Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk
DENGAN
PT.
TENTANG

PENYEDIAAN FASILITAS KPA BTN INDENT

No : ....
No : ........

Pada hari ini ................ tanggal ...........bulan ............ tahun ................(.../.../...), bertempat
di .........................., kami yang bertanda tangan di bawah ini masing masing adalah :

I. PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), dalam hal ini diwakili oleh Benjamen
Sihombing, dalam hal kedudukannya selaku Kepala Cabang PT.Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Jakarta Kebon Jeruk, berdasarkan Akta Kuasa Direksi No.
30 tanggal 18 Oktober 2012, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama, serta sah
mewakili PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sesuai dengan Anggaran Dasar yang
dimuat terakhir dalam Akta Notaris Fathiah Hemi, SH Nomor 7 Tanggal 12 Oktober 2009 yang
telah mendapatkan Pengesahan dari Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor.AHU-49309.AH.01.02.Tahun 2009 Tanggal 13 Oktober 2009 jo.
Akta Pernyataan Direksi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) No. 43 Tanggal 29 Oktober
2009 juncto Akta Keputusan RUPSLB No. 71 Tanggal 30 Desember 2009 saat ini
berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Gajah Mada Nomor 1 Jakarta, 10130 , untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. ..............................., dalam hal ini diwakili oleh......................, dalam kapasitasnya


selaku ...................................................., berdasarkan ......................................
tanggal ................., dalam kedudukannya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
PT. ................................................, sesuai dengan Anggaran Dasar No. ..........
............................... Tanggal .................... yang dibuat dihadapan ................., Notaris di
............ dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No ................................... tanggal ....................................., Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia No...................................... Tahun.............., yang telah diadakan perubahan terakhir
dengan Akta Nomor.................tanggal .............., yang dibuat dihadapan .............., Notaris
di ........................, dan telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM
No............ tanggal ..............., saat ini berkedudukan dan berkantor di ................................,
untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa
perbankan yang menyediakan fasilitas KPA Indent yang membutuhkan hubungan kemitraan
dengan PIHAK KEDUA
b. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan Developer/ Pengembang Apartemen yang berkeinginan
untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA

Bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan
kerjasama dengan menuangkan kedalam suatu bentuk PERJANJIAN KERJASAMA dengan
ketentuan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Definisi
Istilah-istilah yang dimaksud dalam Perjanjian Kerjasama ini adalah :
1. Bank adalah PIHAK PERTAMA, yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk ;
2. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga ;
3. Debitur adalah Pihak yang memenuhi syarat dan ketentuan untuk mendapatkan fasilitas kredit
dari Bank berdasarkan Perjanjian Kredit dan perjanjian perjanjian lainnya yang berkaitan,
fasilitas kredit tersebut dapat berupa KPA Indent ;
4. Apartemen/ Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, yang terbagi dalam bagian bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama ;
5. Kredit Pemilikan Apartemen Indent, yang selanjutnya disebut KPA Indent adalah fasilitas
kredit yang diberikan Bank kepada Debitur untuk memiliki apartemen yang dibeli dari PIHAK
KEDUA dengan kondisi belum jadi dimana PIHAK KEDUA berjanji akan menyediakan
apartemen dimaksud sesuai dengan kondisi dan waktu yang telah disepakati dengan calon
debitur ;
6. Akad Kredit adalah pelaksanaan penandatanganan Perjanjian Kredit, Akta Jual Beli-AJB
(untuk Apartemen jadi), Perjanjian Pengikatan Jual Beli-PPJB (untuk Apartemen indent), Surat
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) / Akta Pembebanan Hak Tanggungan
(APHT) dan akta akta lainnya yang diperlukan ;
7. Realisasi Kredit adalah tanggal akad kredit ;
8. Perjanjian Kredit adalah persetujuan dan/ atau kesepakatan yang dibuat bersama antara
Bank dan Debitur atas sejumlah kredit dengan kondisi yang telah diperjanjikan hal mana pihak
Debitur wajib untuk mengembalikan kredit yang telah diterima dalam jangka waktu tertentu
disertai bunga dan biaya biaya yang disepakati ;
9. Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian yang merupakan dasar hukum kerjasama antara
Bank dan PIHAK KEDUA dalam penyediaan fasilitas KPA Indent ;
10. Pemeriksaan Prestasi Pembangunan Apartemen, yang untuk selanjutnya disebut PPPA
adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau Appraisal Independen atas
prestasi pembangunan Apartemen yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagai dasar bagi
PIHAK PERTAMA dalam melakukan tahapan pembayaran atas dana hasil pencairan kredit
untuk KPA Indent ;
11. Appraisal Indpendent adalah badan usaha yang telah memiliki lisensi dari instansi terkait
yang bergerak di bidang jasa penilaian ;
12. Pencairan Kredit adalah pencairan sejumlah dana sebesar kredit yang diberikan sesuai
dengan perjanjian kredit yang telah ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan Debitur ;
13. Escrow Account adalah rekening penampungan dalam bentuk giro tanpa jasa giro, untuk
KPA Indent merupakan rekening penampungan dana hasil pencairan kredit ;
14. Dana Retensi adalah sejumlah dana yang berdasarkan pertimbangan PIHAK PERTAMA
masih harus ditahan sebagai jaminan atas penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA ;
15. Perjanjian Pengikatan Jual Beli, yang selanjutnya disebut PPJB adalah perjanjian
pendahuluan secara notariil yang menyatakan bahwa PIHAK KEDUA setuju untuk menjual/
menyerahkan tanah dann Apartemen yang berdiri diatasnya kepada pembeli/ debitur setuju
untuk membeli tanah dan Apartemen yang berdiri diatasnya dari PIHAK KEDUA sesuai
dengan kesepakatan yang diperjanjikan ;
16. Akta Jual Beli yang selanjutnya disebut AJB adalah Perjanjian secara notarial yang
menyatakan bahwa PIHAK KEDUA setuju untuk menjual/ menyerahkan tanah dan Apartemen
yang berdiri diatasnya kepada pembeli/ debitur dan pembeli/ debitur setuju untuk membeli
tanah dan Apartemen yang berdiri diatasnya dari PIHAK KEDUA sesuai dengan kesepakatan
yang diperjanjikan ;
17. Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit, yang selanjutnya disebut SP3K adalah
surat persetujuan PIHAK PERTAMA yang mencakup ketentuan dan persyaratan PIHAK
PERTAMA yang disampaikan kepada Debitur ;
18. Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT adalah pejabat umum yang
telah bekerjasama dengan Bank dan memiliki wewenang untuk membuat Akta Pemindahan
Hak atas Tanah, Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT), dan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT) sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku ;
19. Notaris adalah pejabat umum yang telah bekerjasama dengan Bank dan memiliki wewenang
untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang
diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki oleh Bank ;
20. Akta Pemberian Hak Tanggungan, selanjutnya disebut APHT adalah akta PPAT yang
berisi pemberian Hak Tanggungan kepada Bank sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya,
sebagaimana dimaksud Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan Tanah ;
21. Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah berupa Sertifikat
Hak Guna Bangunan atau Sertifikat Hak Milik, berikut Apartemen dan benda benda lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada Bank terhadap kreditur kreditur lainnya.
22. Corporate Guarantee adalah jaminan dari PIHAK KEDUA sebagai Badan Hukum kepada
PIHAK PERTAMA bahwa PIHAK KEDUA akan menyelesaikan kewajiban kepada debitur/
nasabah penerima fasilitas kredit apabila properti tidak dapat diselesaikan/ diserahterimakan
sesuai perjanjian ;
23. Harga Jual adalah harga yang ditetapkan PIHAK KEDUA, sudah termasuk Pajak
Pertambahan Nilai setelah dikurangi discount (jika ada) dan tidak termasuk Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ;
24. Biaya Proses adalah biaya yang besarnya ditetapkan oleh Bank dan harus disediakan oleh
Debitur sebelum dilaksanakannya Akad Kredit ;

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Melakukan kerjasama dan mengkoordinir dengan sebaik-baiknya permohonan fasilitas KPA
BTN Indent.
2. Mengatur hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sesuai
dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Memberikan pelayanan dengan sebaik baiknya kepada masyarakat yang membutuhkan
Apartemen.

Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
1. PIHAK PERTAMA menyediakan fasilitas KPA BTN Indent di berbagai lokasi proyek Apartemen,
yaitu :
a. Apartemen .. yang dimiliki dan akan dibangun oleh PIHAK KEDUA ;
2. Proyek Apartemen sebagaimana ayat 1 tersebut di atas terdiri atas unit dan exposure kredit
dengan rincian :
a. Apartemen , . unit, dengan nilai exposure kredit sebesar Rp
..
3. Penyediaan fasilitas dimaksud pada ayat 1 tunduk pada Perjanjian Kerjasama ini dan
ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
4. PIHAK KEDUA berkewajiban membangun Apartemen/ apartemen beserta seluruh fasilitasnya
serta melengkapi dokumen sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Perjanjian
Kerjasama ini dan ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA

Pasal 4
PROSES PEMBERIAN KREDIT
1. PIHAK PERTAMA hanya dapat memberikan fasilitas KPA Indent sepanjang KPA Indent
tersebut merupakan fasilitas kredit calon debitur dan/ atau pasangan debitur yang pertama.
2. PIHAK KEDUA akan membantu Calon Debitur dalam menyiapkan berkas berkas
permohonan kredit untuk kemudian diajukan kepada Bank, dengan ketentuan calon Debitur
telah melakukan penyetoran uang muka kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
PIHAK PERTAMA.
3. Untuk setiap permohonan KPA BTN Indent yang disetujui, PIHAK PERTAMA akan
menerbitkan SP3K kepada pemohon melalui PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA bersedia menginformasikan kepada calon Debitur atas Biaya Proses KPA BTN
Indent yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA sebelum terlaksananya akad kredit.
5. PARA PIHAK melakukan koordinasi untuk pelaksanaan akad kredit, selambat-lambatnya
sampai dengan berakhirnya batas waktu SP3K.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA bersedia menyediakan fasilitas KPA BTN Indent bagi masyarakat yang
berminat untuk membeli Apartemen yang dibangun oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan
prinsip kehati hatian dan prinsip prinsip perkreditan yang sehat.
2. PIHAK PERTAMA mempunyai kewenangan penuh untuk menyetujui atau menolak
permohonan KPA BTN Indent dan menetapkan besarnya Maksimal Kredit tanpa dipengaruhi
oleh pihak manapun.
3. PIHAK PERTAMA dapat melakukan perubahan ketentuan yang tercantum dalam SP3K,
termasuk diantaranya perubahan ketentuan uang muka dan/ atau ketentuan suku bunga KPA
BTN Indent sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA maupun ketentuan
regulator yang berlaku melalui PIHAK KEDUA.
4. Untuk setiap permohonan KPA BTN Indent yang disetujui, PIHAK PERTAMA wajib
menerbitkan dan menyampaikan SP3K kepada pemohon melalui PIHAK KEDUA.
5. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan akad kredit KPA BTN Indent setelah berkoordinasi
dengan PIHAK KEDUA, selambat lambatnya sesuai dengan batas waktu berakhirnya SP3K,
dengan syarat :
a. PIHAK KEDUA telah menyerahkan :
i. Sertipikat Hak Guna Bangunan (minimal Sertipikat Hak Guna Bangunan Induk).
ii. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Induk, SitePlan yang disahkan, Peil Banjir, dan Ijin
Lokasi
iii. Surat keterangan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat bahwa sertifikat
sedang dalam pengurusan
iv. Akta Corporate Guarantee yang dibuat dihadapan Notaris
v. Rencana Anggaran Biaya, Spesifikasi Bangunan per masing masing tipe yang akan
diperjualbelikan dengan dukungan KPA Indent, dan Jadwal Rencana Pembangunan
Apartemen.
b. Calon Debitur telah melakukan penyetoran uang muka sesuai ketentuan PIHAK
PERTAMA
c. PPAT telah menyerahkan covernote sesuai syarat dan ketentuan PIHAK PERTAMA
6. PIHAK PERTAMA melakukan pemindahbukuan dana yang berada di Escrow Account ke
rekening giro operasional PIHAK KEDUA secara bertahap, sesuai dengan ketentuan Tahapan
Pencairan sebagaimana diatur pada Pasal 9 Perjanjian Kerjasama ini.
7. PIHAK PERTAMA berhak untuk menahan sejumlah dana milik PIHAK KEDUA yang masih
harus ditahan, sebagai jaminan atas penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA (Dana Retensi).

