Anda di halaman 1dari 9

Nama

: 1. Tumpal Dwi Mario Ridwan Gultom ( 1506800262 )


2. Shandy Arsenna Samudera
( 1506800256 )
Absen : 53 & 54
Kelas : 06 P ( Paralel )
Jurusan : Teknik Mesin
Matkul : Kimia Dasar
Review Pertemuan 1.

A. Materi
Dalam kehidupan kita sehari-hari, dimanapun kita berada dan apapun yang sedang kita
lakukan, kita selalu dikelilingi oleh berbagai jenis materi memiliki bentuk dan sifat yang
berbeda-beda. Ada materi yang terlihat secara kasat mata dan juga yang tidak terlihat namun
dapat kita rasakan melalui indera peraba atau penciuman kita. Ada yang memiliki bentuk yang
tetap dan tidak berubah namun ada juga materi yang memiliki bentuk yang dapat berubah dan
menyesuaikan bentuk seperti wadahnya. Dari penjelasan singkat diatas, dapat ditarik sebuah
pengertian, bahwa materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan mengisi suatu
ruangan. Dalam pengertian yang lain, materi didefinisikan sebagai setiap partikel yang memiliki
massa dan volume.
Segala sesuatu disekitar kita terbuat dari materi. Sebagai contoh, blok mesin, piston,
chassis, dan shock breaker adalah contoh dari materi yang berbentuk padat. Premium atau
Pertamax, oli, dan minyak rem adalah contoh materi yang berbentuk cair. Sedangkan gas
pembuangan hasil pembakaran pada silinder motor adalah contoh materi yang berbentuk gas.

UNIVERSITAS INDONESIA

Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, sifat, komposisi, dan struktur suatu materi serta
perubahan-perubahan fisik dan kimia yang terjadi didalamnya disebut kimia. Pada ilmu ini
dijelaskan bahwa sebuah materi tersusun dari atom-atom. Atom tersebut akan saling berikatan
dan membentuk molekul.
Menurut komposisi, materi dikelompokan menjadi 2, yaitu zat murni ( pure substance )
dan campuran ( mixtures ). Zat murni terdiri dari unsur ( element ) dan senyawa (compound),
sedangkan campuran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu heterogen dan homogen.

Dari gambar diatas dapat kita lihat masing-masing contoh dari unsur, senyawa, serta
campuran homogen dan heterogen. Contoh lainnya adalah O2 dan C untuk unsur, lalu ada H2O
(air) dan NaCl (garam) untuk senyawa. Contoh untuk campuran homogen adalah pada minuman
teh, dimana terbentuk dari 2 bahan yang berbeda, namun terlihat seperti sebuah substansi saat
dicampurkan. Untuk campuran heterogen, kita dapat melihat contohnya pada saat air
dicampurkan dengan minyak goreng.

UNIVERSITAS INDONESIA

Ada beberapa teknik pemisahan campuran yang berdasarkan pada perbedaan


sifat fisika dari masing-masing komponen. Diantaranya adalah, distilasi, filtrasi, kromatografi,
evaporasi, serta dekantasi dan sentrifugasi. Berikut adalah gambar dari teknik distilasi yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih materi.

Materi yang berbeda memiliki sifat fisika dan sifat kima yang beda pula. Sifat fisika dan
kimia ini terdiri dari 2 jenis yang berbeda, yaitu sifat yang tidak tergantung pada ukuran zat
seperti titik didih dan densitas yang disebut intensive dan sifat yang bergantung pada ukuran zat
seperti massa dan volume disebut extensive. Definisi sifat fisika adalah sifat yang dapat
ditentukan tanpa mengubah identitas zat. Contohnya diantara lain adalah lunak, berkilau, titik
lebur rendah, atau densitas yang rendah. Sifat kimia ditentukan dengan menggunakan proses
yang mengubah identitas zat tersebut dan bereaksi membentuk zat lain. Sifat-sifat ini diikuti oleh
perubahan yang terjadi pada suatu materi. Perubahan ini terdiri dari perubahan fisika dan
kimia. Sebagai contoh, ketika es meleleh, bentuknya berubah dari padat menjadi cair, namun
identitasnya masih sama yaitu H2O. Sedangkan contoh untuk perubahan kimia adalah seperti saat
Na dan K yang bereaksi saat bercampur dengan air, dimana komposisinya berubah.

UNIVERSITAS INDONESIA

B. Pengukuran
Satuan pengukuran yang saat ini dipakai secara internasional disebut SI. Dalam SI ada 7
besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tidak berdimensi.

