KONSUMSI
3.1 Pengantar
Energi ada di mana-mana, termasuk dalam semua benda yang bisa anda
bayangkan. Kita menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan, mulai
dari melompat sambil melempar bola hingga membuat kue, bahkan ketika kita
menggunakan mobil untuk berpindah dari A ke B. Sebagai contoh, makanan
yang anda makan mengandung energi kimia, dan tubuh menyimpan energi ini
sehingga anda dapat menggunakannya untuk bekerja ataupun bermain.
Listrik adalah bentuk yang unik dari energi. Ketika kita menggunakan
listrik dalam rumah kita, tenaga listrik tersebut mungkin dihasilkan oleh
pembakaran batu bara/ minyak bumi atau sebuah pembangkit listrik tenaga air di
sebuah bendungan. Oleh karena itu, batu bara, minyak bumi dan hidro disebut
sebagai sumber energi. Kebanyakan dari kita menggunakan sumber energi tak
terbarukan dalam rangka menghasilkan listrik yang akan kita gunakan untuk
rumah, bisnis, sekolah dan pabrik-pabrik. Listrik memberikan tenaga, misalnya
pada komputer, lampu, kulkas, mesin cuci dan pendingin udara kita. Minyak
bensin yang digunakan pada kebanyakan mobil-mobil dan sepeda motor, serta
minyak diesel (solar) pada truk-truk, dibuat dari minyak petroleum, juga sebuah
sumber energi tak terbarukan.
Sumber: http://www.wikipedia.com
Gambar 11: Emisi karbon dioksida oleh negara-negara di dunia, dalam ukuran
tonase.
1
Permasalahannya, seperti yang telah dibahas dalam bagian 1 adalah bahwa
konsumsi energi dunia dan emisi yang dihasilkannya bagi lingkungan terlalu
tinggi. Gambar 11 menunjukkan negara-negara mana yang paling banyak
menggunakan energi (dari biru ke ungu). Negara-negara ini yang terutama
bertanggungjawab untuk menurunkan konsumsi mereka melalui langkah-langkah
penghematan energi.
Bab ini akan menunjukan contoh penggunaan konsumsi energi yang paling
umum yang terdapat di dalam sektor industri dan komersil. Anda akan belajar
peralatan-peralatan apa yang menggunakan energi dan bagaimana menjalankan
peralatan tersebut dengan cara yang paling efisien.
Bab tiga diperkaya dengan banyak contoh untuk menunjukkan berapa
banyak energi dan uang yang dapat dihemat dari efisiensi yang dilakukan. Semua
contoh diambil dari proyek efisiensi dunia nyata. Tarif energi berdasarkan asumsi
dan bervariasi. Tarif energi listrik bergantung kepada kesepakatan tarif listrik yang
disetujui masing-masing perusahaan dengan provider energi (PLN). Tarif Rp.
460 / kWh yang diasumsikan adalah batas bawah, rata-rata tarif listrik biasanya
lebih tinggi (Rp. 600 - 800 / kWh).
2
Setelah kenaikan harga di pertengahan 2009, pemerintah dan PLN sudah
mengumumkan rencana kenaikan harga 15% dalam waktu 6 bulan berikutnya.
Menurut rencana, harga pun akan terus dinaikkan, karena pemerintah Indonesia
sedang mengurangi subsidi tahunan untuk energi.
Untuk anggaran tahun 2011, subsidi masih diberikan alokasi 17% dari
keseluruhan pengeluaran negara Indonesia. Oleh karena itu, dapat diasumsikan
bahwa kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar akan tetap terjadi, dan
akhirnya, ongkos produksi pun akan meningkat. Saat melihat contoh yang ada,
harap diingat bahwa penghematan finansial yang diproyeksikan dari contoh
kemungkinan besar sudah meningkat jumlahnya.
3
Secara umum, lampu dapat dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan jenisnya:
– Lampu Pijar (Incandescent Lamps). Lampu pijar menghasilkan cahaya melalui
proses pemanasan kawat yang ada di dalam lampu tersebut. Kawat tersebut
bernama tungsten, atau sering disebut juga sebagai filamen. Dari 100% energi
yang dipakai oleh lampu pijar, hanya 10% yang menjadi cahaya, sementara
90% sisanya hilang menjadi energi panas, karena itu lampu pijar tergolong
sebagai lampu yang boros energi. Anda dapat merasakan panas buangan ini
ketika anda mendekatkan tangan
Anda ke lampu pijar. Tetapi jangan menyentuhnya – anda dapat mencelakakan
diri sendiri. Ada sebuah percobaan dalam lampiran, dimana anda dapat
memeriksa efisiensi dari berbagai jenis lampu. Lampu dengan nilai efisiensi
yang rendah akan dilarang pemakaiannya pada beberapa tahun yang akan
datang. Australia dan Eropa sudah mempersiapkan rencana untuk
menghapuskan lampu-lampu tersebut secara bertahap. Lampu Halogen juga
merupakan jenis lampu pijar, tetapi mempunyai nilai efisiensi yang lebih baik.
– Lampu berbahan gas, contohnya Lampu Tabung Neon (Fluorescent Lamps) dan
CFL (Compact Fluorescent Lamps). Khusus di Indonesia, masyarakat lebih
mengenal fluorescent dengan nama lampu neon, sedangkan CFL dengan ballas
terintegrasi lebih dikenal dengan nama Lampu Hemat Energi (LHE). Saat ini,
kedua lampu tersebut merupakan lampu yang paling banyak digunakan,
terutama di Indonesia. Nilai efisiensi dari lampu neon dan CFL tergolong baik
4
karena hampir semua energi yang dipakai dapat diubah menjadi cahaya.
– Lampu HID (High Intensity Discharge). Lampu HID terdiri dari lampu metal
halide, sodium, dan merkuri. Lampu HID memiliki tekanan gas yang tinggi.
Lampu merkuri pada umumnya dipakai di pabrik-pabrik besar sebagai
penerangan di daerah-daerah produksi yang luas. Lampu merkuri juga dipakai
sebagai lampu jalan, meskipun pemakaian untuk aplikasi ini sudah mulai
berkurang karena digantikan oleh lampu metal halide dan sodium. Lampu HID
mempunyai tingkat pencahayaan yang tinggi dan efisien meskipun harganya
relatif lebih mahal dibandingkan lampu neon dan lampu pijar.
– Lampu LED (Light Emmitting Diode) adalah lampu generasi baru. Lampu LED
sangat efisien, mempunyai konsumsi energi yang sangat rendah, dan memiliki
umur yang panjang. Harga lampu LED masih mahal. Tetapi harga ini akan
menurun di masa yang akan datang karena perkembangan dari lampu LED
sangat pesat dan memiliki potensi yang baik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, semua jenis lampu akan mengubah
daya yang masuk ke lampu menjadi cahaya. Satuan dari cahaya yang dihasilkan
oleh 1 Watt energi adalah Lumen per Watt (lm/W) Nilai tersebut menunjukan
efikasi dari lampu. Semakin tinggi nilai efikasi sebuah lampu, maka lampu
tersebut dapat menghasilkan intensitas cahaya yang semakin terang dari
pemakaian 1 Watt listrik. Artinya lampu tersebut termasuk lampu yang efisien.
Pada Gambar 2, Anda dapat melihat bahwa nilai efikasi dari CFL lebih besar
dibanding nilai efikasi lampu pijar. Dengan demikian kita dapat berkesimpulan
bahwa CFL lebih efisien dibanding lampu pijar.
5
2. Daya sebuah Lampu Hemat Energi 20 W adalah 60
lm/W.
Gambar 12: Efisiensi berbagai teknologi lampu yang berbeda
Cara kerja dari lampu neon tidak akan dijelaskan secara detail. Untuk penjelasan
singkat dapat dilihat dari Gambar 13 di bawah ini.
Struktur
6
Di dalam tabung kaca lampu terdapat gas argon atau campuran antara
argon dan kripton. Tekanan gas tersebut hanya sekitar 0.2% tekanan atmosfer. Di
samping gas itu, terdapat juga merkuri antara 3mg dan 15mg. Jumlah merkuri
ditentukan dari ukuran dari lampu neon itu. Merkuri yang terdapat di dalam lampu
itu berbentuk padat dan cair pada suhu ruang (25 0C) Pada saat lampu itu menyala,
suhu di dalam tabung itu akan naik sehingga merkuri akan menjadi uap
bertekanan rendah, hanya sekitar 0.0007% tekanan atmosfer. Karena tekanan gas
yang rendah, lampu neon dan CFL sering juga disebut sebagai “low pressure
discharge lamps“
Di tiap ujung tabung lampu neon terdapat elektroda – biasanya disebut juga
sebagai katoda – yang berfungsi memanaskan gulungan tungsten. Tungsten
dilapisi dengan Barium Oksida. Ketika tungsten sudah mencapai temperatur
tertentu, tungsten akan melepaskan elektron yang akhirnya mengalir dari ujung
tabung yang berseberangan.
Cara Kerja
7
mencapai 10.000 - 15.000 jam atau lebih. Umur lampu yang lebih lama akan
mengurangi biaya pengggantian lampu. Harga lampu neon yang lebih mahal
dibanding lampu pijar dapat dikompensasikan dengan konsumsi energi yang lebih
rendah dan juga pemakaian yang lebih lama. Benefit inilah yang menjadi
pertimbangan dalam menggunakan lampu neon dan CFL. Oleh karena itu kedua
jenis lampu tersebut digunakan secara luas di berbagai sektor.
Lain halnya dengan lampu pijar, lampu neon dan beberapa CFL
memerlukan komponen lain agar lampu ini dapat bekerja. Komponen ini
dinamakan ballas, atau yang lebih sering dinamakan control gear. Ballas berfungsi
untuk membuat arus listrik yang masuk ke dalam lampu menjadi stabil dan
mengatur frekuensi tegangan yang ada di dalam lampu.
Ballas dapat di kategorikan menjadi 2 macam:
ECG lebih baik dibanding CCG karena dengan menggunakan ECG dapat
mengurangi daya yang hilang (power loss) dari sistem lampu sampai dengan 20%.
Daya yang hilang adalah daya yang dipakai oleh lampu tetapi tidak diubah
menjadi cahaya. Daya tersebut hilang dalam bentuk panas yang keluar dari ballas.
Keuntungan lain dari ECG adalah dapat mencegah lampu berkedip-kedip
(flickering) dan dapat memperpanjang umur dari lampu neon. Bagi tubuh
manusia, efek dari lampu yang berkedip-kedip/ flickering, disebut juga efek
8
stroboscope yang dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi, cepat lelah, dan
sakit kepala. Pada situasi tertentu, hal ini dapat mengarah pada resiko keselamatan
dan mengurangi produktifitas kerja. Harga ECG lebih tinggi dibanding CCG. Di
Eropa, CCG akan dilarang pemakaiannya karena efisiensinya yang rendah.
Rumah lampu memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan cahaya.
