ABSTRAK
TINJAUAN PUSTAKA
Beton Beton terdiri dari 3 unsur utama, yaitu
Beton merupakan bahan gabungan semen, agregat dan air. Semen jika
yang terdiri dari agregat kasar dan bercampur dengan air akan
halus yang dicampur dengan air dan membentuk pasta semen yang
semen sebagai bahan pengikat dan mempunyai fungsi mengikat agregat
pengisi antara agregat kasar dan halus halus dan kasar. Rongga di antara
dan kadang-kadang ditambahkan bahan-bahan kasar akan diisi oleh
bahan tambahan campuran batuan yang lebih halus. Pada saat
(admixture) bila diperlukan. Beton campuran mengeras akan membentuk
dapat dikelompokkan berdasar suatu bahan yang padat, keran dan
kekuatan tekan karakteristik yang tahan lama. (McGregor, 1997).
mana kekuatan beton sangat
Agregat didapat dari beberapa jenis
bergantung pada bahan pembuat beton
bahan yang umumnya menggunakan
sendiri. Faktor air semen, proporsi
bahan alami seperti batu. Agregat
campuran, gradasi butiran agregat,
dibagi menjadi agregat kasar (batu
serta pelaksanaan pekerjaan di
pecah atau kerikil) dan agregat halus
lapangan juga sangat menentukan
(pasir), demikian juga semen dibagi
mutu dan kekuatan beton. (Aman
menjadi beberapa jenis yang
Subakti, 1994).
dibedakan dari unsur-unsur kimia
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 242
yang terkandung didalamnya. (Aman banyak untuk mencapai kekuatan yang
Subakti, 1994). sama selain harga agregat ringan buatan
yang memerlukan teknologi pembuatan
Beton Ringan yang lebih mahal. Namun bila ditinjau
Beton ringan struktur adalah dari harga keseluruhan konstruksi,
beton yang mempunyai berat volume penggunaan beton ringan ini akan lebih
kurang dari 1,9 ton/m3. Beton ini dapat murah karena dengan lebih rendahnya
dihasilkan dari penggunaan agregat berat isi maka beban mati akan kecil
ringan yang mempunyai berat isi sehingga akan mengurangi dimensi
kering gembur maksimum 1100 kg/m3. penampang maupun pembesian. Begitu
(Anonimous, 1991). pula harga pengerjaan maupun
pencetakan akan lebih murah dan
Secara ekonomi harga beton
tentunya sampai pada dimensi kolom
ringan per m3 akan lebih mahal dan
maupun pondasi yang juga menjadi lebih
harga ini bisa mencapai sekitar 20% lebih
kecil. (Robinson, et al., 1993; McGregor,
mahal bila dibandingkan dengan harga
1997).
beton normal. Hal ini disebabkan oleh
konsumsi semen portland yang lebih
Tabel 1. Sifat-Sifat Beton Ringan Dari Tipe yang Berbeda
Cube Crushing
Type of Density of Strenght at 28 Density of
Lighweight Type of Aggregate Aggregate days Concrete
3 a
Concrete (kg / m ) a
(kg / m3 ) a
( MPa)
Aerated - 1.4-4.8 400-600
-
concrete
Partially Expanded vermucilite 64-240 0.5-3.4 400-1120
compacted and perlite
Pumice 480-880 1.4-3.8 720-1120
Foamed slag 480-960 1.4-5.5 960-1520
Sintered pulverized 640-960 2.8-6.9 1120-1280
fuel ash
Expanded clay or 560-1040 5.5-8.3 960-1200
shale 720-1040 2.1-6.9 720-1520
Clinker
No-fines Natural aggregate 1360-1600 4.1-13.8 1600-1920
concrete Lightweight aggregate 480-1040 2.8-6.9 880-1200
Structural
Foamed slag 480-960 10.3-41.4 1680-2080 b
Sintered pulverized 680-960 13.8-41.4 1360-1760 b
lightweight
fuel ash
aggregate
Expanded clay or 560-1040 13.8-41.4 1360-1840 b
concrete
shale
a
kg / m3 x 0.062 = lb / ft 3 ;bMPa x 145 = lb / in 2
Sumber : Aman Subakti, 1994.
Batuan Andesit Piroksen basa di permukaan bumi. Jenis batuan ini
Batuan Andesit merupakan jenis bertekstur porfiritik afanitik, komposisi
batuan beku luar, hasil pembekuan mineral utama jenis plagioklas, mineral
magma yang bersifat intermedier sampai mefik adalah piroksen dan amfibol
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 243
sedang mineral tambahan adalah apatit sebagai bahan tambahan kimia
dan zirkon. Jenis batuan ini berwarna pengurang air. Bahan ini menambah
gelap umumnya abu-abu sampai hitam, kelecakan dari campuran dan digunakan
tahan terhadap air hujan, berat jenis 2,3 terutama untuk beton mutu tinggi, karena
2,7, dan memiliki kuat tekan 600 2400 dapat mengurangi air sampai 30%. Ada
kg/cm2. Dijumpai sebagai retas, sill, tiga jenis Superplasticizers berdasarkan
lakolit, aliran permukaan atau sebagai kandungan klorida, diantaranya : (Paulus
fragmen dan lahar gunung api ataupun Nugraha, 1989).
fragmen breksi. (Sukandarrumidi, 1999). 1. Kondensasi sulfonat melamin
Batuan Andesit Piroksen adalah formaldehid dengan kandungan
batuan beku ekstrusi yang terbentuk dari klorida sebesar 0.005%
hasil pembekuan lava pada saat letusan 2. Sulfonat naftalin formaldehid dengan
gunung berapi di luar perut bumi. Ciri kandungan klorida yang dapat
pokok batuan ini adalah berwarna hitam diabaikan.
atau gelap dan putih kecoklatan atau 3. Modifikasi lignosulfonat tanpa
terang, jauh lebih getas atau brittle bila kandungan klorida.
dibanding dengan batuan lain, porositas Ketiga jenis bahan tambahan ini
yang cukup dominan sehingga lebih dibuat dari sulfonat organik dan disebut
ringan, permukaan yang keras, tajam dan superplasticizers karena bahan ini dapat
cepat kering. Batuan ini banyak sekali banyak mengurangi air pada campuran
terdapat di daerah aliran lava gunung- beton. Dosis yang disarankan adalah 1-
gunung berapi yang masih aktif, di Jawa 2% dari berat semen. Dosis yang
Timur misalnya, batuan ini tersedia berlebihan bisa mengakibatkan
melimpah di aliran-aliran lava gunung berkurangnya kekuatan beton.(Nawi,
Kelud dan Semeru. (Hendro Suseno, et 1998).
al., 2006).
Pemanfaatan batuan ini hanyalah Beton Dengan Tambahan
terbatas untuk keperluan-keperluan Superplasticizer
konvensional, yaitu untuk bahan urugan Beton dengan tambahan
dan bahan bangunan rumah-rumah superplasticizer memberikan beberapa
sederhana di pedesaan. Pemanfaatan sifat khusus dibandingkan dengan beton
yang lain adalah untuk patung-patung tanpa tambahan admixture ini.
hiasan karena kekerasannya yang cukup Superplasticizer sebagai water reducer
rendah sehingga mudah sekali dibentuk dalam campuran akan menghasilkan
maupun dipahat, untuk itu dijaman beton yang mempunyai workabilitas serta
kerajaan Jawa kuno batuan ini banyak kuat tekan yang lebih tinggi. Peningkatan
sekali dipakai untuk bahan bangunan workabilitas pada campuran beton
candi-candi. Pemanfaatan yang mungkin diakibatkan oleh bentuk admixture ini
lebih masal atau lebih canggih sampai adalah cair. Semakin besar penambahan
sekarang belum dilaksanakan sehingga superplasticizer maka workabilitas
sangat disayangkan mengingat campuran beton akan semakin
depositnya yang melimpah sehingga meningkat. Peningkatan workabilitas ini
harganya jauh lebih murah dibandingkan ditunjukkan dengan nilai slump yang
dengan agregat ringan buatan. (Hendro semakin tinggi. Kuat tekan beton akan
Suseno, et al., 2006). meningkat dengan penambahan
superplasticizer pada dosis yang tepat.
Superplasticizer Superplasticizer akan menyebabkan
Superplasticizers merupakan bahan semen terdispersi lebih merata dan
tambahan baru yang dapat disebut menghasilkan reaksi hidrasi yang lebih
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 244
sempurna sehingga kuat tekan yang udara persatuan isi. Berat isi beton
dihasilkan akan mengalami peningkatan. dihitung menurut rumus : (Anonimous,
(Fadjar Rachmawan, 1996). 1994).
Berat Isi Beton Bk , ux1000
Blk = (kg / m 3 )
Berat isi beton ringan struktural Bk , p Ba
adalah berat beton ringan keras kering
BIk = berat isi beton ringan keras
Bk , u = berat benda uji silinder beton umur 28 hari,
dalam keadaan kering udara (kg)
Bk , p = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan
jenuh setelah umur 24 jam (kg)
Ba = berat benda uji silinder beton dalam air (kg)
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 245
Hipotesis Penelitian campuran beton ringan akan memberikan
Diduga variasi proporsi campuran serta pengaruh terhadap nilai slump, berat isi
variasi penambahan superplasticizer pada serta kuat tekan beton.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian Jadi jumlah total benda uji
Benda uji yang berbentuk untuk 5 variasi perbandingan semen dan
silinder terdiri dari 25 kelompok agregat dan 5 variasi prosentase
perlakuan dengan 5 variasi perbandingan Superplasticizer adalah 100 benda uji.
semen dan agregat dan 5 variasi Pengujian silinder beton dilakukan sesuai
prosentase Superplasticizer. Faktor air dengan standart SNI dengan
semen yang digunakan untuk semua menggunakan alat mesin uji tekan.
benda uji adalah sama yaitu 0,45. Rancangan pembuatan benda uji dibuat
Perbandingan antara agregat halus dan dengan model rancangan acak lengkap,
agregat kasar yang digunakan adalah selengkapnya dapat dilihat pada tabel
1,25 : 1,00. berikut:
Tabel 2. Rancangan Pembuatan Benda Uji
Proporsi Prosentase Superplasticizer
No
Campuran 0% 0,4 % 0,8 % 1,2 % 1,6 %
1 1 : 3,50 4x 4x 4x 4x 4x
2 1 : 3,75 4x 4x 4x 4x 4x
3 1 : 4,00 4x 4x 4x 4x 4x
4 1 : 4,25 4x 4x 4x 4x 4x
5 1 : 4,50 4x 4x 4x 4x 4x
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Berat Isi Beton jam. Setelah benda uji dikeluarkan dari
Berat isi beton ringan struktural cetakan, benda uji ditimbang beratnya.
adalah berat beton keras kering udara Berat ini adalah berat benda uji dalam
persatuan isi. Pengujian berat isi beton keadaan kering permukaan jenuh (Bk,p).
ringan dilakukan dengan standart Selanjutnya benda uji ditimbang di dalam
Pengujian Berat Isi Beton Ringan air, yang kemudian disebut berat dalam
Struktural (SNI 03-3402-1994). air (Ba). Tahap yang kedua dilakukan
Pengujian berat isi beton dilakukan pada saat benda uji telah berumur 28
dalam dua tahap. Tahap yang pertama hari. Setelah mengalami perawatan yang
dilakukan pada saat benda uji berumur 24 sempurna, kandungan air benda uji pada
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 246
saat berumur 28 hari sebagian besar akan Hasil pemeriksaan berat isi rata-
hilang. Pada saat ini berat benda uji rata beton ringan dengan variasi proporsi
ditimbang, berat ini dinamakan berat campuran dan variasi penambahan
kering udara (Bk,u). Perhitungan berat isi superplasticizer ditabelkan sebagai
beton ringan terdapat pada lampiran 9. berikut :
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 247
alat uji tekan dan memberikan beban Hasil pemeriksaan kuat tekan
pada benda uji hingga hancur. beton ringan dengan variasi proporsi
Perhitungan uji kuat tekan hancur silinder campuran dan variasi penambahan
beton ringan terdapat pada lampiran 10. superplasticizer ditabelkan sebagai
berikut :
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton Ringan (MPa)
b. Berat Isi
Tabel 6. Hasil Analisis Varian Dua Arah Untuk Variasi Proporsi Campuran danVariasi
Penambahan Superplasticizer Terhadap Berat Isi Beton Ringan
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 2584.953(a) 24 107.706 .752 .781
Intercept 362107907.382 1 362107907.382 2528819.963 .000
PROP_CAMP 2003.102 4 500.776 3.497 .011
SP 191.980 4 47.995 .335 .853
PROP_CAMP * SP 389.871 16 24.367 .170 1.000
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 249
Error 10739.433 75 143.192
Total 362121231.769 100
Corrected Total 13324.386 99
c. Kuat Tekan
Tabel 7. Hasil Analisis Varian Dua Arah Untuk Variasi Proporsi Campuran dan Variasi
Penambahan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton Ringan
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig.
of Squares
Corrected Model 361.162(a) 24 15.048 18.815 .000
Intercept 35012.129 1 35012.129 43775.271 .000
PROP_CAMP 158.250 4 39.562 49.464 .000
SP 179.843 4 44.961 56.214 .000
PROP_CAMP * SP 23.070 16 1.442 1.803 .046
Error 59.986 75 .800
Total 35433.278 100
Corrected Total 421.148 99
Dari uji anova untuk analisis regresi dua arah di atas didapat :
Tabel 8. Hasil Uji Anova Analisis Regresi Dua Arah
df SS MS F Significance F
Regression 8 339.9304 42.4913 47.60896 2.86224E-29
Residual 91 81.21808 0.892506
Total 99 421.1485
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 250
dapat disimpulkan bahwa model regresi
didapatkan nilai F tabel (0.05; 8; 91)
tersebut dapat diterima. Persamaan
adalah 2.04. Dari tabel diatas didapat
regresi di atas dapat digambarkan sebagai
nilai F hitung = 47.609 > F tabel = 2.04
berikut :
dan nilai Sig. F = 0.000 < 0.05 maka
22
21
20
19
Kuat Tekan (MPa)
18
17
16
15
3.5
14
3.75
4 Rasio Berat
4.25 Agregat Semen
13
0 4.5
0.4
0.8
1.2
Prosentase Superplasticizer (%) 1.6
Gambar 2. Grafik hasil regresi hubungan antara proporsi campuran dan prosentase
superplasticizer terhadap kuat tekan beton ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1976, Manual Of Concrete Anonimous, 1989, Metode Pengujian
Practice Part 1-1976, Detroit: Kuat Tekan Beton (SNI M-14-1989-
American Concrete Institute F), Jakarta: Badan Standarisasi
Anonimous, 1989, Metode Pengujian Nasional
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Anonimous, 1990, Spesifikasi Agregat
Kasar (SNI M-09-1989-F), Jakarta: Ringan Untuk Beton Ringan
Badan Standarisasi Nasional Struktural (SNI S-16-1990-F),
Anonimous, 1989, Metode Pengujian Jakarta: Badan Standarisasi
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Nasional
Halus (SNI M-10-1989-F), Jakarta: Anonimous, 1990, Metode Pengujian
Badan Standarisasi Nasional Slump Beton (SNI 03-1972-1990),
Anonimous, 1989, Metode Pengujian Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Kadar Air Agregat (SNI M-11-1989- Anonimous, 1991, Standard Spesification
F), Jakarta: Badan Standarisasi for Chemical Admixture for
Nasional Concrete (C 494-91), Philadelphia:
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 252
ASTM McGregor, G. James, 1986, Reinforced
Anonimous, 1991, Tata Cara Perhitungan Concrete Mechanics And Design,
Struktur Beton Untuk Bangunan New Jersey: Prentice Hall.
Gedung (SNI T-15-1991-03), Murdock, L.J & K.M. Brook, 1986,
Jakarta: Departemen Pekerjaan Bahan dan Praktek Beton terjemahan
Umum oleh Stephanus Hendarko, Edisi
Anonimous, 1992, Makalah Seminar PT. keempat, Jakarta: Penerbit
Sika Nusa Pratama, Yogyakarta : Erlangga
Penerbit UGM. Neville, A.M, 1981, Properties of
Anonimous, 1993, Guide for Structural Concrete, Third Edition London: The
Lighweight Aggregate Concrete Language Book Society and Pitman
(ACI 213R-87), Detroit: American Publising
Concrete Institute Paulus Nugraha, 1989, Teknologi Beton
Anonimous, 1994, Metode Pengujian dengan antisipasi terhadap Pedoman
Berat Isi Beton Ringan Struktural Beton 1989, Surabaya:Penerbitan
(SNI 03-3402-1994), Jakarta: Universitas Kristen Petra
Badan Standarisasi Nasional Robinson et.al., 1993, Guide For
Anonimous, 1996, Metode Pengujian Structural Lightweight Agregate
Modulus Elastisitas Statis dan Rasio Concrete, ACI 213 R-87, Detroit:
Poison Beton Dengan Kompresor American Concrete Institute
Ekstensometer (SNI 03-4169-1996), Sukandarrumidi, 1999, Bahan Galian
Jakarta: Badan Standarisasi Industri, Penerbit Yogykarta:
Nasional Penerbit Gajah Mada University
Anonimous, 2002, Tata Cara Press
Perancangan Campuran Beton Triono Budi Astono, 2001, Konstruksi
Ringan dengan Agregat Ringan (SNI Beton Bertulang, Yogyakarta:
03-3449-2002), Jakarta: Badan Penerbit Kanisius
Standarisasi Nasional Wang, Chu-Kia & Charles G. Salmon,
Anonimous, 2004, Brosur PT. Sika Nusa 1994, Disain Beton Bertulang
Pratama Indonesia, Jakarta terjemahan oleh Binsar Hariandja,
Aman Subakti, 1994, Teknologi Beton Edisi Keempat, Penerbit Erlangga,
Dalam Praktek, Surabaya: Jurusan Jakarta.
Teknik Sipil FTSP Institut Sepuluh Wisnumurti & Agoes Soehardjono,
Nopember Petunjuk Praktikum Beton, Malang:
Boyle et. al.,1998, Standard Practice for Laboratorium Bahan Konstruksi
Selecting Proportions for Structural Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Lighweight Concrete (ACI 211.2-98), Universitas Brawijaya.
Detroit: American Concrete Institute
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.3 2008 ISSN 1978 5658 253