Anda di halaman 1dari 22

PERJANJIAN KERJASAMA PENYEDIAN FASILITAS KREDIT PEMILIKAN RUMAH

PEMBELIAN RUMAH

NOMOR: …………………………….…………….

Pada hari ini …………………. tanggal …………………………………………….. yang


bertandatangan dibawa ini :

1. Tuan ……………………………………………., Pimpinan PT Bank Mandiri


………………………………………………….. dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, bertindak untuk dan atas nama PT Bank Mandiri
berkedudukan di Jakarta, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
2. Tuan ……………………………………………., swasta bertempat tinggal di
………………………………………………………………… menurut keterangannya
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku direktur, oleh karena itu sah
bertindak untuk dan atas nama PT ……………………………… berkedudukan di
…………………………………………… yang akta pendiriannya dibuat dihadapan
Notaris ………………., notaris di ……………… pada tanggal ……………….
(…………………………………..) dan telah disahkan oleh Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor ……………………. Tanggal ………………………..,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PARA PIHAK masing-masing bertidak sebagaimana tersebut diatas terlebih dahulu


menerangkan hal-hal berikut:

Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Bank yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
Indonesia, yang salah satu kegiatan usahanya adalah memberikan fasilitas kredit
kepada masyarakat yang memenuhi syarat untuk membeli rumah, rumah susun, rumah
toko, rumah kantor, apartemen, kondominium atau rumah peristirahatan/vila, dengan
tetap memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat.

1. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan bergerak di bidang pembangunan


perumahaan dan pada saat ini sedang membangun proyek perumahan
…………………………… yang terletak di ……………….… provinsi Jawa Barat.
2. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan kepada PIHAK PERTAMA untuk
menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat yang membeli rumah atau
rumah toko/kantor di lokasi perumahan yang dibangun dan dikelola oleh PIHAK
KEDUA.
3. Bahwa PIHAK PERTAMA menerima penawaran PIHAK KEDUA tersebut dimana
permohonan kredit oleh pembeli tersebut dapat diajukan melalui PIHAK KEDUA
dan atau langsung kepada PIHAK PERTAMA.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, para pihak sepakat mengadakan PERJANJIAN


KERJASAMA Penyedian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah untuk Pembelian Rumah
atau Rumah Toko/Kantor (selanjutnya disebut Perjanjian) dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1

DEFENISI

Kecuali secara tegas dinyatakan lain dalam Perjanjian, semua kata atau istilah
sebagaimana dinyatakan di dalam Perjanjian ini mempunyai pengertian sebagai berikut:

1. Akta Jual Beli, selanjutnya disebut AJB adalah dokumen peralihan hak atas
rumah sehubungan dengan pembelian rumah pada proyek pihak kedua yang
ditandantangani oleh PIHAK KEDUA dan Pembeli.
2. Akta Pembebanan Hak Tanggungan selanjutnya disebut APHT, adalah Akta
yang dibuat di hadapan PPAT yang berisi pemberian Hak Tanggungan dari
Debitur kepada PIHAK PERTAMA sebagai agunan untuk pelunasan hutang
Debitur.
3. Berita Acara Serah Terima selanjutnya disebut BAST adalah dokumen yang
ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan Pembeli yang menunjukan bahwa
PIHAK KEDUA telah menyelesaikan kewajiban pembangunan Rumah dan
menyerahkan Rumah dalam keadaan siap huni kepada Pembeli.
4. Debitur adalah perorangan atau badan hukum yang memperoleh fasilitas kredit
dari PIHAK KEDUA untuk membeli rumah yang dibangun pada proyek baik
untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki oleh suami/istri atau anak debitur tersebut.
5. Hari kerja PIHAK PERTAMA adalah hari-hari dimana bank umum buka untuk
beroperasi yaitu pada hari Senin sampai dengan hari Jumat di luar hari libur
nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, termasuk hari di mana
Bank Indonesia tidak melaksanakan kliring.
6. Ijin Mendirikan Bangunan Induk, selanjutnya disebut IMB Induk adalah dokumen
yang berisikan ijin untuk mendirikan Rumah pada proyek yang diterbitkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang termasuk dokumen perijinan
tambahan/perubahan lainnya (apabila ada).
7. Pembeli, adalah perorangan atau badan hukum yang membeli rumah yang
dibangun oleh dan berada dalam lingkungan proyek PIHAK KEDUA baik untuk
dimiliki sendiri maupun untuk dimiliki oleh suami/istri atau anak pembeli.
8. Perjanjian Kredit, adalah perjanjian yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA
dan Debitur yang menjadi dasar terjadinya hubungan hukum pemberian fasilitas
kredit dari PIHAK PERTAMA kepada Debitur.
9. Proyek adalah suatu lokasi yang dimiliki dan/atau dikelola oleh PIHAK KEDUA
yang merupakan lokasi pembangunan Rumah yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA/Pengembang.
10. SHM (Sertifikat Hak Milik) adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh Badan
Pertanahan Nasional dan merupakan tanda bukti kepemilikan hak atas tanah
dengan status Hak Milik.
11. Sertifikat Hak Tanggungan, selanjutnya disebut SHT, adalah sertifikat sebagai
tanda bukti adanya Hak Tanggungan atas Rumah atau Rumah Toko/Kantor yang
dijaminkan, diterbitkan oleh Kantor Pertanahan setempat berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, yang wajib diserahkan oleh
Notaris/PPAT kepada PIHAK PERTAMA/BANK sebagai salah satu syarat
pemberian fasilitas KPR.
12. SHM (Sertifikat Hak Milik) Induk adalah Sertifikat Hak Milik yang telah memiliki
Gambar Situasi atas tanah yang merupakan lokasi proyek diadakan, yang
masing-masing harus dipecah per-kaveling sesuai dengan siteplan dari proyek.
13. SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan) Induk adalah Sertifikat Hak Guna
Bangunan yang telah memiliki Gambar Situasi atas tanah yang merupakan
lokasi proyek diadakan, yang masing-masing harus dipecah per-kaveling sesuai
dengan siteplan dari proyek.
14. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, selanjutnya disebut SKMHT,
adalah akta yang merupakan surat kuasa dari Debitur atau pemegang hak atas
tanah kepada PIHAK PERTAMA/BANK untuk membebankan Hak Tanggungan,
guna menjamin pelunasan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang
diberikan PIHAK PERTAMA/BANK kepada Debitur yang dibuat di hadapan
Notaris/PPAT setempat.
15. Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah, selanjutnya disebut SIPPT adalah
dokumen yang berisi ijin penggunaan tanah atau lokasi proyek yang diterbitkan
oleh instansi setempat, berikut dokumen perijinan tambahan/perubahan lainnya.
(apabila ada).
16. Rekening Giro Operasional adalah rekening giro atas nama PIHAK KEDUA yang
dibuka pada PIHAK PERTAMA yang dipergunakan untuk transaksi operasional
berdasarkan perjanjina ini.
17. Rekening Giro penampungan, adalah rekening giro atas nama PIHAK KEDUA
yang dibuka pada PIHAK PERTAMA yang dipergunakan untuk menampung
pemindahbukuan pencairan fasilitas kredit atas nama debitur.
18. ‘Tanah dan Bangunan’ berarti tanah dan bangunan rumah tinggal, rumah toko
dan rumah kantor, ataupun bagian bangunan gedung bertingkat yang
distrukturkan secara fungsional yang dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah sebagai tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama dan tanah bersama (satuan rumah susun/apartment), dalam keadaan
siap huni maupun siap bangun lengkap dengan surat-surat bukti kepemilikannya,
yang dijual oleh PIHAK KEDUA selaku Penjual dan dibutuhkan oleh Konsumen
selaku Debitur.

PASAL 2

RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup kerjasama berdasarkan Perjanjian ini adalah :

Pemberian fasilitas dari PIHAK PERTAMA kepada pembeli sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.

PASAL 3

STATUS PEMBERIAN KREDIT

PIHAK PERTAMA bersedia untuk memberikan fasilitas kredit kepada pembeli dalam
kondisi sebagai berikut:

1. Rumah dalam kondisi siap huni.


2. Sertifikat induk telah dipecah menjadi sertifikat atas satuan rumah namun masih
terdafttar atas nama PIHAK KEDUA .
3. Proyek telah memiliki dokumen SIPPT yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang termasuk dokumen perijinan tambahan atau perubahannya (apabila
ada) untuk keperluan penggunaan tanah proyek.
4. Proyek telah memiliki IMB Induk yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
termasuk dokumen tambahan atau perubahannya untuk keperluan mendirikan
rumah pada proyek tersebut.
5. Proyek telah memiliki ijin-ijin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 4

