Anda di halaman 1dari 10

KMB II1

Hipertensi

HIPERTENSI

A. Definisi :

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smith Tom,
1995).
Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg (JNC = Joint
Nasional Commite).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Lucman Sorensen, 1996)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (WHO).

Klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:

Hipertensi derajat I (ringan), yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.


Hipertensi derajat II (sedang), yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.
Hipertensi derajat III (berat), yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

B. Etiologi :

Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :


1. Hipertensi primer (essensial) :
Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas dan atau suatu
kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup
seseorang dan faktor lingkungan. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90%
penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder :
Adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu.
Koartasio aorta.
Sindroma cussing
Hipertensi vaskuler ginjal.
Toxemia kehamilan.
Thyrotoksikosis.
Tumor/trauma kepala.
Obat-obatan tertentu (kontrasepsi oral = Penggunaan estrogen)
Diabetes millitus.

Target kerusakan akibat hipertensi antara lain :


1. Otak : menyebabkan stroke.
2. Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark jantung), gagal
jantung.
3. Ginjal : menyebabkan penyakit gagal ginjal.
4. Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

C. Faktor resiko hipertensi primer (essensial) :

Faktor resiko hipertensi esensial meliputi :


umur (lebih lanjut),
jenis kelamin (pria),

La Ode Aswan 1
KMB II1
Hipertensi

riwayat keluarga mengalami hipertensi, terdapat 70-80% kasus hipertensi esensial


didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.
obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume intravaskular,
aterosklerosis (penyempitan arteria-arteria dapat membuat tekanan darah meningkat),
merokok (nikotin dapat membuat pembuluh darah menyempit),
kadar garam tinggi (natrium membuat retensi air yang dapat menyebabkan volume
darah meningkat),
konsumsi alkohol,
stress emosi yang merangsang sistem saraf simpatis.

D. Patofisiologi :

Tekanan darah adalah kekuatan tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh
darah. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Selama
sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, takanan naik
sampai pincak disebut tekanan systole. Selama diastole tekanan turun, nilai terendah yang
dicapai disebut tekanan diastolik. Pengaturan tekanan darah adalah proses yang kompleks
menyangkut pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta pengendalian
sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah.
Ada dua faktor utama yang mengatur tekanan darah, yaitu darah yang mengalir dan
tahanan pembuluh darah perifer.
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung.
Tahanan vaskular perifer berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer.
Makin sempit pembuluh darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah; makin
besar dilatasinya makin kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, makin menyempit
pembuluh darah, makin meningkat tekanan darah.

Dilatasi dan konstriksi pembuluh-pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis
dan sistem renin-angiotensin.

Hipertensi sering disebut the silent killer karena gangguan ini pada tahap awal adalah
asimtomatis, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen pada organ-organ
tubuh vital.

Vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah yang berlangsung lama dapat mengakibatkan


kerusakan permanen pada ginjal dengan timbulnya kegagalan ginjal. Selain ginjal, otak
dan jantung dapat pula mengalami kerusakan yang permanen.

La Ode Aswan 2
KMB II1
Hipertensi

Proses pengaturan tekanan darah oleh ginjal :

Penurunan filtrasi darah keginjal

Penurunan absorbsi natrium ditubulus

Kelenjar suprarenalis teraktivasi


(keluarkan epinefrin/norepinefrin)

Saraf simpatis meningkat

Sistem Renin terangsang (ginjal)

Mengeluarkan substrat angiotensinogen (hati)

Angiotensin I

ACE (Angiotensin Converting Enzyme)

Angiotensin II

Vasokontriksi merangsang saraf merangsang sekresi aldosteron


(pembuluh darah) pusat haus (osmoreseptor)

Retensi Na dan H2O


ADH meningkat

Resistensi perifer meningkat Over volum


(tahanan vaskuler meningkat)

Over volum Curah jantung meningkat

Tekanan darah meningkat

Mekanisme dimana hipertensi mempunyai hubungan langsung dengan pengaruh pada


jantung dan pembuluh darah, peningkatan resistensi ejeksi darah dari ventrikel kiri, akibat
beban kejantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikuler untuk
meningkatkan kekuatan kontraksi. Tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan
curah jantung dan hipertropi, kompensasi akhirnya dilampaui dan terjadi dilatasi dan
payah jantung. Jantung lebih lanjut terancam oleh peningkatan proses aterosklerosis
koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen ke miokardium
berkurang. Kebutuhan miokardium akan oksigen meningkat akibat dari hipertropi
ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung, dan hal ini yang akhirnya akan
menyebabkan angina atau infark miokard. Sekitar separuh kematian karena hipertensi
disebabkan karena infark miokard atau payah jantung

La Ode Aswan 3
KMB II1
Hipertensi

Hipertensi

Faktor miokardium Faktor koroner

Hypertropi ventrikel kiri Iskemia miokardium

Penyakit jantung hypertensi penyakit jantung iskemik

Gagal jantung
Congestive heart failure (CHF)

Distritmia

Mati mendadak

E. Gambaran klinis :

Tanda dan gejala pada hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) :


1. Tidak ada gejala
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala; Tidak ada gejala
yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain
penentuan tekanan arteri oleh petugas yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi Pusing,
mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarang), sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

La Ode Aswan 4
KMB II1
Hipertensi

La Ode Aswan 5
KMB II1
Hipertensi

Patofisiologi hipertensi dan masalah keperawatan

Peningkatan volume darah, Stress emosional, Peningkatan kolestrol darah, dll



Sensivitas respon vaskuler meningkat

Ginjal terangsang untuk mengeluarkan renin

Perubahan Perfusi jaringan : serebral, ginjal Renin berinteraksi angiotensinogen

Pusing, gelisa, perubahan status mental, oliguria Menjadi angiontensi I sampai II merangsang korteks ginjal utk mensekresi aldesteron

Suplai darah ke organ (otak,ginjal) berkurang Terjadi vasokontriksi arteriola kapiler terjadi peningkatan retensi Na dan H 2 O

Suplai O2 dan nutrisi kejaringan menurun Peningkatan resistensi perifer peningkatan volume plasma

Metabolisme sel menurun Peningkatan tekanan darah edema
(HIPERTENSI)
Energi berkurang Resiko peningkatan volume cairan tubuh
Mempengaruhi Kardio & vaskuler
Lemah/lesu
Meningkat resistensi ejeksi Peningkatan tekanan vaskular serebral
Intoleransi aktivitas darah dari ventrikel kiri
sakit kepala, pusing, mual/muntah
Beban jantung meningkat
Nyeri akut
Kompensasi terlampaui

Terjadi hipertropi ventrikel untuk
meningkatkan kontraksi otot jantung

Dilatasi otot jantung

Daya kontraksi otot jantung menurun

Penurunan Curah jantung

La Ode Aswan 6
KMB II1
Hipertensi

F. Pemeriksaan diagnostik :
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan

G. Penatalaksanaan :

Tujuan pengobatan :
1. Mencegah morbiditas dan mortalitas
2. Pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah arterial dibawah 140/90 mmHg, dengan
pendekatan :
a. Pengobatan nonfarmakologik :
Istirahat yang cukup
Pengurangi Berat Badan
Diet rendah lemak dan kolesterol
Pembatasan alkohol, garam
Berhenti merokok
Latihan dan aktivitas fisik.
Menghindari ketegangan (stress).

b. Pengobatan farmakologik :
Diuretik
Beta bloker.
ACE Inhibitor

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI

A. Pengkajian keperawatan :
1. Aktifitas/istrahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu
dingin
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress
multiple
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol

La Ode Aswan 7
KMB II1
Hipertensi

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema


6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, gangguan penglihatan, epistaksis
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
10. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit ginjal

B. Diagnosa keperawatan :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertropi ventrikuler


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan asupan
oksigen kejaringan.
3. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular cerebral
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sakit kepala
5. Resiko peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan volume
plasma akibat peningkatan retensi Na dan air
6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
dan prosedur perawatan

C. Rencana keperawatan :

Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertropi ventrikuler ditandai dengan


- Dispnea
- Kelelahan
- Vertigo
- Perubahan tanda vital-vital
- Kulit pucat dan dingin
- Oliguria
- Perubahan status mental
- Gelisah

Tujuan :
Klien akan menunjukkan curah jantung yang adekuat, dengan kriteria
- tanda-tanda vital dalam batas normal, Bunyi napas tambahan tidak ada, denyut nadi
perifer kuat dan simetris, haluaran urin normal, kulit terasa hangat

Intervensi keperawatan :
1. Pantau tanda-tanda vital, adanya sianosis, status pernapasan dan status mental.
2. Pantau denyut nadi perifer, waktu pengisian kapiler, dan suhu serta warna ektermitas
3. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas
4. Monitor tingkat kesadaran
5. Observasi adanya tanda-tanda sianosis.

La Ode Aswan 8
KMB II1
Hipertensi

6. Pantau asupan dan haluaran cairan


7. Atur posisi yang nyaman.
8. Beri oksigen
9. Pertahankan kebutuhan cairan
10. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan makanan (diet rendah garam)
11. Beri obat jantung untuk mempertahankan kontralitas jantung

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


asupan oksigen kejaringan ditandai dengan :
- Adanya keluhan ketidaknyamanan atau dispnea saat melakukan aktivitas
- Adanya keletihan dan kelemahan tubuh.
- Denyut jantung atau tekanan tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas.
- Perubahan EKG selama aktivitas yang menunjukkan aritmia atau iskemia

Tujuan :
Aktivitas pasien terpenuhi dengan kriteria :
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan
- Secara bertahap pasien dapat memenuhi aktifitasnya secara bertahap

Intervensi keperawatan :
1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas dengan memperhatikan awal napas pendek, nyeri,
palpitasi atau pusing.
2. Pantau tanda-tanda sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
3. Motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4. Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien
5. Bantu pasien melakukan aktivitas minimal
6. Ajarkan tentang cara pengaturan aktivitas dan tehnik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
7. Libatkan keluarga dalam membantu pemenuhan ADL pasien

Nyeri : akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral tandai dengan :
Sakit kepala
Pusing
Mual dan muntah
Leher tegang
Penglihatan kabur

Tujuan :
Klien akan melaporkan rasa nyamannya meningkat dengan kriteria :
- Nyeri terkontrol atau menurun
- Sakit kepala hilang atau menurun
- Leher tidak terasa tegang.

Intervensi keperawatan :
1. Kaji karakteristik nyeri kepala
2. Pertahankan tirah baring selama fase akut
3. Lakukan massage pada punggung dan leher.
4. Bantu pasien dalam ambulasi (aktivitas) sesuai kebutuhan
5. Ajar tehnik relaksasi.
6. Anjurkan pasien untuk menghindari batuk, mengejan saat BAB dan membungkuk
7. Beri analgetik dan anti sedativa.

La Ode Aswan 9
KMB II1
Hipertensi

La Ode Aswan 10

Anda mungkin juga menyukai