Rumah lampu yang baik memiliki reflektor yang dapat merefleksikan 100%
cahaya yang keluar dari lampu ke arah yang ditentukan. Pada Gambar 4 di bawah
ini, cahaya dari lampu neon dipancarkan oleh reflektor ke segala arah.
9
mendapatkan pencahayaan yang sama dengan sistem penerangan lama ketika
menggunakan sistem penerangan yang baru. Dimana penggunaan energi pada
sistem penerangan yang baru lebih rendah dibandingkan penggunaan energi pada
sistem penerangan yang lama.
Contoh sistem penerangan baru yang dapat menggantikan sistem
penerangan yang lama untuk mendapatkan penghematan energi adalah dengan
menggunakan sensor pendeteksi gerakan (motion-detector). Motion detector ini
dapat diletakan di ruang penyimpanan, gang, tangga, dan toilet. Sehingga pada
saat motion detector mendapat sinyal bahwa ada orang di ruangan tersebut, lampu
akan menyala otomatis. Selain motion detector, sistem penerangan yang
dilengkapi dengan mesin pengatur waktu (time delay) atau sensor cahaya (photo-
sensor) dapat menjadi alternatif yang baik untuk mendapatkan penghematan
energi. Pemeliharaan rutin dengan cara membersihkan rumah lampu, jendela
(yang dilewati oleh matahari), reflektor-reflektor, dan jendela-jendela karena debu
dan kotoran menyebabkan efisiensi dari pencahayaan bertambah baik.
Pemasangan sistem penerangan yang sudah ketinggalan zaman perlu
ditinggalkan karena biasanya mereka memiliki efisiensi yang lebih rendah
dibanding dengan sistem penerangan yang dibuat sekarang. Akibatnya kita harus
menginstalasi lampu dalam jumlah yang lebih banyak sehingga berakibat pada
konsumsi energi yang tinggi. Sebagai contoh: pada zaman dahulu, lampu neon
memiliki efisiensi hanya sekitar 30%. Sehingga pada saat itu sistem penerangan
di ruang kerja, misalnya, memakai energi sebesar 50 W/ m2 kuadrat untuk
penerangan.
Dengan intensitas cahaya yang sama, pada saat ini kita hanya
memerlukan sekitar 20 W/ m2. Dengan menggunakan sistem pencahayaan yang
lebih baik. Investasi yang dikeluarkan untuk menukar lampu lama akan terbayar
dalam waktu yang singkat. Pemasangan menggunakan lampu neon dengan
teknologi terkini (T5 dan T8) mampu menghasilkan intensitas cahaya yang lebih
baik daripada menggunakan lampu neon dengan teknologi lama (T10 dan T12),
karena dapat mengurangi total jumlah lampu yang terpasang. Pengukuran
intensitas cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan Lux Meter. Intensitas
10
cahaya dapat diukur sesuai dengan kebutuhan.
Dengan bantuan sensor cahaya, ruangan yang disinari oleh cahaya
matahari dapat dijaga kestabilan tingkat cahayanya. Sehingga saat sinar matahari
dapat memberikan penerangan sampai nilai intensitas tertentu, lampu tidak perlu
dihidupkan. Tetapi apabila sinar matahari mulai menghilang, nilai intensitas
cahaya di ruangan tersebut akan tetap terjaga melalui cahaya lampu yang diatur
oleh sensor cahaya tersebut.
2. Contoh-Contoh / Perhitungan-Perhitungan
Contoh 1:
Penghematan*:
berkurang 50 tabung
neon
50 X 10 jam / hari X 70
W X 293 hari / tahun =
10,300 kWh X Rp. 460 = Rp.
4.700.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi
11
Contoh 2:
Pengukuran Pencahayaan
Penghematan*: berkurang 30
tabung neon 30 X 10 jam / hari X 70
W X 293 hari / tahun
= 6,100 kWh X Rp. 460,- = Rp. 2.800.000, -
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan berskala menengah dari industri produksi
Contoh 3:
Penghematan*: berkurang 20
tabung neon
20 X 10 jam / hari X
70 W X 293 hari /
tahun =
12
Contoh 4:
13
3. Penjelasan Metode Perhitungan:
Periode Pengembalian Investasi (Payback Period) dalam bisnis dan
ekonomi mengacu pada periode waktu yang diperlukan dalam pengembalian
investasi untuk "membayar" jumlah investasi awal. Sebagai contoh, investasi
awal senilai Rp 1.000.000 yang kembali senilai Rp 500.000 per tahun akan
memiliki payback period dua tahun. Secara intuitif, payback period adalah
mengukur berapa lama waktu yang diperlukan untuk "membayar dirinya sendiri"
atau waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi awal.
Periode pengembalian yang pendek lebih baik daripada periode
pengembalian yang lebih lama. Payback period digunakan secara luas karena
kemudahan dalam penggunaannya meskipun tetap memilki keterbatasan, seperti
dijelaskan di bawah ini.
Istilah ini juga digunakan secara luas di berbagai jenis investasi, sering
kali berkaitan dengan efisiensi energi, pemeliharaan, upgrade, atau perubahan
lainnya. Sebagai contoh, sebuah lampu fluorescent dapat digambarkan memiliki
periode pengembalian sejumlah tahun atau operasi jam, dengan asumsi biaya-
biaya tertentu. Di sini, pengembalian investasi terdiri dari penurunan biaya
operasi. Meskipun pada awalnya payback period adalah istilah keuangan,
konsep payback period kadang-kadang diperluas untuk kegunaan yang lain,
seperti energi payback period (periode waktu di mana penghematan energi dari
sebuah proyek sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan sejak awal proyek).
