Anda di halaman 1dari 8

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS PERTANIAN


DI KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN, BALI1

Ni Made Witariadi2, Nengah Soniari3, Ni Wayan Siti2,Gede Suranjaya2,,Luh Ramaswati Purnawan4


dan Made Suparta5

1
Program IbW, 2Dosen Fakultas Peternakan Unud, 3Dosen Fakultas Pertanian Unud, 4Dosen Fisip
Unud ,5ISI Denpasar

Ringkasan Ekskutif
Kecamatan Penebel adalah sentra produksi pertanian ( Sayur-sayuran) yang ada di Kabupaten
Tabanan. Masalah utama yang dihadapi adalah produk pertanian yang cepat rusak dan harga yang
tidak stabil. Kondisi seperti ini membutuhkan tehnologi memanen dan proses pemasaran untuk
meningkatakan produksi yang tahan lama dan memiliki nilai tambah. Masalah lainnya adalah
tingginya pemakaian pupuk dan pestisida pada hasil tanaman sayur yang berpengaruh terhadap
kualitas produksi dan pencemaran lingkungan. Sementara limbah ternak dilokasi belum
dimanfaatkan secara optimal, tetapi melalui pemanfaatan teknologi fermentasi, limbah dapat
diproses menjadi pupuk yang berkualitas. Metode yang digunakan pada program ini yaitu :
(1)diskusi,(2) pelatihan dan (3) pendampingan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah :
(1) Model Technology Transfer (TT), (2) Model Entrepreneurship Capacity Building (ECB), (3)
Model Information Technology (IT). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) kegiatan telah berjalan
baik dicirikan oleh telah dicapainya beberapa target luaran seperti pengembangan padi lokal sistem
organik, pengembangan lembaga subak sebagai lembaga pengelola paket wisata berbasis pertanian,
alih teknologi pengolahan limbah pertanian menjadi pestisida dan pupuk organik yang terintegrasi
dengan pertanian padi, dan pengembangan industri rumahan pengolahan hasil pertanian setempat;
(2) masyarakat memberikan respon yang positif terhadap deseminasi teknologi yang disampaikan
seperti terlihat pada tingginya partisipasi, tingkat adopsi teknologi, serta penerapan teknologi
tersebut secara mandiri oleh masyarakat; (3) terjalinnya sinergisme antara perguruan tinggi dengan
perguruan tinggi mitra, pemerintah daerah dan masyarakat sehingga program pemberdayaan
masyarakat dapat berjalan lebih efektif.
Kata kunci: interasi, pertanian, pariwisata

Excetive Summary
Penebel sub-regency a center of horticultural produce (vegetables) in Tabanan regency. The
main problem encountered was perishable products and prices are very volatile. To address these
conditions, the need for post harvest technology and processing business development into products
that are more durable and have added value. Another problem is the high use of fertilizers and
pesticides on vegetable crops that have implications for product quality and environmental
protection. Meanwhile, cattle waste are abundant in the area has not been used optimally, but
through the application of fermentation technology of waste can be processed into high quality
fertilizer. The method used on this program namely: (1) counseling, (2) training and (3)
assistances. While the approach used are (1) Technology transfer (TT) model, (2) entrepreneurship
capacity building (ECB) model and, (3) Impormation Technology (IT) model. Activity results show

197
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

that (1) the activities have been going well characterized by already achieved several targets
outcomes such as the development of local rice organic system, institutional development Subak as
management of tour packages based on agriculture, technology transfer processing agricultural
waste into pesticides and organic fertilizers are integrated with agriculture rice and cottage
industry development of local agricultural product processing; (2) the public responded positively
to the Dissemination of technology delivered as seen in the high participation rate of technology
adoption, and implementation of these technologies independently by the community; (3) the
establishment of a synergism between universities and higher education partners, governments and
communities so that the community empowerment program can be run more effectively.
Keywords: integration, agriculture, tourism

A. PENDAHULUAN sehingga perlu mendapatkan prioritas. Usaha


Kecamatan Penebel terletak di bagian tani merupakan bidang usaha di hulu,
utara Kabupaten Tabanan berada pada diharapkan dengan berkembangnya sistem
ketinggian antara 450-750 m dpl dengan luas pertanian yang berwawasan agribisnis dapat
wilayah 1760.384 ha. Penggunaan lahan di menstimulasi dan menumbuhkembangkan
kecamatan ini utamanya untuk lahan bidang jasa dan usaha lainnya di hilir. Salah
tegal/kebun 422.232 ha (23,99 %), diikuti satu alternatif adalah berkembangnya industri
lahan persawahan 1266.692 ha (71.96 %), rumah tangga pembuatan makanan khas Bali,
hutan rakyat 19.66 ha (1.12 %), dan pemasaran, dan koperasi yang pada akhirnya
pemukiman 51.8 ha (2.94 %). Sebagian besar dapat memberikan nilai tambah pendapatan
wilayahnya berupa perbukitan, dengan tebing- bagi masyarakat perdesaan. Kelembagaan
tebing curam dan menjadi hulu dari beberapa tradisional petani yaitu subak masih sangat
sungai yang mengalir di Kabupaten Tabanan. efektif, begitu pula ketersediaan lahan
Geologi wilayah terbentuk dari endapan pertanian masih sangat luas.
bahan volkanik berupa abu dan tuf yang Dalam RPJM Kabupaten Tabanan tahun
sangat rapuh sehingga mudah longsor. Nilai 2006-2011 Kecamatan Penebel tepatnya di
lingkungan yang tinggi kawasan ini perlu wilayah Desa Jatiluwih dan sekitarnya
tetap dipertahankan. Demikian pula kegiatan ditetapkan sebagai sentra pengembangan padi
usaha perlu dilakukan pendampingan untuk lokal. Masalah utama yang dijumpai adalah
menjaga kelestarian lingkungan di kawasan hasil produksi mudah rusak dan harga yang
hulu. sangat fluktuatif. Untuk mengatasi hal
Pertanian masih menjadi sektor andalan tersebut maka perlunya teknologi penanganan
bagi Kabupaten Tabanan, sektor pertanian pasca panen dan pengembangan usaha
memberikan kontribusi lebih dari 42,27% pengolahan menjadi produk yang lebih tahan
bagi PDRB kabupaten ini pada tahun 2009. lama dan memiliki nilai tambah. Faktor-faktor
Begitu pula halnya dengan Kecamatan pembatas lainnya bagi para petani dan
Penebel, hampir 47 % mata pencaharian masyarakat perdesaan untuk
penduduknya berasal dari sektor pertanian mengembangkan usahanya adalah: lemahnya
(pertanian lahan sawah, perkebunan, dan penguasaan Ipteks, langka modal dan tidak
peternakan), diikuti oleh kerajinan 22%, dikuasainya peluang pasar, baik pasar lokal
perdagangan dan jasa 31 %. Dari angka maupun pasar regional.
tersebut mengindikasikan bahwa sektor Di Desa Jatiluwih yang telah dikenal
pertanian merupakan bidang startegis luas baik oleh wisatawan lokal maupun

