Anda di halaman 1dari 73

BAB III

KONSUMSI

3.1 Pengantar
Energi ada di mana-mana, termasuk dalam semua benda yang bisa anda
bayangkan. Kita menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan, mulai
dari melompat sambil melempar bola hingga membuat kue, bahkan ketika kita
menggunakan mobil untuk berpindah dari A ke B. Sebagai contoh, makanan
yang anda makan mengandung energi kimia, dan tubuh menyimpan energi ini
sehingga anda dapat menggunakannya untuk bekerja ataupun bermain.
Listrik adalah bentuk yang unik dari energi. Ketika kita menggunakan
listrik dalam rumah kita, tenaga listrik tersebut mungkin dihasilkan oleh
pembakaran batu bara/ minyak bumi atau sebuah pembangkit listrik tenaga air di
sebuah bendungan. Oleh karena itu, batu bara, minyak bumi dan hidro disebut
sebagai sumber energi. Kebanyakan dari kita menggunakan sumber energi tak
terbarukan dalam rangka menghasilkan listrik yang akan kita gunakan untuk
rumah, bisnis, sekolah dan pabrik-pabrik. Listrik memberikan tenaga, misalnya
pada komputer, lampu, kulkas, mesin cuci dan pendingin udara kita. Minyak
bensin yang digunakan pada kebanyakan mobil-mobil dan sepeda motor, serta
minyak diesel (solar) pada truk-truk, dibuat dari minyak petroleum, juga sebuah
sumber energi tak terbarukan.

Sumber: http://www.wikipedia.com

Gambar 11: Emisi karbon dioksida oleh negara-negara di dunia, dalam ukuran
tonase.

1
Permasalahannya, seperti yang telah dibahas dalam bagian 1 adalah bahwa
konsumsi energi dunia dan emisi yang dihasilkannya bagi lingkungan terlalu
tinggi. Gambar 11 menunjukkan negara-negara mana yang paling banyak
menggunakan energi (dari biru ke ungu). Negara-negara ini yang terutama
bertanggungjawab untuk menurunkan konsumsi mereka melalui langkah-langkah
penghematan energi.

Sektor-sektor mana sajakah yang menggunakan energi? Kita dapat membaginya


ke dalam beberapa sektor yang berbeda:
– Sektor industri termasuk fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk
manufaktur, agrikultur, pertambangan, dan konstruksi.
– Sektor transportasi terdiri dari kendaraan-kendaraan yang membawa orang
atau barang, seperti: mobil, truk, bus, sepeda motor, kereta api, kereta
bawah tanah, pesawat terbang, perahu, kapal tongkang, dan bahkan balon
gas.
– Sektor perumahan terdiri dari rumah-rumah dan apartemen.
– Sektor komersil terdiri dari bangunan-bangunan seperti perkantoran, mal,
pertokoan, sekolahan, rumah sakit, hotel, gudang, restoran, tempat
ibadah, dan lain sebagainya.

Bab ini akan menunjukan contoh penggunaan konsumsi energi yang paling
umum yang terdapat di dalam sektor industri dan komersil. Anda akan belajar
peralatan-peralatan apa yang menggunakan energi dan bagaimana menjalankan
peralatan tersebut dengan cara yang paling efisien.
Bab tiga diperkaya dengan banyak contoh untuk menunjukkan berapa
banyak energi dan uang yang dapat dihemat dari efisiensi yang dilakukan. Semua
contoh diambil dari proyek efisiensi dunia nyata. Tarif energi berdasarkan asumsi
dan bervariasi. Tarif energi listrik bergantung kepada kesepakatan tarif listrik yang
disetujui masing-masing perusahaan dengan provider energi (PLN). Tarif Rp.
460 / kWh yang diasumsikan adalah batas bawah, rata-rata tarif listrik biasanya
lebih tinggi (Rp. 600 - 800 / kWh).

2
Setelah kenaikan harga di pertengahan 2009, pemerintah dan PLN sudah
mengumumkan rencana kenaikan harga 15% dalam waktu 6 bulan berikutnya.
Menurut rencana, harga pun akan terus dinaikkan, karena pemerintah Indonesia
sedang mengurangi subsidi tahunan untuk energi.
Untuk anggaran tahun 2011, subsidi masih diberikan alokasi 17% dari
keseluruhan pengeluaran negara Indonesia. Oleh karena itu, dapat diasumsikan
bahwa kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar akan tetap terjadi, dan
akhirnya, ongkos produksi pun akan meningkat. Saat melihat contoh yang ada,
harap diingat bahwa penghematan finansial yang diproyeksikan dari contoh
kemungkinan besar sudah meningkat jumlahnya.

BaB 3.1.1. Pencahayaan


1. Penjelasan Umum
Cahaya berfungsi untuk memberikan penerangan. Dengan penerangan
yang cukup (tidak kurang dan tidak lebih), cahaya memiliki berbagai manfaat,
seperti memberikan rasa nyaman, aman, dan lain-lain. Cahaya juga dapat
menolong seseorang untuk berkonsentrasi pada saat melakukan pekerjaan.
Sumber cahaya terbaik berasal dari matahari. Cahaya tersebut dapat
diperoleh tanpa memerlukan energi dan biaya. Tetapi sayangnya cahaya matahari
tidak selalu tersedia sepanjang waktu. Pada umumnya, gedung perkantoran, hotel,
restoran, atau pabrik memiliki peraturan yang mengatur besarnya intensitas
cahaya di dalam ruangan-ruangan yang ada di dalam gedung tersebut. Hal ini
bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan bagi orang-orang yang
berada di dalamnya.
Besarnya intensitas cahaya dapat diukur dengan sebuah alat ukur yang
disebut Lux Meter. Satuan dari besar intensitas cahaya tersebut adalah Lumen per
Meter kuadrat (lm/ m2), atau sering disebut sebagai ”Lux“.
Gambar 1 menunjukan besar dari intensitas cahaya di beberapa ruangan
yang berbeda. Besar dari intensitas cahaya ini ditentukan berdasarkan standar
internasional AS 1680. Standar ini ditetapkan untuk memastikan kesehatan dan
keselamatan orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

3
Secara umum, lampu dapat dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan jenisnya:
– Lampu Pijar (Incandescent Lamps). Lampu pijar menghasilkan cahaya melalui
proses pemanasan kawat yang ada di dalam lampu tersebut. Kawat tersebut
bernama tungsten, atau sering disebut juga sebagai filamen. Dari 100% energi
yang dipakai oleh lampu pijar, hanya 10% yang menjadi cahaya, sementara
90% sisanya hilang menjadi energi panas, karena itu lampu pijar tergolong
sebagai lampu yang boros energi. Anda dapat merasakan panas buangan ini
ketika anda mendekatkan tangan
Anda ke lampu pijar. Tetapi jangan menyentuhnya – anda dapat mencelakakan
diri sendiri. Ada sebuah percobaan dalam lampiran, dimana anda dapat
memeriksa efisiensi dari berbagai jenis lampu. Lampu dengan nilai efisiensi
yang rendah akan dilarang pemakaiannya pada beberapa tahun yang akan
datang. Australia dan Eropa sudah mempersiapkan rencana untuk
menghapuskan lampu-lampu tersebut secara bertahap. Lampu Halogen juga
merupakan jenis lampu pijar, tetapi mempunyai nilai efisiensi yang lebih baik.

– Lampu berbahan gas, contohnya Lampu Tabung Neon (Fluorescent Lamps) dan
CFL (Compact Fluorescent Lamps). Khusus di Indonesia, masyarakat lebih
mengenal fluorescent dengan nama lampu neon, sedangkan CFL dengan ballas
terintegrasi lebih dikenal dengan nama Lampu Hemat Energi (LHE). Saat ini,
kedua lampu tersebut merupakan lampu yang paling banyak digunakan,
terutama di Indonesia. Nilai efisiensi dari lampu neon dan CFL tergolong baik

4
karena hampir semua energi yang dipakai dapat diubah menjadi cahaya.

– Lampu HID (High Intensity Discharge). Lampu HID terdiri dari lampu metal
halide, sodium, dan merkuri. Lampu HID memiliki tekanan gas yang tinggi.
Lampu merkuri pada umumnya dipakai di pabrik-pabrik besar sebagai
penerangan di daerah-daerah produksi yang luas. Lampu merkuri juga dipakai
sebagai lampu jalan, meskipun pemakaian untuk aplikasi ini sudah mulai
berkurang karena digantikan oleh lampu metal halide dan sodium. Lampu HID
mempunyai tingkat pencahayaan yang tinggi dan efisien meskipun harganya
relatif lebih mahal dibandingkan lampu neon dan lampu pijar.
– Lampu LED (Light Emmitting Diode) adalah lampu generasi baru. Lampu LED
sangat efisien, mempunyai konsumsi energi yang sangat rendah, dan memiliki
umur yang panjang. Harga lampu LED masih mahal. Tetapi harga ini akan
menurun di masa yang akan datang karena perkembangan dari lampu LED
sangat pesat dan memiliki potensi yang baik.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, semua jenis lampu akan mengubah
daya yang masuk ke lampu menjadi cahaya. Satuan dari cahaya yang dihasilkan
oleh 1 Watt energi adalah Lumen per Watt (lm/W) Nilai tersebut menunjukan
efikasi dari lampu. Semakin tinggi nilai efikasi sebuah lampu, maka lampu
tersebut dapat menghasilkan intensitas cahaya yang semakin terang dari
pemakaian 1 Watt listrik. Artinya lampu tersebut termasuk lampu yang efisien.
Pada Gambar 2, Anda dapat melihat bahwa nilai efikasi dari CFL lebih besar
dibanding nilai efikasi lampu pijar. Dengan demikian kita dapat berkesimpulan
bahwa CFL lebih efisien dibanding lampu pijar.

Kata “efikasi“ sekarang ditetapkan sebagai istilah pencahayaan yang


digunakan ketika menggambarkan seberapa efisiennya sebuah lampu mengubah
energi listrik menjadi cahaya. Satuan ukurnya adalah Lumen per Watt, biasanya
ditulis sebagai lm/W.
Contoh:
1. Daya sebuah lampu pijar 100 W adalah 13.6 lm/W.

5
2. Daya sebuah Lampu Hemat Energi 20 W adalah 60
lm/W.
Gambar 12: Efisiensi berbagai teknologi lampu yang berbeda

Daya sebuah lampu diukur dalam satuan Lumen per Watt

Dalam bahasa pencahayaan, kata efisiensi (daripada efikasi) digunakan


ketika menggambarkan bagaimana sebuah rumah lampu (luminaire) dapat
merefleksikan cahaya yang keluar dari sebuah lampu, contohnya DLORnya
(Downward Light Output Ratio) dan lain-lain.
Pemakaian jenis lampu tertentu akan menentukan pemakaian komsumsi
listrik. Contoh perhitungan yang akan diberikan kemudian di dalam bab ini, dapat
membuktikan hal tersebut. Seperti telah disebutkan sebelumnya, jenis lampu yang
paling banyak digunakan saat ini adalah lampu neon. Lampu neon adalah sumber
cahaya yang paling banyak tersebar di seluruh dunia karena intensitas cahaya
yang tinggi yang dihasilkan dari pemakaian listrik yang cukup rendah. Dan saat
ini kita dapat menemukan rumah lampu untuk lampu neon dengan bentuk yang
sedemikian rupa sehingga cocok untuk dipakai di berbagai macam sektor, seperti
perdagangan, industri dan swasta.

Cara kerja dari lampu neon tidak akan dijelaskan secara detail. Untuk penjelasan
singkat dapat dilihat dari Gambar 13 di bawah ini.

Gambar 13: Fungsi dari Lampu Neon

Struktur

6
Di dalam tabung kaca lampu terdapat gas argon atau campuran antara
argon dan kripton. Tekanan gas tersebut hanya sekitar 0.2% tekanan atmosfer. Di
samping gas itu, terdapat juga merkuri antara 3mg dan 15mg. Jumlah merkuri
ditentukan dari ukuran dari lampu neon itu. Merkuri yang terdapat di dalam lampu
itu berbentuk padat dan cair pada suhu ruang (25 0C) Pada saat lampu itu menyala,
suhu di dalam tabung itu akan naik sehingga merkuri akan menjadi uap
bertekanan rendah, hanya sekitar 0.0007% tekanan atmosfer. Karena tekanan gas
yang rendah, lampu neon dan CFL sering juga disebut sebagai “low pressure
discharge lamps“

Di tiap ujung tabung lampu neon terdapat elektroda – biasanya disebut juga
sebagai katoda – yang berfungsi memanaskan gulungan tungsten. Tungsten
dilapisi dengan Barium Oksida. Ketika tungsten sudah mencapai temperatur
tertentu, tungsten akan melepaskan elektron yang akhirnya mengalir dari ujung
tabung yang berseberangan.

Cara Kerja

Lihat diagram. Ketika lampu dinyalakan, 1 atau 2 detik kemudian katoda


akan menjadi panas dan akan melepaskan elektron. Aliran elektron (misalnya
arus) akan bereaksi dengan merkuri sehingga hasil dari reaksi itu adalah
munculnya radiasi sinar ultraviolet (UV). Sinar UV tersebut kemudian akan
mengenai fosfor yang terdapat di lapisan kaca bagian dalam lampu neon tersebut.
Reaksi dari UV dan fosfor adalah cahaya yang dapat kita lihat pada lampu tabung
neon.
Reaksi dengan gas argon atau argon/ kripton menghasilkan cahaya yang
berwarna kebiruan. Cahaya kebiruan tersebut hanya 3% dari total cahaya yang
keluar dari lampu. 97% cahaya lainnya dihasilkan oleh reaksi antara UV dengan
fosfor.
Selain memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan lampu
pijar, lampu neon mempunyai umur lampu yang lebih panjang. Lampu pijar
mempunyai rata-rata umur lampu 1.000 jam, sedangkan lampu neon dapat

7
mencapai 10.000 - 15.000 jam atau lebih. Umur lampu yang lebih lama akan
mengurangi biaya pengggantian lampu. Harga lampu neon yang lebih mahal
dibanding lampu pijar dapat dikompensasikan dengan konsumsi energi yang lebih
rendah dan juga pemakaian yang lebih lama. Benefit inilah yang menjadi
pertimbangan dalam menggunakan lampu neon dan CFL. Oleh karena itu kedua
jenis lampu tersebut digunakan secara luas di berbagai sektor.