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

1. Setiap debitur wajib terlebih dahulu membayar uang muka pembelian rumah
sebesar ……………% (………………… persen) dari harga pembelian rumah di
luar Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. PIHAK PERTAMA akan mempertimbangkan pemberian fasilitas kredit kepada
Pembeli yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia
b. Berusia 21 (duapuluh satu) tahun atau sudah/telah menikah, dan pada saat
berakhirnya jangka waktu kredit berusia setinggi-tingginya 60 (enampuluh)
tahun atau sesuai usia pensiun.
c. Memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
d. Memiliki penghasilan bersih perbulan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali besar
angsuran yang wajib dibayar kepada BANK.
e. Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
f. Telah memiliki atau bersedia membuka rekening tabungan pada PIHAK
PERTAMA/BANK.
g. Memenuhi persyaratan sebagai pemegang polis asuransi kredit.
h. Debitur wajib menyerahkan dokumen dan memiliki asli dokumen, termasuk
tetapi tidak terbatas pada:
 Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan pasangan kawinnya.
 Kartu Keluarga (KK) dan Surat Nikah.
 Surat Keterangan Gaji atau Slip Gaji.
 Rekening Giro atau Tabungan 3 (tiga) bulan terakhir.
 NPWP atau SPT PPh 21 (untuk fasilitas kredit diatas Rp. 50.000.000,-);
i. Menjalani pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan penutupan asuransi
jiwa khusus untuk fasilitas kredit diatas Rp. 500.000.000 ( Lima ratus juta
rupiah)
3. Untuk mendukung Debitur tersebut, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan surat
keterangan yang berisi nama proyek, tipe rumah, harga jual, ketentuan
pembayaran uang muka dan tahapan pembayaran, spesifikasi dan lampiran
gambar letak satuan rumah.
4. PIHAK PERTAMA berwenang melakukan analisa atas setiap permohonan kredit
dari calon debitur dan kelayakan debitur berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang ditetapkan PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA dapat menolak
permohonan calon debitur tanpa kewajiban untuk memberikan alasan penolakan
dan penjelasan kepada calon debitur dan PIHAK KEDUA .
5. PIHAK KEDUA menyetujui bahwa keputusan pemberian kredit kepada Pembeli
yang diajukan oleh PIHAK KEDUA sepenuhnya berada pada PIHAK PERTAMA.
6. Apabila PIHAK PERTAMA menyetujui pemberian kredit kepada Pembeli maka
persetujuan tersebut akan dituangkan dalam suatu keputusan pemberian kredit
yang dikirimkan kepada Pembeli .
7. Pencairan kredit akan dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan
sebagaimana diatur pada Pasal 5 Perjanjian ini.
8. Jangka waktu pelunasan kredit untuk pembelian rumah adalah maksimum ……
(………………….) tahun.

PASAL 5

PENCAIRAN KREDIT

1. PIHAK PERTAMA akan melakukan pencairan kredit berdasarkan permintaan


debitur dengan diketahui PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA akan melakukan pencairan kredit ke dalam rekening
penampungan yang akan diblokir dan akan dipindahbukukan ke dalam rekening
operasional secara bertahap sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

- Tahap I Sebesar ……% (…………………. persen ) apabila:

a. Debitur telah membayar lunas uang muka pembelian rumah sebesar ……%
(……………………) kepada PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan
penyerahan kuitansi pembayaran uang muka kepada PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK PERTAMA dan debitur telah menandatangani Perjanjian Kredit.
c. Debitur dan PIHAK KEDUA telah menandatangani AJB dan APHT/SKMHT.
d. Rumah telah siap huni yang dibuktikan dengan penyerahan BAST kepada
PIHAK PERTAMA.
e. IMB atas satuan rumah telah diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
f. PIHAK KEDUA telah menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dokumen
berupa fotocopy AJB dan salinan SKMHT/APHT.
g. PIHAK KEDUA telah menyerahkan cover note dari Notaris yang berisi
pernyataan Notaris:
• Untuk melakukan pengurusan balik nama atas sertifikat menjadi terdaftar
atas nama debitur atau suami/istri atau anak debitur dan melakukan
pendaftaran atas APHT tersebut kepada Badan Pertanahan Nasional
setempat.
• Untuk menyerahkan sertifikat yang telah terdaftar atas nama debitur atau
suami/istri atau anak debitur dan SHT kepada PIHAK PERTAMA.

- Tahap II sebesar 30 (tiga puluh persen) apabila:

PIHAK KEDUA atau Notaris telah menyerahkan sertifikat yang telah terdaftar atas
nama debitur atau suami/istri atau anak debitur dan SHT kepada PIHAK PERTAMA.

- Tahap III sebesar …….% (……………………….) apabila :

PASAL 6

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Hak PIHAK PERTAMA adalah:


a. Menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh pembeli baik
yang diajukan melalui PIHAK KEDUA atau langsung kepada PIHAK PERTAMA.
b. Melakukan pendebetan Rekening Giro operasional untuk pembayaran dari
PIHAK KEDUA atas denda keterlambatan penyelesaian suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian ini .
c. Mendebet Rekening Giro atau Rekening Giro Penampungan, untuk
melaksanakan pencairan sebagaimana ketentuan pada pasal 5 Perjanjian ini
serta apabila rekening Giro Operasional tidak mencukupi pelaksanaan
pendebetan sebagaimana diatur pada pasal butir b pasal ini.
d. Menentukan suku bunga (efektif) yang dibebankan kepada debitur dan
memberitahukan besarnya suku bunga tersebut secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA, suku bunga mana akan ditinjau sewaktu-waktu oleh PIHAK PERTAMA.
2. Kewajiban PIHAK PERTAMA adalah:
a. Melakukan analisa dan menberi keputusan atas permohonan kredit yang
diajukan Pembeli sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan PIHAK PERTAMA
dalam jangka waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan
lengkap oleh PIHAK PERTAMA.
b. Memberikan informasi dan penjelasan lengkap kepada PIHAK KEDUA dan atau
kepada Pembeli tentang persyaratan kredit dan biaya-biaya yang menjadi beban
debitur sehubungan dengan fasilitas kredit.
c. Melaksanakan pencairan kredit sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
ditetapkan pada pasal 5 Perjanjian ini.