Payback period sebagai alat analisis ini sering digunakan karena mudah
diterapkan dan mudah dipahami oleh semua orang, terlepas dari pelatihan
akademis, maupun konsentrasi pendidikan mereka. Ketika digunakan dengan
hati-hati atau untuk membandingkan investasi serupa, hal ini bisa sangat
berguna.
Pada modul ini, siswa akan mempelajari variabel payback calculation,
yang juga dikenal sebagai perhitungan penghematan energi. Perhitungan
penghematan energi berfungsi untuk membandingkan dua sistem penerangan yang
berbeda yang memiliki sumber cahaya dan ballas yang berbeda. Parameter
perhitungan penghematan energi antara lain total daya yang dkonsumsi, energi
yang dikonsumsi, biaya energi yang digunakan, biaya lampu tahunan, biaya
operasional tahunan dan parameter lain yang dapat dibandingkan. Dari
perhitungan parameter ini kita dapat memperoleh perbandingan persentase
penghematan antara dua sistem penerangan yang berbeda.
Energi yang dikonsumsi (per tahun) = total daya yang dikonsumsi x lama
pemakaian per tahun
Energi energi yang digunakan = energi yang dikonsumsi per tahun x tarif dasar listrik
Biaya lampu per tahun = (lama pemakaian per tahun : umur lampu) x jumlah
rumah lampu x biaya penggantian lampu
5) Biaya Operasional (per tahun)
Biaya operasional per tahun = biaya energi yang digunakan per tahun +
biaya lampu per tahun
Kesimpulan:
x !00%
1. Penjelasan
Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi yang berguna
tanpa kehilangan yang lebih besar. Untuk alasan itu listrik adalah bentuk energi
dengan nilai tertinggi. Namun listrik terbilang mahal karena listrik dihasilkan
dengan proses efisiensi yang rendah, terutama ketika dihasilkan dengan sumber
tenaga fosil.
Mengoptimalkan penggunaan energi listrik memiliki tantangan tersendiri
karena area penerapannya beraneka ragam. Ini berbeda dengan energi termal.
Dalam bidang energi termal, biasanya hanya ada beberapa pembangkit utama dan
instalasi yang menghasilkan atau menggunakan panas atau dingin.Oleh karena itu,
jaringan distribusinya tidak tersebar luas. Pemakaian listrik sering dalam unit
yang kecil. Ini seimbang dengan permintaan energi yang rendah, contohnya
sistem pencahayaan (lihat Bab 3.1.1). Dalam hal ini, hanya (inclusive
refurbishment) yang dapat memberikan hasil yang nyata dan terukur.
Gambar 15 menunjukan contoh khas dari kehilangan energi pada sebuah sistem
penggerak elektrik untuk mengoperasikan alat ventilasi. Setiap tahap dari sistem
mempunyai efisiensinya tersendiri yang dinyatakan dalam % (jika anda terus
membaca, anda akan belajar bagaimana cara menghitung efisiensi). 75% efisiensi
dari ventilasi contohnya berarti, bahwa 25% energi yang dimasukkan hilang,
sehingga dari pemasukan 13kW hanya 75% = 9.75 (kira-kira sekitar 10kW) dapat
diubah menjadi kerja yang dapat digunakan penggerak elektrik.
Penggerak elektrik digunakan untuk berbagai fungsi: untuk memproses
bagian-bagian pekerjaan (misalnya penngerak motor bubut), untuk pengangkutan
pendukung barang (misalnya penggerak kompresor – cf. Bab 3.1.3) dan juga
untuk pemindahan bahan-bahan (misalnya penggerak ban berjalan) atau
penggerak pompa dan sistem ventilasi. Gambar 1 dan 2 menunjukkan komponen
dan kehilangan dari penggerak elektrikk dan bagian-bagian yang memiliki potensi
penghematan tertinggi.
Sumber: http://www.efficiency-from-germany.info/EIE/Redaktion/EN/Bilder/infografik-industry-electrical-driver
Pada umumnya, ada 3 pilihan untuk memicu peningkatan efisiensi energi dalam
sistem penggerak elektrik:
1. Menggunakan motor berefisiensi tinggi
Dimana η adalah efisiensi konversi energi, Pe adalah tenaga input elektris, dan
Pm adalah tenaga output mekanis.
Variasi yang patut dipetimbangkan hadir antara performa motor standar dan HE.
Desain, material, dan teknik pembuatan yang telah disempurnakan
memungkinkan motor HE untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan per satuan
konsumsi listrik.
Gambar 17: Keunggulan dari motor berefisiensi tinggi (motor HE)
Sumber: http://engstandards.lanl.gov/om/pdfs/Approved/510_Electrical%20Motors_R%200.pdf
Motor yang bersih berjalan lebih dingin dan motor yang lebih dingin
menggunakan energi yang lebih sedikit. Kotoran dan kontaminan yang
menumpuk pada pembukaan inlet motor pendingin kipas (fan-cooled motor inlet
openings) dan kepingan kipas (fan blades) mengurangi aliran udara dan
meningkatkan suhu pengoperasian motor. Kotoran pada permukaan dapat
dibersihkan dengan berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan
menggunakan tekanan udara, pembersih vacuum (vacuum cleaning), dan
langsung dibersihkan dengan kain lap dan sikat. Kotoran pada bagian dalam
motor lebih sulit untuk dibersihkan. Metode yang paling efektif adalah mencegah
kotoran masuk ke bagian dalam motor. Motor-motor yang lebih besar sebaiknya
memiliki penyaring yang diletakkan pada daerah pengambilan udara (air intake
areas) untuk mengurangi kontaminasi. Gambar 19 menunjukkan sebuah daftar
pemeliharaan standar untuk motor.