Tabel 2. Prestasi Lampu Neon

Lampu neon mempunyai ekspektasi umur lampu yang lebih tinggi

Lain halnya dengan lampu pijar, lampu neon dan beberapa CFL
memerlukan komponen lain agar lampu ini dapat bekerja. Komponen ini
dinamakan ballas, atau yang lebih sering dinamakan control gear. Ballas berfungsi
untuk membuat arus listrik yang masuk ke dalam lampu menjadi stabil dan
mengatur frekuensi tegangan yang ada di dalam lampu.
Ballas dapat di kategorikan menjadi 2 macam:

1. Ballas Konvensional (CCG = Conventional Control Gear)

2. Ballas Elektronik (ECG = Electronic Control Gear)

ECG lebih baik dibanding CCG karena dengan menggunakan ECG dapat
mengurangi daya yang hilang (power loss) dari sistem lampu sampai dengan 20%.
Daya yang hilang adalah daya yang dipakai oleh lampu tetapi tidak diubah
menjadi cahaya. Daya tersebut hilang dalam bentuk panas yang keluar dari ballas.
Keuntungan lain dari ECG adalah dapat mencegah lampu berkedip-kedip
(flickering) dan dapat memperpanjang umur dari lampu neon. Bagi tubuh
manusia, efek dari lampu yang berkedip-kedip/ flickering, disebut juga efek

8
stroboscope yang dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi, cepat lelah, dan
sakit kepala. Pada situasi tertentu, hal ini dapat mengarah pada resiko keselamatan
dan mengurangi produktifitas kerja. Harga ECG lebih tinggi dibanding CCG. Di
Eropa, CCG akan dilarang pemakaiannya karena efisiensinya yang rendah.
Rumah lampu memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan cahaya.
Rumah lampu yang baik memiliki reflektor yang dapat merefleksikan 100%
cahaya yang keluar dari lampu ke arah yang ditentukan. Pada Gambar 4 di bawah
ini, cahaya dari lampu neon dipancarkan oleh reflektor ke segala arah.

Gambar 14: Fungsi reflektor

Sebagai contoh: lampu dan rumah lampu yang ditempatkan di sebuah


kantor harus dapat memberikan cahaya ke tempat-tempat di mana cahaya tersebut
dibutuhkan (dalam hal ini meja kerja). Rumah lampu yang baik dapat
memberikan cahaya yang tidak menyilaukan mata. Hal ini terjadi apabila
penempatan dari rumah lampu yang tepat dan penyinaran yang benar (penyinaran
hanya pada bidang/ daerah yang ditentukan) Dengan reflektor yang baik, cahaya
dapat diarahkan dengan optimal dan cahaya dari lampu dapat dipantukan 100%
menuju ke tempat yang dikehendaki. Reflektor yang baik dapat menghasilkan
penghematan energi karena jumlah lampu untuk menerangi sebuah tempat dapat
dikurangi.
Mengurangi konsumsi energi dapat dilakukan dengan membuat sistem
pencahayaan yang optimal. Investasi melalui pembelian sistem penerangan yang
baru tidak perlu dilakukan apabila masih ada ruang untuk membuat sistem
menjadi lebih optimal. Selain pencahayaan, optimalisasi dapat juga dilakukan
untuk mendapatkan penghematan energi. Tantangan kedua yaitu bagaimana

9
mendapatkan pencahayaan yang sama dengan sistem penerangan lama ketika
menggunakan sistem penerangan yang baru. Dimana penggunaan energi pada
sistem penerangan yang baru lebih rendah dibandingkan penggunaan energi pada
sistem penerangan yang lama.
Contoh sistem penerangan baru yang dapat menggantikan sistem
penerangan yang lama untuk mendapatkan penghematan energi adalah dengan
menggunakan sensor pendeteksi gerakan (motion-detector). Motion detector ini
dapat diletakan di ruang penyimpanan, gang, tangga, dan toilet. Sehingga pada
saat motion detector mendapat sinyal bahwa ada orang di ruangan tersebut, lampu
akan menyala otomatis. Selain motion detector, sistem penerangan yang
dilengkapi dengan mesin pengatur waktu (time delay) atau sensor cahaya (photo-
sensor) dapat menjadi alternatif yang baik untuk mendapatkan penghematan
energi. Pemeliharaan rutin dengan cara membersihkan rumah lampu, jendela
(yang dilewati oleh matahari), reflektor-reflektor, dan jendela-jendela karena debu
dan kotoran menyebabkan efisiensi dari pencahayaan bertambah baik.
Pemasangan sistem penerangan yang sudah ketinggalan zaman perlu
ditinggalkan karena biasanya mereka memiliki efisiensi yang lebih rendah
dibanding dengan sistem penerangan yang dibuat sekarang. Akibatnya kita harus
menginstalasi lampu dalam jumlah yang lebih banyak sehingga berakibat pada
konsumsi energi yang tinggi. Sebagai contoh: pada zaman dahulu, lampu neon
memiliki efisiensi hanya sekitar 30%. Sehingga pada saat itu sistem penerangan
di ruang kerja, misalnya, memakai energi sebesar 50 W/ m2 kuadrat untuk
penerangan.
Dengan intensitas cahaya yang sama, pada saat ini kita hanya
memerlukan sekitar 20 W/ m2. Dengan menggunakan sistem pencahayaan yang
lebih baik. Investasi yang dikeluarkan untuk menukar lampu lama akan terbayar
dalam waktu yang singkat. Pemasangan menggunakan lampu neon dengan
teknologi terkini (T5 dan T8) mampu menghasilkan intensitas cahaya yang lebih
baik daripada menggunakan lampu neon dengan teknologi lama (T10 dan T12),
karena dapat mengurangi total jumlah lampu yang terpasang. Pengukuran
intensitas cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan Lux Meter. Intensitas

10
cahaya dapat diukur sesuai dengan kebutuhan.
Dengan bantuan sensor cahaya, ruangan yang disinari oleh cahaya
matahari dapat dijaga kestabilan tingkat cahayanya. Sehingga saat sinar matahari
dapat memberikan penerangan sampai nilai intensitas tertentu, lampu tidak perlu
dihidupkan. Tetapi apabila sinar matahari mulai menghilang, nilai intensitas
cahaya di ruangan tersebut akan tetap terjaga melalui cahaya lampu yang diatur
oleh sensor cahaya tersebut.

Sistem penerangan dengan teknologi yang sudah ketinggalan zaman


menghabiskan banyak energi

2. Contoh-Contoh / Perhitungan-Perhitungan

Contoh 1:

Relokasi pemasangan pencahayaan /


lampu

Melihat lebih lanjut dalam struktur


sistem pencahayaan, sering didapat
bahwa posisi cahaya tidak tepat,
contohnya cahaya tidak langsung
kearah mesin-mesin atau antara dua
aplikasi atau tidak ada saklar-saklar
individu untuk cahaya.

Biaya*: tidak berarti /


waktu kerja para
pekerja

Penghematan*:
berkurang 50 tabung
neon
50 X 10 jam / hari X 70
W X 293 hari / tahun =
10,300 kWh X Rp. 460 = Rp.
4.700.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi

11
Contoh 2:

Pengukuran Pencahayaan

Mengukur jumlah cahaya aktual dan menguranginya


sampai ke tingkat yang dibutuhkan.

Biaya*: diperkirakan Rp 0.7 Jt

Penghematan*: berkurang 30
tabung neon 30 X 10 jam / hari X 70
W X 293 hari / tahun
= 6,100 kWh X Rp. 460,- = Rp. 2.800.000, -
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan berskala menengah dari industri produksi

Contoh 3:

Penggunaan terang siang hari

Pemasangan Jendela Atap


(Skylight) dapat mengurangi perlunya
pencahayaan buatan. Perhatian:
Pengunaan cahaya matahari dapat
mengarah pada pemanasan dalam
ruangan tambahan!

Biaya*: Biaya pemasangan jendela


atap (skylight)

Penghematan*: berkurang 20
tabung neon
20 X 10 jam / hari X
70 W X 293 hari /
tahun =

4,100 kWh X Rp. 460 = Rp.


1.900.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi

12
Contoh 4:

Pencahayaan dengan fitting kaca optik

Pengeluaran (output) cahaya dapat ditingkatkan


melalui fitting-kaca optik (optical mirror-fitting).

Biaya: Investasi tergantung pada jenis fitting.


Kira-kira Rp. 70,000 per reflektor.

Penghematan: 40% sampai 60% pengurangan


dalam konsumsi listrik dibandingkan dengan
pencahayaan konvensional.

Berkurang 100 tabung neon


100 X 10 jam / hari X 70 W X
293 hari / tahun =
20,500 kWh X Rp. 460 = Rp. 9.400.00
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan berskala menengah dari industri produksi

Untuk penggunaan siang hari

Instalasi atap kaca mengurangi kebutuhan


penerangan artifisial (buatan).
Peringatan: Penggunaan penerangan sinar
matahari dapat menimbulkan kenaikan suhu
ruangan
Biaya: Biaya instalasi (pemasangan) dari atap
Kaca
Penghematan: asumsi pengurangan 20 lampu
fluorescent
20 x 10 jam/hari x 10 W x 293 hari/tahun =

4.100 kWh x Rp. 460 = Rp. 1,9 juta

13
3. Penjelasan Metode Perhitungan:
Periode Pengembalian Investasi (Payback Period) dalam bisnis dan
ekonomi mengacu pada periode waktu yang diperlukan dalam pengembalian
investasi untuk "membayar" jumlah investasi awal. Sebagai contoh, investasi
awal senilai Rp 1.000.000 yang kembali senilai Rp 500.000 per tahun akan
memiliki payback period dua tahun. Secara intuitif, payback period adalah
mengukur berapa lama waktu yang diperlukan untuk "membayar dirinya sendiri"
atau waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi awal.
Periode pengembalian yang pendek lebih baik daripada periode
pengembalian yang lebih lama. Payback period digunakan secara luas karena
kemudahan dalam penggunaannya meskipun tetap memilki keterbatasan, seperti
dijelaskan di bawah ini.

Istilah ini juga digunakan secara luas di berbagai jenis investasi, sering
kali berkaitan dengan efisiensi energi, pemeliharaan, upgrade, atau perubahan
lainnya. Sebagai contoh, sebuah lampu fluorescent dapat digambarkan memiliki
periode pengembalian sejumlah tahun atau operasi jam, dengan asumsi biaya-
biaya tertentu. Di sini, pengembalian investasi terdiri dari penurunan biaya
operasi. Meskipun pada awalnya payback period adalah istilah keuangan,
konsep payback period kadang-kadang diperluas untuk kegunaan yang lain,
seperti energi payback period (periode waktu di mana penghematan energi dari
sebuah proyek sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan sejak awal proyek).
Payback period sebagai alat analisis ini sering digunakan karena mudah
diterapkan dan mudah dipahami oleh semua orang, terlepas dari pelatihan
akademis, maupun konsentrasi pendidikan mereka. Ketika digunakan dengan
hati-hati atau untuk membandingkan investasi serupa, hal ini bisa sangat
berguna.
Pada modul ini, siswa akan mempelajari variabel payback calculation,
yang juga dikenal sebagai perhitungan penghematan energi. Perhitungan
penghematan energi berfungsi untuk membandingkan dua sistem penerangan yang
berbeda yang memiliki sumber cahaya dan ballas yang berbeda. Parameter
perhitungan penghematan energi antara lain total daya yang dkonsumsi, energi
yang dikonsumsi, biaya energi yang digunakan, biaya lampu tahunan, biaya
operasional tahunan dan parameter lain yang dapat dibandingkan. Dari
perhitungan parameter ini kita dapat memperoleh perbandingan persentase
penghematan antara dua sistem penerangan yang berbeda.

Tabel 3. Perhitungan Penghematan Energi


Sistem Penerangan Sistem Penerangan Hemat
Sistem Lampu Satuan Lama Energi
Lampu Lampu Pijar Lampu Hemat Energi
Lumen lm 710 785
Jumlah rumah lampu pcs 10 10
Total daya tiap rumah lampu watt 60 10 Konsumsi energi
Lama pemakaian per-tahun Jam 3650 3650
berkurang hingga
Total daya yang di-konsumsi (1) kW 0.6 0.1
Energi yang di-konsumsi (per tahun) (2) kWh 2190 365 83%
Tarif dasar listrik Rp/kWh 600 600
Umur lampu Jam 1000 6000
Biaya penggantian lampu Rp 3,000 15,900 Biaya operasional
Biaya energi yang digunakan (per tahun) (3) Rp 1,314,000 219,000
berkurang hingga
Biaya lampu (per tahun) (4) Rp 109,500 96,725
Biaya operasional (per tahun) (5) Rp 1,423,500 315,725 78%
Penghematan ( pertahun ) Rp 0 1,107,775
Penghematan ( %) % 0 78
Penghematan
hingga 78%
Rumus Perhitungan Penghematan Energi

1) Total Daya yang dikonsumsi


Total daya yang dikonsumsi = jumlah rumah lampu x total daya tiap rumah lampu

2) Energi yang dikonsumsi (per tahun)

Energi yang dikonsumsi (per tahun) = total daya yang dikonsumsi x lama
pemakaian per tahun

3) Biaya energi yang digunakan (per tahun)

Energi energi yang digunakan = energi yang dikonsumsi per tahun x tarif dasar listrik

4) Biaya Lampu (per tahun)

Biaya lampu per tahun = (lama pemakaian per tahun : umur lampu) x jumlah
rumah lampu x biaya penggantian lampu
5) Biaya Operasional (per tahun)

Biaya operasional per tahun = biaya energi yang digunakan per tahun +
biaya lampu per tahun

Penjabaran Perhitungan Tabel


 Sistem Penerangan Lama
1) Total daya yang dikonsumsi
= jumlah rumah lampu x total daya tiap rumah lampu
= 10 x 60 watt
= 600 watt  0,6 kW

2) Energi yang dikonsumsi (per tahun)


= total daya yang dikonsumsi x lama pemakaian (per tahun)
= 0,6 kW x 10 jam x 365 hari
= 2.190 kWh

3) Biaya energi yang digunakan (per tahun)


= energi yang dikonsumsi per tahun x tarif dasar listrik
= 2.190 kWh x Rp 600,-
= Rp 1.314.000,-

4) Biaya lampu (per tahun)


= (lama pemakaian per tahun : umur lampu) x jumlah rumah
lampu x biaya penggantian lampu
= ((365 x 10) : 1.000) x 10 x Rp 3.000,-
= Rp 109.500,-

5) Biaya operasional (per tahun)


= biaya energi yang digunakan (per tahun) + biaya lampu (per
tahun)
= Rp 1.314.000,- + Rp 109.500
= Rp 1.423.500,-
 Sistem Penerangan Hemat Energi
1) Total daya yang dikonsumsi
= jumlah rumah lampu x total daya tiap rumah lampu
= 10 x 10 watt
= 100 watt  0,1 kW

2) Energi yang dikonsumsi (per tahun)


= total daya yang dikonsumsi x lama pemakaian (per tahun)
= 0,1 kW x 10 jam x 365 hari
= 365 kWh

3) Biaya energi yang digunakan (per tahun)


= energi yang dikonsumsi per tahun x tarif dasar listrik
= 365 kWh x Rp 600,-
= Rp 219.000,-

4) Biaya lampu (per tahun)


= (lama pemakaian per tahun : umur lampu) x jumlah rumah lampu
x biaya penggantian lampu
= ((365 x 10) : 6.000) x 10 x Rp 15.900,-
= Rp 96.725,-
5) Biaya operasional (per tahun)
= biaya energi yang digunakan (per tahun) + biaya lampu (per
tahun)
= Rp 219.000,- + Rp 96.725,-
= Rp 315.725,-

Kesimpulan:

Berdasarkan penjabaran perhitungan di atas, dapat kita lihat bahwa penggunaan


lampu hemat energi terbukti lebih hemat, baik jika dilihat dari segi konsumsi
energi maupun dari segi biaya.
1. Penghematan dari segi konsumsi energi  menghemat 83% dari
sistem penerangan lama
(konsumsi energi penerangan lama – konsumsi energi
penerangan hemat energi)/ konsumsi energi penerangan lama x
100%
 2190 kWh – 365 kWh = 1.825 kWh
 1.825 kWh / 2190 kWh x 100%
 83%

2. Penghematan dari segi biaya  menghemat 78% dari sistem


penerangan lama
 (biaya operasional penerangan lama – biaya operasional

penerangan hemat energi)/ biaya operasional penerangan lama

x !00%

 Rp 1.423.500,- / Rp 315.725,- = Rp 1.107.775,-


 Rp 1.107.775,- / Rp 1.423.500,- x 100%
 78%
4. Tabel Langkah-langkah

Langkah-langkah tanpa atau rendah investasi:


Pencahayaan

Memicu kesadaran para pekerja dengan mematikan lampu jika tidak


diperlukan, terlebih pada ruangan dengan cahaya matahari yang cukup
baik.

