Anda di halaman 1dari 6

BAB 11

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Laring adalah organ suara yang terletak dibawah dan depan pharynx, serta ujung
procsimal trachea.
Kanker laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang menggangu
jaringan suara yang terletak diantara larynx atau di ujung prixsimal trachea. Kanker laring
banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini
mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia
toksik atau serbuk, logam berat.
Kanker laring dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung stadium
dan lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien bisa bertahan sampai
10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain bisa menyebabkan kematian
sebelum 10 tahun.

B. ETIOLOGI
Kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan
berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol. Adapun penyebab lain biasanya tidak
dapat diketahui secara pasti karenakarena penyebabnya kanker dapat merupakan gabungan
dari sekumpulan aktor, genetik dan lingkungan, namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a. Faktor linkungan
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut laring (pita
suara), dan kandung kemih darah,seperti leukimia
b. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia
Makanan juga dapat menjadi faktor resiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran penceranaan, contohnya jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah makanan yang diasap dan diasamkan(dalam bentuk acar) meningkatkan
resiko terjadinya kanker lambung, minuman yang mengandung alkohol menyebabkan
beresiko lebih tinggi terhadap kanker keronkongan.zatpewarna makanan, logam berat
seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang mencemar seperti
kerang, ikan berbagai makanan (manis, tepung) yang di proses ecara berlebihan
c. Virus
Virs yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain virus epistein-
bar (di afrika) menyebabkan linfoma burkitt, sedangkan dichina virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan
dan genetik.

D. KLASIFIKASI

a. Tumor Ganas Laring


1) Glotis
Tis Karsinoma insitu
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).\
Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.
2) Subglotis
Tis karsinoma insitu
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis
T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau
dua-duanya
3) Metastasis Jauh (M)
Mx Tidak terdapat/ terdeteksi
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

b. Stadium
1) ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor terbatas pada
daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh

2) ST II T2 N0 M0
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih
dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh

3) STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0


Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh

4) STIV T4 N0/N1 M0
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring.
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau dua-
duanya.
C.
D. PATOFISIOLOGI
Kanker laring menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita
suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga
tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik)
metastase lebih umum terjadi. Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum
mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi
lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

E. MANIFESTASI KLINIS

Nyeri tenggorok
Sulit menelan
Suara Serak
Hemoptisis dan batuk
Sesak nafas
Berat Badan turun

5.

6. KOMPLIKASI
Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi
termasuk:
a. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)
b. Hemoragi
c. Infeksi
d. Sulit menelan
e. Berat badan turun
f. Nyeri tenggorokan
g. Sesak napas

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laringoskop : untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor
b. Foto thoraks : untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses
spesifikmetastasik di paru
c. CT-Scen : memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang
rawan tiroid dan daerah pre-epiglotisserta metastatis kelenjar getah bening
leher
d. Bopsi laring : untuk pemeriksaan patologi anatomi dan dari hasil patologi
anatomi yang terbnyak adalah karsinoma sel skuamosa
8. PENATALAKSANAAN

Pada kasus kanker atau karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan laring (Laringektomi). Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya, radiasi
diberikan pada stadium 1 dan 4, alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan
suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut,lebih-lebih
jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.
Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang
kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher. Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas
pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan
keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat
dipertahankannya suara yang normal.
Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor
belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan
radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe
leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam
hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik.Pada
penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan
sembuh sempurna. Laringektomi diklasifikasikan kedalam :

1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan
trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh
dari pembedahan suara pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar
dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago
tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara
yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau
tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral
meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan
pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung
ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma ) trakeostomi yang
permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea tidak
lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan
dileher pada jenis laringektomi ini.
Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot
sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa
submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis .
Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus
yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan
esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara
dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu bantuan
seorang binawicara.

Anda mungkin juga menyukai