sebuah ruangan.

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan
sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang
mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya.
Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan

B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui
bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.

D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada
sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja.

F. Faktor – Faktor Pencahayaan Buatan

Menurut Suma’mur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan


dalam pencahayaan buatan antara lain:

Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan

Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah pada
daerah kerja yang dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat, daerah
sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya adalah 10:3:1. Kondisi penerangan
dinyatakan baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan lumensi melebihi
perbandingan 40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap
lingkungan luar.

Kesilauan

Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40:1, namun


pada umumnya terjadi karena keterbatasan kemampuan penglihatan.Kepekaan
retina seluruhnya menyesuaikan dengan luminensi rata-rata sehingga pda
lapangan penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka untuk
luminensi yang tinggi, tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-samar.

Arah Cahaya

Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur


pencahayaan yang baik. Cahaya dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan
oleh bayangan.

Warna Cahaya

Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam


membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja
atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan yang menentukan rupa dari
lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan dekorasi yang serasi maka
akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga kegairahan kerja akan
meningkat.

Panas akibat sumber cahaya.

Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat


menimbulkan suhu udara di tempat kerja. Pertambahan suhu yang berlebihan
dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bekerja dan akan merupakan beban
tambahan.

G. Jenis Lampu Sumber Penerangan Buatan

Menurut Siswanto (1989:22) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan


buatan yaitu:

1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)

Gambar Lampu Pijar

Sumber : google.com

Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat mencapai 75- 80%
sedangkan ultra violet pada lampu pijar umumnya diabaikan. Pemanfaatan lampu
pijar sebagai sumber penerangan buatan mempunyai kerugian yaitu
memancarkan radiasi dan suhu permukaan dapat mencapai 60° C atau lebih
sehingga ruangan terasa tidak nyaman dan lampu pijar memberikan kesan psikis
hangat karena warna cahayanya kuning kemerahan.

2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau


Flourescen Lamp)

Gambar Lampu Flourence

Sumber : google.com
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL (Tube
Lamp), cahayanya berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi ultra
violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya Argon, Neon, uap Mercuri,
tergantung dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat sehingga
cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya matahari.

3. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)

Gambar Lampu Mercury Vapor

Sumber : google.com

Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan tekanan tinggi
radiasi cahayanya tergantung dari jenis gas dan tekanan yang diisikan. Pada
lampu Mercuri memancarkan cahaya dalam empat panjang gelombang yang
berwarna ungu, biru, kuning, dan hijau.

Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh
tekanan uapnya. Lampu mercuri

dapat dikombinasikan dengan lampu

pijar atau lampu tabung mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah radiasi
ultra violet menjadi cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat menurun
sampai 30%. Bila mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan rusak karena
panas.

4. Lampu spot light

Gambar Lampu Spot Light

Sumber : google.com

Lampu spot light merupakan jenis lampu sorot yang yang berguna untuk membuat
kesan lebih kuat pada daerah yang disorot, sekaligus mengurangi daerah lain yang
tidak dapat sorotan. Bila anda mempunyai lukisan dan ingin menonjolkan kesan
yang kuat pada lukisan abstrak tersebut, anda dapat mengarahkan lampu sorot
spot light ke lukisan tersebut.

Ada berbagai macam lampu spot light, anda bisa memilihnya yang sesuai dengan
keinginan anda atau yang sesuai dengan dekorasi interior anda. Lampu Spot light
adalah jenis lampu yang sangat berperan dalam dekorasi yang cantik.

Penggunaan lampu untuk desain interior rumah kini semakin banyak digunakan,
karena efek pencahayaan dari lampu sorot halogen tidak biasanya, sinar lampu
halogen mampu mengubah suasana ruangan menjadi istimewa.Lampu sorot
halogen pada umumnya mempunyai reflektor (cermin dibelakangnya) tuk
memperkuat cahaya yg keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada
pula yg dengan jenis fitting biasa.

Lampu sorot halogen merupakan lampu spot yg baik. dimana Lampu spot adalah
lampu yg cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu tuk menerangi
benda seni secara terfokus. Lampu sorot halogen biasanya sangat baik tuk
digunakan sebagai penerangan taman tuk membuat kesan dramatis dari
pencahayaan terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area
lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya

merupakan lampu filamen yg sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang,


namun juga kebutuhan energi (watt) yg relatif sama.

Warna cahaya lampu sorot halogen adalah: Lampo sorot halogen biasa: kuning
3'000 K

Lampo sorot halogen high pressure: putih 6'000 K

Gambar Lampu Sorot Halogan

Sumber : google.com
Advertisemen

Anda mungkin juga menyukai