Anda di halaman 1dari 9

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat :
- Melakukan analisa sampel (zat warna) secara kromatografi lapis tipis

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan
Pelat TLC
Chamber Kromatografi

Bahan yang digunakan


Toluen
Benzen
Sikloheksan
Zat warna

III. TEORI SINGKAT


KLT (kromatografi lapis tipis)/TLC (thin layer chromatography) merupakan
salah satu cara untuk memisahkan dan menganalisa zat dalam jumlah kecil. Pada
TLC, adsorben tersebar secara merata dalam permukaan gelas dan membentuk
suatu lapisan tipis, terbentuk pita-pita yang horizontal, maka sulit untuk
mengumpulkan komponan-komponan. Ujung pita kedua akan terbawa sebelum
seluruh pita pertama keluar dari kolom. Ada dua faktor penyebab masalah ini
yaitu permukaan atas dari adsorben tidak rata serta kolom tidak benar-benar
vertikal.
Fenomena lain adalah terbentuknhya lengkungan pada salah satu sisi pita.
Hal ini dapat terjadi bila ada ketidakraturan pada permukaan adsorben atau
terdapat gelembung udara pada kolom.
Pada TLC, cuplikan yang akan dipisahkan atau dianalisa diteteskan pada
pelat dengan menggunakan kapiler. Pemisahan dapat terjadi dengan
memasukkan pelat kedalam chamber (kamar) yang telah jenuh dengan pelarut.
Pelarut akan naik secara perlahan-lahan sepanjang pelat tersebut. Cuplikan akan
terdistribusi anatara fase diam (adsorben) dan fase gerak (pelarut). Sebagai fase
gerak umumnya zat ayang kurang polar dibandingkan dengan fase diam
sehingga komponen dalam cuplikan yang kurang polar akan bergerak lebih cepat
dari komponen cuplikan yang lebih polar. Bila larutan hampir mencapai ujung
pelat maka pelat dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan hingga pelarut yang
menempel pada pelat yang menguap. Akan terlihat noda-noda pada pelat yang
menunjukkan jumlah kompone n yang ada dalam cuplikan. Perbandingan antar
jarak perjalanan komponen dengan jarak perjalanan pelarut disebut Rf. Rf
dinyatakan dengan bila dan dapat digambarkan seperti berikut ini.

Distance
travelled by
solvent Distance
travelled by
various dyes
M

Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rf =

Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1,7 cm dari garis awal,
sementara pelarut berjarak 5,0 cm, sehingga nilai R f untuk komponen berwarna merah
menjadi:

Rf =

= 0,34

Bila kondisi pekerjaan sama , maka nilai Rf untuk komponen tertentu dalah sama. Nilai
Rf dapat digunakan untuk mengidentifikasi komponen.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Menyediakan plat yang telah selesai dilapisi.


Meneteskan cuplikan dengan menggunakan pipa kapiler pada permukaan plat.
Masukan plat kedalam chamber yang telah diisi dengan sikloheksan. Tetesan
yang berada pada plat tidak boleh terendam pelarut. Bila perlu dapat digunakan
campuran toluen sikloheksan (10:90) yang bersifat polar.
Membiarkan plarut naik perlahan-lahan sepanjang plat hingga hampir dicapai
ujung lain dari pelat. Tandai batas perjalanan pelarut.
Membiarkan pelat kering dan bandingkan harga Rf dari noda-noda yang
terbentuk.

V. DATA PENGAMATAN

SUMBER MERAH HIJAU


SINTESIS 7.7 7.6

ALAMI 6.9 7.5

VI. PERHITUNGAN
Dik: P = 8

Rf Merah : Rf =

Sintesis : Rf =

= 0,9625

Alami : Rf =

= 0,8625

Rf Hijau : Rf =

Sintesis : Rf =

= 0,95

Alami : Rf =

= 0.9375
VII. ANALISA PERCOBAAN

Pada Percobaan kromatografi lapis tipis (TLC), menggunakan zat warna


sintesis dan zat warna alami, yaitu warna merah dan hijau. Hal pertama yang dilakukan
adalah meneteskan zat warna sintesis dan alami diatas silica gel (fase diam) dengan
menggunakan pipet tetes. Lalu etanol (fase gerak) dimasukkan kedalam chamber,
volume nya harus berada di bawah zat warna yang diteteskan pada silica gel. Silica gel
yang telah ditetesi zat warna dimasukkan kedalam tangki yang berisi etanol. Maka zat
warna tersebut akan naik sepanjang silica gel bersama dengan fase gerak etanol.

Dari hasil percobaan di dapatkan jarak yang ditempuh zat warna sintesis
merah 7,7 dan sintesis hijau 7,6. Jarak yang ditempuh zat warna alami merah 6,9 dan
alami hijau 7,5. Jarak yang ditempuh oleh pelarut etanol adalah 8. Sehingga dari daa
tersebut didapatkan Rf merah sintesis 0,9625 , Rf hijau sintesis 0,95. Dan Rf merah
alami 0,8625, Rf hijau alami 0,9375.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. KLT (kromatografi lapis tipis)/TLC (thin layer chromatography) merupakan


salah satu cara untuk memisahkan dan menganalisa zat dalam jumlah kecil.
2. Prinsip kerja dari KLT/TLC ini adalah cuplikan yang akan dipisahkan atau
dianalisa diteteskan pada pelat dengan menggunakan kapiler. Pemisahan
dapat terjadi dengan memasukkan pelat kedalam chamber (kamar) yang
telah jenuh dengan pelarut. Pelarut akan naik secara perlahan-lahan
sepanjang pelat tersebut.
3. Dari percobaan didapatkan hasil sebagai berikut.
a. Zat warna Sintesis
1. Merah : 7,7 ; Rf : 0,9625
2. Hijau : 7,6 ; Rf : 0,95
b. Pelarut
1. Etanol :8
c. Zat Warna Alami
1. Merah : 6,9 ; Rf : 0,8625
2. Hijau : 7,5 ; Rf : 0,9735

IX. GAMBAR ALAT

Pewarna Sintesis
Pewarna Alami
Silika Gel Chamber

Pengaduk Pipet Tetes

DAFTAR PUSTAKA
Jim Clark.2007.Kromatografi Lapis Tipis
http/google.com

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Disusun Oleh:

Aidil Maksal 0612 4041 1462

Arief Rahmanto 0612 4041 1

Galang Setyoko 0612 4041 1468

Khusnul Khotimah 0612 4041 1471

M. Ridho Husaini 0612 4041 1478

Tohirun 0612 4041 1481

Vanya Anindia Putri 0612 4041 1484

Kelas : 2 EGA

Dosen Pembimbing : Ir. K.A Ridwan M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai