Anda di halaman 1dari 60

E-Learning

FISIKA TERAPAN

OLEH
Ir. Arizal Aswan, M.T.
Ir. Syahrul Efendi, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016

BESARAN DAN SATUAN

Model, Teori, Hukum dan Prinsip


Tahukah anda apa yang dimaksudkan dengan model, teori dan hukum ? Ketika
mempelajari fisika, kita selalu menggunakan istilah-istilah ini. Kata model yang
digunakan dalam fisika berbeda pengertiannya dengan kata model yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti model iklan atau foto model. Mungkin hingga
saat ini anda juga masih kebingungan atau bahkan tidak mengetahui pengertian model,
teori dan hukum dari sudut pandang ilmu fisika. Oleh karena itu pada kesempatan ini
GuruMuda ingin membantu anda untuk lebih memahami makna beberapa istilah tersebut.
Model
Ketika fisikawan ingin memahami suatu fenomena tertentu, mereka selalu menggunakan
model. Dalam fisika, model adalah suatu analogi alias perbandingan mengenai suatu hal
dengan sesuatu yang sudah kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, model
juga merupakan sebuah bentuk sederhana dari suatu sistem yang sulit untuk dianalisis
secara keseluruhan. Para fisikawan selalu menggunakan perbandingan mengenai suatu
hal atau fenomena yang rumit tersebut dengan sesuatu yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari.
Misalnya model gelombang cahaya. Dalam kenyataannya cahaya bersifat sebagai
gelombang dan hal ini telah dibuktikan melalui eksperimen di laboratorium. Walaupun
demikian, cahaya yang kita lihat langsung dengan mata tidak menunjukkan bentuk
sebagai gelombang. Untuk mengatasi hal ini, para fisikawan menggunakan analogi alias
perbandingan gelombang cahaya dengan gelombang air, karena kita sudah mengetahui
dan sering melihat gelombang air. Jadi kita bisa membayangkan bahwa cahaya seolaholah terbuat dari gelombang-gelombang, karena dalam berbagai eksperimen di
laboratorium para fisikawan mengamati bahwa cahaya juga berprilaku sebagai
gelombang.
Selain contoh model gelombang cahaya, ada juga contoh lain yaitu model partikel.
Misalnya kita menganalisis bola yang melakukan gerak parabola di udara. Dalam
kenyataannya, bola tersebut tidak benar-benar bulat, tetapi ada lapisan-lapisan di kulitnya
(anda dapat mengamati bola sepak). Ketika bergerak di udara, gerakan bola tersebut
dihambat oleh gesekan udara dan dipengaruhi oleh tiupan angin. Berat bola juga selalu
berubah-ubah, sesuai dengan ketinggiannya dari permukaan bumi dan bumi juga sedang
berotasi. Apabila kita memasukan semua hal itu dalam perhitungan maka akan menjadi
persoalan yang sangat rumit. Oleh karena itu kita menganggap bola sebagai obyek atau
partikel, di mana gerakannya seolah-olah dalam ruang hampa (gesekan udara diabaikan),
beratnya dianggap tetap alias tidak berubah, dan rotasi bumi juga kita abaikan. Sekarang
kita dengan mudah menganalisis gerakan bola menggunakan model ini. Walaupun
banyak hal diabaikan dalam model di atas, tidak berarti kita juga mengabaikan semua hal

yang mempengaruhi gerakan bola. Dalam menganalisis gerak parabola yang dilaukan
bola, kita tidak bisa mengabaikan gravitasi yang membuat gerakan bola berbentuk
parabola. jadi intinya, model yang kita pilih harus difokuskan aspek penting yang ingin
kita analisis. Model yang baru dijelaskan secara panjang lebar ini dikenal dengan julukan
model ideal. Tujuan adanya model adalah memberikan kita gambaran atau pendekatan.
Teori
Makhluk apakah teori itu ? jika anda pernah mendengar nama eyang Einstein maka anda
mungkin mengetahui salah satu teorinya yang luar biasa, yakni teori relativitas khusus.
Mengapa disebut teori, bukan model ? apakah perbedaan antara teori dengan model ?
Model relatif lebih sederhana dan mempunyai kesamaaan struktur dengan fenomena yang
dipelajari, sedangkan teori lebih luas, lebih mendetail dan memberikan ramalan yang
dapat diuji dan sering hasil pengujian memiliki ketepatan yang tinggi. Terkadang karena
sebuah model dikembangkan dan mempunyai cakupan fenomena yang lebih luas maka
dapat disebut sebagai teori. Contohnya dalah teori gelombang cahaya dan teori atom.
Hukum
Bagaimanakah dengan hukum, misalnya Hukum I Newton ?
Hukum merupakan pernyataan yang singkat tapi bersifat umum dalam menjelaskan
perilaku alam. Terkadang pernyataan itu membentuk suatu persamaan atau hubungan,
misalnya Hukum II Newton. Suatu pernyataan disebut hukum jika secara eksperimental
berlaku secara luas. Hukum-hukum ilmiah bersifat deskriptif; menjelsakan bagaimana
alam berprilaku, tidak menjelsakan bagaimana alam harus berprilaku. Berbeda dengan
hukum politik yang preskriptif, di mana menjelaskan bagaimana manusia harus
beprilaku. Suatu pernyataan disebut hukum jika validitasnya telah teruji secara luas.
Walaupun demikian, jika terdapat informasi-informasi baru yang muncul maka hukumhukum tertentu harus disesuaikan, bahkan harus dilenyapkan.
Prinsip
Jika hukum mempunyai cakupan yang luas, maka prinsip mempunyai cakupan yang
terbatas, misalnya prinsip Archimedes atau prinsip Pascal. Prinsip dan hukum memiliki
kemiripan, hanya pernyataan sebuah prinsip kurang umum, sedangkan pernyataan yang
dikategorikan ke dalam hukum memiliki cakupan yang luas.

Bagaimana belajar besaran pokok dan besaran turunan secara efektif dan efisien ?

olong dong paak minta tabel besaran turunan,sekalian sama Rumus saya terharu
membaca komentar dari dari sp ya hiks2 (masih kelas X). Saya tidak tahu, apakah
adik saya ini mengerti akan apa yang dilakukannya atau tidak jangan-jangan cuma
hafal saja nantinya ?
Saya punya tips bagaimana belajar besaran pokok dan besaran turunan secara efektif. Di
dalam fisika, terdapat 7 besaran pokok yakni Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat Arus,
Jumlah molekul, Intensitas Cahaya. Disebut besaran pokok karena satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu
Besaran turunan ? selain ke tujuh besaran pokok di atas, semua besaran fisika lainnya
termasuk besaran turunan. Besaran turunan amat sangat buanyak sekali Selengkapnya
akan kita pelajari dalam pokok bahasan tersebut Singkat, padat dan jelas
Wakakakak.. gurumuda balu bangun tidur.
Notasi Ilmiah
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti
massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan
hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6.000.000.000
000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa
sebuah elektron kira-kira 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi
masalah tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, . . . . x 10n
di mana :
a adalah bilangan asli mulai dari 1 9 (angka penting)
n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat dalam persamaan tersebut,
10n disebut orde besar
Contoh :
Massa bumi = 5,98 x1024
Massa elektron = 9,1 x 10-31
0,00000435 = 4,35 x 10-6
345000000 = 3,45108
Angka Penting
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari
angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir
yang ditafsir atau diragukan.

Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm (mempunyai batas
ketelitian 0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika
panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong (jangka sorong mempunyai batas
ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40
mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas
ketelitian 0,01 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390
mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil
pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting
yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang
dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.
Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung
4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka
eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka terakhir, yaitu 5 adalah
angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.
Ketentuan Angka Penting :
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting.
3. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan
merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2
dan 4
4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal merupakan angka penting. Contoh : 0,003200
memiliki empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32.
5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting.
Contoh : 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103
memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0
Ketentuan perkalian dan pembagian angka penting :
Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak angka
dengan jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau
pembagian tersebut
Ketentuan penjumlahan dan pengurangan angka penting :
Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat dari angka yang
paling tidak akurat.
Pengukuran

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan
pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum
tidak lengkap apabila tidak ada data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin,
seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan
menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita
bicarakan itu.
Apa yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misalnya anda mengukur
panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan bahwa panjang
meja adalah 7 jengkal. Dalam pengukuran di atas Anda telah mengambil jengkal sebagai
satuan panjang. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan
pengukuran terhadap besaran tertentu menggunakan alat ukur yang telah ditetapkan.
Misalnya, kita menggunakan mistar untuk mengukur panjang. Pengukuran sebenarnya
merupakan proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai
standar yang sudah ditetapkan.
ALAT UKUR BESARAN
Alat Ukur Besaran Pokok
Besaran Pokok
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat Arus
Jumlah molekul
Intensitas Cahaya

Alat Ukur
Mistar, Jangka sorong, mikrometer sekrup
Neraca (timbangan)
Stop Watch
Termometer
Amperemete
Tidak diukur secara langsung *
Light meter

* Jumlah zat tidak diukur secara langsung seperti anda mengukur panjang dengan
mistar. Untuk mengetahui jumlah zat, terlebih dahulu diukur massa zat tersebut.
selengkapnya dapat anda pelajari pada bidang studi Kimia.
Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.

Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1
mm.

Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01
mm.

Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.

Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.

Termometer : untuk mengukur suhu.

Amperemeter : untuk mengukur kuat arus listrik (multimeter)

Alat Ukur Besaran Turunan


Speedometer : untuk mengukur kelajuan

Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya.

Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.

Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik


Volt meter : untuk mengukur tegangan listrik.
Ohm meter dan voltmeter dan amperemeter biasa menggunakan multimeter.

Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar.

Hidrometer : untuk mengukur berat jenis larutan.

Manometer : untuk mengukur tekanan udara tertutup.

Kalorimeter : untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.

Istilah dalam Pengukuran


Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang
diukur terhadap nilai benar x0.
Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur
Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada besaran fisis,
ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil-hasil pengukuran
pada pengukuran berulang.
AKURASI / KETELITIAN HASIL PENGUKURAN
Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak
ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan
setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Di antara yang
paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat pengukur dan
ketidakmampuan membaca sebuah alat ukur di luar batas bagian terkecil yang
ditunjukkan. Misalnya anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar
sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm, yaitu bagian terkecil pada
penggaris tersebut. Alasannya, adalah sulit untuk memastikan suatu nilai di antara garis
pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu sendiri mungkin tidak dibuat atau dikalibrasi
sampai ketepatan yang lebih baik dari ini.

Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyatakan secara eksplisit. Pada
kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebesar satu atau dua satuan (atau
bahkan tiga) dari angka terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah
benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebesar 0,1 cm (atau mungkin
0,2 cm). Dalam hal ini, penting untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal itu menyatakan
ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara
5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.
Ketidakpastian Mutlak dan Relatif

Dimensi Besaran
Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass),
panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan
Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan
panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua
Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L
T-2 atau dimensi Percepatan : L T-2.
Catatan :

Semua besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok
(Dimensi Primer) yaitu panjang, massa dan waktu. Sebagaimana terdapat Satuan
Besaran Turunan yang diturunkan dari Satuan Besaran Pokok, demikian juga terdapat
Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder yang diturunkan dari Dimensi Primer.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan dimensi dan satuan tujuh besaran dasar dalam
sistem SI.

Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain : (1) dapat digunakan untuk membuktikan dua
besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama
atau keduanya termasuk besaran vektor atau skalar, (2) dapat digunakan untuk
menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar, (3) dapat digunakan untuk
menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut
dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Satuan dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis
didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya,
besaran panjang dapat memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau mikrometer), namun
dimensi besaran panjang hanya satu, yaitu L. Dua satuan yang berbeda dapat
dikonversikan satu sama lain (contohnya: 1 m = 39,37 in; angka 39,37 ini disebut sebagai
faktor konversi), sementara tidak ada faktor konversi antarlambang dimensi.
ANALISIS DIMENSI
Analisis dimensi adalah cara yang sering dipakai dalam fisika, kimia dan teknik untuk
memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran yang berbeda-beda. Analisis dimensi
selalu digunakan untuk memeriksa ketepatan penurunan persamaan. Misalnya, jika suatu
besaran fisis memiliki satuan massa dibagi satuan volume namun persamaan hasil
penurunan hanya memuat satuan massa, persamaan tersebut tidak tepat. Hanya besaranbesaran berdimensi sama yang dapat saling ditambahkan, dikurangkan atau disamakan.
Jika besaran-besaran berbeda dimensi terdapat di dalam persamaan dan satu sama lain
dibatasi tanda + atau - atau =, persamaan tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Jika besaran-besaran berdimensi sama maupun berbeda dikalikan
atau dibagi, dimensi besaran-besaran tersebut juga terkalikan atau terbagi. Jika besaran
berdimensi dipangkatkan, dimensi besaran tersebut juga dipangkatkan.

Seringkali kita dapat menentukan bahwa suatu rumus salah hanya dengan melihat
dimensi atau satuan dari kedua ruas persamaan. Sebagai contoh, ketika kita menggunakan
rumus A= 2.Phi.r untuk menghitung luas. Dengan melihat dimensi kedua ruas persamaan,
yaitu [A] = L2 dan [2.phi.r] = L kita dengan cepat dapat menyatakan bahwa rumus
tersebut salah karena dimensi kedua ruasnya tidak sama. Tetapi perlu diingat, jika kedua
ruas memiliki dimensi yang sama, itu tidak berarti bahwa rumus tersebut benar. Hal ini
disebabkan pada rumus tersebut mungkin terdapat suatu angka atau konstanta yang tidak
memiliki dimensi, misalnya Ek = 1/2 mv 2 , di mana 1/2 tidak bisa diperoleh dari analisis
dimensi.
Anda harus ingat karena dalam suatu persamaan mungkin muncul angka tanpa dimensi,
maka angka tersebut diwakili dengan suatu konstanta tanpa dimensi, misalnya konstanta
k.

Konversi Satuan
Konversi = Mengubah
Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, massa atau kecepatan, terdiri dari angka
dan satuan. Sering kita diberikan besaran dalam satuan tertentu dan kita kita ingin
menyatakannya dalam satuan lain. Misalnya kita mengetahui jarak dua kota dalam satuan
kilometer dan kita ingin mengetahui berapa jaraknya dalam satuan meter. Demikian pula
dengan massa benda. Misalnya kita mengukur berat badan kita dalam satuan kg dan kita
ingin mengetahui berat badan kita dalam satuan ons atau pon. Untuk itu kita harus
mengkonversi satuan tersebut. Konversi berarti mengubah. Untuk mengkonversi satuan,
terlebih dahulu harus diketahui beberapa hal yang penting, antara lain awalan-awalan
metrik yang digunakan dalam satuan dan faktor konversi.
Awalan-awalan satuan yang sering digunakan dapat anda lihat pada tabel berikut ini.

Konversi Satuan SI
Kelebihan sistem Satuan Internasional (SI) adalah kemudahan dalam pemakaiannya
karena menggunakan sistem desimal (kelipatan 10) dan hanya ada satu satuan pokok
untuk setiap besaran dengan penambahan awalan untuk satuan yang lebih besar atau lebih
kecil. Misalnya, 1 centimeter = 0,01 meter atau 1 kilogram sama dengan 1000 gram.
Untuk kemudahan mengubah suatu satuan ke satuan lain dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan tangga konversi seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Cara mengkonversi satuan-satuan SI dengan tangga konversi :


Pertama, Letakkan satuan asal yang akan dikonversi dan satuan baru yang akan dicari
pada tangga sesuai dengan urutan tangga konversi
Kedua, Hitung jumlah langka yang harus ditempuh dari satuan asal ke satuan baru
a. Jika satuan baru berada di bawah satuan asal ( menuruni tangga ), maka :

Setiap turun satu tangga, bilangan asal dikali 10


Setiap turun dua tangga, bilangan asal dikali 10
Setiap turun tiga tangga, bilangan asal dikali 1000, dan seterusnya

b. Jika satuan baru berada di atas satuan asal ( menaiki tangga ), maka :

Setiap naik satu tangga, bilangan asal dibagi 10


Setiap naik dua tangga, bilangan asal dibagi 100
Setiap naik tiga tangga, bilangan asal dibagi 1000, dan seterusnya

Contoh soal :
Ubahlah satuan berikut ini :
10 km = . cm ?
Perhatikan Tangga Konversi Satuan Panjang.
Dari km (kilometer) ke cm (centimeter), kita menuruni 5 anak tangga. Dengan demikian
kita mengalikannya dengan 100.000 (5 nol). Jadi 10 km = 10 x 100000 = 1000.000 cm
7000 m = .. km ?
Perhatikan Tangga Konversi Satuan Panjang.
Dari m (meter) ke km (kilometer), kita menaiki 3 anak tangga. Dengan demikian kita
membaginya dengan 1000 (3 nol). Jadi 7000 km = 7000 : 1000 = 7 km
300 gr = .. kg ?
Perhatikan Tangga Konversi Satuan massa.
Dari gr (gram) ke kg (kilogram), kita menaiki 3 anak tangga. Dengan demikian kita
membaginya dengan 1000 (3 nol). Jadi 300 gr = 300 : 1000 = 0,3 kg
5 kg = . mg ?
Perhatikan Tangga Konversi Satuan massa.
Dari kg (kilogram) ke mg (miligram), kita menuruni 6 anak tangga. Dengan demikian
kita mengalikannya dengan 1.000.000 (6 nol). Jadi 5 kg = 5 x 1000.000 = 5.000.000 kg
FAKTOR KONVERSI
Selain mengkonversi satuan dalam sistem internasional, kita juga harus mengetahui
konversi satuan dalam sistem yang berbeda, antara lain dari satuan Sistem Internasional
ke Sistem British atau sebaliknya. Sebagai contoh, kita mengukur panjang sebuah meja
dalam satuan inchi dan kita ingin menyatakannya dalam centimeter. Untuk itu kita perlu
mengetahui faktor konversi. Faktor konversi dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.

Contoh Soal :
Ubahlah satuan panjang berikut ini :
15 inchi = .. m ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 inchi = 2,54 cm. 1 cm = 0,01 m (lihat tangga konversi panjang)
Jadi, 15 inchi = 15 x 2,54 cm = 38,1 cm 38,1 cm = 38,1 x 0,01 m = 0,381 meter.

100 mil = . cm ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 mil = 1,61 km. 1 km = 100.000 cm (lihat tangga konversi panjang)
Jadi, 100 mil = 100 x 1,61 km = 161 km - 161 km = 161 x 100.000 cm
= 16.100.000 cm.
100 km = . mil ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 km = 0,621 mil.
Jadi, 100 km = 100 x 0,621 mil = 62,1 mil.
Ubahlah satuan Kelajuan berikut ini :
(Catatan : Knot merupakan satuan kelajuan yang biasa digunakan Kapal Laut)
50 Knot = . km/jam ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 knot = 1,151 mil/jam 1 mil/jam = . Km/jam ?
1 mil = 1,61 km (lihat Faktor Konversi Panjang)
Jadi, 1 mil/jam = 1,61 km/jam
50 Knot = 50 x 1,61 km/jam = 80,5 km/jam.
Satuan Besaran Fisis
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan
pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum
tidak lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran.
Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita
bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang
sedang kita bicarakan itu.
Apa yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misalnya anda mengukur
panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan bahwa panjang

meja adalah 6 jengkal. Jadi, mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur
dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam pengukuran di
atas Anda telah mengambil jengkal sebagai satuan panjang.
Sebelum adanya standar internasional, hampir tiap negara menetapkan sistem satuannya
sendiri. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran ini menimbulkan
kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-macam alat ukur yang
sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan konversi dari
satu satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak adanya
keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut.
Akibat kesukaran yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem satuan yang berbeda maka
muncul gagasan untuk menggunakan hanya satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran
dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Suatu perjanjian internasional telah
menetapkan satuan sistem internasional (Internasional System of Units) disingkat satuan
SI. Satuan SI ini diambil dari sistem metrik yang telah digunakan di Perancis. Selain
Sistem Internasional (SI), terdapat juga Sistem Satuan Britania (British System) yang
juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
SISTEM INTERNASIONAL (SI)
Satuan pengukuran dalam Sistem Internasional (SI), dibedakan atas statis dan dinamis.
Sistem dinamis terdiri dari dua jenis yaitu sistem satuan dinamis besar dan dinamis kecil.
Sistem dinamis besar biasa disebut MKS atau sistem praktis atau sistem Giorgie,
sedangkan sistem dinamis kecil biasa kita sebut CGS atau sistem Gauss.
Satuan Besaran Pokok (Sistem Internasional/SI)
Karena hanya ada tujuh besaran pokok maka hanya terdapat tujuh satuan pokok yang
dapat anda dilihat pada tabel di bawah ini :
Besaran Pokok

Panjang
massa
Waktu
Suhu
Kuat Arus
Jumlah Molekul
Intensitas Cahaya

Lambang

l (length)
m (mass)
t (time)
T (Temperature)
I

Penetapan Satuan / Definisi Satuan

Satuan MKS dan


Singkatan
Meter (m)
Kilogram (Kg)
Detik / Sekon (s)
Kelvin (K)
Ampere (A)
Mole (Mol)
Candela (Cd)

Satuan CGS dan Singkatan

Centimeter (cm)
Gram (gr)
Sekon (s)

Penetapan satuan SI dilakukan oleh CGPM, yaitu suatu badan yang bernaung di bawah
organisasi Internasional Timbangan dan Ukuran (OIPM-Organisation Internationale des
Poids et Measures ). Tugas badan ini adalah mengadakan konferensi sedikitnya satu kali
dalam enam tahun dan mengesahkan ketentuan baru dalam bidang metrologi dasar.
1. Meter
Definisi lama : Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah
jingga yang dipancarkan isotop krypton 86.
Definisi baru (yang digunakan saat ini) : satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya
(dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon
2. Kilogram
Satu kilogram (Kg) adalah massa sebuah kilogram standar (silinder platina iridium) yang
aslinya disimpan di lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899) di
Serves, Perancis. (gambar kilogram standar)
3. Sekon / Detik
Satu sekon (s) adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi
di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967)
4. Kelvin
Satu Kelvin (K) adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air (CGPM ke-13,
1967). Dengan demikian, suhu termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel
air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan seimbang dengan es dan uap
jenuhnya.
5. Ampere
Satu Ampere (A) adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang
sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak
pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter
kawat.
6. Candela
Satu Candela (Cd) adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan
radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar
1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)
7. Mol

Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 1023 buah partikel. ( 6,025 x 1023 disebut dengan bilangan
avogadro ).
Satuan Besaran Turunan (Sistem Internasional/SI)
Contoh satuan-satuan besaran turunan dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.
Penjelasan mengenai bagaimana memperoleh satuan Besaran Turunan akan dipelajari
pada pembahasan tentang Dimensi Besaran.

Besaran pokok dan Besaran Turunan


Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka,
misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Warna, indah,
cantik, bukan merupakan besaran karena tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
BESARAN POKOK
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam sistem Satuan Internasional
yaitu Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat Arus, Jumlah molekul, Intensitas Cahaya.
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat
dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi
yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan
teknik, kata panjang biasanya digunakan secara sinonim dengan jarak, dengan simbol
l atau L (singkatan dari bahasa Inggris length).

Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk
mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep
utama dalam mekanika klasik dan subyek lain yang berhubungan.
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat
ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama
berlangsungnya suatu kejadian. Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda
tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu
sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan
terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat
sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman
sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masysrakat
Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik
itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan
listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus
konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu
bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang
sebaliknya.
Jumlah molekul
Intensitas Cahaya
BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau
besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok. Contoh besaran turunan
adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan, Percepatan, Massa Jenis, Berat jenis, Gaya,
Usaha, Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial, Momentum, Impuls, Momen
inersia, dll. Dalam fisika, selain tujuh besaran pokok yang disebutkan di atas, lainnya
merupakan besaran turunan. Besaran Turunan selengkapnya akan dipelajari pada masingmasing pokok bahasan dalam pelajaran fisika.
Untuk lebih memperjelas pengertian besaran turunan, perhatikan beberapa besaran
turunan yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok berikut ini.
Luas = panjang x lebar

= besaran panjang x besaran panjang


=mxm
= m2
Volume = panjang x lebar x tinggi
= besaran panjang x besaran panjang x besaran Panjang
=mxmxm
= m3
Kecepatan = jarak / waktu
= besaran panjang / besaran waktu
=m/s

KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR


A. Kalor Sebagai Bentuk Energi
Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu
benda.
Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah, sehingga terjadi percampuran suhu dari kedua bendaitu.
Contoh:
0
1. 1 kg air yang sedang mendidih suhunya 100 C dicampur dengan 1kg air yang bersuhu
0
50 C, maka suhunya menjadi?
0
Dik: t1 = 100 C
0
t2 = 50 C
karena massanya sama (masing masing 1 kg) maka berlaku:
tcampuran =

2+
1
2

100

= 75 C

+50
2

2. Untuk menghasilkan air yang bersuhu 60 C maka 100 gram air yang bersuhu 30 C
harus dicampur dengan 100 gram air yang bersuhu.
0
Dik: ta = 60 C
0
t1 = 30 C
karena massa air sam amaka berlaku:
ta = 2+1 t2 = 2 x t a t1
2

= 2 x 60 C - 30 C
0
0
= 120 C - 30 C
0
= 90 C

Satuan kalor:
a. Dalam satuan internasional (SI) =
Joule b. Umum = kalori
Kesetaraan satuan kalori: 1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kalor yang dilepaskan = kalor yang diterima
Pendapat Joseph Black yang disebut Azas
Black:
Pengaruh kalor terhadap suatu benda akan menimbulkan perubahan suhu
dan perubahan bentuk atau wujudnya.

Kalor dapat mengubah suhu benda.


-

Semakin lama pemanasan, air semakin tinggi suhunya.


Semakin besar kenaikan suhu benda, semakin banyak kalor yang diperlukan.
Banyaknya kalor yang diberikan kepada benda sebanding dengan perubahan
suhu benda itu.

Hubungan kalor dengan massa benda.


-

Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu yang sama pada air 50 ml
lebih cepat dari pada air 100 ml.
Semakin besar massa benda, semakin besar kalor yang diperlukan
untuk menaikan suhu yang sama.
Kalor yang diperlukan (II) lebih besar dari pada (I) pada kenaikan suhu
yang sama, karena massa bendanya berbeda.
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhunya sebanding
dengan massa benda itu.

Hubungan kalor dengan jenis zat.


-

Waktu yang diperlukan oleh(II) lebih cepat dari pada (I) untuk mencapai
suhu yang sama.
Kalor yang diperlukan oleh (I) lebih banyak daari pada (II) untuk mencapai
suhu yang sama.
Kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhunya bergantung pada
jenis zatnya.
0

Banyaknya kalor yang diperlukan setiap kg zat untuk menaikkan suhu 1 C


disebut kalor jenis zat.
Contoh:
3

Kalor jenis air 4,2 x 10 J/Kg C artinya 1 kg air setiap suhunya naik 1 C
3
memerlukan kalor sebanyak 4,2 x 10 J.
Banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan suatu zat dapat dirumuskan:
Q = m . c . t

ket: Q = banyaknya kalor yang diperlukan/dilepskan (J)


m = massa zat (Kg)
0

c = kalor jenis zat (J/Kg C)


0

t = perubahan suhu ( C)

Kalor jenis beberapa zat:


Jenis zat
Es
Air
Alcohol
Raksa
Alumunium
Tembaga
Besi
Perak

Kalor jenis zat (J/Kg C)


2100
4200
2400
140
900
390
450
230

Contoh:
0

1. Benda massanya 3 kg memiliki kalor jenis 460J/Kg


0
sampai 60 C. berapakah banyaknya kalor yang
diperlukan? Dik : m = 3 kg
0
c = 460J/Kg C
0
0
0
t = 60 C - 10 C = 50 C
Dit : Q?
Jawab:
Q = m . c . t
0
0
= 3kg . 460J/Kg C . 50 C
= 69000J
2. Besi massanya 500 gr memiliki kalor jenis 0,11
0
sampai 50 C. Berapa banyaknya kalor yang
diperlukan? Dik : m = 500 kg
0
c = 0,11 kkal/Kg C
0
0
0
t = 50 C - 30 C = 20 C
Dit : Q?
Jawab:
Q = m . c . t
0
0
= 500kg . 0,01 kkal/Kg C . 20 C
= 1,1 kkal
3. Banyaknya kalor untuk memanaskan alumunium
0
0
2
30 C sampai 40 C dengan kalor jenis 8,8 x 10
alumunium? Dik : Q = 88000 J
2
0
c = 8,8 x 10 J/kg C
0
0
0
t = 40 C - 30 C = 10 C
Dit : Q?

C dipanaskan dari suhu 10 C

kkal/kg C dipanaskan 30 C

adalah 88000 J dari suhu


0
J/kg C. berapakah massa

Jawab:
Q
= m . c . t
2
0
0
88000 J = m . 8,8 x 10 J/kg C. 10 C
m=

88000
8800

kg

m = 10 kg
Hukum kekekalan energy kalor:
Banyaknya kalor yang diberikan = banyaknya kalor yang diterima
Q1 = Q2
m1 . c1 . t 1 = m2 . c2 . t2
contoh:
0

Seorang ingin mandi air hangat dengan mencampur 2 kg air 100 C dengan 4 kg
0
air dingin 20 C. maka suhu air yang diperoleh:
Q1 = Q2
m1 . c1 . t1 = m2 . c2 . t2
2 . cair . (100 - ta) = 4 . cair . (ta 20)
200 - 2 ta = 4 ta 80
200 + 80 = 4t a + 2ta
6ta = 280
ta =

280
6

uap air
dipanaskan

es

dipanaskan

= 46,67 C
selain menaikan suhu suatu zat, kalor
dapat juga mengubah wujud zat.
- es diberi kalor mencair/melebur pada
0
suhu 0 C menjadi air.
- air diberi kalor mendidih pada
suhu
0
100 C
- air yang mendidih diberi kalor suhunya
tetap akan menguap menjadi kalor.

Mencair atau melebur dan menguap terjadi karena menerima kalor.

Air dapat mengalami tiga wujud: padat, cair, dan gas.


Grafik perubahan wujud zat karena kalor:
0
Pada suhu 0 C sebagai titik lebur atau titik beku air
0
Pada suhu 100 C sebagai titik didih atau titik uap

air. Perubahan wujud zat cair yang melepaskan kalor:

Uap air (gas) melepaskan kalor akan mengembun menjadi air.


Air (zat cair) melepaskan kalor akan membeku menjadi es (padat)
Peristiwa yang melepaskan kalor berupa mengembundan

membeku. Perubahan wujud zat padat ke gas.

kamper atau kapur barus (zat padat) diberi kalor akan menyublim menjadi gas.
Selama mneyublim kamper mengecil kemudian habis semuanya berubah
menjadi gas.
Bahan kamper atau kapur barus yang berupa gas bila melepaskan kalor
akan menyublim / menghablur sehingga menjadi kamper (padat).

Perubahan wujud zat.

a = membeku (melepaskan kalor)


b = mencair/melebur (menerima kalor)
c = menguap (menerima kalor)
d = mengembun (melepaskan kalor)
e = meyublim/menghablur (melepaskan kalor)
f = menyublim (menerima kalor)
pada saat menguap memerlukan kalor.
-

Air dipanaskan akan mendidih.


Air yang mendidih bila terus dipanaskan akan menguap.
Selama menguap diperlukan kalori

Cara mempercepat penguapan:


a. Dengan cara menambah pemanasan atau menambah suhu benda seperti:
menjemur, memasak air.
b. Memperluas bidang permukaan
- Memindahkan air panas dari gelas ke piring
- Memperlebar pakaian yang dijemur
c. Mengurangi tekanan di atas permukaan zat
- Dengan mengurangi tekanan jarak antar molekul molekul udara bertambah
besar
- Molekul molekul zat cair yang menguap banyak yang mengisi ruang
antar molekul molekul udara.

d. Meniupkan udara di permukaan benda yang panas, dengan meniupkan


udara maka molekul molekul uap segera berpindah dari bendanya.
Alat yang dapat menurunkan suhu benda adalah lemari es dan alat pendingin
(air conditioner = AC) atau refrigerator.
-

Zat yang digunakan untuk pendinginnya adalah Freon.


Sifat Freon mudah menguap
Apabila Freon menguap akan menyerap kalor sehingga suhunya turun.
Benad cair yang ada dalam ruang beku yang la;ornya diserap Freon
sehingga suhunya turun maka benda cair itu akan membeku.

Untuk mendidih diperlukan kalor.


-

Benda dikatakan mendidih apabila dipanaskan sehingga terbentuk gelembung


gelembung air dan ada penguapan.
Ketika mendidih suhunya tetap, sedangkan kalornya digunakan untuk
proses penguapan.

Suhu zat pada waktu mendidihkan atau menguapkan disebut titik didih atau titik
0
0
0
0
uap. Contoh: air = 100 C; raksa = 357 C; timbale = 1620 C; alcohol = 65 C; dan
tembaga
0
= 2300 C.
Titik didih dipengaruhi oleh tekanan:
-

Air mendidih pada suhu 100 C pada tekanan 76cmHg


Di daerah pegunungan yang tekanannya kurang dari 76 cmHg, maka air
0
mendidih kurang dari 100 C.
Untuk menurunkan titik didih maka tekanannya diperkecil (di bawah 76 cmHg)

Cara memperkecil titik didih


-

Setelah air dalam labu tidak mendidih


Siram labu dengan air dingin
Akibat siraman itu uap air pada labu ketika mendidih terjadi
oendiinnginan terhadap uap sehingga terjadi mengembun.
Akibat mengembun mengakibatkan tekanan turun
Akibat menurunnya tekanan maka air dalam labu mendidih lagi

Cara memperbesar titik didih:


-

Air yang mendidih menimbulkan uap air


Uap air tidak keluar karena panci ditutup rapat sehingga tekanan uap air
makin besar

Akibat tekanan itu membesar maka air mendidih di atas suhu 100 C

Akibat air mendidih di atas suhu 100 C maka makanan dalam panci itu
lebih cepat masak dan tulang ikan menjadi lunak.

Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih tergantung pada massa zat (m)
dan kalor uap (U).
Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap 1 kg zat untuk menguap pada
titik didihnya.
Contoh kalor uap:
6

Air = 2,27 x 10 J/kg


6

Alcohol = 1,1 x 10 J/kg


5

Raksa = 2,98 x 10 J/kg


6

Tembaga = 7,35 x 10 J/kg


5

Timbale =7,35 x 10 J/kg


Rumus banyaknya kalor untuk menguapkan zat:
Q=mU

Ket:

Q = banyaknya kalor (J)


m = massa zat (kg)
U = kalor uap (J/kg)

Contoh :
0

1. Air yang massanya 10 kg dipanaskan dari suhu 30 C sampai mendidih 100 C


6
dan kalor uapnya 2,27 x 10 J/kg, berapa banyaknya kalor untuk menguapkan air
itu? Dik: m = 10 kg
6
U = 2,27 x 10 J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m U
6
= 10 kg . 2,27 x 10 J/kg
7
= 2,27 x 10 J
7
0
2. Banyaknya kalor yang menguapkan raksa adalah 5,96 x 10 J dari suhu 30 C ke
0
5
65 C, sedangkan kalor uapnya 2,98 x 10 J/kg, maka berapakah massa raksa
7
itu? Dik: Q = 5,96 x 10 J
5
U = 2,98 x 10 J/kg
Dit: m?
Jawab:
Q=m.U

5,96 x 10 J = m . 2,98 x 10 J/kg

7
5,96 10

m=

2,89 10 5 /

m = 20 kg
ketika melebur memerlukan kalor.
Jika kamper dipanaskan dari padat menjadi cair
Jika es dipanaskan dari padat menjadi cair
Selama proses peleburan suhunya tidak berubah
0
0
Kamper melebur antara suhu 55 C 54 C
Suhu meleburnya tetap
Suhu untuk melebur disebut titik lebur

Contoh titik lebur:


0

Es (air) = 0 C
0

Timbale = 327 C
0

Tembaga = 1080 C
0

Platina = 1769 C
0

Alumunium = 660 C
0

Alcohol = -97 C
0

Raksa = - 39 C
Ketika membeku melepaskan kalor.
-

Jika air dilepaskan kalornya atau diturunkan suhunya dair zat cair akan menjadi es
(padat) yang disebut membeku.
Suhu untuk melebur sama dengan suhu untuk membeku.
Titik lebur sama dengan titik beku.

Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap oleh 1 kg zat untuk melebur
pada titik leburnya.
Contoh: air = 336.000J/Kg

tembaga =

206.000J/Kg Alumunium = 403.000J/Kg

raksa =

120.000J/Kg Alcohol = 69.000J/Kg

timbale =

25.000J/Kg
Rumus banyaknya kalor untuk meleburkan zat:

Q=m.L

Ket:

Q = banyaknya kalor (J)

m = massa zat (kg)


L = kalor lebur (J/kg)
Contoh:
1. Es massanya 10 kg dengan kalor lebur 336.000J/kg, maka berapa
banyaknya kalor untuk meleburkan es itu?
Dik: m = 10 kg
L = 336.000J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m . L
= 10 kg . 336.000J/kg
6
= 3,36 x 10 J
6
2. Banyaknya kalor 2,015 x 10 J, untuk meleburkan tembaga 5 kg, maka
berapa kalor leburnya?
Dik: m = 5 kg
6
Q = 2,015 x 10 J
Dit: L?
Jawab:
Q=m.L
6
2,015 x 10 J = 5 kg . L
L=

6
2 ,015 10

L = 403.000 J/kg
Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan oleh 1 kg zat
untuk membeku pada titik bekunya. Kalor beku sama dengan kalor lebur.
Cara menurunkan titik lebur:
a. Menambahakan tekanan
- Kawat masuk dan memotong balok es tetapi balok es tidak terpotong menjadi
dua bagian
- Hal itu karena adanya tekanan kawat
- Tekanan dari kawat dapat menurunkan titik lebur es sehingga di bawah
kawat mencair.
b. Menambah dengan zat lain
- Air dicampur garam pada es balok
- Sifat ini digunakan pada pembuatan es lilin
Jika suatu gas didinginkan, maka keluar kalornya dan suhunya turun
sehingga terbentuk zat cair.

Kalor yang dikeluarkan atau dibebaskan gas untuk berubah menjadi zat cair
disebut kalor embun. Besarnya kalor embun sama dengan akelor uap.
Alat yang menggunakan sifat kalor diantaranya:
a. Panci tekan (pressure cooker)
- Suhu tinggi menyebabkan makanan lebih cepat masak dan makanan lebih
lunak. b. Setrika
- Dengan panas yang ada pada setrika dapat mengubah baju atau pakaian
yang kusut menjadi rapi.
c. Alat pendingin seperti lemari es dan AC
d. Alat penyulingan
- Bahan yang akan disuling dicampur air dipanaskan sampai mendidih
- Selama mendidih terbentuk uap air (gas)
- Uap air bergerak dan didinginkan oleh pendingin sehingga uap air yang
berupa gas berubah menjadi zat zat cair.
- Zat cair itu sebagai hasil dari penyulingan. Contohnya jahe akan
menghasilkan minyak arsiri.
B. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi, yaitu perpindahan kalor secara hantaran
tanpa pemindahan bagian bagian zatnya.
- Kalor mengaliir dari bagian logam panas ke bagian dingin
- Bagian bagian logam itu tidak ikut berpindah
- Contohnya perpindahan panas pada besi, baja, tembaga, alumunium, dan
berbagai logam lainnya.
Benda menurut daya hantar kalornya terdiri dari konduktor dan isolator.
Konduktor kalor adalah benda yang baik untuk menghantarkan panas.
-

Contohnya: besi, baja, alumunium, emas, perak, silicon, raksa, dan


berbagai logam lainnya.
Logam yang paling baik sebagai konduktor adalah tembaga.

Isolator kalor adalah benda yang sukar menghantarkan panas.


-

Contohnya: kayu, karet, kaca, gelas, air, plastic, udara dan sebagainya.

Pemanfaatan sifat konduktor dalam kehidupan sehari hari berupa: panci,


cerek,
wajan da sebagainya terbuat dari logam.

Pemanfaatan sifat isolator dalam kehidupan sehari hari berupa: pegangan


setrika, pegangan panci, dan sebagainya.
2. Perpindahan kalor secara konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat cair
atau gas/udara karena gerakan atau perpindahan/aliran bagian bagian yang panas.
- Konveksi terjadi Karena pada bagian air yang dipanaskan memuai
sehingga massa jenisnya kecil, mengakibatkan air yang panas itu bergerak
ke atas dan tempatnya itu akan segera diisi air yang suhunya rendah.
- Air dapat menghantarkan panas secara konveksi bukan konduksi.
Konveksi uadara atau gas
-

Udara yang dipanaskan lilin akan naik ke atas


Udara yang dingin turun ke bawah menggantikan tempat udara panas
Udara yang panas bertekanan rendah dan renggang sehingga bergerak
mengisi udara yang panas.

Peristiwa alam dalam konveksi udara yaitu angin darat dan angin
laut. Angin laut pada siang hari:
-

Udara di darat panas akan naik dan tempatnya akan diisi oleh udara dari
dingin dari laut
Akibat hal itu angin bergerak dari laut ke darat
Maka angin laut itu angin dari laut yang bergerak ke darat

Angin darat pada malam hari:


-

Udara di laut panas maka udaranya naik ke atas dan tempatnya diisi oleh
udara dingin dari darat
Akibat hal itu angin bergerak dari darat ke laut
Maka angindarat itu angin yang bergerak dari darat ke laut

Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari hari:


a. Konveksi air
- Digunakan pada pemanasan air
- Sistem pendinginn mesin
mobil. b. Konveksi angin darat
- Digunakan nelayan untuk pergi berlayar menangkap
ikan c. Konveksi angin laut
- Digunakan nelayan untuk pulang
berlayar d. Konveksi udara

Digunakan pada ventilasi rumah atau


bangunan
3. Perpindahan kalor secara radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi yaitu perpindahan panas secara langsung,
pancaran, dan tidak melalui zat perantara.
Contohnya: panas matahari sampai ke bumi, panas api sampai pada tubuh manusia
pada jarak tertentu (seperti api unggun dan penghangat ruangan). Pancaran
kalor hanya terasa pada kulit kita.
Alat untuk mengetahui adanya pancaran atau radiasi kalor disebut
termoskop.
- Jika bola kaca A (hitam) dan B (putih) kedua duanya dikenakan pada
pancaran kalor, permukaan zat cair (alcohol) pada pipa U dibawah B naik, dan di
bawah A turun, berarti tekanan di A>B.
Warna hitam lebih banyak menyerap
kalor
Warna putih kurang menyerap
kalor
Warna hitam merupakan waran yang daoat memencarkan dan menyerap kalor
dengan baik. Warna putih kurang baik untuk memancarkan dan menyerap kalor.
Pemanfaatan
radiasi:

sifat

kalor

pada

a. Pada waktu siang yang panas supayay tubuh merasa nyaman mak perlu memakai
pakaian putih , sebab waran putih kurang menyerap kalor dan dapat
memantulkan kalor sehingga kalornya tidak sampai ke tubuh. Sebaliknya jika
memakai yang berwarna hitam akan terasa gerah karena warna hitam atau gelap
dapat menyerap dan memancarkan kalor sehingga kalornya itu sampai terasa
pada tubuh.
b.
Termos sebagai alat penyimpan air
panas
- Sumbat gabus untuk menghindari/mengurangi hilangnya panas secara
konveksi melalui udara (uap) keluar dari air panas.
- Dinding kaca mengkilat untuk menghindari/mengurangi hilangnya kalor
secara radiasi.
- Vakum/hampa udara untuk mengurangi perambatan kalor secara
konduksi. c. Radiator pada lemari es dan mobil di cat hitam
- Mesin mobil yang bekerja menimbulkan panas, sehingga agar mesin tidak
terlalu panas, maka panasnya itu perlu diserap. Agar mudah diserap maka
radiator di cat hitam.

BAB
USAHA DAN ENERGI
1

Usaha

Dalam fisika, khususnya mekanika, Usaha merupakan sesuatu yang


dilakukan oleh gaya pada sebuah benda, yang menyebabkan benda bergerak.
Usaha dikatakan telah dilakukan hanya jika gaya menyebabkan sebuah benda
bergerak. Namun, jika kamu hanya menahan sebuah benda agar benda
tersebut tidak bergerak, itu bukan melakukan usaha., walaupun orang tersebut
telah mengerakan seluruh kekuatannya untuk menahan batu tersebut. Jadi,
dalam fisika, usaha berkaitan dengan gerak sebuah benda.
Untuk memindahkan sebuah benda yang bermassa lebih besar,
diperlukan usaha yang lebih besar pula. Juga, untuk memindahkan suatu benda
pada jarak yang lebih jauh, diperlukan pula usaha yang lebih besar. Dengan
berdasarkan pada kenyataan tersebut, Usaha didefinisikan sebagai hasil kali
gaya dan erpindahan yang terjadi. Bila usaha kita simbolkan dengan W, gaya F,
dan perpindahan s, maka
W=F.s

.. (1.1)

Baik gaya maupun perpindahan merupakan besaran vektor. Sesuai


dengan konsep perkalian titik antara dua buah vektor, maka usaha W
merupakan besaran skalar. Bila sudut yang dibentuk oleh gaya F, dengan
perpindahan s adalah 0, maka besaranya usaha dapat dituliskan sebagai:
W = (F cos ) s
W = F s cos
.. (1.2)
Dalam sistem satuaan SI, satuan usaha adalah joule, yang dilambangkan
dengan huruf J. Satu joule didefinisikan sebagai besarnya usaha yang
dilakukan oleh sebuah gaya 1 newton yang bekerja searah dengan
perpindahan benda, yang menyebabkan perpindahan sejauh 1 meter. Dengan
demikian,
1 joule = 1 newton x 1 meter
1 j = N
m
Untuk usaha yang lebih besar, biasanya menggunakan satuan kilojoule (kJ)
dan megajoule
(MJ).
1 kJ = 1000 J
1MJ=1000.000J

Menghitung usaha dengan Metode Grafik


Berdasarkan persamaan 1.1, yaitu W = F s, maka usaha dapat kita
hitung dengan menggunakan metode grafik, yaitu bila kita plot grafik F versus s.
Gambar 5.2 memperlihatkan gaya sebesar F0 yang dikerjakan pada benda,
menyebabkan benda berpindah sejauh s0 yang searah dengan gayanya.
berdasarkan persamaan 1.1,
W = F0 s 0
Dari grafik terlihat bahwa F0 s0 sama dengan luas daerah yang diarsir
(diraster). Dengan demikian, usaha dapat dihitung berdasarkan luas daerah
dibawah grafik F versus s.
Usaha oleh Beberapa Gaya
Ketika beberapa gaya berkerja pada suatu benda, berapakah usaha total
yang dilakukan pada benda ini ? Dalam kasus ini, kita dapat menghitung
usaha masing-masing gaya secara individual. Usaha total sama dengan
jumlahan dari usaha yang dilakuakn masing-masing gaya. metode ini benar
karena usaha merupakan besaran skalar, sehingga penjualan aljabar biasa
berlaku di sini.
Wtotal

= F1 s1 + F2 s2 +
F3 s3 + . + FN sN
= W1 + W2 + W3 + . + WN

Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung usaha oleh


beberapa gaya adalah dengan mencari resultan dari vektor-vektor gaya yang
berkerja. jika resultan vektor-vektor gaya sama dengan Ftotal, maka usaha total
sama dengan
Wtotal = Ftotal s .. (1.3)
Usaha Negatif
Gambar 5.3 menunjukan balok B yang didorong oleh tangan A. Sesuai
dengan hukum III Newton, dapat disimpulkan bahwa gaya yang berkerja pada
masing-masing benda dalam kasus ini sama besar tapi berlawan arah, yaitu
FAB = - FBA. Tanda negatif menujukan arah yang berlawanan. Jika usaha
oleh tangan pada balok adalah usaha positif, karena searah dengan
perpindahan balok, maka usaha oleh balok pada tangan benilai negatif.
FA pada B = FB pada A .. (1.4)

Energi
Energi dalam fisika didefinisikan sebagai kemampuan untuk untuk
melakauakn usaha. Berarti, untuk berlari kita memerlukan energi, untuk belajar
kita memerlukan energi, dan secara umum untuk melakukan kegiatan kita
memerlukan energi. dari mana kita memperoleh energi untuk melakukan
kegiatan sehari-hari ? Untuk melakukan aktivitas, kita perlu makanan. Dengan
demikian, energi kita dapatkan dari makanan yang kita santap sehari-hari.
Sehingga kita akan meras malas untuk melakukan suatu kegiatan.
bagaimana dengan mesin-mesin yang membantu kerja manusia ? Apakah
mesin-mesin ini memerlukan energi ? Ya, mesin-mesin tersebut memerlukan
energi untuk melakuakan usaha. energi mesin-mesin ini diperoleh dari bahan
bakarnya, misalnya m\bensi dan solar. tanpa bahan bakar ini, mesin tidak akan
bisa melakukan usaha.
2.1 Energi Potensial
Secara umum, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam
sebuah benda atau dalam suatu kedaan tertentu. Dengan demikian, dalam air
terjun terdapat energi potensial, dalam batu bara terdapat energi potensial, dalam
tubuh kita terdapat energi potensial. Energi potensial karena masih tersimpan,
yang tersimpan dalam air yang berada diatas suatu tebing baru bermanfaat
ketika diubah menjadi energi kinetik dalam air terjun. Energi potensial dalam
batu bara baru bermanfaat ketika diubah menjadi energi panas melalui
pembakaran. Energi potensial dalam tubuh kita akan bermanfaat jika kita
mengubah menjadi energi gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita.
Dalam pengertian yang lebih sempit, yakni dalam mekanika, energi
potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukan atau keadaan
benda tersebut. Contoh energi potensial gravitasi dan energi potensial elastik.
Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada di ketinggian
tertentu dari permukaan tanah. sedangkan energi potensial elastik dimiliki
oleh, misalnya karet ketapel yang direnggangkan. Energi potensial elastik pada
karet ketapel ini baru bermanfaat ketika regangan tersebut dilepaskan
sehingga menyebabkan berubahnya energi potensial elastik menjadi energi
kinetik (kerikil didalam ketapel terlontar).
2.2 Energi dan Sumber-Sumbernya
Manusia telah menemukan berbagai sumber energi untuk memenuhi
kebutuhan energinya yang semakin lama semakin meningkat, seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dunia. Karena terbatasnya sumber energi di
Bumi ini, maka kita harus melakukan pelestarian terhadap sumber-sumber energi
tersebut, khususnya sunber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Di
samping itu, upaya untuk mencari sunber-sumber baru harus terus dilakukan.
Energi
Fosil

Bahan Bakar

yang termasuk bahan bakar fosil adalah batu bara, minyak bumi, dan gas
alam. Batu bara yang pada sekitar tahun 1910 merupakan 75% sumber energi
utama yang digunakan seluruh negara, saat ini sudah bukan sunber utama lagi.
Hal ini disebabkan batu bara adalah bahan bakar yang kotor, yang ketika
dibakar yang mengahasilkan gas beracun yang dapat mencemari atmosfer
Bumi. Rata-rata, 1 kilo-gram batu bara bisa menghasilkan energi sebesar 2
kWh. Berapa kira-kira banyaknya batu bara yang dikonsumsi oleh sebuah rumah
tangga bila dianggap sumber energi seluruhnya berasal dari batu bara ?
minyak bumi merupakan bahan bakar yang lebih baik dari batu bara,
yaitu lebih murah untuk menambangnya, dan lebih murah dalam hal
pengangkutannya dari lokasi penambangan ke lokasi pengolahan. Dari segi
polusi, minyak bumi lebih sedikit menimbulkan polusi dari pada yang dilakuakn
batu bara. Sampai saat ini, minyak bumi masih termasuk sumber energi utama
kita. Tabel berikut menunjukan persediaan bahan bakar fosil di seluruh dunia.

Tabel 1.1 Persedian bahan bakar fosil dunia


Bahan
bakar Persediaan
Kandungan
fosil
energi
12
Batu
bara
7,6 x 10 5,5 x 1015 kWh
Minyak
3,25 x 1015
3
15 kWh
ton
0,51
x
10
kWh
bumi
2,0 x 1012 0,32 x 1015 kWh
Terpentin
barrel
2,94 x 1015 kWh
12
0,3 x 10
Minyak
barrel
serpih Gas
Kira-kira 20% kebutuhan energi kita adalah energi yang diproleh dari
energi air, yang dalam hal ini adalah energi listrik yang dibangkitkan
oleh stasiun pembangkit
energi hidrolistrik, stasiun pembangkit energu
pasang surut, dan stasiun gelombang air laut.
Prinsip kerja stasiun pembangkit energi hidrolistrik adalah menampung
sejumlah besar air dalam suatu waduk atau bendungan, lalu mengalirkannya
dengan kelajuan tetap ke sebuah turbin yang pada akhirnya akan memutar
generator. Generator inilah yang akan menghasilkan listrik. Contoh embangkit
listrik hidrolistrik ini adalah PLTA Jatiluhur, PLTA Cirata dan PLTA Saguling.
Stasiun pembangkit energi pasang surut memiliki prinsip yang sama
dengan stasiun
pembangkit energi hidrolistrik, tetapi dengan memanfaatkan pasang surut air laut
alih-alih menampung air dalam suatu bendungan. Dengan demikian stasiun
pembangkit energi pasang surut berada di laut.
Pada stasiun pembangkit energi gelombang air laut, terjadi perubahan
bentuk energi dari energi kinetik gelombang air laut menjadi energi listrik. tentu
kamu masih ingat pada pelajaran di kelas VIII SMP bahwa gelombang
merambat membawa energi. Energi kinetik gelombang air laut ini digunakan
untuk memutar turbin, sehingga generator yang dikopel dengan turbin akan
turut berputar dan menghasilkan listrik.
Energi Cahaya Matahari
Cahaya Matahari merupakan sumber energi yang paling besar dan
paling melimpah. Tanpa cahaya Matahari, kehidupan di muka bumi ini tidak
akan bisa berkembang. tanpa kita minta atau kita usahakan, cahaya Matahari
akan selalu memberikan energinya pada kita, misalnya memanaskan Bumi
dan bangunan-bangunan diatasnya. Tanpa sinar Matahari, proses fotosintesis
pada tumbuhan tidak akan berlangsung. jadi, dengan sendirinya Matahari telah
mensuplai kebutuhan energi manusia dalam jumlah yang sangat besar.
Bagaimana kita bisa menangkap energi cahaya Matahari ini dan
menggunakannya sebagai sumber energi yang bisa kita atur kekuatannya ?
Karena Matahari hanya bersinar pada siang hari, maka pada malam hari
Matahari praktis tidak memberikan energinya. salah satu alat yang dipakai untuk
menangkap energi cahaya Matahari adalah panel surya. panel surya adalah

adalah sebagai pemanas air. dengan demikian, panel surya tidak


menghasilkan listrik. tentu kamu sering melihat diatas sebuah rumah atau diatas
sebuah hotel terdapat panel surya ini.
Alat penagkap energi cahaya Matahari yang bisa menghasilkan listrik
adalah sel surya, yang memanfaatkan konsep efek foto listrik (akan anda
pelajari di kelas XIII). sayangnya, sampai saat ini efesiensi dari sel surya ini
masih rendah, yaitu masih dibawah 20%. Namun demikian, sel surya
merupakan sesuatu yang sangat menjanjikan sebagai pembangkit energi
listrik masa depan.
Energi Angin
Energi angin telah dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa di kawasan Timur
Tengah sejak
2000 tahun sebelum masehi. tiga ratus kemudian, barulah energi angin ini
dimanfaatkan secara luas di Benua Eropa. Energi angin dimanfaatkan untuk
memutar kincir angin, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk memutar
turbin sehingga bisa mengahasilkan listrik melalui generator. Tahukah kamu
bahwa para pelut jaman dulu hanya memanfaatkan energi angin untuk
menggerakan kapal layar mereka mengarungi samudra luas ?
pembangkit listrik yang menggunakan kincir yang berdiameter 60 m biasa
menghasilkan daya listrik sekitar 3 MW bila rata-rata kelajuan angin 20m/s.
Walaupun tampaknya pembangkit energi angin ini cukup sederhana, namun ia
bisa menghasilkan daya keluaran dengan efesiensi sampai 60%. Bandingkan
dengan efesiensi sel surya hanya 20%.
Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan)
ataupun reaksi fusi (pembelahan) inti-inti atom. Pada dasarnya, energi nuklir
ini merupakan hasil reaksi berantai yang bisa dikendalikan, dengan uranium dan
plutonium sebagai bahan utamanya. Walaupun energi yang dihasilkan sangat
besar, energi nuklir ini masih menjadi perdebatan menyangkut
faktor
keamananny. Energi nuklir dibangkitkan dalam suatu reaktor nuklir, yang bila
sedikit saja reaktor itu mengalami kebocoran, akibatnyanya akan sangat
mengerikan bagi penduduk di sekitar reaktor nuklir tersebut. peristiwa
semacam ini pernah terjadi di reaktor nuklir Chernobyl di Rusia (dulu Uni
Soviet) dan reaktor nuklir Bhopal (India).
Bila 1 kg uranium di reaksikan dalam sebuah reaktor nuklir,
maka bisa sangat menakjubkan. Bandingkan dengan nilai kalorik dari 1 kg
batu bara yang bisa mengahasilkan energi sebanyak 29 MJ saja. berarti, 1 kg
uranium bisa mengahasilkan lebih dari sejuta yang dihasilkan oleh 1 kg batu
bara.
Energi Geotermal
Sebauah grotermal atau panas bumi dihasilkan dari uap air panas yang
keluar (dipompa keluar) dari dalam Bumi. Sebenarnya, energi geotermal juga
bisa dihasilkan dari batuan batuan yang membara di dalam Bumi. Prinsip

sebuah pembangkit energi geotermal ditujukan pada gambar 5.9. Dua buah
saluran dibuat dengan pengeboran di dalam batuan Bumi. Air dingin
dipompakan ke bawah melalui salah satu saluran ini, sedangkan air yang panas
dipompa ke atas. Daya yang dihasilkan dari stasiun pembangkit energi
geotermal ini sekitar 5 MW. Contoh pembangkit listrik ini terdapat di
Kamojang dan Kawasan Dieng.
2.3EnergiPotenasialGravitasi
Sebuah benda yang berada pada ketinggian tertentu terhadap suatu bidang
acuan tertentu memiliki energi potensial. Energi ini, sesuai dengan
penyebanya, disebut energi potensial gravitasi. Artinya, energi ini potensial
untuk melakukan usaha dengan cara mengubah ketinggiannya. Semakin tinggi
kedudukan suatu benda dari bidang acuan, semakin besar energi potensial gravitsi
yang dimilikinya.
Untuk membahas seberapa besar energi ini, mari kita simak uraian
berikut terlebih dahulu. sebuah benda bermassa 1 kg yang diam diatas lantai
diangkat sampai pada ketinggian
1m diatas lantai. Lantai dianggap sebagai bidang acuan. kita tahu bahwa gaya
yang diperlukan
untuk melakukan usaha ini, yaitu mengangkat benda ini, sama dengan gaya
yang diperlukan untuk melawan gaya gravitsi yang berkerja pada benda (gaya
berat). besarnya berat tersebut dapat kita tuliskan sebagai F = mg, dimana m
adalah massa benda, dan g adalah percepatan gravitsi Bumi. jika ketinggian
benda sama dengan h, besarnya usaha yang dilakukan untuk mengangkat
benda bermassa m setinggi h adalah.
W = Fh
= mgh

Kembali pada benda bermassa 1 kg yang diangkat setinggi 1 m, maka


besar usaha yang telah dilakukan adalah
W = (1kg) (9,8 m/s2)
(1m)
W = 9,8
J
Dengan demikian, pada ketinggian 1m di atas, benda tersebut memiliki
energi potensial gravitasi, yaitu kemampuan untuk malakukan usaha (misalnya
menjatuhkan diri) sebesar 9,8 J.
Dari uraian di atas, kita dapat merumuskan secara umum persamaan
untuk menghitung
energi potensial (EP).
EP = berat x
ketinggian
EP= m g h
.. (2.5)
Dalam rumus ini, h adalah perubahan ketinggian diukur dari bidang acuan.
Gambar 5.10 menjelaskan apa yang terjadi ketika sebuah buku yang diangkat
dari lantai keatas meja. usaha yang dilakuakan pada buku tidak bergantung
pada lintasan yang dipilih untuk mengangkat buku. Gaya yang diperlukan
untuk mengangkat buku merupakan gaya yang diperlukan untuk melawan
gaya berat, yang arahnya selalu kebawah.
Energi potensial
gravitasi yang dimiliki oleh suatu benda yang
tergantung pada bidang acuan dimana ketinggian benda diukur, sehingga energi
potensial gravitasi bisa bernilai positif maupun negatif. Pada gambar 5.11,
permukaan o kita pilih sebagai bidang acuan. Energi potensial gravitasi
yang dimiliki m pada posisi T sama dengan usaha yang dilakukan untuk
mengangkat benda dari bidang acuan O ke ketinggian h. Dengan demikian
besar energi potensial gravitasi di T sama dengan mgh1, yang berarti
nilainya positif. Jika benda m dikembalikan pada posisi T ke O, benda akan
melepaskan energinya sebesar yang diterimanya ketika diangkat ke ketinggian
h1. Ketika benda digerakan dari O ke posisi B pada ketinggian h2, usaha yang
diperlukan adalah mg (h2). Berarti, energi potensial gravitasi bernilai negatif.
untuk mengaembalikan benda ke bidang acuan, yaitu dari B ke O, usaha
harus dilakukan sejumlah ketika benda dibawa ke bidang B.
Kita bebas memilih bidang acuan mana yang kita pakai dalam
menentukan besarnya energi potensial gravitasi, karena perbedaan ketinggian
akan tetap sama, sehingga perubahan energi potensial gravitasinya pun tetap
sama.
5.2.4 Energi Potensial Elastik Pegas

Ketika kita merentangkan sebuah pegas, misanya yang digunakan untuk


melatih otot lengan, kita harus melakukan suatu kerja dengan mengerahkan
suatu usaha. Pada bagian terdahulu kita pelajari bahwa usaha sama dengan luas
daerah dibawah grafik gaya (F) versus perpindahan (x). Kita akan menghitung
besar usaha yang dilakukan pada pegas ini dengan grafik pada gambar 5.12.

Berdasarkan gambar tersebut kita dapat menghitung luas daerah yang


diarsir, yaitu
1
W =
x tinggi x
alas
2
=
x

Dengan demikian, besarnya usaha yang dilakukan untuk menarik pegas sejauh
x dengan gaya sebesar F adalah
W=
x

Sesuai dengan hukum Hooke, F = k x, persamaan untuk menghitung


usaha diatas daapat dilakukan sebagai
1
W = k x2 .. (2.6a)
2
Seluruh usaha yang dilakukan oleh beban (atau oleh tangan kita)
ini akhirnya disimpan menjadi energi potensial elastik pegas, karena dalam
peristiwa ini tidak terjadi perubahan energi kinetika pegas. Dengan demikian,
sebuah pegas yang memiliki konstanta gaya k dan terentang sejauh x dari
keadaan setimbanganya memiliki energi potensial elastik sebesar EP.
1
k x2 .. (2.6b)
EP =
2
2.5 Energi Kinetik
Dari hukum I Newton, disebutkan bahwa benda memiliki sifat inersia
kelembaman atau kemalasan. Besar kecilnya inersia benda ini diukur dalam
besaran massa. Jika kita melakukan usaha pada benda untuk melawan gaya
gravitasi, ketinggian benda berubah (energi potensial gravitasi berubah). Ketika
kita melawan gaya gesekan, suhu benda berubah (perubahan energi panas). Jadi
selalu ada yang berubah ketika kita melakukan usaha. Untuk perubahan
yang pertama, yaitu usaha menyebabkan kelajuan benda berubah, kita
mengatakan telah terjadi perebahan energi gerak benda. ini disebut sebagai
energi kinetik benda.
ketika sebuah benda bergerak, pada dasarnya telah terjadi perubahan
keadaan, yaitu dari keadaan diam ke keadaan bergerak. Dengan demikian,
dengan energi potensial gravitasi, kita anggap energi kinetik banda yang diam
sebagai acuan untuk mengukur besar energi kinetik benda yang bergerak

dengan kelajuan v. karena sebagai acuan, maka kita tentukan bahwa besar energi
kinetik benda yang diam sama dengan nol.
Bagaiman besar kecilnya energi kinetik benda ini? Pertama, akan kita
amati pengaruh massa benda terhadap besar kecilnya energi kinetik benda.
Jatuhkan sebuah benda bermassa m1 (misalnya sebuah bola yang terbuat dari
besi) dari ketinggian tertentu pada tanah yang lembek, yang memungkinkan
benda benda tersebut menimbulkan bekas pada tempat jatuhnya.
kemudian, ulangi lagi percobaan ini dengan benda lain bermassa m1
(misalnya bola dari pelastik).
Kita mengetahui bahwa kedua benda akan jatuh ke tanah dalam waktu yang
sama, yang berarti kelajuan kedua benda adalah sama di setiap titik dalam
lintasannya. Ternyata, bekas ditanah yang ditimbulkan oleh kedua benda
berbeda. Benda yang massanya besar membuat

bekas yang lebih besar dan dalam, sedangkan benda yang massanya
lebih kecil hanya menimbulkan sedikit bekas pada tanah. Ini menunjukan
bahwa benda yang massanya besar melakuakan usaha yang lebih besar,
sedangkan benda yang massanya lebih ringan melakukan usaha yang lebih
kecil pula. Artinya, ketika tepat sebelum menyentuh tanah, benda yang
massanya besar memiliki energi kinetik yang lebih besar dibandingkan benda
yang massanya lebih ringan. kesimpulannya, semakin besar massanya, semakin
besar pula energi kinetiknya. kesimpulan ini hanya berlaku untuk dua benda
yang memiliki kelajuan yang sama

https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-12.pdf
.