Menggunakan alat pendeteksi gerakan (hal ini akan menghidupkan lampu


secara otomatis ketika ada pergerakan yang terdeteksi), sensor cahaya (alat
ini akan menghidupkan/ mematikan lampu secara otomatis ketika kondisi
ruang menjadi lebih gelap/ terang), atau alat pengatur waktu (alat ini akan
menghidupkan/ mematikan lampu secara otomatis pada waktu tertentu).

Membersihkan lampu-lampu, rumah-rumah lampu, reflektor-reflektor dan


jendela-jendela secara teratur.

Mengecat dinding dan langit-langit dengan warna-warna cerah.

Jika memungkinkan, hindari pencahayaan tidak langsung pada ruang-ruang


kerja.

Sebelum pemasangan lampu, sebaiknya perhatikan tinggi sumber cahaya,


posisi lampu, dan arah penyinaran / cahaya. Penggunaan cahaya yang
terfokus terhadap suatu bidang yang perlu diterangi lebih baik dibanding
penyinaran secara sembarang.

Jika sensor cahaya sudah dipergunakan, periksa parameter-parameter saklar


secara rutin.
5. Pertanyaan-Pertanyaan Komprehensif
• Apa perbedaan antara intensitas cahaya dan efikasi?

• Diskusi: Mana yang lebih baik, penggunaan cahaya matahari atau


cahaya buatan?
• Mengapa penting untuk mempunyai sejumlah cahaya tertentu
pada lokasi-lokasi yang berbeda dalam sebuah perusahaan?
• Apa 4 teknologi lampu dasar? Mana yang paling sering digunakan?

• Apa keuntungan utama jika menggunakan ECG dibandingkan CCG?

• Apa fungsi reflektor?

• Apa pengaruh efisiensi dari sistem cahaya yang berdebu dan


kotor – jelaskan?

6. Uji Coba terkait dalam Lampiran


• Cahaya dan suhu
BaB 3.1.2: Penggerak elektrik

1. Penjelasan
Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi yang berguna
tanpa kehilangan yang lebih besar. Untuk alasan itu listrik adalah bentuk energi
dengan nilai tertinggi. Namun listrik terbilang mahal karena listrik dihasilkan
dengan proses efisiensi yang rendah, terutama ketika dihasilkan dengan sumber
tenaga fosil.
Mengoptimalkan penggunaan energi listrik memiliki tantangan tersendiri
karena area penerapannya beraneka ragam. Ini berbeda dengan energi termal.
Dalam bidang energi termal, biasanya hanya ada beberapa pembangkit utama dan
instalasi yang menghasilkan atau menggunakan panas atau dingin.Oleh karena itu,
jaringan distribusinya tidak tersebar luas. Pemakaian listrik sering dalam unit
yang kecil. Ini seimbang dengan permintaan energi yang rendah, contohnya
sistem pencahayaan (lihat Bab 3.1.1). Dalam hal ini, hanya (inclusive
refurbishment) yang dapat memberikan hasil yang nyata dan terukur.

Gambar 15: Komponen dan kehilangan penggerak elektrik

Gambar 15 menunjukan contoh khas dari kehilangan energi pada sebuah sistem
penggerak elektrik untuk mengoperasikan alat ventilasi. Setiap tahap dari sistem
mempunyai efisiensinya tersendiri yang dinyatakan dalam % (jika anda terus
membaca, anda akan belajar bagaimana cara menghitung efisiensi). 75% efisiensi
dari ventilasi contohnya berarti, bahwa 25% energi yang dimasukkan hilang,
sehingga dari pemasukan 13kW hanya 75% = 9.75 (kira-kira sekitar 10kW) dapat
diubah menjadi kerja yang dapat digunakan penggerak elektrik.
Penggerak elektrik digunakan untuk berbagai fungsi: untuk memproses
bagian-bagian pekerjaan (misalnya penngerak motor bubut), untuk pengangkutan
pendukung barang (misalnya penggerak kompresor – cf. Bab 3.1.3) dan juga
untuk pemindahan bahan-bahan (misalnya penggerak ban berjalan) atau
penggerak pompa dan sistem ventilasi. Gambar 1 dan 2 menunjukkan komponen
dan kehilangan dari penggerak elektrikk dan bagian-bagian yang memiliki potensi
penghematan tertinggi.

Sumber: http://www.efficiency-from-germany.info/EIE/Redaktion/EN/Bilder/infografik-industry-electrical-driver

Gambar 16: Daerah-daerah berpotensi penghematan dalam penggerak elektrik

Pada umumnya, ada 3 pilihan untuk memicu peningkatan efisiensi energi dalam
sistem penggerak elektrik:
1. Menggunakan motor berefisiensi tinggi

2. Memasang kontrol kecepatan elektronik

3. Mengoptimalkan sistem mekanis (peripherie)

Tiga susunan efisiensi energi


Karena inti dari sistem penggerak elektrik adalah motor elektrik, marilah kita
bahas hal-hal berikut.
• Motor berarus searah (direct-current) dan
• Motor berarus bolak-balik (three-phase-current )
Dalam bidang perdagangan dan industri, motor-motor berarus bolak-balik
merupakan yang paling banyak digunakan.Jika didimensikan dengan tepat, motor-
motor ini memiliki tingkat efisiensi sekitar 85%. Penelitian dan pengembangan
(research and development) telah memperoleh peningkatan yang cukup signifikan
dalam efisiensi dalam beberapa tahun terakhir. Jenis motor baru ini dinamakan
motor berefisiensi tinggi (motor HE). Apakah motor HE itu? Efisiensi motor
adalah rasio output tenaga (power) mekanis terhadap input tenaga elektris yang
biasanya dinyatakan dalam persentase. Untuk menghitung efisiensi motor, tenaga
output mekanis dibagi dengan tenaga input elektris:

Dimana η adalah efisiensi konversi energi, Pe adalah tenaga input elektris, dan
Pm adalah tenaga output mekanis.

Definisi dari efisiensi

Variasi yang patut dipetimbangkan hadir antara performa motor standar dan HE.
Desain, material, dan teknik pembuatan yang telah disempurnakan
memungkinkan motor HE untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan per satuan
konsumsi listrik.
Gambar 17: Keunggulan dari motor berefisiensi tinggi (motor HE)

Dalam Gambar 17 anda dapat melihat perbedaan efisiensi masing-masing.


Contohnya sebuah motor HE 55 kW dapat memiliki 2.5% performa yang lebih
baik dibandingkan dengan motor biasa. Sepertinya tidak banyak, namun akan
berbeda bila anda menghitung penghematannya. Jumlah berikut ini hanya
merupakan asumsi, tapi hampir mendekati kenyataan:

Waktu pengoperasian motor: 4,000 jam per tahun

Konsumsi energi: 55 kW X 4,000 jam = 220,000 kWh per tahun


Biaya per tahun: 220,000 kWh X 460 Rp/kWh = 101 Jt. Rp

Penghematan tahunan: 101 Jt. Rp X 2.5% = 2.5 Jt. RP

Motor HE menawarkan keuntungan yang lain. Karena dirangkai dengan


teknik pembuatan yang telah disempurnakan dan dengan bahan-bahan berkualitas
tinggi, motor HE pada umumnya memiliki faktor pelayanan (yang lebih tinggi,
isolasi dan bantalan yang tahan lama, pengeluaran (output) panas buangan yang
lebih rendah, dan kurang getaran. Ini dapat meningkatkan kehandalan (reliability)
secara keseluruhan. Pemasangan motor berefisiensi tinggi disarankan dalam
keadaan berikut ini:
• Untuk semua instalasi baru
• Pertimbangan pemakaian kembali unit efisiensi standar yang lebih tua.
• Untuk mengganti motor yang terlalu besar (oversized) dan motor
dengan beban yang kurang (underloaded)

Masalah utama dengan pengoperasian motor-motor elektris adalah


mereka memiliki efisiensi tertinggi hanya ketika beroperasi dengan muatan
penuh. Ketika bekerja hanya dengan setengah muatan, itu berarti motor bekerja
dibawah tingkat performa. Ini menyebabkan efisiensi motor menurun secara
drastis. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk benar-benar memperhatikan
ukuran yang tepat dari jumlah Watt ketika merancang dan membangun sebuah
penggerak.
Penggantian motor dari siklus penyusutan normal hanyalah masuk akal
apa bila terdapat kenaikan yang signifikan dalam efisiensi, sehingga konsumsi
tenaga listrik yang lebih rendah dapat terjadi. Pilihan penghematan yang lebih
menarik adalah penggantian bagian elektrik dari motor yang memungkinkan
kontrol atas performa output motor. Hal ini merupakan cara alternatif dari
melakukan penghematan: kontrol kecepatan elektronik.
Tidak semua motor memiliki dapat dikendalikan kecepatannya. Ini
berarti bahwa setelah dinyalakan, motor akan beroperasi sesuai dengan rotasi per
menit (RPM) yang telah diatur terlebih dahulu. Motor penggerak variabel
kecepatan (VSD –variable speed drives) dapat ditambahkan apabila motor
dilengkapi dengan pengubah tenaga elektronik (power electronic inverter).
Penambahan VSD dapat mengoptimalkan efisiensi dari keseluruhan sistem.
Dengan kata lain, efisiensi yang besar dapat diperoleh. Contohnya untuk sebuah
kipas (berlaku juga untuk pompa, dll), aliran cairan (fluid flow) sebanding
dengan jumlah putaran kipas. Untuk motor-motor tersebut formula berikut ini
adalah benar:
Dimana P adalah tenaga listrik dalam kW dan n adalah jumlah perputaran
per menit (rpm) dari kipas. Hal ini secara energik (energetically) sangat penting:
jika kecepatan kipas dapat dikurangi hingga 80% dari aliran nominal dengan
mengubah frekuensi bersih (net frequency) dari 50 ke 40 Hz, konsumsi tenaga
akan terbagi dua. (Coba masukkan: P1 = 1000 W, n1 = 1000 rpm dan n2 = 800
rpm). Sangat jelas bahwa penghematan energi yang besar dapat dilakukan dengan
menggunakan frekuensi penggerak .
Salah satu yang umum adalah inverter frekuensi (frequency inverter). Alat
ini mengatur pengendalian rotasi dan tenaga dari motor sebagai fungsi dari
permintaan aktual (actual demand).

Sumber-sumber kiri: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Small_VFD_2.jpg Kanan: http://en.wikipedia.org/wiki/File:VFD_System.png

Gambar 18. VFD (variable frequency drive/penggerak frekuensi variabel) kecil


dan skema komponen dari sistem VFD

Penggerak frekuensi-variabel (VFD – variable frequency drives) telah


digunakan secara luas. Dalam sistem ventilasi untuk bangunan-bangunan besar,
motor berfrekuensi-variabel pada kipas menghemat energi dengan mengatur
jumlah udara yang digerakkan sesuai dengan permintaan sistem (system demand).
Motor berfrekuensi-variabel juga digunakan pada pompa, conveyor dan motor
penggerak peralatan (machine tool drives) atau untuk mengatur kecepatan motor
dengan beban yang berubah-ubah secara signifikan.
Untuk tujuan penghematan energi, fokus pengukuran harusnya tidak hanya
pada motor, tetapi juga harus ditekankan pada peningkatan peripherie dari sebuah
penggerak elektrik: satuan pengendali, gigi dan ban. Gambar 2 menunjukkan
potensi penghematan sekitar 60%. hal ini terutama bergantung pada kehilangan
mekanis dan juga pada nilai yang tinggi dari jenis aplikasi dan kerumitan sistem
secara keseluruhan Pertama-tama, sangatlah penting untuk melakukan
pemeliharaan rutin. Ban dan klahar yang aus membuang-buang energi dan
memperendah efisiensi sistem.