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA bersedia menyediakan Apartemen di lokasi sebagaimana Pasal 3 ayat 1
tersebut di atas yang dimiliki dan dibangun oleh PIHAK KEDUA, beserta seluruh fasilitas
fasilitas dan melengkapi seluruh perizinan perizinannya ;
2. PIHAK KEDUA berkewajiban melengkapi dokumen sesuai dengan persyaratan yang diatur
dalam Perjanjian Kerjasama ini dan ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA sanggup memenuhi kewajiban sebagai berikut :
a. Menyelesaikan pembangunan Apartemen sesuai dengan kesepakatan antara PIHAK
KEDUA dengan DEBITUR dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Penyelesaian apartemen, paling lambat 36 (tiga puluh enam) bulan sejak akad kredit
b. Menyelesaikan pengurusan IMB per masing masing Debitur dan menyerahkannya
kepada PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Selambat lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal akad kredit KPA
Indent
c. Menyelesaikan pengurusan pemecahan (splitzing) Sertipikat dan pengurusan balik nama
menjadi atas nama masing masing Debitur, dengan ketentuan sebagai berikut :
pembangunan Apartemen sesuai dengan kesepakatan antara PIHAK KEDUA dengan
DEBITUR dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Selambat lambatnya 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal akad kredit KPA
Indent
4. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan RAB per unit apartemen kepada PIHAK PERTAMA
5. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan harga jual yang sebenarnya kepada PIHAK PERTAMA
untuk menentukan Maksimal Kredit yang diberikan kepada Debitur.
6. Selambat lambatnya sebelum tanggal pelaksanaan akad kredit, PIHAK KEDUA wajib untuk
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA, sbb:
a. Sertipikat Hak Guna Bangunan (minimal Sertipikat Hak Guna Bangunan Induk).
b. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Induk, SitePlan yang disahkan, Peil Banjir, dan Ijin
Lokasi.
c. Surat keterangan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat bahwa sertifikat
sedang dalam pengurusan.
d. Akta Corporate Guarantee yang dibuat dihadapan Notaris.
e. Rencana Anggaran Biaya, Spesifikasi Bangunan per masing masing tipe yang akan
diperjualbelikan dengan dukungan KPA Indent, dan Jadwal Rencana Pembangunan
Apartemen.
7. PIHAK KEDUA bersedia membantu untuk menyampaikan persyaratan dan ketentuan KPA
BTN Indent kepada calon Debitur, mengkoordinir pemohon - pemohon KPA BTN Indent yang
telah memenuhi persyaratan, serta menyampaikan berkas berkas dimaksud kepada PIHAK
PERTAMA.

Pasal 7
CORPORATE GUARANTEE
1. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan jaminan berupa Corporate Guarantee yang
memuat pernyataan meliputi :
a. Kewajiban dan kesanggupan PIHAK KEDUA dalam membangun Apartemen beserta
seluruh fasilitasnya sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya, Spesifikasi Bangunan yang
telah disepakati antara PIHAK KEDUA dengan debitur KPA Indent, sesuai dengan jadwal
rencana pembangunan dan sesuai dengan persyaratan persyaratan PIHAK PERTAMA.
b. Kewajiban dan kesanggupan PIHAK KEDUA untuk membeli kembali Apartemen atau
apartemen yang telah dijual kepada Debitur berdasarkan PPJB dengan harga sebesar
Outstanding kredit terakhir apabila hingga batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
diatur dalam pasal 6 ayat 3 Perjanjian Kerjasama ini, apabila :
i. PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pembangunan fisik Apartemen atau
penyelesaian dokumen legalitas kepemilikan tanah dan bangunan dan yang telah
ditentukan dalam Perjanjian Kerjasama ini.
ii. Debitur tidak mau membayar kewajiban angsuran kredit kepada PIHAK PERTAMA
selama 3 (tiga) kali berturut turut sampai dengan tanda tangan AJB dilaksanakan,
tidak melakukan pembayaran tersebut dibuktikan dengan surat teguran 1, 2, dan 3
oleh Bank kepada Debitur dan yang tembusannya dikirimkan juga kepada PIHAK
KEDUA dengan jeda waktu teguran, masing-masing 1 (satu) bulan.
iii. Kewajiban PIHAK KEDUA sebagaimana diatur dalam butir i dan ii di atas tidak
berlaku apabila debitur tetap melaksanakan kewajiban membayar angsuran kredit
kepada PIHAK PERTAMA
2. Bahwa Corporate Guarantee akan dituangkan dalam Akta Notariil sendiri terpisah dari
Perjanjian ini

Pasal 8
PEMERIKSAAN PRESTASI BANGUNAN
1. PIHAK PERTAMA atau Appraisal Independent yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA berhak
untuk melakukan PPPA (Pemeriksaan Prestasi Pembangunan Apartemen) dan Pemeriksaan
Akhir sebagai dasar bagi PIHAK PERTAMA untuk melakukan pencairan dana.
2. Segala kekurangan yang berkaitan dengan persyaratan dalam PPPA (Pemeriksaan Prestasi
Pembangunan Apartemen) harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA sebelum pencairan kredit
dilaksanakan.