PASAL 7

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Hak PIHAK KEDUA adalah:

PIHAK KEDUA berhak memperoleh dana hasil pencairan kredit sesuai dengan jumlah
yang tercantum dengan tegas dalam Perjanjian Kredit antara PIHAK PERTAMA dengan
debitur dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalan Pasal 5 Perjanjian ini.

2. Kewajiban PIHAK KEDUA adalah:


a. Membantu pemasaran fasilitas kredit PIHAK PERTAMA.
b. Manjadi media untuk memberikan informasi kredit dan biaya-biaya yang mungkin
timbul kepada calon debitur, biaya-biaya mana harus dibayar oleh debitur
sebelum penandatanganan Perjanjian Kredit.
c. Memberi saran kepada pembeli yang akan membeli rumah secara kredit untuk
memanfaatkan fasilitas kredit PIHAK PERTAMA kecuali Pembeli tidak memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
d. Membantu Pembeli dalam menyiapkan berkas-berkas permohonan fasilitas
kredit setelah Pembeli membayar uang muka kepada PIHAK KEDUA sesuai
ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian ini.
e. Menjadi penghubung dan koordinator antara PIHAK PERTAMA dengan debitur
serta membantu pelaksanaan kewajiban debitur antara lain namun tidak terbatas
pada kewajiban pembayaran yang timbul sehubungan dengan fasilitas kredit
PIHAK PERTAMA.
f. Memberikan Informasi tentang debitur yang diminta oleh PIHAK PERTAMA dan
tidak terbatas apabila debitur melakukan wanprestasi terhadap perjanjian kredit.
g. Menyerahkan sertifikat yang telah terdaftar atas nama debitur atau suami/istri
atau anak debitur, APHT dan SHT kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan sejak ditandatangani AJB.
h. Melakukan pemecahan IMB induk menjadi IMB atas satuan rumah dan
menyerahkan IMB tersebut kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 6
bulan sejak ditandatangani AJB.
i. Membayar denda keterlambatan kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp.
…………………………….. untuk setiap hari kalender keterlambatan atas
keterlambatan PIHAK KEDUA untuk menyerahkan dokumen sebagaimana huruf
g dan h diatas.
j. Menyerahkan surat keterangan (cover note) dari PPAT sebagaimana dimaksud
pada pasal 5 perjanjian ini.
k. Membuka rekening giro operasional dan rekening giro penampungan pada
PIHAK PERTAMA untuk keperluan transaksi operasional dan penampungan
pencairan kredit.
l. Menjamin kehadiran debitur untuk menandatangani SKMHT/APHT dengan
PIHAK PERTAMA pada waktu yang ditentukan.

PASAL 8

JANJI DAN JAMINAN PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA menjamin dan menyatakan bahwa:

