Anda di halaman 1dari 28

TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB 1 HAKIKAT FISIKA, BESARAN, DAN PENGUKURANNYA

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi macam-macam alat ukur berdasarkan


besaran yang akan diukur.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi besaran-besaran berdasarkan
dimensinya.
3. Peserta didik dapat menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang
akan diukur.
4. Peserta didik dapat menentukan hasil pengukuran dengan alat ukur dilengkapi
nilai ketidakpastian pengukuran tunggal dan berulang.
5. Peserta didik dapat menyajikan hasil pengukuran dan melakukan pengolahan
data dengan aturan angka penting dan notasi ilmiah.
6. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
7. Mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tertulis.
PETA KONSEP

Besaran &
Satuan
Angka
Penting

Pengkuran
Alat Ketidakpastian
Ukur Pengukuran

PENGUKURAN _AL
BESARAN DAN SATUAN

1. Besaran Pokok
Apakah yang dimaksud dengan besaran?. Besaran merupakan suatu istilah dalam
fisika. Besaran didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka-angka. Jika ada sesuatu yang dapat diukur dan besarnya dapat
dinyatakan dengan angka-angka maka kita patut mencurigainya sebagai sebuah
besaran. Apalagi jika besar sesuatu itu itu bisa dibandingkan satu dengan yang lain
secara eksak apakah lebih besar, lebih kecil atau sama besarnya.
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Percobaan
memerlukan pengukuran dan untuk menjelaskan hasil pengukuran biasanya digunakan
angka atau bilangan. Misalnya dalam suatu percobaan diperoleh hasil pengukuran
panjang 2 cm, volume 5 cm3, waktu 30 sekon, suhu 40 0 C dll. Dari hasil pengukuran
tersebut meter, cm3, sekon dan Celsius merupakan satuan.
Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya ditetapkan terlebih dahulu. Dalam
fisikan dikenal tujuh macam besaran pokok yaitu :

Singkatan
Besaran Satuan
satuan
Panjang meter M
Massa kilogram Kg
Waktu sekon S
Suhu Kelvin K
Arus listrik Ampere A
Intensitas cahaya kandela Cd
Jumlah zat mole Mol

PENGUKURAN _AL
2. Besaran Turunan.

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok.


Contohnya :
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
a. Kecepatan = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
satuanya m /s
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
b. Massa jenis = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 satuanya kg/m3

c. Luas = Panjang x lebar satuannya m2

3. Satuan Baku
Masyarakat di Jawa pada jaman dahulu biasanya mengukur sesuatu
menggunakan alat atau benda yang mudah didapat. Misalnya mengukur volume
beras dengan batok (kulit kelapa yang keras), mengukur panjang tikar dengan
kaki, mengukur panjang tali dengan depan dll. Satuan yang digunakan tersebut
mungkin tidak dikenal oleh masyarakat daerah lain di Indonesia apalagi di dunia.
Oleh karena itu satuan yang benar-benar dapat diterima oleh semua pihak
dan tidak mengalami perubahan. Ini yang disebut satuan baku. Satuan baku
harus memenuhi persyaratan :
a. Bersifat tetap
b. Mudah ditiru
c. Bersifat internasional
Dengan adanya satuan baku yang ditetapkan secara internasional harapannya
ukuran suatu benda di Negara lain akan dapat dimengerti oleh Negara yang
memerlukan benda tersebut. Untuk menetapkan satuan misalnya 1 meter itu
sebenarnya berapa, dan tidak mengalami perubahan sepanjang jaman maka
ditetapkanlah nilai dari tiap-tiap satuan.
Penerapan satuan sebagai berikut :

1. Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah

jingga yang dipancarkan isotop krypton 86.

PENGUKURAN _AL
Pengukur Panjang
Alat ukur panjang dapat berupa mistar, rol meter, jangka sorong, micrometer
sekrup

2. Satu kilogram adalah massa sebuah silinder platina iridium yang aslinya
disimpan di Biro Internasional tenyang berat dan ukuran di Serves, Perancis.

PENGUKURAN _AL
3. Satu sekon adalah 9.192.631.770 kali perioda getaran pancaran yang
dikeluarkan atom Cesium 133.

Alat ukur waktu salah satunya adalah stopwatch

4. Satu Ampere adalah Jumlah muatan listrik satu coulomb ( 1 coulomb =


6,25.1018 elektron ) yang melewati suatu penampang dalam 1 detik. Alat ukur arus
listrik adalah amperemeter

5. Suhu titik lebur es pada 76 cm Hg adalah : T = 273,150 K, Suhu titik didih


air pada 76 cm Hg adalah : T = 373,150 K.
Alat ukur suhu adalah thermometer

6. Satuan Kandela adalah benda hitam seluas 1 m2 yang bersuhu titik lebur
platina (1773C) akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat
cahaya sebesar 6 x 105 kandela.
Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 1023 buah partikel. ( 6,025 x 1023
disebut dengan bilangan avogadro ).

PENGUKURAN _AL
ANGKA PENTING

1. Pengertian angka penting


Jika kita melakukan pengukuran, misalnya mengukur panjang buku, maka kita
akan mendapatkan nilai atau hasil pengukuran, misalnya panjang buku 7,50 cm
maka angka yang kita peroleh yaitu 17,50 cm disebut angka penting. Sedangkan
angka yang diperoleh dengan cara menghitung secara langsung tanpa bantuan
alat ukur disebut angka eksak/angka mutlak. Jadi angka penting adalah angka
yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur.
Sedangkan angka mutlak adalah angka yang diperoleh dengan cara menghitung
atau menjumlah.

2. Aturan angka penting


Yang termasuk angka penting adalah:
a. angka bukan nol
b. angka nol di tengah
c. angka nol di belakang untuk decimal
Yang bukan angka penting yaitu :
a. angka nol di depan decimal
b. angka nol di belakang untuk non decimal
Semua angka bukan nol termasuk angka penting kecuali ada tanda khusus
Contoh :
23,41 cm  4 angka penting

23,41 cm  3 angka penting

4,1 cm  2 angka penting

Angka nol yang terletak sebelum angka bukan nol bukan angka penting .
Contoh :
0,004 cm  1 angka penting
0,021 cm  2 angka penting
0,0432 cm  2 angka penting

PENGUKURAN _AL
Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting
Contoh :
4001 cm  4 angka penting
401 cm  3 angka penting
0,09003 cm  4 angka penting
Angka nol yang terletak setelah angka bukan nol termasuk angka penting
jika decimal.
Contoh :

7,80 mm  3 angka penting

0,00100 kg  3 angka penting

0,020 cm  1 angka penting

Angka nol yang terletak setelah angka bukan nol bukan termasuk angka
penting jika bukan decimal
Contoh :

5200 cm  2 angka penting

21000 km  4 angka penting

Notasi Ilmiah
Dalam suatu eksperimen angka yang diperoleh dari hasil perhitungan sering memiliki
angka penting yang banyak jumlahnya namun dari kesalahan relatifnya mensyratkan
untuk menulis hasil eksperimen dengan jumlah angka penting yang terbatas. Untuk
mengatasi hal ini sebaiknya penulisan dilakukan dalam bentuk notasi ilmiah.
Misalnya : 49000 m dapat ditulis 4,9 x 104 m  2 angka penting
4,90 x 104 m  3 angka penting
4,900 x 104 m  4 angka penting

3. Aturan pembulatan
a. Angka lebih besar 5 dibulatkan ke atas

Contoh :
4,786 cm  4,79 cm
4,786 cm  4,8 cm

PENGUKURAN _AL
b. Angka kurang dari 5 dibulatkan ke bawah
Contoh :
8,4312 cm  8,431 cm

8,4312 cm  8,43 cm

c. Angka tepat 5 dapat dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan
ke bawah jika angka sebelumnya genap
Contoh :

4,435 cm  4,43 cm
4,465 cm  4,47 cm
4. Operasi aljabar dalam angka penting
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam penjumlahan atau pengurangan hasil penjumlahan /pengurangan hanya


boleh mengandung satu aangka taksiran.
Contoh :

41,321 (angka taksiranya angka 1)

23,34 (angka taksirannya angka 4)

64,681 (angka taksirannya angka 8 dan 1) maka penulisan hasil penjumlahan


menurut aturan angka penting adalah 64,68 ( angka 8 angka taksiran )

78,362 9 (angka taksirannya 9)

24,65 (angka taksirannya 5)

43,7129 (angka taksirannya angka 1, 2 dan 9) penulisannya 43,71

Aturan pembagian dan perkalian

Hasil bagi atau kali jumlah angka pentingnya harus sama dengan jumlah angka
penting yang kecil dari bilangan-bilangan yang dibagikan atau dikalikan.

PENGUKURAN _AL
Contoh :
2,1 x 0,0500 = 0,10500
2,1 memiliki dua angka penting sedangkan 0,0500 memiliki empat angka
penting, maka penulisan hasilnya harus dua angka penting yaitu ditulis 0,11
4,846 : 2,5 = 1,9384
4,846 mempunyai 4 angka penting sedangkan 2,5 mempunyai 2 angka penting.
Maka penulisan hasil baginya adalah 1,9 ( dua angka penting)

PENGUKURAN ALAT UKUR

1. Pengukuran panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh
pengukurannya.
a. Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga
ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm


Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka
sorong memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh
berikut.
Berdasarkan gambar di samping :
Skala utama = 0,3 cm
Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius

= 0,3 + 0,03 = 0,33 cm

PENGUKURAN _AL
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat
sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter
kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainya. Perhatikan contoh
berikut.

Skala utama = 3,5 mm


Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
= 3,5 + 0,12 = 3,62 mm
2. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan
timbangan atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium
adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan
dengan rincian sebagai berikut.
▪ Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
▪ Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
▪ Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.

PENGUKURAN _AL
Perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram =
479,4 gram.
3. Pengukuran arus dan tegangan listrik
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk
mengukur tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya
adalah sebagai berikut.

Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.

4. Pengukuran volume benda tak beraturan


Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, Quipperian bisa menggunakan
gelas ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan
volume pada gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh
berikut.

PENGUKURAN _AL
Volume logam di atas adalah : V2 – V1 = 100 – 50 = 50 mL
5. Pengukuran waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan
contoh berikut.

Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12


sekon = 132 detik

KESALAHAN PENGUKURAN

Pengertian kesalahan pengukuran


Dalam mengukur dengan alat ukur untuk melakukan percobaan hasilnya tidak sesuai

dengan harapan kita. Salah satu penyebabnya bisa dari kesalahan hasil pengukuran.

Kesalahan adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya. Kesalahan

dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

PENGUKURAN _AL
a. Kesalahan umum (keteledoran)

Kesalahan ini lebih sering disebabkan oleh keterbatasan pengamat dan kurang
mahirnya dalam menggunakan alat/merangkai alat

b. Kesalahan sistematis

Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan instrument/alat itu sendiri


seperti kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, keausan alat,kesalahan
paralaks dsb.

c. Kesalahan acak (random)


Kesalahan ini banyak diakibatkan oleh fluktuasi-fluktuasi yang sulit
dikendalikan, misalnya fluktuasi tegangan listrik PLN, panas yang terserap ke
lingkungan, gerak acak dari partikel.
Apabila kita melakukan pengukuran suatu besaran dengan menggunakan alat
ukur berskala, seringkali kita tidak dapat menyatakan secara pasti hasil
pengukuran tersebut. Ketidakpastian dalam menentukan hasil pengukuran
dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a. Kesalahan alamiah

Disebabkan karena factor lingkungan yang sulit dikontrol. Misalnya


pengaruh suhu luar (cuaca), grafitasi, angin dan sebagainya.

b. Kesalahan alat
Disebabkan karena kesalahan kalibrasi, factor keausan alat

c. Kesalahan obyek ukur


Obyek yang diuku bentuknya tidak sempurna (cacat)

d. Kesalahan manusia
Pengamatan yang tidak tepat atau merangkai alat tidak benar.

PENGUKURAN _AL
Pengukuran Tunggal
Yaitu pengukuran yang dilakukan sekali saja terhadap obyek ukur. Besarnya

ketidakpastian adalah setengah dari skala terkecil.

Penulisan hasil ukur :

HU = ( x ± ∆x ) Dengan :

HU = hasil ukur

x = nilai dari hasil pengukuran

∆x = ketidakpastian pengukuran

Misalnya : kita ingin mengukur panjang batang dengan menggunakan

mistar yang memiliki skala terkecil 1 mm maka hasil pengukurannya dapat

ditulis : L = ( L ± 0,5) mm

Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan sebanyak n kali

terhadap obyek ukur (besaran) yang sama sehingga akan diperoleh nilai data lebih

mendekati kebenaran yang secara statistic ditulis :


𝒙 𝟏 + 𝒙𝟐 + ⋯ 𝒙𝒏
̅=
𝒙
𝒏
∑ 𝒙𝒏
̅=
𝒙
𝒏
x = nilai rata-rata
Sedangkan ketidakpastian pengukuran diperoleh dari simpangan baku rata-

rata :

∑(𝒙𝒊 − 𝒙̅ )𝟐
𝑺𝑩 = √
𝒏 (𝒏 − 𝟏 )

Penulisan hasil ukur ditulis : 𝒙 = 𝒙


̅ ± 𝑺𝑩

PENGUKURAN _AL
KESALAHAN PENGUKURAN
Nilai Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang

Pada setiap aktivitas pengukuran, kesalahan pengukuran tidak dapat dihindarkan,

apalagi jika pengukuran hanya dilakukan sekali, peluang ketidaksesuaian antara

hasil pengukuran dengan kondisi sebenarnya semakin besar. Banyak faktor

kesalahan yang dapat menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai dengan kondisi

aslinya.

Untuk mengurangi faktor kesalahan pengukuran tersebut, Kalian dapat

mengatasinya dengan cara melakukan pengukuran secara berulang. Pengambilan

data untuk pengukuran berulang minimal dilakukan sebanyak lima kali. Bagaimana

cara mengetahui nilai ketidakpastian pengukuran berulang? Untuk mendapatkan

nilai ketidakpastian pengukuran berulang, Kalian dapat menggunakan persamaan

standar deviasi yang dinyatakan sebagai berikut.

dengan

Biasanya pengolahan data hasil pengukuran menghasilkan banyak angka di belakang

desimal. Bagaimana aturan membulatkan angka hasil pengolahan data?

Langkah pertama, menentukan nilai ketidakpastian relatifnya dengan cara sebagai

berikut.

PENGUKURAN _AL
Langkah kedua, cocokkan persentase ketidakpastian relatif yang didapatkan

dengan aturan sebagai berikut.

Aturan penulisan hasil pengolahan data berdasarkan ketidakpastian relatif:

• Jika persentase ketidakpastian relatif sebesar 0,1 %, jumlah angka hasil

pengolahan data yang dituliskan 4 angka;

• Jika persentase ketidakpastian relatif sebesar 1 %, jumlah angka hasil

pengolahan data yang dituliskan 3 angka;

• Jika persentase ketidakpastian relatif sebesar 10 %, jumlah angka hasil

pengolahan data yang dituliskan 2 angka.

Hasil pengolahan data dapat dituliskan dengan cara yang ditunjukkan oleh

persamaan 1.2 dengan x merupakan rata-rata nilai besaran yang diukur secara

berulang.

Kalian sudah membaca uraian materi mengenai nilai ketidakpastian untuk

pengukuran berulang, perhatikanlah contoh pengolahan data berikut.

Lima orang siswa mengukur diameter sebuah tutup botol dengan menggunakan

jangka sorong secara bergantian. Masing-masing siswa mendapatkan kesempatan

satu kali mengukur, sehingga didapatkan tabel hasil pengukurannya adalah sebagai

berikut.

Percobaan Nama Siswa yang mengukur Diameter tutup botol (cm)


1 Andi 3,12
2 Bernadette 3,14
3 Nisa 3,15
4 Neneng 3,11
5 Togar 3,14

PENGUKURAN _AL
Mereka diminta untuk menentukan luas permukaan tutup botol beserta nilai

ketidakpastiannya.

Berikut ini tabel pengolahan datanya.

Diketahui :

Jumlah data N = 5

X = 1482,25 cm4

Y = 296,5 cm4

Jawaban:

Menentukan nilai rerata luas permukaan tutup botol

Menentukan nilai ketidakpastian pengukuran berulang

PENGUKURAN _AL
Nilai ketidakpastian relatifnya adalah

Kalian sudah mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan

pengukuran sampai mengolah data. Mari kita selesaikan kasus yang disajikan oleh

berita pada awal bab dengan melakukan Aktivitas 1.7.

DIMENSI

Jika dalam suatu pengukuran benda A.


A = 127 cm = 1270 milimeter = 1,27 x 106 mikron
Nilai besaran A adalah 127 apabila dinyatakan dalam cm,
Nilai besaran A adalah 1270 apabila dinyatakan dalam mm,
Nilai besaran A adalah 1,27 apabila dinyatakan dalam meter dan seterusnya. Jadi
satuan yang dipakai menentukan besar-kecilnya bilangan yang dilaporkan.
Mengapa satuan cm dapat di ganti dengan m, mm, atau mikron ?
Jawabannya, karena keempat satuan itu sama dimensinya, yakni berdimensi panjang.

PENGUKURAN _AL
Ada dua macam dimensi yaitu :
• Dimensi Primer
M : untuk satuaan massa.
L : untuk satuan panjang.
T : untuk satuan waktu.

• Dimensi Sekunder
Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran yang dinyatakan dalam
massa, panjang dan waktu.
Contoh : - Dimensi gaya : M L T-2
- Dimensi percepatan : L T-2

Catatan :
Semua besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok (
Dimensi Primer ) yaitu panjang, massa dan waktu.
Kegunaan dimensi :
Untuk Checking persamaan-persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi
ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan.

Contoh :
1. P = F . V
Daya = Gaya x Kecepatan.
M L T-3 = ( M L T-2 ) ( L T-1 )
2

M L-2T-3 = M L2 T-3
2. F = m . a
Gaya = Massa x Percepatan
M L T-2 = ( M ) ( L T-2 )
M L T-2 = M L T-2

PENGUKURAN _AL
Pilihlah satu jawaban yang paling anda anggap benar !

1. Dari sistem besaran di bawah ini yang termasuk besaran pokok dari sistem S.I
adalah … .
a. berat d. kecepatan
b. muatan listrik e. suhu
c. volume
2. Besaran-besaran dibawah ini yang meru-pakan besaran turunan adalah … .
a. gaya, kecepatan, dan panjang
b. berat, daya, dan waktu
c. massa, waktu,dan percepatan
d. berat, energi, dan massa
e. tekanan, gaya, dan berat
3. Satuan dari tekanan adalah …..
a. kg.m-1.s-2 d. kg.m2.s-1
b. kg.m-1.s2 e. kg.m-2.s-2
c. kg.m-2.s-1
4. Pada pengukuran panjang benda, didapat hasil pengukurannya 0,04070 meter. Hasil
pengukuran tersebut mengandung angka penting
a. dua d. lima
b. tiga e. enam
c. empat
5. Lima belas kelereng yang sejenis yang massanya sama, dari hasil pengukuran massa
tiap- tiap kelereng adalah 12,25 gram. Maka seluruh kelereng tersebut bermassa
a. 1,84 x 103 gram d. 183,75 gram
b. 184 gram e. 183 gram
c. 183,8 gram
6. Dalam suatu pengukuan massa jenis raksa ialah 13,6 gram.cm-3. Dalam S.I massa
jenis raksa tersebut ialah ……..
a. 1,36 x 104 kg.m-3 d. 13,6 kg.m-3
b. 1,36 x 103 kg.m-3 e. 1,36kg.m-3
c. 136 kg.m-3

PENGUKURAN _AL
7. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan
dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1
8. Kapasitas suatu kapasitor adalah 10 pF nilai ini setara dengan … F
a. 10–12 d. 109
b. 10–9 e. 1012
c. 10–6
9. Orde bilangan dari 0,000 000 023 456 adalah … .
a. –10 d. 10–9
b. – 8 e. 10–8
c. 10
10. Sebuah besaran yang punya dimensi M.L2.T-2 besaran tersebut adalah …..
a. Gaya d. tekanan
b. Daya e. momentum
c. usaha
𝐹
11. Tekanan ( P ) adalah gaya ( F ) persatuan luas ( A ). Jadi 𝑃 = = 𝐹 ∙ 𝐴−1 .
𝐴
Dimensi tekanan (P) yang benar adalah…
a. M.L.T-1 d. M.L-1.T-2
b. M.L2.T-2 e. M.L2.T-1
c. M.L.T-2
𝑀1 ∙𝑀2
12. Menurut hukum Newton 𝐹 = 𝐺 (F adalah gaya interaksi antar planet ; M1 dan M2
𝑅2
adalah massa planet ; R adalah jarak antara 2 planet). Dimensi yang benar untuk G
(konstanta gravitasi) adalah
A. M-1. L3.T-2 d. M-3. L2.T-2
B. M-2.L2.T-3 e. M-1. L2.T-3
C. M2. L-1.T-2
13. Diantara kelompok besaran dibawah ini yang merupakan kelompok besaran vektor
adalah
a. panjang, gaya, percepatan, kelajuan.
b. kecepatan, berat, percepatan
c. momentum, jarak, suhu
d. luas, volume, massa jenis
e. impuls, waktu, massa, jarak.

PENGUKURAN _AL
14. Tinggi sebuah batu bata 8,95 cm, tentukan tinggi 17 tumpukan batu bata tersebut.........
a. 152,15 cm d. 152 cm
b. 152,2 cm e. 1,5 m
c. 152,1 cm
15. Sebuah balok diukur ketebalannya
dengan jangka sorong. Skala yang
ditunjukkan dari hasil pengukuran
tampak pada gambar. Besarnya hasil
pengukuran adalah :
A. 3,19 cm
B. 3,14 cm
C. 3,10 cm
D. 3,04 cm
E. 3,00 cm
16. Gambar berikut menampilkan hasil
pengukuran mikrometer
terhadap sebuah
diameter bola logam kecil,
maka nilai yang
ditunjukkan adalah :
A. 8,12 mm
B. 8,50 mm
C. 8,52 mm
D. 8,62 mm
E. 9,12 mm

17. Tentukan hasil penarikan akar dari √225 m2

a 1,50 m2 ( Tiga angka penting )


b 15,0 cm3 ( Tiga angka penting )
c 15,0 m ( Tiga angka penting )
d 15 m ( Dua angka penting )
e 61,5 cm ( Tiga angka penting )

PENGUKURAN _AL
18. Gambar berikut adalah pengukuran massa benda dengan menggunakan neraca Ohauss
Lengan tiga. Hasil Pengukuran massa benda yang benar adalah

A. 250 gram
B. 321,5 gram
C. 240 gram
D. 173 gram
E. 170,3 gram

19. Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan jangka


sorong di bawah ini!

Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah ….


A. 2,03 cm
B. 2,08 cm
C. 2,11 cm
D. 2,23 cm
E. 2,28 cm

PENGUKURAN _AL
20. Pada sebuah praktikum pengukuran. Seorang siswa mengukur diameter sebuah benda
menggunakan mikrometer sekrup. Dari hasil pengukuran, besar diameter benda yang
terbaca oleh mikrometer tersebut adalah……
A. 5,27 mm
B. 5,77 mm
C. 5,25 mm
D. 5,50 mm
E. 5,20 mm

Kerjakan dengan singkat, jelas dan benar!.


1. Berikan definisi dari:
a. Besaran
b. Besaran pokok
c. 1 meter standard
d. 1 kilogram standard
e. Dimensi
2. Hitunglah beberapa operasi bilangan berikut berdasarkan aturan angka penting :
a. 11,725 + 12,8 = …………….
b. 626 – 320 = …………….
c. 0,0005 x 25,35 = …………….
d. 43,75 : 0,35 = …………….
e. ( 4,25 )
2
= …………….
f. √1296 = …………….

3. Tuliskan rumus dimensi dari :


a. massa jenis
b. tekanan
c. berat jenis
d. daya
e. kalor

PENGUKURAN _AL
4. Berdasarkan aturan angka penting, jika sebuah lingkaran mempunyai jari-jari 15,5 cm,
berapa:
a. keliling lingkaran
b. luas lingkaran.

5. Tentukan hasil pengukuran dari alat ukur berikut

PENGUKURAN _AL
6. Konversi satuan dibawah ini !

a. 0,8 gr/cm3 = …………… kg/m3

b. 24.500 kg/m3 = …………… gr/cm3

c. 108 km/jam = …………… m/s

d. 45 m/s = …………… km/jam

PENGUKURAN _AL

Anda mungkin juga menyukai