Pasal 9
TAHAPAN PENCAIRAN
1. Pencairan dana hasil realisasi kredit sebesar 100% dari plafon kredit dicairkan ke rekening
escrow PIHAK KEDUA.
2. Pencairan ke rekening PIHAK KEDUA dilakukan berdasarkan laporan appraisal independen
untuk total eksposur kredit di atas Rp 5 Milyar, atau berdasarkan laporan PIHAK KEDUA untuk
total eksposur kredit s/d Rp 5 Milyar.
3. PIHAK PERTAMA akan melakukan verifikasi atas laporan PIHAK KEDUA maupun laporan
penilai independen sebagaimana ayat (2).
4. Pencairan kredit hanya dapat dilakukan apabila Perjanjian Kredit KPA BTN Indent, Surat
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) dan akta akta lainnya yang diperlukan
PIHAK PERTAMA telah ditandatangani.
5. Dana hasil pencairan kredit yang berada di rekening Escrow Account dimaksud dapat
dipindahbukukan ke rekening giro operasional PIHAK KEDUA secara bertahap dengan syarat
dan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk KPA BTN Indent pola pencairannya ditetapkan berdasarkan tahapan
perkembangan pembangunan properti sbb :
i. Tahap I : dengan kondisi pondasi, pencairan maksimum 30% dari plafon
kredit.
ii. Tahap II : dengan kondisi Topping off, pencairan maksimum 30% dari
plafon kredit
iii. Tahap III : dengan kondisi unit siap diserahterimakan, pencairan
maksimum 30% dari plafon kredit setelah dikurangi dana retensi
sertifikat, IMB, listrik, dan air
iv. Tahap IV : pada saat AJB dan APHT terpasang, sebesar sisa dana
realisasi yang belum dicairkan
b. Apabila dana retensi tidak mencukupi dari pencairan tahap III, maka pada saat dilakukan
pencairan tahap II sudah dikurangi dengan dana retensi sertifikat, IMB, listrik, dan air.

Pasal 10
SANKSI KETERLAMBATAN
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi batas waktu penyerahan dokumen
sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 3 Perjanjian Kerjasama ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak dan PIHAK KEDUA menyetujui PIHAK PERTAMA melakukan hal hal sbb :
a. Menunjuk pihak lain untuk mengambil-alih pengurusan dokumen yang seluruh biaya
pengurusannya berasal dari dana retensi dokumen PIHAK KEDUA dengan biaya
maksimal sebesar dana retensi atas Apartemen atau apartemen yang menjadi objek
jaminan.
b. Menjadi salah satu pertimbangan untuk dapat dihentikannya kerja sama penyediaan KPA
BTN Indent untuk sementara waktu hingga selesainya dokumen dimaksud.
c. Atas keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan penyelesaian dokumen diatur
diatas maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1 (satu per mil) per hari dari
Maksimal Kredit KPA BTN Indent, atas Apartemen yang menjadi objek jaminan dan
maksimal denda adalah sebesar dana retensi atas Apartemen atau apartemen tersebut
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pembangunan sejak tanggal pelaksanaan
akad kredit sebagaimana yang telah disepakati dan sesuai dengan yang diperjanjikan, maka :
a. PIHAK PERTAMA berhak untuk sementara waktu mempertimbangkan penghentian
pelaksanaan akad kredit berikutnya maupun pencairan realisasi kredit sampai pekerjaan
pembangunan fisik Apartemen dimaksud selesai sesuai dengan spesifikasi bangunan per
masing masing unit Apartemen.
b. PIHAK KEDUA yang membangun unit Apartemen dengan menggunakan fasilitas kredit
konstruksi dari PIHAK PERTAMA, namun tidak dapat menyelesaikan pembangunan
Properti sesuai komitmennya sebagaimana Pasal (6) butir (3.a) tersebut di atas, maka
sesuai dengan ketentuan SE BI No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013, PIHAK
PERTAMA berhak untuk menurunkan kolektibilitas PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA dapat mengembalikan kolektibilitas kredit PIHAK KEDUA ke posisi
sebelumnya apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan komitmennya sesuai dengan
yang telah diperjanjikan.
d. PIHAK PERTAMA berhak menunjuk pihak lain untuk mengambil alih penyelesaian
pembangunan Apartemen yang seluruh biayanya berasal dari PIHAK KEDUA termasuk
sisa dana realisasi yang belum dicairkan.