1. Rumah yang akan dijual kepada pembeli adalah benar hak penuh PIHAK
KEDUA, tidak ada pihak lain yang turut memiliki atau mempunyai hak apapun
terhadap rumah, tidak pernah dijual, dipindahkan haknya atau
dijaminkan/dipertanggungkan dengan cara apapun serta tidak tersangkut dalam
perkara atau dalam suatu sitaan, apabila ternyata dikemudian hari terdapat
tuntutan dari pihak lain mengenai rumah maka hal tersebut merupakan
tanggungjawab PIHAK KEDUA dan dengan ini melepaskan PIHAK PERTAMA
dari segala tuntutan/gugatan berupa apapun juga dan dari siapapun juga.
2. Sebagai dasar pelaksanaan jaminan-jaminan dan kewajiban-kewajiban PIHAK
KEDUA sebagaimana tersebut dalam pasal ini dan pasal 7 ayat (2) serta
pelaksanaan pemenuhan hak-hak PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini dan dalam hal dilakukan pengakhiran
Perjanjian sebagaimana tersebut dalam Pasal 10 perjanjian ini, PIHAK KEDUA
dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA, kuasa yang mana
tidak dapat ditarik kembali dan tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga
ternasuk namun tidak terbatas oleh sebab-sebab yang tercantum dalam pasal-
Pasal 1813,1814,1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata untuk melakukan
pendebetan/pencairan dana pada Rekening Giro Operasional dan atau Rekening
Giro Penampungan.
3. Semua dan setiap jumlah uang yang wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA adalah bebas, bersih dan tanpa pengurangan atau beban
berupa apapun juga.
4. JIka PIHAK KEDUA diwajibkan oleh Undang-Undang atau peraturan hukum
yang berlaku melakukan pemotongan atau pengurangan atas jumlah uang yang
wajib dibayarnya maka PIHAK KEDUA wajib membayar suatu jumlah tambahan
kepada PIHAK PERTAMA sehingga setelah dilakukannya pemotongan atau
pengurangan tersebtu PIHAK PERTAMA akan menerima uang dalam jumlah
yang telah disepakati dalam perjanjian ini.
5. Jika untuk melakukan pembayaran berdasarkan perjanjian ini PIHAK KEDUA
memerlukan ijin atau persetujuan dari pemerintah Indonesia maka PIHAK
KEDUA menyetujui dan dengan ini berjanji serta mengikat diri kepada PIHAK
PERTAMA untuk memohon dan mengurus ijin atau persetujuan tersebut atas
biaya-biaya dan tanggungjawab PIHAK KEDUA sendiri.
6. Jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
berdasarkan perjanjian ini adalah merupakan bagian yang terpenting di mana
perjanjian ini tidak akan dibuat dan ditandatangani tanpa adanya jaminan dari
PIHAK KEDUA tersebut.
7. Untuk pemberian jaminan ini PIHAK KEDUA dengan ini melepaskan semua hak
yang diberikan oleh Undang-Undang kepada PIHAK PERTAMA, termasuk tetapi
tidak terbatas pada apa yang dicantumkan dalam Pasal-pasal 1430.1831, 1837,
1838, 1843, 1847, 1848, 1849 dan Pasal 1850 dari KItab Undang-Undang
Hukum Perdata.

PASAL 9

PERNYATAAN-PERNYATAAN

1. PIHAK PERTAMA dengan ini menyatakan bahwa:


a. BANK adalah suatu lembaga perbankan nasional yang didirikan menurut dan
berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
b. Dalam membuat dan melaksanakan Perjanjian ini, BANK tidak melanggar atau
bertentangan, baik dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar-nya maupun dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku
di Indonesia serta BANK telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan oleh Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku untuk
penandatanganan Perjanjian ini.
c. BANK dalam hal ini diwakili oleh pihak yang berwenang untuk melakukan
tindakan-tindakan hukum untuk dan atas nama BANK, sehingga Perjanjian ini
sah secara hukum dan Para Pihak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan bahwa:
a. PENGEMBANG adalah suatu badan hukum yang didirikan menurut dan
berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
b. Dalam membuat dan melaksanakan Perjanjian ini, PENGEMBANG tidak
melanggar atau bertentangan, baik dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasarnya maupun dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku di Indonesia, serta PENGEMBANG telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang ditentukan oleh Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku
untuk penandatanganan Perjanjian ini.
c. PENGEMBANG dalam hal ini diwakili oleh pihak yang berwenang untuk
melakukan tindakan-tindakan hukum untuk dan atas nama PENGEMBANG,
sehingga Perjanjian ini sah secara hukum dan Para Pihak dapat melaksanakan
hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
d. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, PENGEMBANG telah mempunyai ijin-
ijin yang diperlukan dan senantiasa akan memperbaharui ijin-ijin tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
e. PENGEMBANG akan memberitahukan secara tertulis kepada BANK, setiap
pergantian/perubahan, baik dalam hal kepengurusan dan/atau dalam jumlah
pemilikan saham yang terdapat di dalam badan hukum PENGEMBANG, yang
dapat membawa akibat pergantian/perubahan dari pihak-pihak yang berwenang
untuk melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama PENGEMBANG.
f. PENGEMBANG tidak sedang berada dalam keadaan lalai untuk melaksanakan
kewajiban apapun baik kepada Pihak Ketiga maupun pihak lainnya, kewajiban
mana dapat mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini.
g. PIHAK KEDUA setuju bahwa ketentuan mengenai keputusan pemberian kredit
untuk tiap debitur, bentuk isi perjanjian kredit dan atau perjanjian jaminan lainnya
adalah sepenuhnya menjadi hak-hak dan kewenangan PIHAK PERTAMA.
h. PENGEMBANG dengan ini sekarang dan untuk seterusnya di kemudian hari,
membebaskan dan melepaskan BANK dari segala gugatan, tuntutan atau
tagihan dari siapapun juga yang langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan Perjanjian ini termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan-
pernyataan atau jaminan-jaminan yang diberikan oleh PENGEMBANG.

PASAL 10

AKIBAT-AKIBAT HUKUM ATAS KELALAIAN PIHAK KEDUA DAN ATAU PIHAK


PERTAMA

1. BANK dengan seketika berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini, dalam hal terjadinya
peristiwa-peristiwa yang merupakan kelalaian PENGEMBANG, yaitu sebagai
berikut:
1.1. PENGEMBANG lalai atau tidak memberikan jaminannya sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini, atau lalai untuk melaksanakan baik sebagian maupun
seluruh kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, kelalaian mana tetap
berlangsung setelah BANK memberikan 3 (tiga) kali peringatan secara tertulis
kepada PENGEMBANG, masing-masing dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender;
1.2. Pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh PENGEMBANG dalam pasal 9.1.
Perjanjian ini terbukti palsu atau dipalsukan;
1.3. PENGEMBANG tidak atau lalai melaksanakan kewajiban pembayaran secara
seketika dan sekaligus kepada BANK dan/atau pihak lain sebagaimana diatur
dalam dan berkaitan dengan Perjanjian ini, yang mana kelalaian tersebut tetap
berlangsung setelah BANK memberikan 3 (tiga) kali peringatan secara tertulis
kepada PENGEMBANG, masing-masing dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender;
1.4. PENGEMBANG lalai untuk melaksanakan sesuatu kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan dalam suatu perjanjian dengan pihak ketiga
mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian fasilitas
kredit dimana PENGEMBANG berkedudukan sebagai debitur atau penjamin,
dan kelalaian atau pelanggaran tersebut memberikan hak kepada pihak yang
memberikan pinjaman untuk menuntut pembayaran kembali atas apa yang
terhutang dan wajib dibayar oleh PENGEMBANG sebagaimana diatur dalam
perjanjian tersebut secara seketika dan sekaligus lunas;
1.5. Sebagian atau seluruh kekayaan PENGEMBANG disita oleh instansi yang
berwenang;
1.6. PENGEMBANG dibubarkan/dilikuidasi;
1.7. PENGEMBANG mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau untuk
diberikan penundaan pembayaran hutang (surceance van betaling) kepada
instansi yang berwenang atau apabila orang/pihak lain mengajukan
permohonan kepada instansi yang berwenang agar PENGEMBANG dinyatakan
dalam keadaan pailit atau apabila diberikan penundaan pembayaran hutang
(surceance van betaling) oleh instansi yang berwenang;
1.8. Instansi yang berwenang mengeluarkan perintah kepada PENGEMBANG untuk
menghentikan atau menghentikan untuk sementara waktu pelaksanaan dari
Proyek, atau ijin PENGEMBANG untuk melaksanakan Proyek dicabut atau
ditarik kembali oleh instansi yang berwenang.
2. Untuk maksud pengakhiran Perjanjian ini sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1
Pasal ini, kedua belah pihak dengan ini sepakat untuk melepaskan ketentuan dalam
Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
3. Dalam hal terjadinya peristiwa-peristiwa sebagaimana tersebut dalam Ayat 10.1.
diatas, maka BANK berhak untuk dengan seketika menghentikan atau mengakhiri
hubungan kerjasama dengan PENGEMBANG dan seluruh kewajiban
PENGEMBANG kepada BANK menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar seketika
serta sekaligus, untuk itu BANK berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh
PENGEMBANG termasuk untuk mendebet Rekening Aktif, Rekening Pasif dan atau
Rekening Deposito dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada PENGEMBANG,
mengeksekusi jaminan pendukung (apabila ada), melakukan proses hukum lainnya
yang dirasa perlu oleh BANK, dan/atau untuk mengambilalih proses penyelesaian
Sertifikat.
4. PENGEMBANG dengan ini pula, sekarang dan untuk dikemudian hari, melepaskan
semua dan setiap haknya untuk mengajukan keberatan atau bantahan berupa dan
dengan alasan apapun terhadap pelaksanaan hak-hak BANK termasuk tetapi tidak
terbatas terhadap pendebetan Rekening Giro operasional dan atau rekening giro
penampungan.

PASAL 11

PELEPASAN PIHAK PERTAMA DARI TANGGUNGJAWAB

PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan
dan/atau gugatan dari debitur dan/atau pihak lainnya sehubungan dengan kewajiban
PIHAK KEDUA untuk:

1. Menyelesaikan proses balik nama sertifikat menjadi atas nama debitur atau
suami/istri atau anak debitur.
2. Menyelesaikan proyek dan pembangunan rumah.
3. Melakukan setiap dan seluruh kewajibannya yang timbul berdasarkan perjanjian
ini.

PASAL 12

FORCE MAJEURE

1. Masing-masing pihak dalam Perjanjian ini tidak dapat menuntut pihak lainnya
untuk melaksanakan atau memenuhi ketentuan-ketentuan Perjanjian ini atau
menganggap pihak lainnya telah melanggar Perjanjian ini karena adanya force
majeure.
2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah suatu
peristiwa atau keadaan yang terjadi diluar kekuasaan salah satu pihak atau
kedua belah pihak, yang mengakibatkan salah satu atau kedua belah pihak tidak
dapat melaksanakan hak-hak dan atau kewajiban-kewajiban sesuai dengan
ketentuan dalam Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran,
bencana alam, peperangan, huru-hara, epidemi, aksi pemogokan dan
kebijaksanaan maupun peraturan Pemerintah atau penguasa setempat yang
secara langsung dapat mempengaruhi pemenuhan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban masing-masing pihak.
3. Apabila salah satu pihak mengalami suatu keadaan memaksa (force majeure),
maka pihak yang bersangkutan harus memberitahukan secara tertulis kepada
pihak lainnya disertai dengan bukti-bukti yang layak, paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender sejak terjadinya keadaan memaksa dimaksud, serta masing-
masing pihak sepakat untuk menyelesaikan segala hak dan kewajiban satu
sama lain yang tertunda secara musyawarah.
4. Bilamana dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak diterimanya
pemberitahuan dimaksud, belum atau tidak ada tanggapan dari pihak yang
menerima pemberitahuan, maka adanya peristiwa tersebut dianggap telah
diketahui oleh pihak tersebut.
5. Segala permasalahan yang timbul akibat dari terjadinya force majeure akan
diselesaikan secara musyawarah oleh Para Pihak.
PASAL 13

BIAYA-BIAYA

Biaya-biaya berikut ini harus ditanggung oleh PENGEMBANG dan oleh karenanya
harus diselesaikan sebagaimana mestinya oleh PENGEMBANG, yaitu meliputi :

1. Seluruh biaya yang timbul berkaitan dengan proses sertifikasi Sertipikat atau
biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pemilikan Rumah atau Rumah
Toko/Kantor, biaya proses balik nama dari PENGEMBANG menjadi terdaftar
atas nama Debitur, biaya pengecekan sertipikat hak atas Tanah dan semua
pajak termasuk akan tetapi tidak terbatas pada Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), pungutan-
pungutan atas jumlah uang yang mungkin pada setiap waktu dapat dikenakan
dalam hubungannya dengan pemilikan Rumah atau Rumah Toko/Kantor menjadi
beban Debitur atau PENGEMBANG berdasarkan porsi masing-masing pihak.
2. Biaya pembuatan dan penandatanganan Perjanjian ini ditanggung oleh Kedua
Belah Pihak, oleh karena itu PENGEMBANG dan BANK menanggung masing-
masing setengah bagian dari biaya-biaya tersebut.
3. Dalam hal terdapat biaya pembuatan akta-akta dan perjanjian-perjanjian lainnya
yang berkaitan dengan Perjanjian ini, maka pihak yang meminta dilakukan
pembuatan akta/perjanjian dimaksud yang menanggung segala biaya-biaya yang
timbul dengan adanya pembuatan/penandatanganannya.

PASAL 14

JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berlaku untuk waktu ……………………. terhitung sejak tanggal


ditandatanganinya Perjanjian ini sehingga akan berakhir pada tanggal
………………………………… dan dapat diperpanjang atau diakhiri sebelum
jangka waktu Perjanjian berakhir atas dasar persetujuan kedua belah pihak.
2. Dalam hal jangka waktu Perjanjian akan diperpanjang, maka pihak yang akan
melakukan perpanjangan wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan kalender sebelum tanggal
berakhirnya Perjanjian.
3. Apabila masa berlakunya Perjanjian ini sudah berakhir dan kedua belah pihak
sudah sepakat untuk memperpanjang masa berlakunya Perjanjian baik yang
dinyatakan secara tertulis sedangkan addendum atau perpanjangan Perjanjian
belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka kedua belah pihak sepakat
bahwa segala ketentuan didalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat kedua
belah pihak sampai dinyatakan sebaliknya.
4. Dalam hal salah satu pihak akan mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka waktu
Perjanjian berakhir, maka pihak yang akan mengakhiri tersebut wajib
memberitahukan hal tersebut kepada pihak lainnya selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan kalender sebelum tanggal pengakhiran Perjanjian
yang dikehendaki dengan ketentuan apabila pihak yang menerima
pemberitahuan pengakhiran tidak memberikan tanggapannya sampai tanggal
penakhiran Perjanjian yang dikehendaki, maka pihak tersebut dianggap
menyetujui untuk mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka waktu Perjanjian
berakhir.
5. Segala hak maupun kewajiban dari masing-masing pihak yang masih ada pada
saat Perjanjian berakhir dan masih tetap terhutang berdasarkan Perjanjian ini,
tetap melekat dan wajib dipenuhi oleh masing-masing pihak.

