Latar Belakang
Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah cakram bikonkaf tidak berinti
berkurang di bagian tengah menjadi hanya 1 mm atau kurang (Gambar 1). Karena
lunak dan lentur maka selama melewati mikrosirkulasi sel-sel ini mengalami
mengangkut sebagian besar oksigen (O2) dan sebagian kecil fraksi karbon
milimeter kubik, masing-masing SDM memiliki siklus hidup sekitar 120 hari.
eritropoietin, yang diketahui terutama berasal dari ginjal, dengan 10% berasal dari
sel-sel darah merah. Maturasi bergantung pada jumlah zat-zat makanan yang
adekuat dan penggunaannya yang sesuai, seperti vitamin B Wasam, folat, protein,
zat besi, dan tembaga. Dalam keadaan adanya penyakit ginjal atau tidak adanya
ginjal, anemia menjadi sangat berat karena hati tidak dapat memasok cukup,
Gambar 1. Eritrosit
sebagai retikulosit.
Seiring dengan SDM yang semakin tua, sel tersebut menjadi kaku dan
fragil, akhirnya pecah. Hemoglobin terutama difagosit di dalam limpa, hati, dan
sumsum tulang serta direduksi menjadi globin dan heme. Globin masuk kembali
ke dalam kumpulan asam, amino. Besi dibebaskan dari heme, dan bagian yang
lebih besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk
produksi SDM. Sisa besi disimpan di hati dan jaringan tubuh lain dalam bentuk
feritin dan hemosiderin untuk digunakan di kemudian hari (Guyton, 2001). Sisa
dalam sel-sel hati untuk diekskresi ke dalam kanalikuli empedu (Ganon& 1999).
Bila ada penghancuran aktif sel-sel darah merah seperti pada hemolisis, pelepasan
menyebabkan wama kekuningan kabur pada kulit dan konjungtiva yang disebut
B. Rumusan Masalah
adalah Apakah yang dimaksud dengan penyakit gangguan sel darah merah