Pasal 11
PERUBAHAN PERJANJIAN
1. Setiap perubahan terhadap perjanjian ini dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK
yang akan dituangkan secara tertulis dalam Perubahan Perjanjian Kerjasama yang merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
2. Dalam hal terdapat satu atau beberapa ketentuan maupun pengertian yang digunakan dalam
perjanjian ini ternyata bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku,
maka ketentuan atau pengertian dimaksud dianggap tidak pernah dimuat dalam perjanjian ini.
Ketentuan dan/ atau pengertian dimaksud akan diubah berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK dan ketentuan dan/ atau pengertian lain yang ada dinyatakan tetap berlaku dan
mengikat PARA PIHAK.

Pasal 12
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
ditandatangani oleh kedua pihak.
2. Berakhirnya jangka waktu dimaksud tidak menyebabkan hapusnya kewajiban kewajiban
yang belum dipenuhi oleh PARA PIHAK.
3. Jangka waktu Perjanjian Kerjasama ini dapat diperpanjang atau diakhiri sesuai kesepakatan
PARA PIHAK, namun apabila PARA PIHAK bersepakat mengakhiri, maka diberitahukan 3
(tiga) bulan sebelum perjanjian berakhir.

Pasal 13
FORCE MAJEUR
Yang dimaksud dengan Force Majeur ialah kejadian yang dapat mempengaruhi jalannya
pelaksanaan kewajiban, keadaan mana berada diluar kemampuan PARA PIHAK untuk
mencegahnya. PARA PIHAK akan memberitahukan secara tertulis apabila salah satu Pihak tidak
dapat melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud Perjanjian ini sebagai akibat terjadinya
Force Majeur, yang terdiri dari kejadian sebagai berikut :
1. Kejadian alam, seperti gempa bumi, angin ribut, badai, banjir, wabah dan kejadian-kejadian
lain yang serupa yang mengakibatkan tidak memungkinkan PARA PIHAK untuk melakukan
sebagian atau seluruh kewajiban sebagaimana Perjanjian ini.
2. Akibat manusia, seperti perang, armed invansion, revolusi, reaksi yang tidak dapat dipastikan,
blokade, pemberontakan, civil disturbance, serangan atau sebab serupa lainnya, termasuk
terjadinya a national banking moratorium, insolvensi, likuidasi atau pembubaran Pihak lainnya
yang mengakibatkan PARA PIHAK tidak mungkin untuk melaksanakan kewajiban
sebagaimana Perjanjian Kerjasama ini.
3. Sebab-sebab lain seperti Peraturan Pemerintah Indonesia, keputusan atau petunjuk yang
mempengaruhi PARA PIHAK dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud PARA
PIHAK.

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila dikemudian hari terjadi perbedaan pendapat mengenai penafsiran dan atau
pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk
pertama-tama menyelesaikan perbedaan pendapat itu secara musyawarah yang dilandasi oleh
semangat kekeluargaan sebelum PARA PIHAK menyelesaikan dengan cara-cara lain yang
dibenarkan oleh Hukum.
2. Untuk perjanjian ini dan segala akibatnya, kedua belah pihak memilih domisili hukum yang
tetap dan umum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri ditempat dilakukan penandatangan
Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 15
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat untuk dilaksanakan oleh PARA PIHAK secara tertib agar dalam pelaksanaan
dapat berjalan lancar, kedua belah pihak saling memberikan informasi dan bantuan yang dianggap
perlu sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

Demikianlah Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2
(dua), masing masing dibubuhi materai cukup dan mempunyai kekuatan hukum sama, pada
tanggal dan tempat yang disebutkan pada awal Perjanjian Kerjasama ini.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK ..............................................................................
KANTOR CABANG JAKARTA KEBON JERUK

(...............) (...............)
.. ..

Anda mungkin juga menyukai