Pasal 15

HUKUM YANG BERLAKU DAN DOMISILI HUKUM

1. Bagi Perjanjian ini dan penafsirannya tunduk dan berlaku pada hukum Negara
Republik Indonesia.
2. Para Pihak sepakat untuk memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri ……………………….

Pasal 16

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang timbul diantara Para Pihak
dalam melaksanakan Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat.
2. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari perselisihan atau perbedaan
pendapat tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka Para
Pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri ……………..

Pasal 17

KORESPONDENSI

1. Setiap pemberitahuan mengenai Perjanjian ini harus disampaikan secara tertulis


dan dapat melalui (a) pengiriman surat, (b) surat tercatat, dan (c) faksimili
kepada masing-masing pihak sebagai berikut: kepada para pihak yang tersebut
dalam Perjanjian ini harus diberikan secara tertulis dengan cara :

PENGEMBANG : ……………………………….

Alamat Kantor : ……………………………….

Telepon : ……………………………….

Faksimili : ……………………………….

BANK : ……………………………….

Alamat Kantor : ……………………………….

Telepon : ……………………………….

Faksimili : ……………………………….

Kecuali jika ditentukan lain dalam Perjanjian ini, maka segala pemberitahuan dan
korespondensi sehubungan dengan Perjanjian ini dianggap telah disampaikan pada
saat:
a. Tanggal penerimaan surat tersebut apabila dikirim sendiri.
b. Apabila melalui surat tercatat, 14 (empat belas) hari kerja bank setelah
pengiriman surat tersebut.
c. Bila melalui faksimili, pada saat berita tersebut diterima oleh pihak yang
bersangkutan.

Apabila dilakukan lebih dari satu cara tersebut di atas, maka pemberitahuan tersebut
dianggap telah disampaikan melalui cara yang paling efektif. Segala pemberitahuan
dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Perjanjian ini dilaksanakan dalam
Bahasa Indonesia.

2. Setiap perubahan alamat yang tercantum/diatur dalam Pasal 17.1. diatas wajib
diberitahukan secara tertulis oleh pihak yang bersangkutan kepada pihak lainnya
selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja BANK sebelumnya. Apabila
tidak ada pemberitahuan secara tertulis, maka alamat yang tercantum/diatur
dalam Perjanjian ini merupakan alamat yang tercatat pada masing-masing pihak.

Pasal 18

PEMINDAHTANGANAN

PENGEMBANG tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BANK, tidak
dapat memindahtangankan hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada
pihak lain.

Pasal 19

LAIN-LAIN

1. PIHAK KEDUA wajib meberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA


bilamana terjadi perubahan pada susunan pengurus dan atau pemegang saham
dari PIHAK KEDUA dan atau terjadi perubahan dan atau penambahan pada
anggaran dasar PIHAK KEDUA.
2. Kuasa yang diberikan PENGEMBANG kepada BANK sehubungan dengan
Perjanjian ini bersifat pasti/tidak dapat dicabut kembali dan tidak dapat diakhiri
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 1813, 1814 dan Pasal 1866 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. PENGEMBANG dengan ini menyatakan
bersedia untuk sewaktu-waktu apabila diperlukan oleh BANK akan
menandatangani surat kuasa tersendiri, atas kuasa-kuasa yang diberikanya dalam
Perjanjian ini.
3. Kegagalan salah satu pihak untuk menuntut pelaksanaan suatu ketentuan dari
Perjanjian ini oleh pihak yang lain pada suatu waktu, tidak akan mempengaruhi
haknya untuk menuntut pelaksanaan ketentuan tersebut untuk waktu sesudahnya.
4. Pembebasan salah satu pihak atas suatu pelanggaran terhadap suatu ketentuan
Perjanjian ini tidak dapat ditafsirkan sebagai pembebasan atas pelanggaran-
pelanggaran berikutnya dari ketentuan tersebut.
5. Perjanjian ini mengikat bagi dan harus dilaksanakan oleh PENGEMBANG dan
BANK dan wakil-wakil dan/atau pengganti mereka masing-masing dengan
ketentuan bahwa PENGEMBANG tidak berhak menyerahkan atau mengalihkan
hak-hak atau kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak
lainnya tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari BANK.
6. Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, termasuk
perubahan dan atau penambahan ketentuan-ketentuan pada Perjanjian ini, akan
diatur kemudian dalam suatu addendum yang dibuat dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak baik secara notariil maupun di bawahtangan dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
7. Setiap dan seluruh lampiran Perjanjian ini merupakan bagian yang integral dan
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian.

Demikianlah Perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagai
bukti di kemudian hari.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

PT. …………………………… BANK ………………………………


(……………………………..) (……………………………..)

Direktur Utama …………………………..

Anda mungkin juga menyukai