Sumber: http://engstandards.lanl.gov/om/pdfs/Approved/510_Electrical%20Motors_R%200.pdf

Gambar 19: Daftar untuk pemeliharaan motor

Motor yang bersih berjalan lebih dingin dan motor yang lebih dingin
menggunakan energi yang lebih sedikit. Kotoran dan kontaminan yang
menumpuk pada pembukaan inlet motor pendingin kipas (fan-cooled motor inlet
openings) dan kepingan kipas (fan blades) mengurangi aliran udara dan
meningkatkan suhu pengoperasian motor. Kotoran pada permukaan dapat
dibersihkan dengan berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan
menggunakan tekanan udara, pembersih vacuum (vacuum cleaning), dan
langsung dibersihkan dengan kain lap dan sikat. Kotoran pada bagian dalam
motor lebih sulit untuk dibersihkan. Metode yang paling efektif adalah mencegah
kotoran masuk ke bagian dalam motor. Motor-motor yang lebih besar sebaiknya
memiliki penyaring yang diletakkan pada daerah pengambilan udara (air intake
areas) untuk mengurangi kontaminasi. Gambar 19 menunjukkan sebuah daftar
pemeliharaan standar untuk motor.
Juga harus diperiksa, jika sebagai contoh pertukaran dari vee belt biasa ke
toothed belt bisa sangat berguna atau jika dalam saluran ventilasi sentral dari
sistem Pemanas, Ventilasi dan Pendingin Ruangan juga memungkinkan untuk
mengurangi resistansi aliran. Kesimpulannya, penggerak elektriksistem penggerak
elektrik harus dilihat sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai beberapa bagian
tersendiri. Ini sangatlah penting untuk selalu diingat. Hanya inspeksi dan
pertimbangan menyeluruh dapat membuat penggerak elektrik untuk
menyesuaikan dengan tugas individunya dengan cara yang paling efisien.

2. Contoh dan Perhitungan

Contoh 1

Pengatur kecepatan pada pompa


(untuk sistem pendingin)

Pengendali kecepatan (dengan inverter frekuensi) pada


pompa air dingin dari sistem pendingin sebuah bangunan,
persyaratan air untuk bangunan dapat disesuaikan dengan
permintaan (pendinginan).

Biaya*: Variabel pengendali kecepatan (variable speed


control) untuk pompa air dingin berkisar mulai dari 7.5
juta rupiah

Penghematan*: 35% - 65% dari


energi untuk meng-operasikan
pompa.
20 kW X 3,000 jam/tahun = 60,000 kWh X
0.35 =

21.000 kWh X Rp. 460,- = Rp. 9.700.000


* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi

Contoh 2

Periksa sabuk yang lepas pada motor


Sering kali motor yang dijalankan dengan ban
(misalnya mesin jahit) membuang banyak tenaga karena
ban yang kendor. Disamping itu emisi kebisingan juga
timbul. Ban sebaiknya diperiksa secara rutin.

Biaya*: diabaikan / waktu bekerja karyawan

Penghematan*: 5-10 % kehilangan friksi 0.25 kW X 10


jam X 0.05 = 0.13 kWh / hari 100 Motor = 13 kWh X 293
hari / tahun =
3.800 kWh X Rp. 460 = Rp. 1.800.000

* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman


dan mengacu pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi
3. Tabel Langkah-langkah

Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi:


Penggerak elektrik

Menerapkan program pemeliharaan rutin untuk semua peralatan elektris


dalam keseluruhan perusahaan
Periksa, jika semua langkah dalam sebuah proses diperlukan, atau jika
dengan optimalisasi prosedur teknis misalnya merubah itinaries,
pengurangan dalam penggerak elektrik dapat tercapai.

Periksa, jika prosedur teknis dapat dilakukan dalam waktu tarif rendah (cf.
Bab 2.1.4).

Hindari operasi standby (idle operation) pada motor. Lebih baik motor
dimatikan. Contoh: Energi yang dibutuhkan untuk mematikan 9kW motor
untuk pemanasan sama dengan 9 detik pengoperasian yang diam – yang
berarti bahwa jika waktu diam lebih lama dari 10 detik, mematikan motor
disarankan. Di lain pihak, harus diingat, bahwa menghidup dan
mematikan motor terlalu sering, dapat mengarah kepada tingkat
pengharapan daya hidup yang lebih rendah.

Memasang pengatur waktu untuk menghidupkan dan mematikan


penggerak elektrik atau motor dimana dapat diaplikasikan.
Mengisi baterai forklift pada jam-jam dimana listrik bertarif rendah.
Mesin donkey hanya bisa bekerja, sama seperti aplikasi utam – misalnya
ekstraksi udara dari motor kilang kayu harus berhenti sesaat setelah kilang
dimatikan.
Mengganti sabuk penyambung dengan yang bergerigi.

Tabel 4: Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Penggerak elektrik


Tabel 5: Langkah-langkah dengan investasi: Penggerak elektrik

Langkah-langkah dengan investasi: Penggerak elektrik 

Menukar motor-motor lama dengan motor-motor HE

Pemasangan variabel kecepatan penggerak

Untuk mengurangi kehilangan distribusi, kabel harus memiliki


potongan melintang yang besar.
Pemasangan transformator dengan kehilangan diam yang rendah.

4. Pertanyaan
– Mengapa peningkatan penggerak elektrik itu penting? Apa yang
menyulitkannya?
– Apa saja komponen-komponen penggerak elektrik dan apa saja
perkiraan kehilangan untuk mereka?
– Di Wilayah manakah efisiensi energi paling menjanjikan?
– Apa motor elektris yang paling sering dipergunakan dalam bidang
industri?
– Coba Jelaskan, bagaimana efisiensi itu diukur?
– Kapan motorsebaiknya kita mengganti motor?
– Apa saja keuntungan-keuntungan dari variabel kecepatan
penggerak?
– Diskusikan: Mengapa pemeliharaan merupakan bagian penting dari
efisiensi energi?
Bab 3.1.3: Kompresor
1. Penjelasan
Kompresor adalah sebuah alat mekanis yang meningkatkan tekanan gas
dengan mengurangi volumenya. Anda semua tahu kompresor sederhana dari
memompa ban sepeda atau sepeda motor. Anda dapat melihat kompresor di
bengkel-bengkel di jalan. Penyediaan udara bertekanan dengan menggunakan
kompresor adalah pada dasarnya merupakan aplikasi dari penggerak elektrik (lihat
bab 3.1.2). Tetapi karena penggunaannya yang telah luas di industri, bab ini akan
kita pergunakan untuk membahas mengenai kompresor dan sistem udara
bertekanan (sistem pneumatik).

Sumber:http://www.energytechpro.com/Demo-IC/Images/AirComponents.jpg

Gambar 20: Kompresor jenis Reciprocating (kiri) dan jenis Screw

Udara bertekanan biasanya dihasilkan oleh kompresor jenis reciprocating


atau screw. Jenis ini menaikkan jumlah udara masuk (inlet) baik langsung ke
tingkat tekanan yang diinginkan (kompresor satu tahap) atau melalui beberapa
tahap. Ciri lainnya adalah kebutuhan terhadap kompresor hangat dan dingin
(unchilled and cooled compressors), yang terakhir berfungsi mendinginkan udara
yang ditekan selama dan setelah proses penekanan. Udara bertekanan yang
dihasilkan disimpan dalam tangki penerima (receiver tank) dan dikirimkan ke area
proses dengan menggunakan sistem perpipaan. Komponen-komponen kompresor
dan sistem udara bertekanan (sistem pneumatik) secara lengkap adalah:
• Tangki Penerima (Receiver Tanks)
• Pengering Udara (Air Dryers)
• Penyaring (Filters)
• Sistem Distribuasi Perpipaan (Piping Distribution Systems)

Sumber: http://www.energytechpro.com/Demo-IC/Images/AirComponents.jpg

Gambar 21. Menunjukkan bagian-bagian dari sistem udara bertekanan (sistem


pneumatik) yang telah diperluas.

Jika tekanan dalam tangki jauh berada dibawah level yang diinginkan, misalnya
karena air gun untuk menyemprot cat sedang digunakan atau karena kebocoran
dalam jaringan distribusi, kompresor akan menyala dan bekerja sampai tingkat
tekanan yang diinginkan dicapai kembali. Terdapat banyak aplikasi sistem
kompresor dan udara bertekanan, tetapi berikut ini adalah yang paling sering
digunakan di pabrik-pabrik:
• Kontrol dan daya dorong dari gerakan linear dan berputar pada area proses
otomatis
• Pergerakan sekrup-sekrup, mesin bor dan alat-alat lainnya yang digunakan
di area dimana mesin elektrik dilarang karena potensi
bahaya ledakan.
• Pekerjaan untuk menguapkan cairan, misalnya mengecat.
• Pengeringan dan pembersihan berbagai komponen dan tempat kerja.

Udara bertekanan bersifat bersih, aman dan mudah untuk disimpan. Juga mudah
untuk dibawa-bawa dan disesuaikan sehingga merupakan sumber tenaga yang
baik. Namun demikian, udara bertekanan merupakan sumber tenaga yang sangat
mahal/besar. Perubahan energi listrik menjadi udara bertekanan bisa
mengakibatkan kehilangan energi hingga sekitar 90% atau dengan kata lain,
efisiensi dari sebuah kompresor hanya sekitar 10%. Hal ini membuat kompresor
sama tidak efisiennya dengan lampu pijar.
Apa kesamaan dari semua item ini?

Gambar 22: Kompresor dan lampu pijar mempunyai efisiensi yang sangat rendah

Efisiensi yang rendah. Udara bertekanan tinggi adalah bentuk perluasan dari
energi. 90% dari tekanan hilang menjadi panas. Efisiensinya hanyalah sebesar
10%.
Energi terbuang dari motor Ca. 10%

Energi terbuang dari gigi-gigi mesin Ca. 2%

Energi terbuang dari gesekan Ca. 2%


kompressor
Energi terbuang dari panas Ca. 76%
kompressor
Energi yang dihasilkan dapat Ca. 10 %
digunakan untuk keperluan mekanis.

Nilai-nilai diatas hanya berlaku untuk sistem udara bertekanan (sistem


pneumatik) yang telah diukur secara akurat dan rutin dirawat. Dalam kebanyakan
kasus, kehilangan akan lebih besar terutama karena jaringan distribusi akan
menurunkan efisiensi lebih rendah lagi. Sistem distribusi perpipaan tidak hanya
mengendalikan bagaimana udara dialirkan dari kompresor ke alat, tetapi juga
merupakan faktor utama dalam konsumsi energy.
Sistem yang tidak dirancang atau dirawat dengan baik akan meningkatkan
hilangnya tekanan dan meningkatkan biaya operasional. Kesalahan yang paling
umum dilakukan adalah usaha meningkatkan tekanan dari kompresor untuk
mengimbangi masalah distribusi. Hal ini pada dasarnya meningkatkan biaya
energi.
Ketika mengambil udara yang lebih dingin, yang berarti lebih padat,
kompresor menggunakan lebih sedikit energi untuk menghasilkan tekanan yang
dibutuhkan. Sebagai contoh, jika suhu udara masuk (intake) diturunkan dari 30°C
ke 20 °C, penurunan suhu ini akan menurunkan biaya operasional hingga sekitar 3
- 4%. Beberapa tips adalah menyediakan udara masuk yang sedingin mungkin
atau meletakkan kompresor dan tangki penerima di tempat yang teduh dan jangan
meletakkan langsung dibawah sinar matahari. Masih banyak lagi petunjuk dan
contoh mengenai cara-cara meningkatkan efisiensi sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik) yang akan dijelaskan kemudian pada bagian ini dan bagian 2
serta 3.
Kebocoran dapat menjadi sumber signifikan dari hilangnya energi dalam
sebuah sistem udara bertekanan (sistem pneumatik) di industri, terkadang dapat
membuang 20 - 30% dari output kompresor. Sebuah sistem proses yang tidak
dirawat dengan baik kemungkinan akan memiliki tingkat kebocoran sekitar 20%
dari total kapasitas produksi udara bertekanan. Dengan kata lain, deteksi
kebocoran yang proaktif dan perbaikan dapat mengurangi kebocoran hingga
kurang dari 10% dari output kompresor.
Gambar 22 menunjukkan secara garis besar nilai standar untuk tingkat
kebocoran yang berbeda-beda. namun, lubang 4 mm tidak berarti merupakan
ukuran satu buah lubang saja, tapi bisa juga merupakan penjumlahan beberapa
lubang dalam jaringan perpipaan.

Perkiraan nilai dari kebocoran udara


Berikut adalah kalkulasi perkiraan jika energi terbuang bergantung kepada
besarnya lubang pada pipa atau peralatan yang ada. Sebuah kompressor yang
beroperasi 2.500 jam per tahun pada tekanan 6 bar dengan sebuah kebocoran yang
berdiameter
½ mm diperkirakan akan kehilangan 250 kWh per tahun = Rp 115.000,-
1 mm diperkirakan akan kehilangan 1.100 kWh per tahun = Rp 506.000,-
2 mm diperkirakan akan kehilangan 4.500 kWh per tahun = Rp 2.070.000,-
4 mm diperkirakan akan kehilangan 11.250 kWh per tahun = Rp 5.180.000,-
Contoh lain dari udara bertekanan yang terbuang dan karena itu uang
menjadi salah satu faktor yang sulit adalah kecerobohan dalam menangani udara
bertekanan. Sebagai contoh adalah sesuatu hal yang biasa bila kita amati pekerja
yang membersihkan mesin bubut mereka dengan air gun daripada dengan
menggunakan sapu. Selain membuang-buang energi, hal ini juga berbahaya,
karena besi isian (iron filling) dapat berterbangan ke sekeliling tanpa terkontrol
dan dapat melukai mata.
Sebelum menerapkan strategi pengurangan energi, kenalilah semua aspek
sistem udara bertekanan (sistem pneumatik) di tempat anda. Analisa bagian
persediaan sistem udara bertekanan (sistem pneumatik) anda dari kompresor yang
digunakan dan jenis, kecocokan dan pengaturan kontrol kapasitas dan kondisi
operasional lainnya. Pahami kemampuan dasar dari sistem dan berbagai cara
operasinya.
Kenali kesempatan-kesempatan konservasi energi yang mudah diterapkan
pada sistem udara bertekanan (sistem pneumatik) anda dengan melakukan analisa
menyeluruh (walk-through assessment). Kesempatan konservasi yang sederhana
dapat memberikan hasil pada penghematan hingga 25% dari biaya yang ada untuk
menjalankan sistem udara bertekanan (sistem pneumatik).

2. Contoh dan Perhitungan


Contoh 1
Atur Level Tekanan
Atur tekanan sesuai level yang diperlukan.
Tidak perlu menaikkan tekanan tangki sampai
dengan 10-12 bar jika yang diperlukan oleh
aplikasi teknis hanya 6 bar.
Biaya*: Diabaikan / waktu kerja karyawan
Penghematan*: Minus 10 % setiap
pengurangan 1 bar.
Kemungkinan pengurangan dari 10
ke 8 bar = 20 %
12 kW X 2,500 jam / tahun = 30,000 X 0,2 = 6,000 kWh X Rp. 460,- = Rp.
2.800.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan / industri skala menengah.

Contoh 2
Penyediaan Udara Dingin
Penekanan/kompresi udara dingin membutuhkan energi yang
lebih sedikit daripada kompresi udara panas. Kompresor dapat
diletakkan ditempat yang teduh atau sebuah pipa yang
mengarah ke tempat yang lebih dingin dapat diletakkan pada
inlet udara.
Biaya*: Diabaikan
Penghematan*: Bila suhu rata-rata dari inlet udara
diturunkan hingga 10°C , konsumsi energi dapat
berkurang sampai 3 - 4%.
12 kW X 2,500 jam / tahun = 30,000 X 0,04
= 1,200 kWh X Rp. 460,- = Rp. 500.000
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu pada
perusahaan berskala menengah dari industri produksi

Tabel Langkah-langkah
Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Kompresor
Mengevaluasi prosedur pemeliharaan, pencatatan, dan pelatihan.
Memastikan bahwa prosedur-prosedur tersedia di lokasi untuk
pengoperasian dan pemeliharaan sistem udara bertekanan (sistem
pneumatik) serta para pekerja terlatih dalam prosedur-prosedur ini.
Merawat penyaring udara inlet untuk mencegah kotoran yang akan
membatasi aliran udara ke kompresor sehingga menyebabkan penurunan
tekanan, dengan. Melakukan retrofit kompresor dengan penyaring udara
yang lebih luas untuk membantu mengurangi penurunan tekanan.
Memeriksa secara rutin sistem dari kebocoran. Sangat penting untuk
mengamati sambungan-sambungan peralatan secara teliti.
Memeriksa secara rutin kekencangan v-belt pada kompesor. Tali belt yang
kendor akan sering lepas sehingga dapat mengurangi efisiensi kompresor.
Setelah jam kerja selesai: Mematikan keran utama sistem distribusi – yang
lebih ideal dilakukan langsung pada tangki penerima.
Perhatikan penggunaan udara bertekanan yang tidak pada tempatnya di
area kerja anda. Daripada menggunakan udara bertekanan, sebaiknya
menggunakan AC atau kipas untuk mendinginkan kabinet elektris; blower
untuk menggerakkan, menghembus, mendinginkan, mengaduk, dan
memompa dalam proses; juga gunakan udara bertekanan rendah untuk
blow gun dan air lance. Copot sumber aliran udara bertekanan dari
peralatan yang tidak digunakan.
Megganti peralatan berpenggerak udara dengan peralatan yang
berpenggerak elektrik – jika memungkinkan.
Kompresor harus menghasilkan udara dengan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengatasi kehilangan tekanan dalam sistem dan sekaligus
memenuhi tekanan minimum operasi pada alat yang digunakan.
Kehilangan tekanan pada sistem yang dirancang dengan tepat akan
kurang dari 10% dari tekanan yang dikeluarkan oleh kompresor – dapat
dilihat dari alat pengukur pada outlet kompresor. Lakukan

Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi:


Kompresor
evaluasi sistem distribusi anda dan temukan penyebab penurunan
tekanan, jika kehilangan tekanan lebih dari 10%,.
Permintaan tambahan terjadi ketika tekanan udara yang disediakan lebih
tinggi daripada yang diperlukan. Jika sebuah aplikasi hanya
membutuhkan tekanan 3 bar namun diberikan 6 bar, kelebihan tekanan
tersebut akan tetap dipakai. Perlu diingat bahwa setiap pengurangan
tekanan 1 bar dalam kompresor akan mengurangi biaya operasional anda
sampai sekitar 10%.
Menyesuaikan jam pengoperasian kompresor dengan jam produksi /
kerja.
Kompresor menggunakan lebih sedikit energi untuk menghasilkan
tekanan yang dibutuhkan jika menggunakan udara masuk / intake yang
lebih dingin (lebih padat). Contohnya, jika pengambilan udara
diturunkan dari 30°C ke 20 °C, hal ini akan mengurangi biaya
operasional hingga sekitar 3 - 4%. Usahakan untuk menyediakan udara
masuk sedingin mungkin.
Jika tersedia lebih dari satu kompresor, usahakan agar jumlah mesin
yang beroperasi seminimal mungkin. Lebih efisien bila sebuah
kompresor bekerja dengan kapasitas 100% daripada dua kompresor
dengan kapasitas masing-masing hanya 50%.
Tabel 6: Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Kompresor
Langkah-langkah dengan investasi: Kompresor
Mengganti kompresor lama dengan kompresor berjenis water cooled dan
lubricated compressors yang mempunyai variabel kecepatan.
Jika terdapat gradien bertekanan tinggi yang berarti bahwa tekanan awal
rendah dan tekanan akhir tinggi, tambahkan kompresor multi tahap (multi
stage compressor).
Jika kompresor anda terlalu besar, tambahkan sebuah kompresor yang
lebih kecil dan sistem kontrol berurutan (sequence controls) agar
pengoperasian lebih efisien ketika beban / kapasitas hanya sebagian.
Kontrol berurutan dapat mengatur jumlah kompresor sesuai kebutuhan
udara bertekanan yang bervariasi.
Gunakan tangki penerima yang sesuai dengan sistem anda. Jika sistem
anda tidak memiliki tangki penerima udara, tambahkan satu sebagai buffer
dari permintaan yang mendadak berubah dan mengurangi siklus nyala /
mati (on / off) kompresor. Tangki diukur sesuai tenaga kompresor yang
dibutuhkan. Contohnya, sebuah kompresor udara bertenaga 35 kW
membutuhkan sebuah tangki penerima udara berukuran sekitar 200 l.
Memasang kompresor dekat dengan area aplikasi. Jaringan perpipaan
yang pendek bisa mengurangi kehilangan tekanan, sehingga bisa
menghemat energi.
Sebanyak 70% hingga 80% energi listrik yang digunakan oleh kompresor
udara diubah menjadi panas. Unit pemulihan panas yang didesain dengan
tepat dapat memulihkan 50% hingga 90% dari panas ini sebagai pemanas
udara atau air.
Tabel 7: Langkah-langkah dengan investasi: Kompresor

4. Pertanyaan
– Apakah jenis kompresor yang banyak digunakan?
– Apakah aplikasi yang umum menggunakan udara bertekanan?
– Apa saja komponen-komponen dari sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik)?
– Berapakah tingkat efisiensi kompresor? Apakah yang dimaksud
dengan area kehilangan energi?
– Penyebab lain kehilangan energi adalah karena jaringan distribusi.
Sebutkan dua masalah utama yang sering timbul?
– Manakah yang lebih baik, menggunakan dua kompresor dengan
beban 50%, atau satu kompresor dengan beban 100%?
– Setiap penurunan tekanan (bar) dalam sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik) akan mengurangi permintaan energi. Berapa
persen biaya operasional yang dihemat?
– Diskusi: Mengapa perawatan rutin untuk sistem udara bertekanan
(sistem pneumatik) itu penting jika dikaitkan dengan
penghematan energi?

Bab 3.1.4: Permintaan Tenaga Listrik


1. Penjelasan
Kebanyakan kontrak untuk penyediaan tenaga listrik mengandung
perjanjian menyangkut harga kilowatt per jam, yang berarti seberapa banyak
seorang pelanggan harus membayar untuk penggunaan kWh (pengeluaran
pemakaian); juga peraturan mengenai beban atau permintaan beban termasuk
kisaran harga tenaga listrik. Gambar satu menunjukkan perhitungan permintaan
tenaga listrik dari PLN.
Gambar 23: Apakah yang dimaksud dengan permintaan tenaga listrik?

Gambar 23 menunjukkan kepada anda, bagaimana permintaan tenaga listrik


timbul. Jika anda memiliki sebuah bengkel dan memiliki tiga buah motor yang
berjalan dengan beban maksimum, mereka memiliki permintaan tenaga listrik
sebesar 3,000 W atau 3 kW. Jika anda memiliki perusahaan yang lebih besar dan
menggunakan lebih banyak peralatan, permintaan tenaga listrik akan meningkat
sejalan dengan penggunaan listrik yang mereka gunakan.

Gambar 24: Komponen biaya penggunaan energi listrik PLN

Anda dapat melihat dalam Gambar 24, bahwa pabrik-pabrik tidak hanya
membayar untuk setiap kWh, yang kita sebut sebagai „pengeluaran pemakaian“
yang mereka konsumsi, tetapi juga untuk setiap kWh dalam permintaan tenaga
listrik. Hal ini kita sebut sebagai „biaya beban“ dan di Indonesia harga satu kW
berkisar sekitar Rp 30,000 per bulan.
Tabel tersebut cukup membingungkan, seperti kebanyaka sistem tarif dari
penyediaan energi listrik – diseluruh dunia. Yang harus anda ingat adalah bahwa
harga untuk tenaga listrik yang harus dibayarkan oleh sebuah pabrik pada
akhirnya menyangkut hasil dari berbagai elemen dan tidak hanya penggunaan
kWh. Dua dari elemen-elemen tersebut, permintaan beban dan faktor tenaga akan
anda kenali dalam bab ini. Mungkin beberapa fakta dalam bab ini lebih cocok
untuk pelajar montir listrik daripada untuk ahli pertanian di masa yang akan
datang. Tetapi dengan pertolongan dari guruanda dan dengan penelitian lebih
lanjut melalui internet, anda akan memahami pesan dasar yang ingin disampaikan.
Bab-bab sebelumnya menunjukkan banyak kemungkinan untuk
menghemat kWh dengan konservasi energi dan penggunaan tenaga listrik yang
rasional. Banyak dari kegiatan ini telah membantu untuk menurunkan permintaan
tenaga, atau permintaan beban sebuah fasilitas. Dalam bab ini anda akan belajar
bagaimana cara melakukan manajemen pemintaan tenaga listrik yang tepat.
Manajemen permintaan energi listrik ini mempunyai dua fungsi utama:

• Menurunkan dan menjaga energi listrik tetap stabil


• Menaikkan faktor tenaga listrik

Pertama-tama kita membahas mengenai permintaan tenaga. Tenaga


maksimum (atau puncak) diperoleh dari peralatan listrik atau aplikasi yang
menentukan kapasitas dari sistem seperti transformator tenaga, switchgear, kabel-
kabel dan khususnya dari pembangkit yang menghasilkan tenaga listrik yang
melayani beban tersebut. Itu artinya, meskipun tenaga puncak yang dibutuhkan
oleh beban tersebut beberapa kali lipat lebih tinggi daripada tenaga operasional
rata-rata dan hanya berlangsung sesaat dari total waktu operasional, kapasitas
sistem tetap harus memenuhi permintaan puncak tersebut.
Sebagai contoh, sebuah motor listrik pada saat dihidupkan dapat memakan
tenaga sebesar 4 sampai 5 kali dari tenaga operasional normalnya. Sistem
penyediaan listriknya harus dirancang untuk dapat memenuhi beban 4 sampai 5
kali beban normal meskipun itu hanya berlangsung sesaat selama mesin
dihidupkan. Jadi seluruh peralatan harus dirancang untuk menyesuaikan diri
dengan permintaan tenaga puncak dan tenaga untuk menjalankan mesin rata-rata.
Alasan mengapa anda harus membayar PLN untuk permintaan beban
puncak anda adalah: kebutuhan PLN untuk menyesuaikan diri dengan permintaan
tenaga puncak tinggi, keharusan untuk menggunakan sistem tenaga yang berlebih
(seperti kelebihan waktu dari penggunaan kabel mesin derek) termasuk hasil
keseluruhan dari tambahan modal dan biaya operasional, yang kemudian
diperhitungkan ke dalam tarif listrik.
Untuk tujuan tersebut PLN mencatat tenaga listrik dari fasilitas-fasiltas
yang besar secara berkesinambungan dan puncak tertinggi dalam satu waktu
tertentu - sebagai contoh satu bulan, yang akan menjadi dasar untuk perhitungan
biaya beban fasilitas tersebut. Biaya tambahan ini akan memotivasi konsumer
tenaga listrik untuk mengurangi permintaan tenaga mereka dan beralih ke proses
intensif energi ke diluar waktu beban puncak (lihat Gambar 25 dibawah).
Sumber:http://www.dezem.de/index.php/en/index.
html