Juga harus diperiksa, jika sebagai contoh pertukaran dari vee belt biasa ke
toothed belt bisa sangat berguna atau jika dalam saluran ventilasi sentral dari
sistem Pemanas, Ventilasi dan Pendingin Ruangan juga memungkinkan untuk
mengurangi resistansi aliran. Kesimpulannya, penggerak elektriksistem penggerak
elektrik harus dilihat sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai beberapa bagian
tersendiri. Ini sangatlah penting untuk selalu diingat. Hanya inspeksi dan
pertimbangan menyeluruh dapat membuat penggerak elektrik untuk
menyesuaikan dengan tugas individunya dengan cara yang paling efisien.
Contoh 1
Contoh 2
Periksa, jika prosedur teknis dapat dilakukan dalam waktu tarif rendah (cf.
Bab 2.1.4).
Hindari operasi standby (idle operation) pada motor. Lebih baik motor
dimatikan. Contoh: Energi yang dibutuhkan untuk mematikan 9kW motor
untuk pemanasan sama dengan 9 detik pengoperasian yang diam – yang
berarti bahwa jika waktu diam lebih lama dari 10 detik, mematikan motor
disarankan. Di lain pihak, harus diingat, bahwa menghidup dan
mematikan motor terlalu sering, dapat mengarah kepada tingkat
pengharapan daya hidup yang lebih rendah.
4. Pertanyaan
– Mengapa peningkatan penggerak elektrik itu penting? Apa yang
menyulitkannya?
– Apa saja komponen-komponen penggerak elektrik dan apa saja
perkiraan kehilangan untuk mereka?
– Di Wilayah manakah efisiensi energi paling menjanjikan?
– Apa motor elektris yang paling sering dipergunakan dalam bidang
industri?
– Coba Jelaskan, bagaimana efisiensi itu diukur?
– Kapan motorsebaiknya kita mengganti motor?
– Apa saja keuntungan-keuntungan dari variabel kecepatan
penggerak?
– Diskusikan: Mengapa pemeliharaan merupakan bagian penting dari
efisiensi energi?
Bab 3.1.3: Kompresor
1. Penjelasan
Kompresor adalah sebuah alat mekanis yang meningkatkan tekanan gas
dengan mengurangi volumenya. Anda semua tahu kompresor sederhana dari
memompa ban sepeda atau sepeda motor. Anda dapat melihat kompresor di
bengkel-bengkel di jalan. Penyediaan udara bertekanan dengan menggunakan
kompresor adalah pada dasarnya merupakan aplikasi dari penggerak elektrik (lihat
bab 3.1.2). Tetapi karena penggunaannya yang telah luas di industri, bab ini akan
kita pergunakan untuk membahas mengenai kompresor dan sistem udara
bertekanan (sistem pneumatik).
Sumber:http://www.energytechpro.com/Demo-IC/Images/AirComponents.jpg
Sumber: http://www.energytechpro.com/Demo-IC/Images/AirComponents.jpg
Jika tekanan dalam tangki jauh berada dibawah level yang diinginkan, misalnya
karena air gun untuk menyemprot cat sedang digunakan atau karena kebocoran
dalam jaringan distribusi, kompresor akan menyala dan bekerja sampai tingkat
tekanan yang diinginkan dicapai kembali. Terdapat banyak aplikasi sistem
kompresor dan udara bertekanan, tetapi berikut ini adalah yang paling sering
digunakan di pabrik-pabrik:
• Kontrol dan daya dorong dari gerakan linear dan berputar pada area proses
otomatis
• Pergerakan sekrup-sekrup, mesin bor dan alat-alat lainnya yang digunakan
di area dimana mesin elektrik dilarang karena potensi
bahaya ledakan.
• Pekerjaan untuk menguapkan cairan, misalnya mengecat.
• Pengeringan dan pembersihan berbagai komponen dan tempat kerja.
Udara bertekanan bersifat bersih, aman dan mudah untuk disimpan. Juga mudah
untuk dibawa-bawa dan disesuaikan sehingga merupakan sumber tenaga yang
baik. Namun demikian, udara bertekanan merupakan sumber tenaga yang sangat
mahal/besar. Perubahan energi listrik menjadi udara bertekanan bisa
mengakibatkan kehilangan energi hingga sekitar 90% atau dengan kata lain,
efisiensi dari sebuah kompresor hanya sekitar 10%. Hal ini membuat kompresor
sama tidak efisiennya dengan lampu pijar.
Apa kesamaan dari semua item ini?
Gambar 22: Kompresor dan lampu pijar mempunyai efisiensi yang sangat rendah
Efisiensi yang rendah. Udara bertekanan tinggi adalah bentuk perluasan dari
energi. 90% dari tekanan hilang menjadi panas. Efisiensinya hanyalah sebesar
10%.
Energi terbuang dari motor Ca. 10%
Contoh 2
Penyediaan Udara Dingin
Penekanan/kompresi udara dingin membutuhkan energi yang
lebih sedikit daripada kompresi udara panas. Kompresor dapat
diletakkan ditempat yang teduh atau sebuah pipa yang
mengarah ke tempat yang lebih dingin dapat diletakkan pada
inlet udara.
Biaya*: Diabaikan
Penghematan*: Bila suhu rata-rata dari inlet udara
diturunkan hingga 10°C , konsumsi energi dapat
berkurang sampai 3 - 4%.
12 kW X 2,500 jam / tahun = 30,000 X 0,04
= 1,200 kWh X Rp. 460,- = Rp. 500.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan berskala menengah dari industri produksi
Tabel Langkah-langkah
Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Kompresor
Mengevaluasi prosedur pemeliharaan, pencatatan, dan pelatihan.
Memastikan bahwa prosedur-prosedur tersedia di lokasi untuk
pengoperasian dan pemeliharaan sistem udara bertekanan (sistem
pneumatik) serta para pekerja terlatih dalam prosedur-prosedur ini.
Merawat penyaring udara inlet untuk mencegah kotoran yang akan
membatasi aliran udara ke kompresor sehingga menyebabkan penurunan
tekanan, dengan. Melakukan retrofit kompresor dengan penyaring udara
yang lebih luas untuk membantu mengurangi penurunan tekanan.
Memeriksa secara rutin sistem dari kebocoran. Sangat penting untuk
mengamati sambungan-sambungan peralatan secara teliti.
Memeriksa secara rutin kekencangan v-belt pada kompesor. Tali belt yang
kendor akan sering lepas sehingga dapat mengurangi efisiensi kompresor.
Setelah jam kerja selesai: Mematikan keran utama sistem distribusi – yang
lebih ideal dilakukan langsung pada tangki penerima.
Perhatikan penggunaan udara bertekanan yang tidak pada tempatnya di
area kerja anda. Daripada menggunakan udara bertekanan, sebaiknya
menggunakan AC atau kipas untuk mendinginkan kabinet elektris; blower
untuk menggerakkan, menghembus, mendinginkan, mengaduk, dan
memompa dalam proses; juga gunakan udara bertekanan rendah untuk
blow gun dan air lance. Copot sumber aliran udara bertekanan dari
peralatan yang tidak digunakan.
Megganti peralatan berpenggerak udara dengan peralatan yang
berpenggerak elektrik – jika memungkinkan.
Kompresor harus menghasilkan udara dengan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengatasi kehilangan tekanan dalam sistem dan sekaligus
memenuhi tekanan minimum operasi pada alat yang digunakan.
Kehilangan tekanan pada sistem yang dirancang dengan tepat akan
kurang dari 10% dari tekanan yang dikeluarkan oleh kompresor – dapat
dilihat dari alat pengukur pada outlet kompresor. Lakukan
4. Pertanyaan
– Apakah jenis kompresor yang banyak digunakan?
– Apakah aplikasi yang umum menggunakan udara bertekanan?
– Apa saja komponen-komponen dari sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik)?
– Berapakah tingkat efisiensi kompresor? Apakah yang dimaksud
dengan area kehilangan energi?
– Penyebab lain kehilangan energi adalah karena jaringan distribusi.
Sebutkan dua masalah utama yang sering timbul?
– Manakah yang lebih baik, menggunakan dua kompresor dengan
beban 50%, atau satu kompresor dengan beban 100%?
– Setiap penurunan tekanan (bar) dalam sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik) akan mengurangi permintaan energi. Berapa
persen biaya operasional yang dihemat?
– Diskusi: Mengapa perawatan rutin untuk sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik) itu penting jika dikaitkan dengan
penghematan energi?
Anda dapat melihat dalam Gambar 24, bahwa pabrik-pabrik tidak hanya
membayar untuk setiap kWh, yang kita sebut sebagai „pengeluaran pemakaian“
yang mereka konsumsi, tetapi juga untuk setiap kWh dalam permintaan tenaga
listrik. Hal ini kita sebut sebagai „biaya beban“ dan di Indonesia harga satu kW
berkisar sekitar Rp 30,000 per bulan.
Tabel tersebut cukup membingungkan, seperti kebanyaka sistem tarif dari
penyediaan energi listrik – diseluruh dunia. Yang harus anda ingat adalah bahwa
harga untuk tenaga listrik yang harus dibayarkan oleh sebuah pabrik pada
akhirnya menyangkut hasil dari berbagai elemen dan tidak hanya penggunaan
kWh. Dua dari elemen-elemen tersebut, permintaan beban dan faktor tenaga akan
anda kenali dalam bab ini. Mungkin beberapa fakta dalam bab ini lebih cocok
untuk pelajar montir listrik daripada untuk ahli pertanian di masa yang akan
datang. Tetapi dengan pertolongan dari guruanda dan dengan penelitian lebih
lanjut melalui internet, anda akan memahami pesan dasar yang ingin disampaikan.
Bab-bab sebelumnya menunjukkan banyak kemungkinan untuk
menghemat kWh dengan konservasi energi dan penggunaan tenaga listrik yang
rasional. Banyak dari kegiatan ini telah membantu untuk menurunkan permintaan
tenaga, atau permintaan beban sebuah fasilitas. Dalam bab ini anda akan belajar
bagaimana cara melakukan manajemen pemintaan tenaga listrik yang tepat.