Menurut SI, satuan pengukuran panjang adalah meter. Dalam aplikasinya, terkadang kita
menemukan beberapa contoh penulisan bilangan yang memiliki nilai yang sangat besar atau
sangat kecil dalam satuan yang sama. Dampaknya adalah nilai yang terlampau besar ini akan
memaksa kita untuk menuliskan nilainya dalam bentuk kombinasi angka yang sangat banyak dan
terlalu panjang. Untuk mengatasi masalah ini, angka desimal dapat membantu kita untuk
mmbentuk notasi ilmiah dalam penulisan besar suatu nilai agar tidak terlalu panjang serta masih
menggunakan satuan internasional yang sesuai. Sebagai contoh, saat kita harus menuliskan jarak
bumi ke matahari dalam meter. Jaraknya menurut satuan panjang SI adalah 149.600.000.000
meter. Saat diubah menjadi angka desimal dikalikan bilangan besar, maka notasi ilmiahnya akan
menjadi 1.496 x 1011 meter. Bilangan- bilangan besar atau kecil tersebut kita tulis dalam notasi
ilmiah agar selanjutnya dapat membantu kita untuk mengkonversi satuan awal dari nilai tersebut
menjadi satuan yang diinginkan berdasarkan besar dari faktor pengalinya.

UNIVERSITAS INDONESIA

Selain pengukuran besaran panjang, ada juga pengukuran besaran suatu temperatur.
Secara SI, satuan pengukuran temperatur adalah Kelvin ( K ), namun pada aplikasinya kita
juga bisa menggunakan satuan selain Kelvin seperti Celcius ( oC ) atau Fahrenheit ( oF ). Yang
menjadi pembanding utama dari ketiga satuan ini adalah nilai temperatur pada Celcius dan
Fahrenheit saat Kelvin berada pada nilai 0. Berikut ini adalah nilai konversi antar Kelvin,
Celcius, dan Fahrenheit.

Sebagai contoh, berapakah nilai temperatur dalam satuan Celcius dan Fahrenheit bila
nilai dari pengukuran temperatur dalam Kelvin adalah 100 K ?
Untuk C, TC = TK 273.15 = 100 273.15 , maka nilai 100 K dalam Celcius adalah -173.15 oC.
Untuk F, TF = TK x 1.8 459.67 = 180 459.67 , maka nilai Fahrenheitnya adalah -279.67 oF.
Dalam proses pengukuran ada suatu selalu ada ketidakpastian yang menyebabkan adanya
perbedaan nilai pengukuran dengan nilai aslinya, daan juga adanya perbedaan nilai saat
pengukuran dilakukan beberapa kali. Kualitas pengukuran ini digambarkan dalam 2 hal, yaitu
akurasi yang diartikan sebagai perbedaan nilai pengukuran dengan nilai aslinya, serta presisi
yang diartikan sebagai seberapa dekat nilai pengukuran yang satu dengan yang lain.

UNIVERSITAS INDONESIA

Sebagai contoh dari pengukuran yang memiliki akurasi dan presisi yang baik
adalah sebagai berikut. Saat seseorang mengukur diameter dari sebuah poros yang memiliki nilai
asli 45 mm menurut gambar kerjanya menggunakan jangka sorong. Dia melakukan proses
pengukuran diameter tersebut sebanyak 3x pengulangan, hasilnya adalah 44.8 mm , 45.2 mm ,
dan 44.9 mm. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa nilai pengukurannya mendekati nilai yang
sebenarnya dan ketiga nilai pengukuran tersebut memiliki selisih nilai pengukuran yang tidak
besar dan relatif stabil.
C. Angka Penting, Operasi Matematika, dan Pembulatannya.
Dalam penentuan angka penting, ada beberapa aturan yang digunakan untuk menghitung
berapa banyak angka penting dalam suatu kombinasi. Angka penting ini akan digunakan untuk
penulisan notasi ilmiah. Notasi ilmiah memiliki aturan khusus dalam penentuan posisi
desimalnya berdasarkan jumlah angka penting yang terdapat pada angkanya. Rumus penulisan
notasi ilmiah secara umum adalah a x 10n , dimana nilai jangkauan untuk a adalah 1 a < 10.
Berikut adalah aturan beserta contoh dari penentuan angka penting.

Semua angka selain nol adalah angka penting : 8,89 ( 3 angka penting )

Angka nol ditengah adalah angka penting : 15008 ( 5 angka penting )

Angka nol setelah desimal adalah angka penting : 1,08940 ( 6 angka penting )

Angka nol di awal bukan angka penting : 0,01990 ( 4 angka penting )


Penulisan notasi ilmiahnya : 1,990 x 10-2 ( 4 angka penting )

Angka nol diakhir tanpa desimal bukan angka penting : 90700 ( 3 angka penting )
Penulisan notasi ilmiahnya : 9,07 x 104 ( 3 angka penting )

Angka nol dihitung dalam bentuk desimal adalah angka penting : 300, ( 3 angka penting )
Lalu ada pertanyaan, bagaimana kah penulisan notasi ilmiah jika 2 angka atau lebih

ditambah, dikurang, dikali, dan dibagi ? Untuk pengalian dan pembagian, jumlah angka
penting terkecil dari faktor pengali atau pembagi akan sama dengan jumlah angka
penting dari hasil perkalian atau pembaginya. Untuk penambahan dan pengurangan, jumlah
desimal terkecil dari faktor pengurang atau penambahnya akan sama dengan jumlah
angka desimal dari hasil penambahan atau pengurangannya.