VEKTOR
A.PENGERTIAN VEKTOR
Vektor adalah suatu kuantita/besaran yang mempunyai besar dan arah. Secara grafis suatu
vektor ditunjukkan sebagai potongan garis yang mempunyai arah. Besar atau kecilnya vektor
ditentukan oleh panjang atau pendeknya potongan garis. Sedangkan arah vektor ditunjukkan
dengan tanda anak panah. Dalam gambar vektor dibawah ini , titik A disebut titik awal (initial
point) dan titik P disebut titik terminal (terminal point).

Gambar : Vektor
Pada gambar tersebut vektor dapat ditulis dengan berbagai cara seperti, AB a , a atau a.
Panjang vektor juga dapat ditulis dengan berbagai cara seperti AB , AB , a , atau a .
Disini kita akan memakai simbul AB atau a untuk menyatakan vektor dan | AB | atau | a |
untuk menyatakan besaran (modulus) dari vektor tersebut. Contoh vektor misalnya lintasan,
kecepatan, percepatan, dan gaya. Skalar adalah suatu kuantita yang mempunyai besaran tetapi
tidak mempunyai arah. Suatu skalar adalah bilangan nyata dan secara simbolik dapat ditulis
dengan huruf kecil. Operasi skalar mengikuti aturan yang sama dengan aturan operasi aljabar
elementer.

B. VEKTOR POSISI DAN VEKTOR SATUAN

Jika kita ingin menyatakan letak atau posisi sebuah titik dalam suatu bidang datar, maka
kita membutuhkan suatu sistem koordinat (misalnya sumbu x dan sumbu y). Dengan O. Jika
koordinat P adalah (3,4), maka jarak OP haruslah sama dengan 5 cm dan posisi titik P terhadap
titik acuan O dapat dinyatakan sebagai vektor posisi yang dituliskan sebagai

(P).

Gambar : Vektor Posisi


Sebuah vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang didefinisikan mempunyai besar
1 dan menunjuk ke suatu arah tertentu. Dalam sistem koordinat biasanya digunakan lambang
khusus i, j, dan k untuk menyatakan vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan x positif berturutturut. Perhatikan bahwa i, j, dan k tidak harus terletak pada titik asal koordinat. Seperti halnya
vektor-vektor lain, vektor satuan dapat ditranslasikan ke mana saja dalam ruang koordinat,
asalkan arahnya terhadap sumbu koordinat tidak berubah.

Vektor Axi adalah hasil kali komponen Ax dengan vektor satuan i. Vektor ini adalah vektor sejajar
dengan sumbu x. Sehingga vektor A dapat ditulis sebagai jumlahan tiga vektor yang masingmasing sejajar terhadap sumbu koordinat :
A = Axi + Ayj + Azk
C. KOMPONEN VEKTOR
Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang yang
diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari kepala vektor tersebut ke garis tadi. Gambar
dibawah menunjukkan vektor A yang berada pada bidanh xy. Vektor ini mempunyai komponen
Ax dan Ay. Secara umum komponen-komponen ini dapat bernilai positif atau negatif. Jika
adalah sudut antara vektor A dengan sumbu x, maka :

Gambar : Komponen Vektor

Dimana A adalah besar dari vektor A, sehingga komponen-komponen vektor A dapat


diperoleh :
Ax = A cos

Ay = A sin

Tetapi jika kita telah mengetahui komponen Ax dan Ay, serta sudut , maka besar vektor A dapat
diperoleh dengan menggunakan teorema Pythagoras :
A=
Dari pemabahasan diatas jelas bahwa vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
D. OPERASI PENJUMLAHAN VEKTOR
Penjumlahan dua vektor dapat dikerjakan dalam dua cara yaitu cara grafis dan analitis.
a.

Cara Grafis
1) Dengan cara penjumlahan segitiga atau segitiga vektor

Cara:
pangkal vektor

digeser ke ujung vektor

yang menghubungkan pangkal vektor

maka vektor hasil

dengan ujung vektor

2) Dengan cara penjumlahan jajar genjang atau jajar genjang vector

+ b adalah vektor

Cara:
Pangkal vektor

digeser ke pangkal vektor

dari ujung persekutuan adalah

, dilukis jajar genjang, maka diagonal

+b .

Untuk melakukan penjumlahan lebih dari dua vektor digunakan aturan segi banyak
(potongan).

b. Cara Analitis
1) Apabila kedua vektor diketahui mengapit sudut tertentu , maka dapat digunakan
perhitungan dengan memakai rumus aturan cosinus seperti pada trigonometri.

2) Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka
penjumlahan dapat dilakukan dengan menjumlahkan komponennya.

Misalnya:

xA

yA

dan

xB

yB

maka

+b

x A xB

y A y B

Contoh:
a)

2
4

a
b
3 dan
3 maka a + b =
Apabila

2 (4)
2

33
0

Diketahui panjang vektor a = 2 dan panjang vektor b = 4, sudut antara

b)
vektor
a

dan b adalah 60, maka :

+b =
=
=
=

a b 2abCos
2

2 2 4 2 2.2.4.Cos 60

4 16 16. 12
28 2 7

E.PENGURANGAN VEKTOR
Memperkurangkan vektor
negatif

pada vektor

dari vektor

didefinisikan sebagai menjumlahkan vektor

dan ditulis :

F.PERKALIAN VEKTOR
1) Perkalian vector dengan saklar
Jika a suatu vektor dan m adalah skalar (bilangan nyata), maka m
suatu vektor dengan kemungkinan :
a.
Jika m > 0 maka m a adalah vektor yang besarnya m kali
b. Jika m < 0 maka m a adalah vektor yang besarnya m kali
c.

dengan a .
Jika m = 0 maka m a adalah nektor nol.

Contoh :
a) Vektor diberikan dalam bentuk gambar

a
a

atau

m adalah

dan searah dengan a .


dan arahnya berlawanan

b) Vektor diberikan dalam bentuk komponen

Apabila titik-titik dalam vektor dapat dinyatakan sebagai perkalian vektor yang
lain, titik-titik itu disebut kolinier (segaris).
2) Perkalian dua vektor
Operasi perkalian pada vektor dapat dikerjakan melalui dua cara sebagai berikut :
a) Sudut antara dua vector diketahui ;
Diberikan vektor a = (a1, a2), b =(b1, b2) dan sudut yang dibentuk oleh vektor
b

adalah . Perkalian antara vektor


a .b

dan

dirumuskan sebagai berikut :


. Cos

Contoh:
6

a
Tentukan hasil kali kedua vektor
= 1

vektor adalah 60
Jawab:
Diketahui dua buah vektor sebagai berikut :
6

a = 1

a1 = 6 dan a2 = 1
2

a1 a 2 =

6 2 12

36 1

37

3

b = 6 b = 3 dan b = 6
1
2
2

2
2
b = b1 b2 = 3 6 9 36 45
a . b = a . b . Cos

3

b
dan
= 6

serta sudut antara kedua

dan

37 . 45

37 . 45

=
=

3
2

.Cos 60
1
2

185

3
Jadi, hasil kali kedua vektor adalah 2 185 .
b) Sudut antara kedua vector tidak diketahui ;

Diberikan vektor
sebagai berikut :

= (a1, a2) dan

= (b1, b2). Hasil kali kedua vektor dirumuskan

a . b = a1b1 + a2b2
Contoh:

5

a
Diberikan vektor
= 7 dan b =

2 . Tentukan hasil kali vektor a dan b !

Jawab:
5

a
Diketahui
= 7 a1 = 5 dan a2 = 7 , serta
3

b = 2 b = 3 dan b = -2
1

a .b

= a1b1 + a2b2
= 5.3 + 7(-2)
= 15 + (-14)
=1
Jadi, hasil kali vektor a dan b adalah 1.
Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat kartesius dapat kita cari
besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor yang dirumuskan sebagai berikut :

Cos =

a 1 b1 a 2 b 2
ab

Daftar Pustaka :

http://fisikazone.com/vektor/komponen-vektor/
Anonim.__.Vektor.___.SMK Negeri 1 Kandeman. Kec.Batan

Anda mungkin juga menyukai