Gambar 25: Grafik dari pengukuran permintaan tenaga listrik

Untuk mengoptimalkan permintaan tenaga listrik, yang diperlukan adalah


anda memperoleh pengetahuan tentang bagaimana merancang permintaan tenaga
listrik yang diperlukan. Hal ini dilakukan melalui pengukuran yang harus
dilakukan oleh konsultan energi yang mempunyai peralatan yang diperlukan.
Hasilnya adalah sebuah grafik, yang menunjukkan permintaan tenaga listrik
perusahaan dalam kW. Gambar 25 menunjukkan grafik standar hasil dari
pengukuran permintaan tenaga listrik.
Sumbu x menunjukkan permintaan dari kW sebagai fungsi waktu (sumbu
y). Setiap puncak dalam grafik biru menunjukkan, bahwa sebuah alat elektris telah
dihidupkan. Anda bisa melihat juga bahwa selama akhir minggu, ketika
kebanyakan mesin tidak bekerja, permintaan tenaga lebih rendah, seperti juga
pada malam hari. Permintaan ini disebut sebagai beban dasar. Ini adalah jumlah
energi yang anda pergunakan selama 24 jam, 7 hari seminggu. Makin rendah
beban dasar ini, makin baik. Beban dasar timbul dari aplikasi yang dihidupkan
secara permanen misalnya ventilasi, server komputer, alat pendingin dan lain-lain.
Dari hasil pengukuran permintaan tenaga, anda sekarang dapat berfokus
kepada bagaimana caranya merendahkan puncak dari pemintaan tenaga. Sebelum
memasang alat teknis yang dapat membantu hal tersebut, sangatlah penting untuk
menentukan semua pengaturan, kegiatan non investasi yang dilakukan.
Kebanyakan waktu puncak yang ekstrim merupakan hasil dari waktu yang
singkat menghidupkan aplikasi elektronik secara bersamaan. Jadi dari sudut
pandang tersebut akan sangat membantu untuk mengatur waktu operasional dari
peralatan tersebut. Anda harus bertanya pada diri anda sendiri: Apakah perlu,
ketika pekerjaan dimulai pada jam 7, anda menghidupkan semua mesin, lampu,
sistem komputer, mesin, pendingin ruangan dll pada saat yang bersaman? Atau
bisakah sebagian dari peralatan tersebut dihidupkan pada waktu yang sedikit lebih
lambat / tidak secara bersamaan?
Jadi cobalah memeriksa waktu pengoperasian semua peralatan listrik dan
cobalah untuk memikirkan, jika memungkinkan, untuk menghidupkan aplikasi
tertentu lebih lambat daripada yang lain. Dengan melakukan penjadwalan
operasional yang bijaksana, banyak permintaan puncak akan menghilang dan
tagihan listrik anda akan menjadi lebih rendah. Akan sangat membantu untuk
menggunakan pengatur waktu sederhana, untuk mengontrol dan menetapkan
waktu menghidupkan mesin yang tepat.
Disamping pengukuran yang terorganisir ini, mungkin juga untuk
memasang pengendali permintaan maksimum (MDC/ maximum demand
controllers). MDC adalah pengendali pemograman dengan logika yang canggih
yang dapat melakukan perhitungan berkesinambungan mengenai waktu terbaik
untuk menghubungkan dan memutuskan beban. Fungsi dari alat ini sangat
sederhana: MDC mengukur permintaan beban dari sebuah fasilitas sepanjang
waktu. Jika tingkat permintaan tenaga tertentu tercapai, alat ini akan mematikan
secara otomatis pemakaian listrik tertentu untuk sementara waktu. Urutan
kronologis dari pemakaian yang harus dimatikan lebih dahulu, kedua, ketiga dan
selanjutnya, harus ditetapkan sebelumnya oleh staf teknis. Tentunya anda hanya
dapat menyambungkan aplikasi yang tidak memiliki efek negatif pada produksi
atau keselamatan. Hal itu berarti bahwa anda tidak dapat mematikan aplikasi
tertentu seperti lift, mesin bubut atau sistem komputer. Sedangkan peralatan yang
tepat untuk tujuan seperti tersebut diatas adalah:
• Kompresor,
• Unit pendingin,
• Mesin ventilasi,
• Pompa,
• Oven listrik,
• Peralatan memasak di dapur.
Item-item ini dapat dimatikan untuk sementara waktu tanpa memiliki
konsekuensi yang nyata untuk produksi. Sebelum memasang sebuah MDC,
aplikasi listrik potensial yang akan dimatikan sudah harus ditentukan. Sangatlah
penting untuk mengetahui bahwa aplikasi ini harus disambungkan ke unit MDC,
yang berarti, jika anda tidak memiliki papan subdistribusi sentral untuk aplikasi
listrik, sangatlah perlu untuk menyambungkan (wire) mesin dengan MDC yang
memerlukan biaya tambahan. Oleh karena itu tidak masuk akal untuk
menyambung konsumer kecil ke MDC.
Setelah mengoptimalkan permintaan beban, selanjutnya meningkatkan
faktor tenaga (PF) dari pabrik untuk mengoptimalkan pemakaian listriknya.
Pertama-tama mari kita lihat beberapa satuan listrik terlebih dahulu. Satuan yang
paling penting dari penyediaan tenaga listrik adalah total permintaan tenaga yang
diukur dalam kilo-volt-ampere (KVA atau daya semu) and energi aktual yang
dikonsumsi dalam kilowatt (kW atau daya nyata).
Untuk peralatan apapun, rasio tenaga nyata (real power) terhadap daya
semu (apparent power) dikatakan sebagai faktor tenaga.Sebagai contoh, jika
sebuah peralatan memiliki total daya semu 1.8 KVA dan daya nyata 1.5 kW, maka
PF adalah 1.5 / 1.8 = 0.83. Anda dapat membandingkan rasio ini dengan cara anda
menghitung efisiensi yang telah anda pelajari di bab 2.1.2. Faktor daya dapat juga
dikatakan sebagai efisiensi dari listrik.
PLN menagih pemilik pabrik berdasarkan total daya yang digambarkan
dalam KVA dan memberikan penalti bagi PF rendah yang diakibatkan oleh
peralatan pelanggan karena mereka memberikan masukan yang buruk kepada grid
sehingga menurunkan kualitas listrik. Sebagai gambaranm PF yang rendah seperti
mengendari mobil sambil menarik rem tangan.
Angka PF ideal adalah sedekat mungkin ke 1.0 dan segala upaya harus
dilakukan agar PF tidak berada dibawah 0.95. Gambar 3 menjelaskan perpaduan
dari daya nyata dan daya semu dengan bantuan sebuah contoh sederhana dari
gerakan mekanis.

Gambar 26: Perpaduan dari daya nyata dan daya semu

Pada gambar yang pertama (atas) anda dapat melihat bahwa untuk
menderek sebuah mobil dengan cara yang ideal, kekuatan untuk menarik
bertindak dalam arah horizontal (tenaga nyata) dan 100% tenaga diubah menjadi
gerakan. Semakin anda menggerakkan kabel untuk menarik mobil keatas, naik
dari 0° ke 30°, lihat gambar kedua (bawah), makin banyak tenaga reaktif yang
anda dapatkan. Tenaga ini diperlukan untuk menimbulkan gerakan. Untuk
memperoleh tenaga nyata yang sama seperti gambar pada bagian atas, anda
harus menambahkan total tenaga untuk memindahkan mobil tersebut. Tenaga
yang dihasilkan ini adalah daya semu.

Gambar 27: Rasio dari daya nyata dan daya semu


PF yang buruk timbul pada pemasangan dengan peralatan yang menggunakan
sirkuit berbelit seperti transformer, mesin atau lampu neon konvensional (lihat
Gambar 25) yang mempunyai induksi listrik tinggi.

http://www.gm-tec.de/bilder/kompensation/kompensation-standschrank.JPG

Gambar 28.Koreksi PF dengan memasang banks kapasitor


Dalam peralatan seperti itu, peningkatan PF dapat dicapai dengan
menggunakan kapasitor bank yang dapat diperoleh dari vendor peralatan listrik.
Banks kapasitor sangat mudah dipasang, dengan modifikasi minimal terhadap
pemasangan sebelumnya. Mereka mengkompensasi pengaruh negatif dari
pemakaian induktif seperti mesin. Peningkatkan PF adalah upaya yang sangat
mudah dalam mengurangi biaya energi listrik. Peningkatan faktor daya dapat
membayar kembali biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu satu tahun.
2. Contoh Perhitungan
Contoh 1
Pengukuran permintaan beban
Bayangkan karakteristik permintaan tenaga
listrik termasuk Baseline. Sangat membantu
untuk mengetahui dan memotong puncak-puncak
permintaan energi dengan cara temporally
equaling. Hal ini memungkinkan manajemen
untuk melacak permintaan tinggi ke waktu
puncak rendah.
Biaya*: 2.5 - 4 Jt. Rupiah
Penghematan*: 10 kW puncak dapat dicapai
dengan ukuran yang telah diatur.
Biaya Beban adalah Rp 28,700 per bulan

10 kW X 12 bulan X Rp. 28.700 IDR = Rp. 3.500.000,-


* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi

Contoh 2

Manajemen tenaga listrik

Alai ini memotong puncak permintaan energi secara


otomatis dengan penetapan prioritas default misalnya
ventilasi atau kompresor.
Biaya*: mulai dari 10 Jt rupiah
Penghematan*: 20 kW
puncak dapat alat listrik
sekali-kali.
Biaya beban adalah Rp 28,700 per
20 kW X 12 X Rp. 28.700 = Rp. 6.900.000 per tahun
* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan berskala menengah dari industri produksi
3. Tabel Langkah-langkah Penghematan
Langkah-langkah tanpa investasi dan rendah investasi: 
Permintaan Tenaga Listrik
Periksa waktu operasional peralatan listrik dan jangan
menghidupkan semua alat pada waktu yang bersamaan.
Menggantikan prosedur dan proses intensif energi diluar waktu
beban puncak.
Tabel 8: Langkah-langkah tanpa investasi dan rendah investasi: Tuntutan Tenaga
Listrik

Langkah-langkah dengan investasi: Permintaan Tenaga Listrik 


Pasang pengendali permintaan maksimum untuk memotong puncak
permintaan tenaga listrik
Pasang bank kapasitor untuk meningkatkan faktor tenaga listrik
Gantilah gigi pengontrol konvensional dengan gigi pengontrol
elektronik untuk pencahayaan (lampu neon), turunkan induksi listrik
dan tingkatkan faktor tenaga secara keseluruhan.

Tabel 9: Langkah-langkah dengan investasi: Permintaan Tenaga Listrik

4. Pertanyaan Komprehensif
– Sebutkan komponen standar dari tagihan energi listrik.
– Mengapa PLN menagih permintaan tenaga listrik puncak?
– Apa yang terjadi jika anda menghidupkan alat listrik secara
bersamaan?
– Bagaimana anda dapat memperoleh informasi mengenai
permintaan tenaga listrik sebuah pabrik?
– Bagaimana anda dapat memotong puncak permintaan tenaga listrik
? Jelaskan mengenai ukuran yang telah diatur.
– Apa peralatan listrik standar yang khas yang layak untuk
mematikan secara otomatis oleh pengendali permintaan
maksimum (MDC)?.
– Diskusikan mengapa lift atau mesin bubut tidak layak untuk
dimatikan secara otomatis?.

– Anda mengetahui bahwa sebuah peralatan memiliki total (daya


semu) tenaga 5.6 KVA dan tenaga nyata 5.236 kW. Hitung faktor
tenaga (PF). Apakah PF yang dihasilkan memuaskan?
– Sebutkan peralatan yang khas, yang memiliki PF rendah dan
jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi?.

Bab 3.1.5: Uap


1. Penjelasan
Dewasa ini uap merupakan bagian yang penting dan tak terpisah dari
teknologi moderen. Tanpa uap, maka industri makanan, tekstil, bahan kimia,
medis, listrik, pemanasan serta industri transportasi kita takkan ada atau
setidaknya berjalan sebagaimana adanya sekarang. Uap menyediakan sarana
untuk memindahkan sejumlah energi yang dapat dikendalikan dari mesin pendidih
yang otomatis dan terpusat, dimana energi tersebut dapat dihasilkkan secara
efisien dan ekonomis, untuk kemudian dimanfaatkan. Oleh karena itu ketika uap
bergerak dalam sebuah pembangkit listrik, uap dapat dianggap sama dengan
pemindahan dan pemberian energi. Uap dan air panas digunakan misalnya untuk:
• Menghasilkan tenaga listrik
• Memproses barang (misalnya dalam industri makanan atau kimia)
• Menghangatkan/ memanaskan sesuatu (mis. air panas dalam mesin cuci)
• Proses-proses pengeringan
• Sterilisasi
Uap dan air panas dihasilkan oleh mesin pendidih dan kemudian
didistribusikan melalui sistem perpipaan. Mesin pendidih adalah alat pengubah
yang mengubah energi inheren yang terkandung dalam berbagai bahan bakar,
seperti batu bara, diesel, gas bumi (Liquid natural gas – LNG), elpiji (Liquid
petrol gas = LPG) ataupun biomassa seperti kayu dan residu pertanian, menjadi
panas.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Boiler

Gambar 29: Cara kerja sebuah mesin pendidih


Efisiensi sebuah mesin pendidih terbentuk dari efisiensi pembakaran dan
efisiensi pemindahan panas. Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu perbaikan pengelolaan energi di dalam mesin-mesin pendidih
tersebut maupun sistem distribusinya.
• Kualitas air penyokong
• Pengembalian panas dari pengembunan pada mesin pendidih
• Pengembalian panas dari Flue Gas
• Penyekatan
• Perawatan mesin pendidih dan perpipaan

Bagian berikut menjelaskan bagaimana memperkirakan hal-hal yang


paling penting dari ini semua agar mendapatkan hasil penghematan energi yang
paling baik. Pertama-tama kita perlu melihat kualitas air penyokong. Air
penyokong adalah air yang dimasukan ke dalam sistem pendidihan. Fungsinya
adalah sebagai pembawa panas.
Kadang beberapa persediaan air, seperti sumber air sumber bor,
menyediakan air yang tercemar dengan kalsium dan bahan-bahan pencemar berat
lainnya. Sehingga ketika air tersebut dimasukan ke dalam mesin pendidih, bahan
pencemar ini tersimpan sebagai kerak di sisi sebelah dalam bagian mesin yang
panas serta pada perpipaan air panas atau uap yang lainnya. Akibat kerak ini ada
dua hal:
• Melemahkan perpindahan panas dari udara yang melewati pipa menuju
air/ uap. Hal ini menaikan suhu gas buangan dan kemudian
mengakibatkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.
• Mengurangi kecepatan aliran air panas atau uap, yang dapat
mengakibatkan kehilangan kapasitas.

Kerak dapat juga membahayakan keamanan mesin pendidih karena lapisan


luar dari tabung sirkulasi dapat menjadi panas oleh karena pemindahan panas
yang lebih rendah ke air/uap. Jika kerak dibiarkan terkumpul terlalu lama, ia akan
mengurangi efisiensi pendidih sebanyak 40 %. Pengurangan kadar bahan
pencemar yang mengakibatkan kerak pada mesin pendidih dan perpipaan dapat
dicapai melalui berbagai metode yang sederhana seperti menambahkan cairan
kimia dan pembuangan lumpur/minyak lumas yang kotor (sludge). Alternatif
solusi lain yang lebih rumit dan lebih mahal seperti pemasangan dan penggunaan
fasilitas water treatment, sehingga air penyokong terlebih dahulu di murnikan
sebelum memasuki mesin pendidih dan sistem perpipaan.
Panas dalam jumlah signifikan ikut keluar ketika gas hasil pembakaran
(flue gases) melewati pipa pembuang dan mesin pendidih menghasilkan bahan
sisa yakni kondensat atau embun. Sebenarnya kondensat adalah seperti air yang
panas. Ketika anda mendidihkan air dalam panci tertutup, uapnya akan
berkondensasi menempel pada tutup panci sebagai titik-titik air. Efek yang sama
terjadi dalam sistem-sistem uap. Begitu uap digunakan ia akan berembun kembali
menjadi air hanya dengan cara menaikkan tekanan atau menurunkan suhunya.
Seringkali, kondensat ini terbuang dan dengan begitu jumlah energi yang
tersimpan dalam air kondensat ikut hilang.
Panas dari gas hasil pembakaran ataupun embun dapat digunakan untuk
keperluan lain, seperti memanaskan terlebih dahulu air penyokong. Cara ini
meningkatkan keseluruhan efisiensi energi karena suhu air penyokong telah
dinaikkan oleh embun dan dengan demikian menghemat energi karena
mengurangi kebutuhan pemanasan eksternal. Pendekatan peningkatan efisiensi
energi semacam ini dapat juga melibatkan pemasangan penukar panas (heat
exchangers) untuk hasil yang lebih baik.
Penukar panas adalah alat yang dibuat untuk memindahkan panas dari satu
medium seperti air atau udara ke medium lainnya dengan cara yang lebih efisien.
Medium ini dapat dipisahkan oleh dinding padat, sehingga mereka tidak dapat
bercampur, atau dapat saja bersentuhan satu sama lain. Alat-alat ini biasa
digunakan dalam pemanas ruangan, kulkas, pendingin udara (AC), pembangkit
listrik, pabrik kimia, pabrik petrokimia, penyulingan minyak, pabrik gas alam,
serta perawatan got.

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_exchanger

Gambar 30: Kegunaan penukar panas dan skema penukar panas berbentuk tabung.

Salah satu contoh penukar panas yang paling umum terdapat dalam
radiator sebuah mobil, dimana sumber panas adalah cairan pendingin untuk mesin
yang panas, memindahkan panas pada air yang mengalir melalui radiator. Gambar
30 menunjukkan kegunaan penukar panas spiral dan contoh penukar panas
berbentuk tabung.
Seperti yang dapat anda lihat, medium yang dingin, contohnya dalam hal
ini adalah air, mulai memasuki spiral pada satu sisi (2) dan di sisi yang lain air
panas (2) dipompa melalui spiral ke dua. Kedua pipa spiral terhubung satu sama
lain, sehingga dapat terjadi perpindahan panas. Air panas memindahkan energinya
kepada air dingin. Sebagai hasilnya, air yang tadinya dingin keluar dari spiral
dengan suhu yang lebih tinggi dari sebelumnya – karena sudah dipanaskan
terlebih dahulu untuk memulai kegiatan yang lain, misalnya sebagai air
penyokong untuk mesin pendidih.
Terdapat berbagai macam jenis alat penukar panas. Jenis yang paling
umum adalah alat penukar panas yang berbentuk tabung, dimana medium
penerima panas serta medium pemberi panas sama-sama mengalir melalui dua
pipa konsentris.
Air penyokong yang dipanaskan terlebih dahulu dengan alat penukar
panas adalah salah satu cara yang paling efektif, untuk meningkatkan efisiensi
energi pada mesin pendidih. Secara normal, untuk setiap peningkatan suhu air
penyokong sebesar 6°C s, dapat terjadi minimal 1 % pengurangan konsumsi
bahan bakar untuk mesin pendidih.
Cara lain untuk mendapatkan kembali energi adalah dengan menggunakan
suhu dari gas hasil pembakaran. Dengan mesin pendidih tipe biasa, gas-gas ini
meninggalkan ruang pembakaran dengan suhu yang dapat mencapai 180°C. Suhu
setingkat ini dapat digunakan. Pembakaran bahan bakar dapat lebih baik ketika
udara yang masuk dalam proses tersebut juga sudah panas. Maka udara untuk
pembakaran/ oksidasi dapat dipanaskan terlebih dahulu melalui penggunaan gas
hasil pembakaran yang keluar dari sistem pendidihan. Untuk tujuan itu dapat
digunakan sebuah penukar panas atau pemanas udara. Secara normal, setiap
peningkatan suhu udara untuk pembakaran sebesar 50°C, dapat terjadi 2 %
pengurangan konsumsi bahan bakar untuk mesin pendidih.
Insulasi atau penyekat adalah bagian yang penting untuk menghemat
energi dalam sistem uap. Sebuah penyekat termal memiliki daya konduksi termal
yang rendah, artinya ia tidak menghantar panas dengan baik, dan oleh karena itu
dapat menyimpan panas di dalam ataupun di luar sistem dengan mencegah
perpindahan panas ke atau dari lingkungan eksternal. Material penyekat penuh
pori-pori dan mengandung sejumlah besar lobang kecil udara yang tidak aktif.
Keuntungan penyekat adalah:
• Pengurangan konsumsi bahan bakar
• Kontrol proses yang lebih baik
• Pencegahan karat/pengikisan (korosi)
• Melindungi peralatan dari api
• Menyerapi getaran
• Keamanan lingkungan kerja: permukaan yang panas, mengeluarkan panas

Sejumlah besar energi panas dapat saja hilang bila tidak digunakan
penyekat atau bila penyekatnnya tidak efisien atau tidak terpasang dengan baik.
Gambar 31 menunjukkan banyaknya energi yang dapat hilang dalam perpipaan.
Sebagai contoh (pipa) dengan diameter 65 mm membawa air panas 180°C dapat
kehilangan kurang lebih 2 MJ/jam yang berarti sekitar 0.6 kWh per meter.
Sumber: SEAV

Gambar 31: Panas hilang dari pipa sepanjang 1 meter yang tidak
berpenyekat dalam berbagai diameter
Merupakan hal yang penting untuk menyekat pipa-pipa uap dan pipa-
pipa uap, karena kedua hal itu adalah sumber utama hilangnya panas melalui
radiasi panas dari pipa. Insulasi yang sesuai adalah sumbat gabus, glass wool
dan rock wool.Pinggiran atau dudukan roda pun harus disekat karena pinggiran
roda yang tidak disekat sama dengan membiarkan pipa sepanjang 0.6 meter
tanpa sekat. Pinggiran roda (flange) seringkali tidak disekat agar mudah untuk
diperiksa kondisinya. Solusi untuk ini adalah dengan memasang tutup penyekat
yang dapat dilepas ketika memeriksa kondisi pinggiran roda.
Sejumlah langkah penghematan energi pada sistem perpipaan berasal
dari perawatan yang baik dan berkala. Ini termasuk menyetel mesin (tune up),
dimana rasio udara pembakaran dengan bahan bakar berada pada tingkat yang
tepat untuk mencegah kelebihan pembakaran bahan bakar dan emisi yang
abnormal. Selebihnya mengenai aturan-aturan perawatan dapat ditemukan
dalam tabel-tabel di bawah poin nomor 3.
2. Contoh-contoh / Penghitungan
Contoh 1

Hindari mode menunggu (stand by) pada mesin-


mesin pendidih
Perusahaan-perusahaan yang memiliki beberapa
mesin pendidih seringkali membiarkannya pada mode
menunggu (stand by) untuk alasan keselamatan.
Namun untuk alasan energi, mode menunggu ini
haruslah dihindari.
Biaya*: tidak berarti
Penghematan*: penghematan energi 1% dari
kapasitas. Untuk mesin pendidih dengan kapasitas 1
ton uap per jam
(konsumsi bahan bakar dengan takaran penuh: 80 liter
minyak diesel / jam – stand by: 0,8 x 8,760) maka
penghematan dapat mencapai 7.000 liter minyak diesel
= 70.000 kWh per tahun.
Rp. 450 /kWh Diesel x 70,000 kWh= Rp.
31.500.000,-

* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan merujuk pada
suatu usaha kelas menengah dari industri produksi

Contoh 2

Pasang penyekat pada pipa-pipa dan fitting


Disarankan untuk menyekat perpipaan dari pemanas
utama (central) serta juga kran air panas dan katup-
katup yang ada. Melalui pendekatan ini, jumlah panas
yang hilang lewat radiasi dari pipa dapat dibatasi.
Biaya: biaya investasi tergantung pada tipe bahan
penyekat yang dipilih: dalam contoh ini Rp.30.000 /
meterPenghematan: biasanya energi yang dihemat setara
dengan 50 kWh minyak diesel per meter pipa per tahun.
50 kWh x Rp.450 x 200 m = Rp.4.500.000,-

* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan
merujuk pada suatu usaha kelas menengah dari industri produksi.

Contoh 3

Bersihkan Kerak
Air yang belum dirawat dan mengandung kalisum atau
pencemar air berat lainnya menimbun kerak pada
lapisan dalam pipa, dapat mengakibatkan:
- berkurangnya pemindahan panas dan
berkurangnya kapasitas pipa-pipa
Biaya* : bervariasi
Penghematan* : Hilangnya efisiensi dapat mencapai 40
% dari sistem. Misalnya konsumsi mesin pendidih 80
liter per jam / 3.000 jam dengan kapasitas penuh
3.000 X 80 X 0,15 = 36.000 liter = 360.000 kWh
Diesel
360.000 kWh Diesel X Rp.450 / kWh = Rp.
162.000.000,-
* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan
merujuk pada suatu usaha kelas menengah dari industri produksi.

Contoh 4

Panaskan Udara / Air terlebih dahulu


Dengan menggunakan gas panas dari sisa
pembakaran untuk memanaskan terlebih dahulu
udara yang masuk dalam tungku mesin pendidih
dan juga air penyokong.
Biaya*: Investasi tergantung pada jenis
perlengkapan yang dipilih. Kurang lebih mulai
dari 70 juta rupiah.
Penghematan*: Pemanasan terlebih dahulu
(pre-heating)
Udara penyokong: 2 % konsumsi bahan bakar
untuk setiap 50C
Air penyokong: 1 % per 6 C (lebih efisien)
240.000 kWh minyak diesel X Rp.450 =
Rp. 108.000.000
* Semua biaya dan penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pada pengalaman dan
merujuk pada suatu usaha kelas menengah dari industri produksi.
3. Tabel Langkah-langkah

Langkah-langkah tanpa investasi dan rendah investasi : 


Uap dan Air Pemrosesan
Pelatihan staff untuk prosedur operasi dan perilaku menghemat
energi di tempat kerja.
perawatan berkala secara reguler. Yang harus
Mengimplementasi diperiksa terutama:
1. Keketatan sistem dan perpipaan
2. Fungsi sistem kontrol
3. Membersihkan jelaga ataupun sulang asap pada ruang
pembakaran.
4. Mengendalikan standar polusi yang dihasilkan dari sisa
pembakaran.
5. Membersihkan saringan udara
Hindari penyalaan/operasi saat tidak bekerja/ mengganggur. Ini
artinya pemilihan waktu (timing) memulai dan waktu berhenti harus
tepat, untuk mencocokan waktu penggunaan serta lama penggunaan
Penyekatan sistem-sistem dan perpipaan harus lengkap, memadai
dan tidak rusak.
Menjaga sistem -sistem yang membawa panas (misalnya oven) agar
tetap tertutup
Menjaga sistem -sistem yang membawa panas (misalnya oven) agar
tetap tertutup
Suhu pemrosesan dan suhu elemen-elemen penyokong harus serendah
mungkin
Jika ada beberapa mesin pendidih yang beroperasi, maka operasi harus
diselaraskan. Artinya akan lebih baik untuk memiliki satu mesin
pendidih beroperasi pada kapasitas 90 % dan 2 lainnya dimatikan,
ketimbang menjalankan tiga mesin sekaligus dengan rata-rata efisiensi
30 %.

Tabel 10 : Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Uap dan Air pemroses

Langkah-langkah tanpa investasi dan rendah investasi: 


Uap dan Air Pemrosesan
Aliran air pendingin harus dapat dikendalikan sesuai dengan
suhu yang diperlukan
Tabel 11: Langkah-langkah dengan investasi : Uap dan Air Pemroses

Langkah-langkah dengan Investasi: Uap dan Air Pemrosesan 

Pemasangan sistem pengembalian panas

Memasang mesin pendidih baru seperti calorific value boiler – yang


menggunakan kandungan energi dari udara yang dibuang.
Kehilangan gas pembuangan dapat mencapai 15 % dari total energi
yang dimasukkan. Sebuah mesin pendidih dapat menghemat hingga
4.000 liter minyak diesel..
Bila ada komponen yang belum tersedia pada papan kendali, segera
perbaiki atau dilengkapi.
Gantilah minyak diesel kdengan gas LNG/LPG - ini meningkatkan
efisiensi dan mengurangi tingkat emisi.

4. Pertanyaan Komprehensif
– Bagaimana uap dihasilkan?
– Bahan bakar apa yang dapat anda pakai untuk mesin pendidih?
– Dari manakah datangnya kerak dan mengapa itu tidak baik bagi efisiensi
energi?
– Bagaimanakah anda dapat memindahkan/ menghindari kerak ?
– Jelaskan kegunaan alat penukar panas – buatlah sebuah sketsa.
– Apakah dua bentuk kehilangan panas hasil pembuangan yang terkait
dengan mesin pendidih dan bagaimanakah caranya anda dapat
mengembalikan panas tersebut?
– Sebutkan keuntungan dari penyekat.
– Berapa banyak energi per meter yang dapat hilang ketika pipa (200 C)
dengan diameter 15/25/50/65/95 mm tidak disekat – nyatakan jawabannya
dalam kWh.
– Diskusikan: Apa yang dapat terjadi, bila anda tidak merawat dan
memelihara sistem perpipaan dan sistem pendidih secara
reguler.

Bab 3.1.6: Pendinginan


1. Penjelasan
Konsumsi listrik Indonesia cukup besar dalam pengunaan pendingin.
Proses pendinginan membutuhkan energi yang besar, semakin rendah suhu yang
diinginkan, semakin besar energi yang dibutuhkan. Dengan demikian
penggunaan sistem pendingin harus sehemat mungkin dan menggunakan
teknologi yang paling efisien. Dalam bab ini, akan dijelaskan dua jenis aplikasi
yang umum digunakan, yaitu:
• Mesin pendingin untuk proses dan produk
• Mesin penyejuk ruangan (AC)
Berdasarkan suhu yang diinginkan, terdapat tiga jenis sistem pendinginan, yaitu
pendinginan kering (dry cooling), pendinginan dengan penguapan (evaporative
cooling), dan pendinginan dengan tekanan / berkompresi (compression cooling
[chiller]). Tiga sistem ini juga digunakan oleh sekitar 90% industri. Lihat
Gambar 28.

Sumber: http://www.leonardo-
energy.org

Gambar 32: Jenis sistem pendingin dan suhu operasi normalnya


Sistem pendinginan berkompresi adalah teknik yang paling banyak
digunakan untuk mendinginkan atau membekukan. Anda pasti tahu alat apa yang
menggunakan pendingin berkompresi: misalnya kulkas di rumah atau di
penyejuk ruangan di gedung perkantoran, perumahan, mal ataupun pabrik.
Sumber: http://www.wikipedia.com

Gambar 33: Alat pendingin berkompresi: Kulkas dan penyejuk ruangan

Bagaimana pendingin berkompresi bekerja? Hal ini akan dijelaskan kemudian


dengan contoh aplikasi sebuah kulkas. Apakah anda pernah menumpahkan
cairan pada kulit anda dan merasakan dingin ketika cairan tersebut menguap?
Tahukah anda bahwa beberapa jenis cairan lebih dingin daripada cairan yang
lain karena mereka menguap lebih cepat – contohnya antara spiritus dengan air?
Penyebab efek dingin ini adalah karena ketika cairan menguap (berubah bentuk
dari cair ke gas), ia mengambil panas dari sekitarnya untuk melakukan
perubahan tersebut. Ini pula yang terjadi ketika anda berkeringat – sistem
pendinginan manusia. Jika anda dapat memahami ini, berarti anda mulai
mengerti sebagian dari cara kerja sebuah kulkas.