Manajemen permintaan energi listrik ini mempunyai dua fungsi utama:
Pada gambar yang pertama (atas) anda dapat melihat bahwa untuk
menderek sebuah mobil dengan cara yang ideal, kekuatan untuk menarik
bertindak dalam arah horizontal (tenaga nyata) dan 100% tenaga diubah menjadi
gerakan. Semakin anda menggerakkan kabel untuk menarik mobil keatas, naik
dari 0° ke 30°, lihat gambar kedua (bawah), makin banyak tenaga reaktif yang
anda dapatkan. Tenaga ini diperlukan untuk menimbulkan gerakan. Untuk
memperoleh tenaga nyata yang sama seperti gambar pada bagian atas, anda
harus menambahkan total tenaga untuk memindahkan mobil tersebut. Tenaga
yang dihasilkan ini adalah daya semu.
http://www.gm-tec.de/bilder/kompensation/kompensation-standschrank.JPG
Contoh 2
4. Pertanyaan Komprehensif
– Sebutkan komponen standar dari tagihan energi listrik.
– Mengapa PLN menagih permintaan tenaga listrik puncak?
– Apa yang terjadi jika anda menghidupkan alat listrik secara
bersamaan?
– Bagaimana anda dapat memperoleh informasi mengenai
permintaan tenaga listrik sebuah pabrik?
– Bagaimana anda dapat memotong puncak permintaan tenaga listrik
? Jelaskan mengenai ukuran yang telah diatur.
– Apa peralatan listrik standar yang khas yang layak untuk
mematikan secara otomatis oleh pengendali permintaan
maksimum (MDC)?.
– Diskusikan mengapa lift atau mesin bubut tidak layak untuk
dimatikan secara otomatis?.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_exchanger
Gambar 30: Kegunaan penukar panas dan skema penukar panas berbentuk tabung.
Salah satu contoh penukar panas yang paling umum terdapat dalam
radiator sebuah mobil, dimana sumber panas adalah cairan pendingin untuk mesin
yang panas, memindahkan panas pada air yang mengalir melalui radiator. Gambar
30 menunjukkan kegunaan penukar panas spiral dan contoh penukar panas
berbentuk tabung.
Seperti yang dapat anda lihat, medium yang dingin, contohnya dalam hal
ini adalah air, mulai memasuki spiral pada satu sisi (2) dan di sisi yang lain air
panas (2) dipompa melalui spiral ke dua. Kedua pipa spiral terhubung satu sama
lain, sehingga dapat terjadi perpindahan panas. Air panas memindahkan energinya
kepada air dingin. Sebagai hasilnya, air yang tadinya dingin keluar dari spiral
dengan suhu yang lebih tinggi dari sebelumnya – karena sudah dipanaskan
terlebih dahulu untuk memulai kegiatan yang lain, misalnya sebagai air
penyokong untuk mesin pendidih.
Terdapat berbagai macam jenis alat penukar panas. Jenis yang paling
umum adalah alat penukar panas yang berbentuk tabung, dimana medium
penerima panas serta medium pemberi panas sama-sama mengalir melalui dua
pipa konsentris.
Air penyokong yang dipanaskan terlebih dahulu dengan alat penukar
panas adalah salah satu cara yang paling efektif, untuk meningkatkan efisiensi
energi pada mesin pendidih. Secara normal, untuk setiap peningkatan suhu air
penyokong sebesar 6°C s, dapat terjadi minimal 1 % pengurangan konsumsi
bahan bakar untuk mesin pendidih.
Cara lain untuk mendapatkan kembali energi adalah dengan menggunakan
suhu dari gas hasil pembakaran. Dengan mesin pendidih tipe biasa, gas-gas ini
meninggalkan ruang pembakaran dengan suhu yang dapat mencapai 180°C. Suhu
setingkat ini dapat digunakan. Pembakaran bahan bakar dapat lebih baik ketika
udara yang masuk dalam proses tersebut juga sudah panas. Maka udara untuk
pembakaran/ oksidasi dapat dipanaskan terlebih dahulu melalui penggunaan gas
hasil pembakaran yang keluar dari sistem pendidihan. Untuk tujuan itu dapat
digunakan sebuah penukar panas atau pemanas udara. Secara normal, setiap
peningkatan suhu udara untuk pembakaran sebesar 50°C, dapat terjadi 2 %
pengurangan konsumsi bahan bakar untuk mesin pendidih.
Insulasi atau penyekat adalah bagian yang penting untuk menghemat
energi dalam sistem uap. Sebuah penyekat termal memiliki daya konduksi termal
yang rendah, artinya ia tidak menghantar panas dengan baik, dan oleh karena itu
dapat menyimpan panas di dalam ataupun di luar sistem dengan mencegah
perpindahan panas ke atau dari lingkungan eksternal. Material penyekat penuh
pori-pori dan mengandung sejumlah besar lobang kecil udara yang tidak aktif.
Keuntungan penyekat adalah:
• Pengurangan konsumsi bahan bakar
• Kontrol proses yang lebih baik
• Pencegahan karat/pengikisan (korosi)
• Melindungi peralatan dari api
• Menyerapi getaran
• Keamanan lingkungan kerja: permukaan yang panas, mengeluarkan panas
Sejumlah besar energi panas dapat saja hilang bila tidak digunakan
penyekat atau bila penyekatnnya tidak efisien atau tidak terpasang dengan baik.
Gambar 31 menunjukkan banyaknya energi yang dapat hilang dalam perpipaan.
Sebagai contoh (pipa) dengan diameter 65 mm membawa air panas 180°C dapat
kehilangan kurang lebih 2 MJ/jam yang berarti sekitar 0.6 kWh per meter.
Sumber: SEAV
Gambar 31: Panas hilang dari pipa sepanjang 1 meter yang tidak
berpenyekat dalam berbagai diameter
Merupakan hal yang penting untuk menyekat pipa-pipa uap dan pipa-
pipa uap, karena kedua hal itu adalah sumber utama hilangnya panas melalui
radiasi panas dari pipa. Insulasi yang sesuai adalah sumbat gabus, glass wool
dan rock wool.Pinggiran atau dudukan roda pun harus disekat karena pinggiran
roda yang tidak disekat sama dengan membiarkan pipa sepanjang 0.6 meter
tanpa sekat. Pinggiran roda (flange) seringkali tidak disekat agar mudah untuk
diperiksa kondisinya. Solusi untuk ini adalah dengan memasang tutup penyekat
yang dapat dilepas ketika memeriksa kondisi pinggiran roda.
Sejumlah langkah penghematan energi pada sistem perpipaan berasal
dari perawatan yang baik dan berkala. Ini termasuk menyetel mesin (tune up),
dimana rasio udara pembakaran dengan bahan bakar berada pada tingkat yang
tepat untuk mencegah kelebihan pembakaran bahan bakar dan emisi yang
abnormal. Selebihnya mengenai aturan-aturan perawatan dapat ditemukan
dalam tabel-tabel di bawah poin nomor 3.
2. Contoh-contoh / Penghitungan
Contoh 1
* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan merujuk pada
suatu usaha kelas menengah dari industri produksi
Contoh 2
* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan
merujuk pada suatu usaha kelas menengah dari industri produksi.
Contoh 3
Bersihkan Kerak
Air yang belum dirawat dan mengandung kalisum atau
pencemar air berat lainnya menimbun kerak pada
lapisan dalam pipa, dapat mengakibatkan:
- berkurangnya pemindahan panas dan
berkurangnya kapasitas pipa-pipa
Biaya* : bervariasi
Penghematan* : Hilangnya efisiensi dapat mencapai 40
% dari sistem. Misalnya konsumsi mesin pendidih 80
liter per jam / 3.000 jam dengan kapasitas penuh
3.000 X 80 X 0,15 = 36.000 liter = 360.000 kWh
Diesel
360.000 kWh Diesel X Rp.450 / kWh = Rp.
162.000.000,-
* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan
merujuk pada suatu usaha kelas menengah dari industri produksi.
Contoh 4
Tabel 10 : Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Uap dan Air pemroses
4. Pertanyaan Komprehensif
– Bagaimana uap dihasilkan?
– Bahan bakar apa yang dapat anda pakai untuk mesin pendidih?
– Dari manakah datangnya kerak dan mengapa itu tidak baik bagi efisiensi
energi?
– Bagaimanakah anda dapat memindahkan/ menghindari kerak ?
– Jelaskan kegunaan alat penukar panas – buatlah sebuah sketsa.
– Apakah dua bentuk kehilangan panas hasil pembuangan yang terkait
dengan mesin pendidih dan bagaimanakah caranya anda dapat
mengembalikan panas tersebut?
– Sebutkan keuntungan dari penyekat.
– Berapa banyak energi per meter yang dapat hilang ketika pipa (200 C)
dengan diameter 15/25/50/65/95 mm tidak disekat – nyatakan jawabannya
dalam kWh.
– Diskusikan: Apa yang dapat terjadi, bila anda tidak merawat dan
memelihara sistem perpipaan dan sistem pendidih secara
reguler.
Sumber: http://www.leonardo-
energy.org
Sumber: http://www.geo4va.vt.edu/A3/refrigerator3D.gif
Konsumsi Energi = jangka waktu operasi X permintaan listik ** 1 kWh = Rp. 460,-
Bila diamati – proses pendinginan membutuhkan energi dalam bentuk
listrik dan dengan demikian membuatnya mahal. Sebagai langkah penghematan
energi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
• Penting untuk menggunakan pendingin dengan metode yang paling
efisien
• Sistem distribusi pendingin harus diatur dengan kerugian minimal
• Pengunaan pendingin perlu dikurangi sesuai kebutuhan
http://www.wikipedia.com
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan / industri skala menengah.
Contoh 2
Pengecatan dan penyekatan pada bangunan
Penyekatan dinding dan atap menahan suhu di dalam
bangunan tetap rendah. Warna yang cerah memantulkan
radiasi matahari yang diubah menjadi panas.
Biaya*: Biaya investasi tergantung pada konstruksi atap
dan materi penyekat.
Penghematan*: Minus 30 % dari kebutuhan pendinginan.
Bangunan perkantoran memiliki tiga ruangan dengan
ukuran 100 m² (lihat Tabel 1)
21.000 kWh X Rp. 460,- X 0,3 – Rp.
2.900.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan / industri skala menengah.
3. Tabel Langkah-langkah
4. Pertanyaan
– Apakah teknik pendinginan yang paling banyak digunakan?
– Bagaimana teknik tersebut bekerja?
– Apakah perbedaan/persamaan antara kulkas yang anda gunakan di
rumah dengan sistem pendingan di sebuah pabrik?
– Apa saja bentuk-bentuk penghematan energi dalam pengoperasian
sistem pendinginan?
– Bila anda memiliki ruangan dengan luas 55 m² dan tinggi 4 m.
Berapa banyak kebutuhan pendingin/listrik yang dapat
diharapkan ketika menggunakan penyejuk ruangan yang tidak
terpusat (decentralized)? Berapa banyak energy (kWh) dan biaya
(rupiah) yang diperlukan ketika sistem tersebut beroperasi selama
satu tahun non-stop?
– Sebutkan beberapa aturan perawatan yang penting?
– Apakah keuntungan dari peneduh alami pada bangunan?
– Diskusi: Nyatakan pendapat anda – Mengapa arsitektur tradisional
Indonesia yang menggunakan peneduh alami saat ini telah jarang
digunakan ?