198
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

mancanegara. Objek wisata yang diminati di ini adalah : (1) Bidang Pertanian, antara lain:
wilayah ini masih bertumpu pada panorama sebagai kawasan konservasi lahan sawah dan
alam. Masyarakat sekitar yang sebagian besar sentra pengembangan padi lokal belum
menjadi petani padi lokal belum mendapatkan dikelola secara terpadu sehingga belum
manfaat yang siginifikan dari kegiatan memberikan manfaat optimal bagi
pariwisata tersebut. Pada hal apabila potensi masyarakat, (2) Bidang Peternakan, antara
pertanian tersebut dikelola sesuai standar lain: peternakan sapi belum diusahakan secara
sangat potensial dikembangkan sebagai objek optimal menuju pengolahan limbah pertanian
agrowisata. Untuk itu, pemberdayaan guna mengurangi biaya pupuk, perbaikan
masyarakat tani melalui pengembangan kualitas produksi dan menjaga kelestarian
wawasan agribisnis dan agrowisata dengan lingkungan serta mendukung produksi beras
tetap dalam bingkai tatanan budaya Bali lokal organik sebagai komoditi ekspor,(3)
sangat diperlukan. Misalnya pengembangan Bidang Pariwisata, antara lain: lahan subak
pertanian organik dan pengemasan aktivitas Desa Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia
panen padi lokal yang dapat dinikmati dan salah satu obajek daya tarik pariwisata
langsung menjadi paket wisata menjadi salah yang sangat potensial belum dikelola dengan
satu ragam wisata yang dapat dikembangkan. baik, kemampuan dan kompetensi
Sektor peternakan khususnya sapi pengelolaan objek desa wisata dikalangan
memegang peranan yang cukup penting masyarakat khsusnya lembaga tradisonal
sebagai usaha penunjang ekonomi keluarga. petani/subak sangat rendah, (4) Bidang
Jumlah populasi sapi di wilayah ini pada Ekonomi antara lain UKM sebagai nadi
tahun 2008 mencapai 59.501 ekor. ekonomi kerakyatan belum digarap secara
Pengintegrasian peternakan sapi dengan optimal ditandai oleh profesionalisme SDM
pertanian hortikultura melalui aplikasi Ipteks rendah, akses pasar dan kualitas produk UKM
dalam pengolahan limbah sapi menjadi pupuk yang sangat terbatas.
organik berkualitas dapat memberi nilai Terkait dengan kondisi riil diatas,maka
tambah kepada petani diantaranya beberapa hal yang dibutuhkan oleh kedua
berkurangnya pemanfaatan pupuk kimia yang desa sasaran program yaitu : (1). Upaya
berimplikasi kepada menurunnya biaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
produksi, kualitas produksi padi lokal padi lokal menuju sertifikasi organik untuk
meningkat, dan pencemaran lingkungan komoditas ekspor melalui perbaikan budidaya
khususnya air danau akibat limbah pupuk dan penanganan pasca panen,(2) Integrasi
kimia dapat dikurangi. Produk pertanian pertanian dengan peternakan sapi Bali melalui
dengan input organik sangat diminati oleh sistem penyediaan pakan dari limbah
wisatawan dan harganya lebih mahal sehingga pertanian dan pengolahan kotoran ternak
pendapatan petani menjadi meningkat. menjadi pupuk bagi tanaman untuk
menunjang pertanian organik melalui
B. SUMBER INSPIRASI teknologi fermentasi,(3) Menata dan
Program Ipteks bagi Wilayah (IbW) di menyiapkan sarana penunjang aktivitas wisata
Kecamatan Penebel terinspirasi dari keadaan seperti: jalur tracking sebagai akses
riil kedua desa yaitu : Desa Jatiluwih dan menikmati objek wisata pedesaan dan
Desa Mengesta yang perlu sentuhan Ipteks penyiapan homestay di rumah penduduk serta
dalam meningkatkan kesejahteraan menjalin kemitraan pemasaran objek Desa
masyarakat, sehingga sasaran program IbW Wisata dengan Biro perjalanan wisata dan

199
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

asosiasi pemandu wisata, (4) Perguruan Tinggi berfungsi sebagai


Pembentukan/penguatan kelompok industri motivator, inovator, fasilitator, dan
rumah tangga (IRT) berbasis produksi hasil komunikator. Model ECB tersebut digunakan
pertanian wilayah setempat. untuk seluruh periode, diantaranya : (a)
Pengembangan kelompok ekonomi produktif
C. METODE PELAKSANAAN (industri rumah tangga, kerajinan), (b)
KEGIATAN Pengembangan wawasan kewirausahaan
Metode yang digunakan dalam lembaga tradisional menuju pembentukan
pelaksanaan kegiatan IbW untuk mencapai kelompok usaha, (c) Pengembangan pertanian
tujuan serta target luaran yang akan berwawasan agribisnis dengan pemilihan
dihasilkan meliputi beberapa pendekatan, komoditas yang berorientasi pasar seperti
yaitu: (1) model Teknologi Transfer (TT), budidaya tanaman yang bernilai ekonomi
yaitu melalui penemuan-penemuan hasil tinggi, diminati konsumen pasar lokal dan
penelitian dan atau kegiatan lainnya dari regional, dan (d) Pengembangan UKM
perguruan tinggi disosialisasian kepada menuju usaha mandiri. Dalam implementasi
masyarakat secara tepat guna. Selanjutnya pendekatan tersebut pembinaan sumberdaya
dilakukan pelatihan teknologi tepat guna manusia (SDM) menjadi sangat penting.
untuk berbagai sektor terkait RPJM. Program Salah satu pendekatan pembinaan yang
Tehnologi Tepat Guna (TTG) meliputi sektor dilakukan adalah melalui pelatihan. Pelatihan
pertanian, peternakan, sektor industri rumah adalah proses penyelenggaraan belajar
tangga, perdagangan dan pariwisata. mengajar dalam rangka meningkatkan
Terutama untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas, kemampuan dan ketrampilan
kuantitasnya secara berkesinambungan. peserta. Sebagai tindak lanjut kegiatan
Teknologi terapan di sektor pertanian dan pelatihan, maka untuk meningkatkan
peternakan meliputi: (a) Penerapan teknik keterampilan SDM dalam aplikasi teknologi,
penanganan pasca panen beras merah pengelolaan/pengembangan usaha maka
khususnya dijadikan pembuatan teh beras dilakukan program pendampingan. Tenaga
merah, (b) Pengembangan pertanian pendamping ini berasal dari dosen yang
berwawasan lingkungan dengan berkompeten di bidangnya dan mahasiswa
menggunakan pupuk organik, (c) Pengolahan yang menetap di desa sasaran, (3) model
hasil pertanian menjadi makanan khas bagi Informasi Teknologi (IT), menyebarluaskan
wisatawan, salah satu contoh yang mungkin informasi melalui media cetak maupun
dilakukan adalah pembuatan makanan khas elektrotik terkait dengan produk yang
Bali lainnya dengan aroma penciri dari dihasilkan. Dalam menerapkan model-model
Kecamatan Penebel, (d) Teknologi diatas keterlibatan masyarakat mulai dari
pengolahan pakan ternak dari limbah proses perencanaan, proses pelaksanaan
pertanian serta pengolahan limbah ternak hingga monitoring dan evaluasi kegiatan.
menjadi pupuk, (2) model Entrepreneurship
Capacity Building (ECB), model ini D. KARYA UTAMA
digunakan untuk meningkatkan kemampuan Kegiatan IbW yang dilakukan di Desa
kewirausahaan masyarakat perdesaan, baik di Jatiluwih dan Desa Mengesta Kecamatan
bidang agribisnis, industri dan perdagangan. Penebel, teridiri dari : (1) peningkatan
Program yang sesuai digunakan melalui kualitas dan kuantitas produksi padi lokal
pemberdayaan dan pendampingan. Pihak unggulan wilayah. Upaya peningkatan

200
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

kualitas dan kuantitas padi lokal ditempuh melalui proses fermentasi dengan
melalui pengembangan program pertanian menggunakan fermentor mikroorganisme
organik. Strategi ini ditetapkan mengacu lokal (MOL); (2) Alih teknologi fermentasi
kepada kesepatan antara masyarakat petani untuk pengolahan limbah ternak menjadi
dan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. pupuk organik. Kegiatan alih teknologi
Kelompok yang menjadi saran kegiatan pembuatan pupuk organik dengan metode
adalah Subak Piling berjumlah 29 orang. Ada fermentasi pada Gapoktan 026 beranggotakan
beberapa alasan yang mendukung keputusan 45 orang, dengan produk bioinokulan The
tersebut diantaranya : padi lokal organik lebih Power Of Nature Teknologi bioinokulan
mudah laku dengan harga yang lebih mahal, yang berbasis urine untuk membuat produk
tidak mencemari lingkungan, dan pupuk pupuk organik. The Power Of Nature
organik yang dipakai harganya lebih murah. merupakan produk bioinokulan yang berasal
Kegiatan utama yang dilakukan adalah dari mikroba lokal dengan sumber
pendampingan kelompok tani untuk makanannya adalah molases atau dari
mengaplikasikan prosedur operasional baku berbagai sumber nutrien/pakan yang mudah
pertanian organik menuju diprolehnya diperoleh di lingkungan sekitar. Pembuatan
sertifikasi organik. Untuk memperoleh pupuk organik dilakukan dengan
sertifikat tersebut harus memenuhi beberapa memanfaatkan feses/kotoran ternak dan
kriteria, diantaranya : pertanian bebas dari berbagai bahan limbah lain yang disirami
input anorganik (pupuk dan pestisida), dengan larutan The Power Of Nature aktif,
sehingga perlu dilakukan kegiatan (a) serta difermentasi (ditutup rapat dengan
pembuatan demplot pertanian organik, (b) terpal) selama 2 minggu. Bahan penyusun
pelatihan pembuatan biopestisida melalui pupuk organik terdiri dari : kotoran ternak,
pemanfaatan tumbuh-tumbuhan berkasiat sekam padi, serbuk gergaji kayu, abu dapur
biopestisisa yang tumbuh dilokasi tersebut dan kapur;

Bioinokulan Pengolahan Limbah Ternak Demplot Padi Lokal Organik


The Power Of Nature

Gambar 1: Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi padi lokal

(3) pengembangan daya tarik wisata subak. sebagai fasilitas pendukung wisatawan untuk
Pengembangan daya tarik wisata subak menikmati daya tarik wisata tersebut menjadi
(pembuatan peta jalur trekking, pembentukan prioritas dalam rangka pengembangan
lembaga pengelola). Pesona alam pedesaan pariwisata di Desa ini. Jalur trakking
yang didominasi oleh landscape lahan subak dirancang sedemikian rupa sehingga
berteras dan aktivitas pertanian padi wisatawan yang melintasi jalur tersebut dapat
merupakan daya tarik utama wisatawan menikmati daya tarik wisata secara lengkap,
datang ke Jatiluwih. Pembuatan jalur trakking menarik, dan nyaman. Pada paket trakking
201
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

ini, wisatawan dapat menikmati view lahan religious bagi objek yang bersangkutan
subak, aktivitas petani yang sedang bercocok sehingga lebih menarik wisatawan datang ke
tanam padi, perkebunan kopi dan proses objek tersebut. Pembentukan lembaga
pembuatan kopi. Atraksi yang dapat diikuti pengelola paket wisata ditujukan untuk
seperti aktivitas pengolahan limbah ternak, mengatur operasional paket wisata pedesaan.
pengolahan lahan sawah (metekap), menanam Komponen ini terdiri pengurus desa, pemuda
padi, pengolahan kopi, menikmati kopi luwak yang memiliki keterampilan dibidang wisata,
dan makanan khas Jatiluwih untuk makan dan pengurus subak. Penguatan kelembagaan
siang. Jalur trakking dan landscape desa ditata dilakukan melalui pelatihan managerial paket
dengan tanaman cultural Bali (tanaman wisata, pelatihan guide local, dan prosedur
upakara) dimaksudkan untuk menambah pelayanan prima bagi wisatawan;
keasrian, nilai estetis, serta memberi nuansa

Gambar 2: Kegiatan IbW di bidang Pengembangan daya tarik wisata subak

(4) Pengembangan IRT khas Jatiluwih. Alih Kelompok wanita tani dapat menerapkan
teknologi tepat guna pada industry rumah teknologi yang diberikan secara benar dengan
tangga pengolahan hasil pertanian adalah kualitas yang memadai, serta sudah mulai
pembuatan teh beras merah dan jajanan menjalankan usahanya dimana produksi telah
tradisional. Kelompok sasaran kegiatan dilakukan secara rutin karena produknya laku
adalah kelompok wanita tani Desa Mengesta di pasar.
dan Desa Jatiluwih berjumlah 40 orang.

Gambar 3: Pengembangan IRT Alih teknologi tepat guna pada industry rumah tangga pengolahan hasil
pertanian (teh beras merah dan jajanan tradisional)
202
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

E. ULASAN KARYA pengolahan lahan sawah (metekap), menanam


Keberhasilan dari program IbW yang padi, pengolahan kopi, menikmati kopi luwak
telah dicapai dapat di jelaskan lebih dan makanan khas Jatiluwih untuk makan
mendalam bahwa untuk peningkatan kualitas siang mendapat perhatian dari pengunjung.
dan kuantitas padi lokal yang ditempuh Pembentukan lembaga pengelola paket wisata
melalui pengembangan program pertanian ditujukan untuk mengatur operasional paket
organik dipandang perlu untuk melaksanakan wisata pedesaan. Upaya yang dilakukan
program pendampingan kepada petani secara dengan membentuk badan pengelola wisata
rutin, karena disaat memproduksi padi yang komponennya terdiri pengurus desa,
organik masih mengalami kendala seperti: pemuda yang memiliki keterampilan dibidang
dalam proses pembuatan pupuk organik wisata, dan pengurus subak. Pedampingan
dengan alih tehnologi melalui fermentasi dan pelatihan managerial paket wisata,
dengan menggunakan mikroba lokal (MOL), pelatihan guide local, dan prosedur pelayanan
pemupukan yang tepat, penanganan prima bagi wisatawan, secara rutin dan
pascapanen, pengemasan dan pemasaran. berkesinambungan untuk meningkatkan
Pembuatan demplot dan pelatihan terkait alih kunjungan wisata.
tehnologi mendapat respon positif dari
masyarakat sasaran program. Produk F. KESIMPULAN
pascapanen yang berhasil diolah oleh IRT Berdasarkan hasil kegiatan IbW di
melalui pelatihan, seperti teh beras merah dan Desa Jatiluwih dan Desa Mengesta, dapat
jajanan tradisional khas desa jatiluwih tetap ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1)
didampingi, karena produk yang dihasilkan kegiatan telah berjalan baik dicirikan oleh
tersebut, perlu di bantu pengemasan, telah dicapainya beberapa target luaran seperti
pemasaran dan penganekaragaman produksi. pengembangan padi lokal sistem organik,
Upaya yang dilakukan dengan penguatan pengembangan lembaga subak sebagai
kelompok IRT, pelatihan dan mendirikan lembaga pengelola paket wisata berbasis
koperasi yang akan menampung produksi dari pertanian, alih teknologi pengolahan limbah
kelompok IRT. Pengembangan daya tarik pertanian menjadi pestisida dan pupuk
wisata subak seperti: pembuatan peta jalur organik yang terintegrasi dengan pertanian
trekking dan pembentukan lembaga padi, dan pengembangan industri rumahan
pengelola. Perhatian terhadap program pengolahan hasil pertanian setempat; (2)
bidang wisata subak, tetap didampingi masyarakat memberikan respon yang positif
terutama dalam membuat paket wisata terhadap deseminasi teknologi yang
trekking, penguatan kelompok sadar wisata, disampaikan seperti terlihat pada tingginya
pelatihan pemandu lokal, menjual paket partisipasi, tingkat adopsi teknologi, serta
wisata dan kerjasama dengan trevel agent penerapan teknologi tersebut secara mandiri
dalam memasarkan paket wisata. Upaya yang oleh masyarakat; (3) terjalinnya sinergisme
dilakukan dengan menata jalur trekking antara perguruan tinggi dengan perguruan
melalui kegiatan penanaman tanaman tinggi mitra, pemerintah daerah dan
upakara, memperbaiki jalan yang dilewati masyarakat sehingga program pemberdayaan
oleh wisata trekking dan memperbanyak masyarakat dapat berjalan lebih efektif.
kegiatan atraksi terkait dengan wisata subak.
Aktivitas atraksi yang dapat diikuti seperti G. DAMPAK DAN MANFAAT
aktivitas pengolahan limbah ternak, KEGIATAN

203
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 ISSN : 2087-118X

Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan Anon. 2005. Rencana Pembangunan jangka


menunjukkan bahwa program IbW Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
mendapatkan respon yang sangat positif dari Tabanan Tahun 2011 2016. Badan
pihak terkait seperti masyarakat sasaran, Perencanaan Pembangunan Pemerintah
kepala desa, camat dan Satuan Kerja Kabupaten Tabanan.
Pemerintah Daerah (SKPD) yang terkait Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 19-
dengan kegiatan IbW. Ada beberapa alasan 7030-2004. Spesifikasi Kompos dari
yang mendorong kondisi tersebut diantaranya sampah Organik Domestik. BSN.
: (1) program IbW membawa manfaat yang Jakarta.
berarti bagi masyarakat terutama transfer Badan Statistik Provinsi Bali. 2011.
terapan Ipteks kepada masyarakat karena Kabupaten Tabanan dalam Angka 2011.
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintahan Desa Jatiluwih. 2010. Profil
tepat guna; (2) metode dan strategi Pembangunan Desa Babahan .
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan Pemerintahan Desa Mengesta. Data Potensi
pada kegiatan ini terutama pendampingan Desa dan Kelurahan Desa Mengesta
dirasakan sangat efektif oleh masyarakat; dan
(3) keterlibatan berbagai unsur dalam tim I. PERSANTUNAN
terutama PPL dan kepala desa mampu Pada kesempatan ini penulis
menciptakan sinergisme antara komponen menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang bersangkutan sehingga pemberdayaan yang terhormat: (1) Direktur DP2M Dikti atas
berjalan intensif dan produktif yang pembinaan dan dana yang telah diberikan; (2)
berimplikasi kepada keberlanjutan dari Ketua LP2M Universitas Udayana, Bali atas
program yang dilakukan. kesempatan dan bimbingannya; dan (3)
Kepala Desa Jatiluwih dan Mengesta
H. DAFTAR PUSTAKA Kecamtan Penebel kabupaten Tabanan.
Anon. 2007. Peraturan Bupati Tabanan
Nomor 27 Tahun 2007. Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Tabanan tahun 2008. Badan
Perencanaan Pembangunan Pemerintah
kabupaten Tabanan.

204

Anda mungkin juga menyukai