Sumber: http://www.geo4va.vt.edu/A3/refrigerator3D.gif

Gambar 34: Sebuah kulkas yang menggunakan proses pendinginan berkompresi


Bagian lainnya mengenai bagaimana kulkas bekerja terkait dengan
fakta bahwa gas dapat ditekan hingga ia berubah menjadi cairan. Ketika gas
ditekan, ia mengeluarkan panas pada sekelilingnya. Kulkas adalah sebuah
kompresor / penekan gas dan sekaligus penguap cairan.
Mekanisme dasar sebuah kulkas bekerja adalah berikut (lihat Gambar 34):
• Kompresor bertenaga listrik menekan gas pendingin (refrigerant)
sehingga meningkatkan tekanan dan suhu gas pendingin (garis merah).
Kemudian koil kondensor penukar panas (heat-exchanging condensor
coils) di luar kulkas mengatur gas pendingin untuk membuang panas
dari tekanan ke lingkungan.
• Ketika pendingin cair bertekanan (compressed and liquid refrigerant),
mengalir melalui katup ekspansi, pendingin bergerak dari area
bertekanan tinggi menuju area bertekanan rendah dalam koil penguap
(evaporator coil), yang kemudian menyebar dan menguap (garis biru).
• Koil penghantar di dalam kulkas berfungsi agar refrigeran menyerap
panas dan membuat bagian dalam kulkas dingin. Gas kemudian
mengalir kembali ke kompresor dan siklus tersebut berulang.

Sistem pendingin dan penyejuk ruangan (AC) bekerja dengan prinsip


yang serupa. Dalam sistem pendingin, bagian yang akan didinginkan beragam,
mulai dari box kedap udara seperti kulkas hingga sebuah ruangan besar seperti
ruang pendingin (cold storage). Sementara penyejuk ruangan berfungsi
mendinginkan kamar atau bangunan. Di pabrik- pabrik, sistem pendinginan
mungkin lebih kompleks, seperti dilengkapi beberapa kompresor dan menara
pendingin (cooling tower) untuk meningkatkan efisiensi kondensor (Gambar
34).
Sumber: http://www.leonardo-energy.org and OSRAM (left picture)

Gambar 35: Sistem pendingin sebuah pabrik

Sistem pendingin dapat memiliki fungsi yang berbeda untuk


menurunkan suhu ruangan, proses produksi atau fasilitas bangunan itu
sendiri. Tetapi prinsip dasarnya sama dengan yang dijelaskan di atas
dan yang dipahami dari cara kerja kulkas anda. Sebagai gambaran
mengenai berapa banyak energi dan biaya yang diperlukan untuk
menjalankan aplikasi pendingin, perhatikan tabel berikut:
Tabel 12: Konsumsi energi dan biaya untuk penyejuk ruangan
dengan sistem desentralisasi
Ukuran Ukuran Kebutuhan kebutuhan Konsumsi Biaya
Ruangan ruangan pendinginan listrik energi per energi
(m³
) (m²) (W) (W) Tahun per
(Asumsi (0,3 X (kWh)* tahun
tinggi 3 m) kebutuhan (Rp.)**
pendinginan)
1,20 1,29 596,1
up to 30 10 0 360 6 60
10 - 2,25 2,43 1,117,
31 – 50 17 0 675 0 80
0
18 - 2,80 3,02 1,391,
51 – 90 30 0 840 4 04
0
31 - 3,50 3,78 1,738,
91 – 120 40 0 1,050 0 80
0
41 - 4,80 5,18 2,384,
121 – 180 60 0 1,440 4 64
0
61 - 5,25 5,67 2,608,
181 – 250 83 0 1,575 0 20
0
83 - 6,38 6,84 3,146,
251 – 300 100 0 1,900 0 40
0
*Jangka waktu operasi: 6 hari, 12 jam, 50 minggu = 6 X 12 X 300 = 3,600 jam

Konsumsi Energi = jangka waktu operasi X permintaan listik ** 1 kWh = Rp. 460,-
Bila diamati – proses pendinginan membutuhkan energi dalam bentuk
listrik dan dengan demikian membuatnya mahal. Sebagai langkah penghematan
energi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
• Penting untuk menggunakan pendingin dengan metode yang paling
efisien
• Sistem distribusi pendingin harus diatur dengan kerugian minimal
• Pengunaan pendingin perlu dikurangi sesuai kebutuhan

Peluang-peluang penghematan energi dapat dibagi menjadi tiga


bagian: pembangkit (generation), distribusi, dan penggunaan akhir (end use).
Perlu diingat bahwa modifikasi terhadap salah satu dari tiga bagian ini akan
berpengaruh terhadap yang lain; karena mereka bekerja sebagai sistem.
Tujuan utamanya adalah mengurangi biaya dan konsumsi energi secara
keseluruhan.
Pada dasarnya cara penghematan energi yang paling penting adalah –
seperti yang anda telah pelajari sebelumnya – perawatan yang baik, misalnya
rutin membersihkan kondensor, mengganti oli kompresor pendingin,
mencairkan evaporator, dll. Pemeriksaan reguler dari sistem pendingin dapat
menghemat sekitar 10% hingga 15 % energi (biaya). Dalam pemeriksaan dan
perawatan (maintenance check up) sebaiknya dilakukan hal-hal berikut:
• Memeriksa setting termostat untuk memastikan sistem pendinginan
berjalan pada suhu yang ditetapkan. Atur suhu pada level yang paling
tinggi. Contohnya: sebuah AC membutuhkan sekitar 5 % listrik lebih
sedikit untuk setiap peningkatan suhu satu derajat ̊C.
• Mengencangkan semua konektor listrik dan mengukur voltase serta
arus listrik pada mesin bermotor. Koneksi listrik yang buruk dapat
mengakibatkan operasi yang tidak aman pada sistem anda dan
mengurangi umur komponen-komponen utama.
• Melumasi alat-alat yang bergerak. Kekurangan pelumas akan
menyebabkan pergeseran dalam mesin bermotor dan meningkatkan
jumlah listrik yang anda gunakan (lihat Bab 2.1.2 Peralatan listrik)
• Memeriksa saluran kondensat pada AC sistem sentral anda. Saluran
yang tersumbat dapat menyebabkan kebocoran air dan akan
mempengaruhi tingkat kelembaban ruangan.
• Memeriksa kontrol pada sistem untuk menjamin operasi yang tepat dan
aman. Memeriksa peralatan sejak awal untuk menjamin bahwa sistem
dapat menyala, bekerja, dan padam dengan benar.
• Membersihkan koil evaporator dan kondensor AC. Koil yang kotor
akan mengurangi kemampuan sistem untuk mendinginkan rumah anda
dan menyebabkan sistem untuk bekerja lebih lama, sehingga
meningkatkan biaya energi dan mengurangi umur peralatan.
• Memeriksa level pendingin / agen pendingin pada AC sentral anda dan
tambahkan jika perlu. Jumlah refrigeran yang terlalu banyak maupun
terlalu sedikit akan mengurangi efisiensi mesin, meningkatkan biaya,
dan mengurangi umur peralatan.

Peluang-peluang penghematan energi lainnya melalui cara-cara


perawatan dan teknis dalam dilihat pada tabel di bagian 3.
Ketika mendistribusikan agen pendingin, penting untuk melakukan
penyekatan yang baik (good insulation). Penyekatan yang tepat dapat
mengurangi kehilangan energi dan biaya seperti yang anda pelajari sebelumnya
pada Bab 3.2.1. Bukan hanya terbatas pada penyekatan pada perpipaan tetapi
juga seluruh bangunan. Bangunan yang tersekat baik akan menahan suhu
dingin di dalam dan mengurangi panas dari luar. Semakin sedikit panas yang
diterima dari luar ke dalam bangunan, semakin rendah pula suhu yang
diperlukan untuk menyejukkan ruangan. Dengan demikian, setiap kali sebuah
bangunan didinginkan oleh sistem penyejuk ruangan, lakukan langkah-langkah
berikut:
• Menutup pintu dan jendela - gunakan label / stiker pada pintu dan
jendela untuk mengingatkan rekan-rekan, gunakan pintu berpenutup
mekanis.
• Gunakan penahan sinar matahari (sun visors) – model luar ruangan.
• Jangan mengatur suhu AC lebih rendah dari 23 derajat Celcius.
• Tanam pohon di sekeliling bangunan sebagai pelindung alami untuk
menahan sinar matahari
• Gunakan cat berwarna terang atau tanaman merambat di dinding untuk
mengurangi induksi panas.

http://www.wikipedia.com

Gambar 36 : pelindung sinar matahari (Tokyo), pepohonan (Chicago), dan


tanaman dinding (Bali) untuk melindungi dari sinar matahari.

Dengan melakukannya, anda dapat mengurangi kebutuhan AC untuk


menyejukkan ruangan. Iklim adalah faktor kunci yang akan mempengaruhi
desain bangunan anda. Terutama dalam iklim sub-tropis seperti Indonesia,
kombinasi yang tepat antara metode-metode alami ini dapat memberikan suhu
yang sama dengan penyejuk ruangan secara mekanik, seperti AC. Setidaknya
hal ini akan memungkinkan anda untuk menggunakan peralatan pendingin
yang lebih kecil, beroperasi lebih pendek dan menggunakan sedikit energi.
Gambar berikut adalah sebuah contoh arsitektur Indonesia – diskusikan
kelebihan menggunakan perlindungan alami dari panas seperti yang telah
dipelajari sebelumnya. Tanda panah berhubungan dengan langkah-langkah
penting. Anda akan menemukan penjelasannya di bawah gambar.
Gambar 37: Arsitektur Indonesia 1. daerah teduh 2: daerah terbuka membuat sirkulasi udara secara
alami 3; air disekeliling memiliki efek pendingin 4; pepohonan dan tetumbuhan menghalangi sinar matahari langsung
5; warna atap yang cerah mengurangi penerapan panas 6; menggunakan kayu sebagai material konstruksi bersifat
positif kaeran tidak menyerap panas di siang hari dan mendingin dengan cepat ketika malam
2. Contoh dan Perhitungan
Contoh 1
Atur temperatur dalam ruangan pendingin
Level temperatur dalam ruang pendingin harus
dimonitor dengan termostat dan diatur pada suhu
maksimum yang dibutuhkan.
Biaya*: Diabaikan
Penghematan*: Mengurangi 3% dari konsumsi listrik
dari kompresor untuk setiap kenaikan suhu 0.5°C.
Naikkan temperatur dari level 9°C ke 12°C
= 3°C - artinya 18% untuk kebutuhan listrik.
Energi listrik untuk ruang pendingin sebelumnya
adalah 34.000 kWh.
34.000 kWh X Rp. 460,- /kWh X 0,18 = Rp.
2.800.000,-

* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan / industri skala menengah.

Contoh 2
Pengecatan dan penyekatan pada bangunan
Penyekatan dinding dan atap menahan suhu di dalam
bangunan tetap rendah. Warna yang cerah memantulkan
radiasi matahari yang diubah menjadi panas.
Biaya*: Biaya investasi tergantung pada konstruksi atap
dan materi penyekat.
Penghematan*: Minus 30 % dari kebutuhan pendinginan.
Bangunan perkantoran memiliki tiga ruangan dengan
ukuran 100 m² (lihat Tabel 1)
21.000 kWh X Rp. 460,- X 0,3 – Rp.
2.900.000

* Semua Biaya dan Penghematan adalah asumsi tetapi berdasarkan pengalaman dan mengacu
pada perusahaan / industri skala menengah.
3. Tabel Langkah-langkah

Tabel 13: Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi : Pendinginan

Langkah-langkah tanpa dan rendah investasi: Pendinginan 

Tempatkan kondensor di lokasi yang teduh dan sejuk.


Cairkan (defrost) unit pendingin secara rutin/ bila diperlukan.
Periksa level temperatur secara berkala. Seringkali, suhu diatur terlalu
rendah.
• Pemeriksaan secara berkala terhadap level suhu penguapan (evaporation
temperature). Efisensi akan meningkat bila suhu evaporasi semakin tinggi.
• Pemeriksaan secara berkala terhadap level suhu pengembunan
(condensation temperature). Efisiensi akan meningkat bila suhu
pengembunan semakin rendah.
Ketika melakukan perawatan (maintenance)
• Bersihkan saringan udara
• Bersihkan kondensor dan cairkan unit evaporator
• Ganti oli
Periksa sekat pada pintu ruangan pendingin tidak rusak.
Periksa kondisi penyekatan pada jaringan perpipaan.
Pastikan pintu dan jendela di ruangan yang berpenyejuk telah tertutup.
Gunakan peneduh alami (tanaman/pepohonan) ataupun buatan (pelindung
matahari) untuk menahan efek sinar matahari pada bangunan.
Tabel 14: Langkah-langkah dengan investasi: Pendinginan

Langkah-langkah dengan investasi: Pendinginan


Pompa-pompa dengan aliran yang dikurangi (reduced flow) atau
aliran yang bervariasi (variable flow) dapat dilengkapi dengan alat
penyetel frekuensi (lihat Bab 2.1.2 Penggerak Elektrik), yang dapat
mengurangi biaya energi dalam jumlah besar, tergantung pada
penerapannya.
Alat pendingin yang lebih kecil seringkali memiliki efisiensi yang
lebih kecil dibanding dengan pemasangan/instalasi alat yang lebih
besar (salah satu penyebabya adalah kinerja dari komponen-komponen
individu yang lebih tinggi). Sehingga sebuah sistem pendinginan
sentral dapat bekerja dengan efisiensi paling tinggi, yang berarti
penghematan energi bila dibandingkan dengan beberapa unit yang
terpisah
Pasang penyekat bila diperlukan.

4. Pertanyaan
– Apakah teknik pendinginan yang paling banyak digunakan?
– Bagaimana teknik tersebut bekerja?
– Apakah perbedaan/persamaan antara kulkas yang anda gunakan di
rumah dengan sistem pendingan di sebuah pabrik?
– Apa saja bentuk-bentuk penghematan energi dalam pengoperasian
sistem pendinginan?
– Bila anda memiliki ruangan dengan luas 55 m² dan tinggi 4 m.
Berapa banyak kebutuhan pendingin/listrik yang dapat
diharapkan ketika menggunakan penyejuk ruangan yang tidak
terpusat (decentralized)? Berapa banyak energy (kWh) dan biaya
(rupiah) yang diperlukan ketika sistem tersebut beroperasi selama
satu tahun non-stop?
– Sebutkan beberapa aturan perawatan yang penting?
– Apakah keuntungan dari peneduh alami pada bangunan?
– Diskusi: Nyatakan pendapat anda – Mengapa arsitektur tradisional
Indonesia yang menggunakan peneduh alami saat ini telah jarang
digunakan ?

Anda mungkin juga menyukai