UNIVERSITAS INDONESIA

Berikut ini adalah contoh-contohnya.


1. 1,01 + 56,894 + 9,9167 0,2 = 67,6207 = 67,6 ( dibulatkan menjadi 67,6)
Mengikuti jumlah desimal terkecil = 1 pcs pada angka 0,2
2. ( 980 x 4,550 ) : 0,02377 = 187589,3984 = 1,88 x 105 ( Dibulatkan menjadi 1,88)
Mengikuti jumlah angka penting terkecil = 3 pcs pada angka 980

Berikut ini adalah beberapa kondisi dari pembulatan beserta contohnya.

Ada angka 5 dibelakang angka penting, jika angka penting terakhirnya bernilai ganjil,
maka dibulatkan ke atas.
Ex : 2,11 + 3,685 = 5,795 = 5,80 ( 2 angka desimal )

Ada angka 5 dibelakang angka penting, jika angka penting terakhirnya bernilai genap,
maka dibulatkan ke bawah.
Ex : 578,15 3,5 = 574,65 = 574,6 ( 1 angka desimal )

Bila terdapat angka desimal yang bernilai <5 dibelakang angka penting terakhir, maka
pembulatan dilakukan kebawah.
Ex : 500,8 30,66 = 470,14 dibulatkan menjadi 470,1 ( 1 angka desimal )

Bila terdapat angka desimal yang bernilai >5 dibelakang angka penting terakhir, maka
pembulatan dilakukan keatas.
Ex : ( 4,11 x 3,045 ) : 2,867 = 4,366 dibulatkan menjadi 4,37 ( 3 angka penting )

D. Analisis Dimensional
Defini dari analisis dimensional adalah metode mengkonversikan hasil yang diberikan
dari suatu sistem satuan menjadi satuan lainnya. Metode ini melibatkan faktor konversi
dalam merubah satuan menjadi satuan yang lain dengan tepat. Secara umum, berikut ini adalah
gambaran dari proses konversi dengan metode analisis dimensional.

UNIVERSITAS INDONESIA

Berikut ini merupakan beberapa contoh dari analisis dimensional yang melibatkan
berbagai jenis satuan awalan yang akan dikonversikan menjadi satuan yang diinginkan melalui
rumus diatas.
1. Cristiano Messi bermain sepakbola selama 90 menit penuh hingga pertandingan usai,
selama pertandingan babak pertama, total jarak tempuh saat ia lalui adalah 16,9361 km.
Kemudian pada 45 menit babak kedua, ia berlari sejauh 10,48 mil. Berapakah jarak
tempuh yang ia lalui selama 90 menit dalam satuan panjang menurut SI ?
Jawab :
Diketahui,

Satuan panjang menurut SI adalah meter

1 km = 0,6214 mil = 1000 m

a. Babak 1 :

b. Babak 2 :

c. Jadi, total jarak tempuh yang dilakukan oleh Cristiano Messi adalah
16936,1 + 16865,14 = 33801,24 m = 33801,2 m ( jumlah desimal terkecil 1 pcs )

2. Bila kapasitas tank bahan bakar dari suatu truk adalah 25,5 liter, berapakah menitkah
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tank tersebut sampai full bila kecepatan pengisian
bensin adalah 158 cc per detik ? Asumsikan tank berada pada kondisi kosong.
Jawab :
Diketahui : 1 L = 1 dm3 ; 1 cc = 1000 cm3

UNIVERSITAS INDONESIA

Kapasitas tank dalam cc

Kecepatan pengisian tank dalam 1 menit

Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tank sampai penuh dalam satuan menit

E. Contoh Soal
1. Sebutkan masing-masing 5 contoh kejadian yang termasuk perubahan fisika dan
perubahan kimia yang terjadi di sekitar kita dan berikan alasannya mengapa kejadian
tersebut diklasifikasikan sebagai perubahan fisika atau kimia !
2. Hitunglah bilangan bilangan dibawah ini dengan menggunakan jumlah angka penting
dan nilai desimal dengan tepat !
a. ( 59,8 x 2280 ) : (9281,1 + 4,113) = .
b. ( 40,0 : 2,252 ) x ( 75,75 61,33 ) = .
3. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan rata-rata 54 mph pada sebuah jalan tol, kemudian
ada sebuah kereta yang melaju pada rel nya dengan kecepatan rata-rata 22 m/s, lalu ada
sebuah speedboat yang menyebrangkan 3 penumpang dengan kecepatan rata-rata 37
knot. Dengan asumsi mengabaikan apapun gaya eksternal yang diterima oleh masingmasing kendaraan, siapakah yang akan terlebih dahulu mencapai jarak tempuh sepanjang
10 km ?

UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai