Anda di halaman 1dari 35

Bab 2

Kemampuan dasar yang akan Anda


Besaran Fisika dan miliki
Satuannya setelah mempelajari bab ini adalah
sebagai berikut:
• Dapat mengukur besaran fisika
(massa, panjang, dan waktu)

A.Besaran
B.Satuan
C.Pengukuran
D. Besaran Fisika
Besaran, segala sesuatu yang dapat diukur
atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan
mempunyai satuan.
Besaran pokok, besaran yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu untuk menetapkan
satuan besaran-besaran lainnya.
Besaran turunan, besaran fisika yang
satuannya terdiri dari beberapa satuan pokok.
F. Besaran Skalar dan Besaran Vektor
 Besaran skalar, besaran yang hanya memiliki nilai saja.
Contoh: luas, suhu, dan volume.
 Besaran vektor, besaran yang memiliki nilai serta arah.
Contoh: kecepatan, percepatan, dan gaya.
Besaran vektor dapat dinyatakan dengan cara,
• lambang gambar anak panah, misalnya
O A
atau

• lambang berbentuk huruf, misalnya A
E. Satuan Fisika
Satuan, pembanding dalam suatu pengukuran
Satuan tidak baku, apabila diukur oleh orang
berbeda maka akan memberikan hasil
pengukuran yang berbeda.
Satuan Baku, siapun yang mengukur akan
memberikan hasil pengukuran yang sama
1. Besaran Pokok
No. Besaran Satuan Lambang
1. Panjang m l
2. Massa kg m
3. Waktu s t
4. Suhu K i
5. Kuat Arus A T
6. Jumlah Partikel mol N
7. Intensitas Cahaya cd I
2. Besaran Turunan
No. Besaran Lambang Satuan Nama Lambang
Besaran Turunan Satuan Satuan
1. Luas A m2 - -
2. Kecepatan v m/s - -
3. Percepatan a m/s2 - -
4. Gaya F kg m/s2 Newton N
5. Usaha W Nm Joule J
6. Daya P J/s watt W
3. Konversi Satuan
No. Besaran Konversi
Satuan
1. Panjang 1 in = 2,54 cm
1 ft =30,5 cm No. Besaran Konversi Satuan
1 km =0,621 mil
4. Sudut 1 radian (rad) = 57,3o
1 yard (yd) = 3 ft
1o = 0,01745 rad
= 36 in
2. Volume 1 liter = 54,6 in3 5. Gaya 1 lb = 4,45 N
1 m3 = 35,31 ft3 1 N = 105 dyne = 0,225 lb

3. Laju 1 mil/h = 1,609 6. Energi 1 J = 107 erg = 0,738 ft.lb


km/h = 0,447 m/s 1 kkal = 4,18  103 J
1 km/h = 0,621 1 eV = 1,602  10-19 J
mil/h
1 kWh = 3,60  106 J
7. Daya 1 hp = 746 W
Pengukuran
Pengukuran

Mebandingkan nilai suatu besaran yang


diukur menggunakan besaran sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan
Pengukuran
Alat Ukur Panjang dan
Ketelitiaannya

a. Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau
0,1 cm.
Ketelitian atau ketidakpastian mistar
adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm atau 0,05 cm.
Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua skala, yaitu skala


utama dan skala nonius.
Beda skala nonius dengan skala utama adalah: 0,1 cm
– 0,09 cm
Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Ketelitian jangka sorong:


½ x 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
Mikrometer Skrup

Skala utama tertera pada selubang dan skala nonius tertera pada
selubang luar.
Selubang luar memiliki 50 skala, 1 skala pada selubang luar sama
dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 =
0,01 mm.
Skala terkecil mikrometer skrup adalah 0,01 mm atau 0,001 cm.

Ketelitian mikrometer skrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm


atau 0,0005 cm.
Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya
Alat ukur waktu yang umum adalah stopwatch.

Skala terkecilnya adalah sekon = 0,1 sekon

Ketelitian x skala terkecil = x 0,1 s = 0,05 s


stopwatch
Ketidakpastian pada Pengukuran
a. Kesalahan
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang
diukur dari nilai benar x0.
Tiga macam kesalahan:
1. Keteledoran disebabkan oleh keterbatasan
pengamat.
2. Kesalahan acak disebabkan fluktuasi-fluktuasi yang
halus pada kondisi-kondisi pengukuran.
3. Kesalahan sistematis menyebabkan kumpulan acak
bacaan hasil ukur distributif secara konsisten di
sekitar nilai rata-rata yang cukup berbeda dengan
nilai sebenarnya.
Penyebab kesalahan pengukuran antara lain
sebagai berikut.

1. Kesalahan kalibrasi, yaitu penyesuaian


pembubuhan nilai pada garis skala pada saat
pembuatannya.
2. Kesalahan titik nol

3. Kesalahan komponen lain,seperti melemahnya


pegas.

4. Kesalahan arah pandang membaca nilai skala.


Aturan Angka Penting
Angka penting adalah semua angka
yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka eksa dan satu
angka terakhir yang ditaksir (atau
diragukan)
Aturan-aturan Angka Penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
termasuk angka penting
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari
angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal
termasuk angka penting.
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat
titik desimal adalah bukan angka penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan
akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas
apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka
penting atau bukan.
Angka Penting
a. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah dinyatakan sebagai

Notasi ilmiah, massa elektron


0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
9,11 kg
Ditulis 9,11 x 10-31 kg
Massa bumi
6,000 000 000 000 000 000 000 000, kg
Ditulis 6 x 1024 kg
2. Berhitung dengan Angka Penting
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya boleh
menghasilkan satu angka taksiran.
Contoh:
85,6
13,21 +
98,81 Hasil penjumlahan adalah 98,8 (hanya
mengandung 1 angka taksiran).
b. Perkalian dan Pembagian
Hasil perkalian dan pembagian ditulis sebanyak
jumlah angka penting yang paling sedikit dari
bilangan yang dikali atau dibagi.
Contoh:
63,2 (tiga angka penting)
3,5  (dua angka penting)
221,20 Hasil perkalian ditulis 220 (hanya
mengandung dua angka penting).
c. Penarikan Akar
Hasil penarikan akar dan pemangkatan ditulis
sebanyak jumlah angka penting yang ditarik
akarnya dan yang dipangkatkan.
Contoh:
a. 22,93  4,788527 Hasil penarikan akar ditulis
4,788 (mengandung 4 angka
penting).
b. (6,23)2 = 38,812
Hasil pemangkatan ditulis 38,8
(mengandung 3 angka penting).
d. Perkalian Angka Penting dengan Bilangan
Eksak
Hasil perkalian dengan bilangan eksak ditulis
sebanyak jumlah angka penting semula.
Contoh:
50,53 (4 angka penting)
17 
859,01 Hasil perkalian ditulis 859,0
(mengandung 4 angka penting).
3. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah, cara penulisan deret bilangan ke
dalam bentuk a  10n.

Tabel Contoh Penulisan Notasi Ilmiah


Awalan-awalan satuan yang umum digunakan
E. Dimensi
 Dimensi, cara menyatakan sebuah besaran
dengan lambang besaran pokok.
 Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu.
 Pada umumnya, tiap huruf diberi tanda kurung
persegi.
Contoh, dimensi volume:
Volume = panjang  lebar 
tinggi
[V] = [L]  [L]  [L]
= [L]3
Penguraian Vektor
Bagaimana Besar dan Arah Vektor
Jika Kedua Komponen Diketahui?

Besar vektor

Arah vektor
Tabel Nilai Komponen Vektor pada Sumbu x dan y

Nilai resultan dihitung dengan menggunakan


persamaan:
Sistem Koordinat
Tiga sistem koordinat yang sering
dipakai:
•Koordinat kartesius/ tegak lurus
•Koordinat silinder
•Koordinat polar
Koordinat Kartesius
• Dalam bidang mendatar sistem
koordinat kartesius mempunyai dua
sumbu yang tegak lurus satu terhadap
yang lain. Setiap sumbu mempunyai
skala. Dua sumbu bertemu pada titik
nol (sumber koordinat yang mana
masing-masing sumbuh mulai dari nol
sumbu biasanya disebut sumbu x
(mendatar) dan sumbu y (tegak)
Koordinat silinder
Memakai sudut, jari-jari, dan tinggi.
Jadi suatu tempat dinyatakan dengan
jari-jari, sudut, bagian sumbu z: (ρ,φ,z)
Koordinat polar
• Memakai 2 sudut dan jari-jari, jadi
suatu tempat T1 dinyatakan dengan
(jari-jari, sudut antara sudut utama
dalam bidang datar, lalu sudut antara
bidang datar dengan arah naik dari
jari-jari) berarti
• T1 = (ρ,φ,Ф)
1. Penjumlahan Vektor
a. Metode Segitiga
b. Metode Jajar Genjang

Keterangan:
2 2 R = besar resultan
R  v1  v2  2v1v2 cos  v1 dan v2 = besar vektor v1 dan v2
α = sudut antara v1 dan v2

Anda mungkin juga menyukai