Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana

diketahui salah satu penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan

berupa komplikasi yang disebabkan oleh abortus, namun demikian

kematian ibu yang disebabkan komplikasi abortus sering tidak muncul

dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan sehingga

data otentik sulit diperoleh. (http://www.Pikiranrakyat.com/cetak 07/02/27)

Menurut WHO di Amerika Selatan tahun 1998, angka kematian ibu

berkisar 210/100.000 kelahiran hidup sedangkan berdasarkan survei

demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2003 angka kematian ibu

berkisar 307/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 angka

kematian ibu masih berkisar 290,8/100.000 kelahiran hidup dengan

beberapa faktor penyebabnya yaitu perdarahan 40-50%, preeklamsia

dan eklamsia 20-30%, infeksi jalan lahir 20-30%

(http//www.Hidayatullah.com.id/indeks diakses 21 Maret 2011)

Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta abortus

dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di

Indonesia. Resiko kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia


Tenggara di perkirakan antara 1 sampai 250, Negara maju hanya 1 dari

3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah Abortus di

Indonesia masih cukup tinggi (http://www.pikiranrakyat.com 07/02/27,

diakses 21 Maret 2011). 1


Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi dimana

terdapat 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian

Ibu (AKI) menunjukkan pelayanan kesehatan ibu belum

memadai, sebaliknya Angka Kematian Ibu (AKI) yang rendah

merupakan indikator semakin membaiknya pelayanan kesehatan

(http//www.Hidayatullah.com.id/ indeks Diakses 25 Maret 2011)

Di Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari Subdin

KIA Dinas Kesehatan Tingkat I dari bulan Januari sampai Desember pada

tahun 2009 tercatat 1.852 mengalami Abortus dari 151.168 kehamilan.

Sedangkan di Rumah Sakit Elim Rantepao yang menjadi lokasi dalam

pengambilan data, berdasarkan hasil catatan Medik dari bulan Januari

sampai Desember 2004 tercatat jumlah ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya sebanyak 2.464 orang, dari jumlah ibu hamil tersebut

ditemukan kasus Abortus 127 orang (5,15%), diantaranya abortus

inkomplit 69 orang (2,80 %), abortus imminens 58 orang

(2,35%).sedangkan pada bulan Januari sampai Desember 2005 terjadi

peningkatan dari 2.048 ibu yang memeriksakan kehamilannya ditemukan

kasus abortus 268 orang (13,08%), diantaranya abortus inkomplit 210


orang (10,25%), abortus imminens 58 orang (21,64%). Kejadian tersebut

menunjukkan bahwa abortus inkomplit merupakan masalah yang

memerlukan penanganan untuk menjadi suatu prioritas di Rumah Sakit

Elim Rantepao.

Masih tingginya angka kematian ibu yang disebabkan perdarahan

yang diantaranya disebabkan karena abortus memberi motivasi bagi

penulis untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus abortus

inkomplit.

B. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah adalah : Asuhan

Kebidanan pada Ny E kehamilan 12 minggu enam hari dengan Abortus

Inkomplit di Rumah Sakit Elim Rantepaoyang dilakukan mulai tanggal 30-

31 Maret 2011 dengan menerapkan konsep asuhan kebidanan.

C. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, tujuan yang diharapkan adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di Rumah

Sakit Elim Rantepaoyang dilakukan mulai tanggal 30 31 Maret 2011

dengan menggunakan asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.


2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny

E kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011.

b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30-31

Maret 2011.

c. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30-31

Maret 2011.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011.

e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny E kehamilan 12

minggu enam hari dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Elim

Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30-31 Maret 2011.

h. Dapat mendokumentasikan semua asuhan kebidanan pada Ny E

kehamilan 12 minggu enam hari dengan abortus inkomplit di

Rumah Sakit Elim Rantepao yang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011.

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir dan

penerapan ilmu yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan

Diploma III Jurusan Kebidanan STIKES Lakipadada Tana Toraja.

2. Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam pengembangan program

pendidikan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang

aktual dan profesional pada masyarakat.

3. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan

proses asuhan kebidanan dengan abortus inkomplit.


4. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan asuhan

kebidanan dengan abortus inkomplit.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini metode yang digunakan sebagai

berikut :

1. Studi Kepustakaan

Yaitu penulis mempelajari literatur-literatur yang relevan dalam

pembahasan karya tulis ini.

2. Studi Kasus

Yaitu penulis melaksanakan studi kasus dengan menggunakan

metode pelaksanaan pemecahan masalah dalam kebidanan yang

meliputi : pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan

potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, rencana

asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi asuhan

kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan.

Untuk memperoleh data / informasi akurat penulis

menggunakan teknik :

a. Anamnese

Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien, suami serta

keluarga yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.


b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain : inspeksi, palpasi,

pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium dengan

menggunakan format pengkajian

c. Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial meliputi status emosional, respon terhadap

kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga,

petugas kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang

kesehatan.

3. Diskusi

Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan

yaitu bidan atau dokter yang menangani langsung klien tersebut serta

berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

a. Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester (saifuddin, A. B, 2002, Hal

90) yaitu :

1). Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan

2). Trimester kedua dari bulan keempat sampai enam bulan

3). Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan

b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai

persalinan aterm sekitar 280 hari

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan (Manuaba, I. B. G, 1998,

Hal 125) yaitu :

1). Triwulan pertama antara 0-12 minggu

2). Triwulan kedua antara 12-28 minggu

3). Triwulan ketiga antara 28-40 minggu.

11
2. Tanda dan gejala kehamilan (Ibrahim, S. Christina, 1993, Hal 75 78)

a. Tanda-tanda tidak pasti

1). Amenorhoe

Semua wanita hamil akan mengalami amenorhoe, tetapi

amenorhoe ini terjadi pula pada keadaan yang lain, misalnya :

pergantian lingkungan, gangguan emosi, penyakit khronis

seperti : tuberculosa, anemia, gangguan pekerjaan ovarium

atau endocrine secretie. Perubahan iklim pun seringkali pula

menyebabkan amenorhoe.

2). Perubahan buah dada

Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada.

Tetapi mengapa perubahan buah dada tidak menjadi tanda

pasti. Ini karena perubahan buah dada itu dapat disebabkan

pula oleh hal-hal lain, misalnya : buah dada yang membesar

dapat disebabkan oleh tumor, dan cairan yang keluar dari buah

dada dapat pula disebabkan oleh tumor atau ovarial cyste.

3). Perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)

Yang dimaksud dengan morning sickness atau mual di waktu

pagi ini ialah perasaan mual, meriang, muntah-muntah, pusing

kepala yang umumnya terasa di waktu pagi dari bangun tidur

sampai kira-kira jam 10.00 pagi. Hal ini dikatakan demikian


karena perasaan ini dapat juga timbul sepanjang hari atau pada

sore dan malam hari.

Adanya perasaan mual belum memastikan bahwa wanita itu

hamil, biarpun sebagai wanita hamil mengalaminya. Keadaan

semacam ini bisa pula terjadi pada penyakit lain, seperti

hepatitis, malaria ulcus ventricule, walaupun keadaannya tidak

sama sekali sama dengan rasa mual pada kehamilan.

4). Sering buang air kemih

Pada umumnya dalam bulan kedua kehamilan, wanita akan

sering-sering buah air kemih, berhubung uterus yang

membesar dan akan keluar dari pintu atas panggul yang

menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda yang

pasti sebab dapat juga disebabkan oleh hal lain yang ada

gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan volume

menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan untuk buang

air kemih, misalnya tumor.

5). Pergerakan janin yang pertama

Ini disebut juga Quickening. Quick ini berarti pula hidup.

Pergerakan janin yang pertama ini belum menjadi tanda pasti

karena perasaan ini adalah subjektif yang dirasakan oleh ibu

sendiri. Wanita yang sangat menginginkan punya keturunan


mungkin akan merasakan adanya quickening biarpun

sesungguhnya ia tidak hamil.

6). Membesarnya perut

Pada kehamilan perut makin lama makin besar terutama

setelah kehamilan lima bulan, karena janin membesar, uterus

membesar dan bertempat dalam rongga perut. Tetapi

membesarnya perut ini belum jadi tanda pasti karena mungkin

besarnya perut dapat pula disebabkan oleh ascites, ovarial

cyste, tumor.

b. Tanda-tanda kemungkinan

1) Tanda-tanda dari Hegar

Tanda ini berdasarkan adanya uterus segmen bawah yang lebih

lunak daripada bagian yang lain dan embrio belum mengisi

seluruh ruangan uterus, tetapi biasanya bertempat diatas dekat

dengan fundus uteri. Jadi uterus masih kosong. Tanda ini dapat

ditemukan dengan pemeriksaan bimanual, ialah dengan dua

tangan, satu tangan dengan 2 jari masuk menuju fornikxanterior

dari vagina, dan tangan yang lain diletakkan diatas perut kira-

kira didaerah uterus diatas sympisis. Apabila jari tangan

didalam dapat merasakan dengan tangan yang ada diluar dan

begitu pula dengan tangan yang di luar dapat merasakan jari


tangan yang ada didalam, maka tanda Hegar itu adalah positif.

Jadi kemungkinan sekali wanita itu hamil.

2) Tanda-tanda dari piskacek

Tanda ini berdasarkan adanya tempat yang kosong pada

rongga uterus karena embrio biasanya terletak disebelah atas.

Oleh karena itu pada pemeriksaan bimanual terasa benjolan

yang asimetris.

3) Tanda-tanda dari Braxton Hicks

Tanda-tanda ini berdasarkan adanya kontraksi-kontraksi dan

relaksasi pada otot-otot uterus yang sedang membesar. Hal ini

terjadi sejak minggu-minggu pertama dalam kehamilan,

biasanya tidak mengakibatkan rasa sakit, karenanya tidak

pernah dirasakan oleh ibu. Tanda ini dapat dirasakan waktu

mengadakan pemeriksaan bimanual.

4) Tanda-tanda dari Chadwick

Tanda Chadwick ini berdasarkan adanya kongesti setempat

ialah pada uterus karena uterus sangat banyak membutuhkan

darah. Pada pemeriksaan dalam dapat dilihat adanya

perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-

biruan.
5) Reaksi dari Ascheim-Zondek

Reaksi berdasarkan adanya progesteron yang berlebihan yang

dikeluarkan kedalam air kemih disebut pregnandiol. Tiap-tiap

orang hamil air kemihnya mengandung pregnandiol.

c. Tanda-tanda pasti

1) Terdengarnya detak jantung anak. Ini menjadi tanda pasti

karena dengan adanya detak jantung, pasti ada individu lain

dalam tubuh ibu, dan individu itu hidup. Terdengarnya detak

jantung anak ini biasanya mulai kehamilan 18 minggu sampai

20 minggu.

2) Teraba bagian-bagian anak. Ini didapatkan waktu mengadakan

palpasi, perabaan ini mulai kehamilan 20 minggu. Bagian-

bagian anak yang dapat diraba itu ialah : kepala anak, pantat,

punggung dan bagian-bagian kecil ialah kaki dan tangan.

3) Pergerakan anak, ini terdapat pada kehamilan antara 18-20

minggu. Pergerakan anak ini dapat dirasakan oleh ibu sendiri,

waktu mengadakan palpasi, atau waktu mendengar detik

jantung anak. Bila kehamilan sudah besar pergerakan itu dapat

dilihat dari luar.

4) Pemeriksaan roentgen. Dalam pemeriksaan roentgen akan

terlihat kerangka anak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setelah

kehamilan 16 minggu.
3. Perubahan Fisiologi yang terjadi pada wanita hamil (Wiknjosastro, H,

2002, Hal 89-98)

a. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot

polos uterus; disamping serabut-serabut kalogen yang adapun

menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga

uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Pada bulan-bulan

pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah acvokat, agak

gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat.

Selanjutnya, pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula,

lonjong seperti telur.

Tafsiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus.

1). Uterus pada wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam

2). Kehamilan 8 minggu, sebesar telur bebek

3). Kehamilan 12 minggu, sebesar telur angsa, TFU tiga jari

diatas simfisis.

4). Kehamilan 16 minggu, sebesar kepala bayi atau sebesar tinju

orang dewasa. TFU pertengahan simfisis dengan pusat.

5). Kehamilan 20 minggu, tiga jari bawah pusat

6). Kehamilan 24 minggu, TFU berada tepat dipinggir atas pusat


7). Kehamilan 28 minggu, TFU terletak kira-kira 3 jari diatas pusat

atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xipodeus

8). Kehamilan 32 minggu, TFU terletak di antara setengah jarak

pusat dan prosessus xipodeus.

9). Kehamilan 36 minggu, TFU terletak kira-kira 1 jari di bawah

prosessus xipodeus.

10). Kehamilan 40 minggu, TFU kira-kira 3 jari di bawah

prosessus xipodeus.

Gambar 1 : Tinggi fundus uteri dan umur kehamilan (Wiknjosastro,

H. 2002. Hal 158)


b. Seviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormon estrongen .Jika korpus uteri mengandung lebih

banyak jaringan otot ,maka serviks lebih banyak mengandung

jaringan ikat,hanya 10 % jaringan otot. Jaringan ikat pada

serviks ini banyak mengandung kolangen. Akibat kadar

ekstrogen meningkat, dan dengan adanya hypervaskularisasi

maka konsistensi serviks menjadi lunak.

c. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami

perubahan pula. Adanya hypervaskularisasi mengakibatkan

vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsiopun

tampak levide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna

akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi

dan nutrisi pada alat-alat genitalia tersebut meningkat.

d. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter

kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta

terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus luteum ini


mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun

fungsi ini diambil alih oleh plasenta.

e. Mamma

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen dan progesteron akan tetapi

belum mengeluarkan air susu.

Estrogen menimbulkan hypertrofi sistem saluran, sedangkan

progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.

Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel

asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel,

sehingga terjadi pembuatan kasein, laktabumin dan

laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk

laktasi. Disamping ini dibawah pengaruh progesteron dan

somatomammotrofin, terbentuk lemak disekitar kelompok-

kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar.

Papilla mamma akan membesar, lebih tegak, tampak lebih

hitam, seperti seluruh aerola mamma karena hyperpigmentasi.

Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol

dipermukaan aerola mamma. Pada kehamilan 12 minggu

keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwana putih agak

jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-

kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Sesudah partus,


kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning.

Postpartum dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen,

progesteron, dan somatomammotropin terhadap hipotalamus

hilang, sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.

f. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang besar pula, mamma dan alat lain-lain

yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume

darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi dengan

adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah

akan bertambah banyak kira-kira 25 %, dengan puncak

kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang

meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut,

yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang

mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan

dekompensasi kordis.

g. Sistem Respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan O2. disamping itu terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur

kehamilan 32 minggu. Sebagai konpensasi terjadinya desakan


rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan

bernafas lebih dalam sekitar 20-25% (Manuaba, I. B. G. 1998.

Hal 109).

h. Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala

bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering

kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan

metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air

senipun akan bertambah,. Filtrasi pada glomerolus bertambah

sekitar 69%-70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk

dapat menampung banyaknya pembentukan urin, terutama

pada kateter kanan karena peristaltic ureter terhambat karena

pengaruh progesteron, tekanan rahim yang membesar dan

terjadi perputaran kekanan, dan terdapat kolon dan sigmoid

disebelah kiri yang menyebabkan perputaran rahim kekanan.

Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi

pielonefritis (Manuaba, I. B. G. 1998. Hal 110).

i. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi alat-

alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh

Melanophore stimulatin hormon (MSH) yang meningkat. MSH


ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Didaerah leher sering terdapat hyperpigmentasi yang sama,

juga didaerah aerolamamma. Linea alba pada kehamilan

menjadi hitam, dikenal linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit

perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak

hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide. Setelah

partus, striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan

disebut striae albicantes. Pada seorang multigravida sering

tampak striae levide bersama dengan striae albicantes.

j. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

Adapun perubahan lain pada metabolisme adalah :

1) Metabolisme basal naik 15-20% terutama pada trimester

ketiga

2) Kesinambungan asam basa mengalami penurunan dari

155 mEq perliter menjadi 145 mEq perliter disebabkan

hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan

janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan

organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan

diperlukan protein tinggi sekitar gram /kg berat badan

atau sebutir telur ayam.

4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan

protein

5) Kebutuhan mineral untuk ibu hamil :

a) Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk

pembentukan tulang janin

b) Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari

c) Zat besi 800 mg atau 30-50 mg perhari

d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat

terjadi retensi air

e) Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5-16,5 kg

selama hamil.
B. Konsep Dasar Abortus

1. Pengertian Abortus

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini

janin yang terkecil dilaporkan dapat hidup diluar kandungan memiliki

berat badan lahir 297 gram tetapi jarangnya janin yang di lahirkan

dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka

abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Winkjosastro.

H, 2002, Hal 302).

Berikut ini dikemukakan beberapa defenisi abortus menurut

beberapa pendapat antara lain :

a. Abortus

Abortus merupakan berakhirnya suatu kehamilan (oleh

akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut

berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup

diluar kandungan (Saifuddin., A. B., 2001, Hal 145).

b. Abortus

Abortus merupakan kehamilan yang berakhir sebelum

periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500

gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama

kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari


hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai (Melfiawati.

S., 1997, Hal 574).

c. Abortus

Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan cara

apapun sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar

kandungan. Defenisi lain yang digunakan secara umum adalah

kelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram

(Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995).

d. Abortus

Abortus merupakan terhentinya proses kehamilan sebelum

berumur 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Manuaba, 2004).

e. Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan. Dibawah ini dikemukakan beberapa

defenisi para ahli tentang abortus

EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu

kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup

sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan

apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000

gram, atau sisa kehamilan kurang dari 28 minggu.


JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi

sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus

belum Viable by law.

HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum

minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum

selesai (Mochtar, 1998, Hal 209).

Dari beberapa defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan dengan umur kehamilan < 20 minggu atau

berat badan < 500 gram.

2. Klasifikasi Abortus (Mochtar, R, 1998, Hal 211)

Abortus dapat dibagi dalam 2 golongan :

a. Abortus spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor

mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-

faktor alamiah.

Abortus spontan terbagi atas :

1) Abortus imminens (keguguran membakat dan akan terjadi)

Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan

memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodika serta

istirahat.
Gambar 2. Abortus Iminens
Sumber : Farrer, H, 2001, Hal 54

2) Abortus insipiens (keguguran yang sedang berlangsung)

Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah

terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat

dipertahankan lagi.

Gambar 3. Abortus Insipiens


Sumber : Farrer, H, 2001, Hal 54
3) Abortus Inkomplit (keguguran bersisa)

Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang

tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Gambar 4. Abortus Inkomplit


Sumber : Farrer, H, 2001, Hal 54

4) Missed Abortion

Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam

rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan lebih

Gambar 5. Missed Abortion


Sumber : Farrer, H, 2001, Hal 54
5) Abortus komplit (keguguran lengkap)

Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus),

sehingga rongga rahim kosong.

6) Abortus habitualis (keguguran yang berulang)

Artinya keadaan dimana penderita mengalami keguguran

berturut-turut 3 kali atau lebih.

7) Abortus infeksiosa

Artinya abortus yang disertai komplikasi infeksi.

b. Abortus Provokatus

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan

maupun alat-alat yang dapat dibagi menjadi :

1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica)

Artinya abortus pada tindakan kita sendiri, dengan alasan bila

kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu

(berdasarkan indikasi medis)

2) Abortus kriminalis

Artinya abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang

tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

3. Etiologi Abortus (Wiknjosastro. H, 2002, Hal 303)

Penyebab keguguran sebagian besar tidak di ketahui secara

pasti, tetapi terdapat beberapa sebab antara lain :


a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi

Ini dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang

menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.

Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

1) Kelainan kromosom

Gangguan yang terjadi sejak semula pertemuan kromosom

terutama ditemukan pada trisomi autosom.

2) Faktor lingkungan endometrium

a) Endometrium yang belum siap untuk menerima hasil

konsepsi terganggu.

b) Gizi ibu kurang

3) Pengaruh dari luar

a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap untuk

menerima hasil konsepsi.

b) Hasil konsepsi dipengaruhi oleh radiasi dan obat

menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.

b. Kelainan placenta

1) Infeksi pada placenta dengan berbagai sebab, sehingga

placenta tidak dapat berfungsi.

2) Gangguan pembuluh darah placenta, diantaranya diabetes

mellitus.
3) Hipertensi menyebabkan gangguan perdarahan darah placenta

sehingga menimbulkan keguguran.

c. Penyakit ibu

Penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin

dalam kandungan melalui placenta yaitu penyakit infeksi seperti

pneumonia, tifus abdominalis, malaria, syphilis. Toxin, bakteri,

virus, atau plasmodium sehinggga menyebabkan kematian janin

dan terjadi abortus.

d. Kelainan traktur genitalis

Retroversion uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus.

4. Patofisiologi Abortus (Wiknjosastro. H, 2002, Hal 303-304)

Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam

desidua basalis yang diikuti oleh nekrosis jaringan yang menyebabkan

hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian

yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus. Ini

menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing

tersebut, oleh karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi

gejala umum berupa nyeri perut karena kontraksi disertai perdarahan

dan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya

dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua


lebih dalam. Pada kehamilan antara 8 14 minggu villi korialis

menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak

dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.

Pada kehamilan 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah

ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan

tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.

Berbagai bentuk hasil konsepsi yang dapat dikeluarkan yaitu :

a. Blighted ovum :

Bila kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil

tanpa bentuk yang jelas.

b. Missed abortion

Bila janin telah mati lama.

c. Mola kruenta :

Bila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,

maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah.

d. Mola karnosa :

Bila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi

organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging.

e. Mola tuberose :

Amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi Hematoma antara

amnion dan korion.


f. Fetus kompressus :

Bila janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi

proses Mumifikasi, janin mengering dan karena cairan amnion

menjadi kurang oleh sebab diserap janin menjadi agak gepeng.

g. Fetus papiraseus :

Bila janin menjadi tipis seperti kertas perkamen.

5. Komplikasi Abortus (Wiknjosastro. H, 2002, Hal 311-312)

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan,

perforasi, infeksi, dan syok.

a. Perdarahan

Diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa-sisa hasil konsepsi

dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian yang

disebabkan oleh perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak

diberikan pada waktunya.

b. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus

dalam posisi hiperretrofleksi. Jika peristiwa ini terjadi penderita

perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera

dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk peforasi,

penjahitan luka operasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus

pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan

persoalan gawat karena perlukaan lebih luas, mungkin pula terjadi


perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan

terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan.

c. Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus,

tetapi biasanya ditemukan abortus inkomplit dan lebih sering pada

abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan

antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terjadilah peritonitis

umum atau sepsis dengan kemungkinan diikuti syok.

d. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok

hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

6. Diagnosis Abortus (Wiknjosastro, H, 2002, Hal 304)

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa

reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah

mengalami haid terlambat, rasa mules, kecurigaan tersebut diperkuat

dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual

dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik. Harus

diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks

dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.

Abortus inkomplit diduga bila pada pemeriksaan vaginal, kanalis

servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau

kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.


Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali, sehingga

menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa

hasil konsepsi dikeluarkan.

7. Gejala Abortus Inkomplit (Mochtar, R, 1998, Hal 212)

Didapati antara lain adalah amenorhea, sakit perut, dan mulas-

mulas, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya

berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan.

Pada pemeriksaan dalam (V.T). didapati serviks terbuka, kadang-

kadang dapat diraba sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum

uteri serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.

8. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus (Saifuddin, A. B, 2002,

Hal 145-151)

a. Abortus

1) Gambaran klinis

(1) Amenorhoe

(2) Perdarahan pervaginam

(3) Sakit perut dan mules-mules

(4) Tes kehamilan menunjukkan positif

(5) Pada pemeriksaan dalam dijumpai gambaran berupa :

(1) Kanalis servikalis terbuka kadang tidak

(2) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis

servikalis.
2) Penanganan umum

a) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum

pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,

pernapasan, suhu).

b) Periksa tanda-tanda syok (pucat dan berkeringat banyak,

pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih

112 x/ menit).

c) Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok.

Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan

kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi

mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat

memburuk dengan cepat.

d) Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih

besar), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat

dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama).

b. Abortus inkomplit

1). Gejala klinis :

a) Amenorhoe, sakit perut dan mules-mules.

b) Perdarahan yang lama dan terjadi anemi

c) Perdarahan yang mendadak banyak menimbulkan keadaan

gawat

d) Terjadi infeksi di tandai dengan peningkatan suhu badan


e) Pada pemeriksaan dalam dijumpai gambaran berupa :

(1). Kanalis servikalis terbuka

(2). Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis

servikalis

(3). Dengan pemeriksaan sonde perdarahan

bertambah banyak

2). Penanganan

a) Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi

(perdarahan hebat, syok dan sepsis).

b) Bila perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16

minggu, lakukan evakuasi secara digital atau cunam ovum

untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

c) Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg / IM atau

Misoprostol 400 gram/oral.

d) Bila perdarahan banyak dan usia kehamilan kurang dari 16

minggu evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :

(1) Aspirasi vakum manual (AVM)

Merupakan metode evakuasi yang dipilih. Jika aspirasi

vakum tidak tersedia evakuasi dilakukan dengan kuret

tajam.

(2) Bila evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri

ergometrin 0,2 mg/IM (diulangi setiap menit jika perlu)


atau misorostol 400 gram/oral (dapat diulangi setelah 4

jam atau jika perlu)

e) Kehamilan lebih dan 16 minggu :

(1) Infus oksitoksin 20 unit dalam 500cc cairan IV (garam

fisiologik/Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit

sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.

(2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg/vaginam setiap 4

jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800

mg)

(3) Evakuasi sisa konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

f) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis

(sulbenisillin 2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).

g) Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol

500mg setiap 8 jam.

h) Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600

mg/hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfusi

darah (anemia berat).

Pada beberapa kasus abortus inkomplit erat kaitannya dengan

abortus risiko tinggi, oleh sebab itu perlu diperhatikan hal

sebagai berikut :

1). Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi

uterus atau cedera intra abdomen (mual/muntah, nyeri


punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bagian

bawah, nyeri ulang lepas).

2). Bersihkan ramuan tradisional yaitu jamu, bahan kaustik,

kayu atau benda-benda lain dari region genitalia.

3). Berikan boster tetanus toxoid 0,5 ml bila tampak luka kotor

pada dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien

pernah diimunisasi.
4).
Tetanus Toxoid 0,5 ml setelah 4 minggu.

Gambar 6. Tatalaksana penanganan abortus


Sumber : Manuaba, I. B.G, 1998, Hal 220

Tabel 1. Diagnosis dan penatalaksanaan perdarahan pada kehamilan muda.

Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan


Bercak Tertutup Sesuai Kram perut bawah Abortus Observasi

hingga dengan uterus lunak iminens perdarahan

sedang usia istirahat hindarkan

kehamilan coitus
Sedikit Limbung atau Kehamilan Laparatomi dan

membesar pingsan ektopik yang parsial

dari Nyeri perut bawah terganggu salpingektomi


normal Nyeri goyang

porsio

Massa adneksa

Cairan bebas intra

abdomen
Tertutup/ Lebih kecil Sedikit/tanpa nyeri Abortus Tidak perlu terapi

terbuka dari usia perut bawah komplit spesifik kecuali

kehamilan Riwayat ekspulsi perdarahan

hasil konsepsi berlanjut atau

terjadi infeksi
Sedang Terbuka Sesuai Kram atau nyeri Abortus Evakuasi

hingga usia perut bawah insipiens

masif / kehamilan Belum terjadi

banyak ekspulsi hasil

konsepsi
Kram atau nyeri Abortus Evakuasi

perut bawah inkomplit

Ekspulsi sebagian

hasil konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual/muntah kram Abortus Evakuasi

lebih besar perut bawah mola tatalaksana mola

dari usia Sindroma mirip

gestasi preeklampsia

Tak ada janin

keluar janin

seperti buah

anggur

Sumber : Saifuddin, A. B. 2002, Hal 146-147.

9. Prosedur Kerja
a Pengeluaran sisa jaringan secara digital

Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita di tempat-

tempat yang tidak ada fasilitas kuretase, sekurang-kurangnya

untuk menghentikan pendarahan. Hal ini sering dilakukan pada

keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipiens) dan

abortus inkompletus.

Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah

ada pembukaan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari

longgar dan vacum uteri cukup luas. Karena manipulasi ini, akan

menimbulkan rasa nyeri maka sebaiknya dilakukan dalam narkosa

umum intravena (katalar) atau anastesi blok pars servikal.

Caranya adalah dengan dua tangan (bimanual); jari telunjuk

dengan jari tengah tangan kanan dimasukkan ke dalam jalan lahir

untuk mengeluarkan hasil konsepsi, sedangkan tangan kiri

menekan korpus uteri sebagai fiksasi. Dengan kedua jari tangan

kikislah hasil konsepsi sebanyak mungkin atau sebersihnya.

b. Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase atau kerokan

(Saifuddin. A.B., 2001, Hal 441).

Prosedur kerja kuretase adalah suatu rangkaian proses

pelepasan jaringan yang melekat pada dinding cavum uteri dengan

melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok kuret).


Sendok kuret akan melepas jaringan tersebut dengan tehnik

pengerokan secara sistematis.

1) Prosedur kerja kuretase terdiri atas :

a) Persetujuan tindakan medik (informat counsent)

b) Persiapan pasien :

(1) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi

(2) Cairan dan slang infus sudah terpasang, perut bagian

bawah dan lipatan paha sudah dibersihkan dengan air

dan sabun.

(3) Uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi

kardiopulmoner

(4) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup

perut bawah

(5) Medikamentosa :

(a) Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCL

0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB).

(b) Sedativa (diazepam 10 mg)

(c) Atropiny sulfas 0,25 0,50 mg/ml

(d) Oksitoksin 1 amp dan ergometrin 1 amp

(6) Larutan bethadine

(7) Oksigen dengan regulator

(8) Instrument :
(a) Speculum sims 2 buah

(b) Cunam tampong 1 buah

(c) Cunam peluru atau tenakulum 1 buah

(d) Sonde uterus 1 buah

(e) Dilatator 1 set

(f) Kuret tajam 1 buah dan kuret tumpul 1 buah

(g) Klem ovum (penster) 1 buah lurus dan lengkung 1

buah

(h) Sendok kuret 1 set

(i) Kateter karet 1 buah

(j) Spoit 3 cc sekali pakai 2 buah

(k) Kain kasa dan kapas steril

(l) Doek steril 2 buah

(m) Mangkok logam 2 buah

(n) Ember penampung darah dan jaringan 1 buah

(o) Ember yang berisikan larutan klorin 0,5 %

(p) Lampu sorot 1 buah

c) Penolong (operator dan asisten)

(1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata

pelindung.

(2) Sarung tangan DTT/steril 2 pasang

(3) Alas kaki (sepatu/bot karet) 2 pasang


2) Tindakan :

a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik

(dokter Obgyn)

b) Lakukan kateterisasi kandung kemih

c) Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan

serviks, besar, arah dan konsistensi uterus.

d) Bersihkan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan

larutan klorin 0,5 %.

e) Pakai sarung tagan DTT / steril yang baru

f) Satu tangan masukkan speculum sims / L secara vertikal

kedalam vagina setelah itu putar kebawah sehingga posisi

bilah menjadi transversal.

g) Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada

posisinya.

h) Dengan sedikit menarik spekulum bawah hingga (lumen

vagina tampak jelas) masukkan bilah speculum secara

vertikal kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas terlihat

serviks.

i) Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada

posisinya.
j) Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas

antiseptik yang dijepit dengan cunam tampon). Tentukan

bagian serviks yang akan dijepit (jam 11.00 dan 13.00).

k) Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah

ditentukan.

l) Setelah penjepitan terpasang dengan baik, keluarkan

spekulum atas.

m) Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus

dengan sonde uterus. Pegang gagang tenakulum,

masukkan klem ovum yang sesuai dengan pembukaan

serviks hingga mengentuh fundus.

n) Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,

masukkan ujung sendok kuret melalui kanalis servikalis

kedalam uterus hingga menyentuh fundus uteri.

o) Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan

searah jarum jam hingga bersih.

p) Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang

menggenangi lumen vagina bagian belakang.

q) Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.

r) Lepaskan spekulum bagian bawah.

s) Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium patologi


t) Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa

tindakan telah selesai dilakukan.

3) Pasca tindakan :

(a) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan

tindakan apabila terjadi kelainan/komplikasi.

(b) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan (dokter)

didalam kolom yang tersedia.

(c) Lanjutkan pengobatan dan pemantapan kondisi pasien.

C. Proses Kebidanan (Simatupang, E. J, 2006, Hal 7)

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan

keteramilan dalam rangkaian logis.

2. Tahapan Manajemen Kebidanan (Varney, 1997, Hal 25-27)

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan

kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri

dengan evaluasi.
Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada tujuh

langkah yaitu :

a. Pengkajian dan Analisa Data Dasar

Pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai

keadaan klien. Data ini termasuk data dasar adalah riwayat

kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan

yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data

tersebut diatas harus memberikan informasi saling berhubungan

dari semua sumber dan menggambarkan kondisi ibu yang

sebenarnya.

b. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Menginterpretasikan data secara spesifik mengenai diagnosa

dan masalah. Kata diagnosa dan masalah selalu digunakan

keduanya namun mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah

lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang

menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu

masalah sedangkan diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan

dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh ibu secara

individual.

c. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial


Pada tahap ini, mengantisipasi masalah potensial yang

mungkin terjadi atau yang akan dialami oleh ibu bila tidak

mendapat penanganan yang dilakukan melalui pengamatan

cermat, observasi secara akurat dan persiapan untuk segala

sesuatu yang dapat terjadi.

d. Tindakan Segera dan kolaborasi

Menggambarkan sifat proses kebidanan secara terus

menerus tidak hanya dalam pemberian pelayanan dasar tetapi

bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai

kewenangannya, kolaborasi maupun konsultasi untuk

menyelematkan ibu atau janinnya. Bidan mengevaluasi setiap

keadaan ibu untuk menentukan tindakan selanjutnya.

e. Rencana Asuhan Kebidanan

Pengembangan suatu rencanan tindakan komprehensif yang

ditentukan pada langkah sebelumnya, juga antisipasi diagnosa dan

masalah yang didasari atas rasional tindakan yang relevan yang

diakui kebenarannya, sesuai dengan kondisi dan situasi yang

seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan. Agar efektifnya

rencana harus ada persetujuan oleh bidan dan klien, oleh sebab itu

sebelumnya harus terlebih dahulu didiskusikan dengan klien.

f. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (implementasi)

kebidanan dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan

oleh ibu sendiri, bidan dan anggota tim kesehatan lainnya

berdasarkan rencana yang ditetapkan.

g. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun

sebenarnya evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan.

Pada tahap evaluasi, bidan harus mengetahui sejauh mana

keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.

3. pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) menurut Simatupang,

E. J, 2006, Hal 60-61.

a. Data Subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata,

mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status

perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan yang diperoleh dari

hasil wawancara langsung pada pasien atau keluarga dan tenaga

kesehatan lainnya.

b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang

seperti pemeriksaan laboratorium.

c. Assesment / diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan

masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap

kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai

dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman

keselamatan pasien ibu

d. Planning / perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan

dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk

memecahkan maslaah pasien/klien.

Tabel 2. Pendokumentasian asuhan kebidanan

7 langkah menurut 5 langkah menurut SOAP


Varney (1997) Kompetensi Bidan
(2000)
Langkah 1 : Langkah 1 : Data Subyektif
Pengumpulan data Pengumpulan data Data Obyektif

Langkah 2 : Langkah 2 : Assessment/Diagnosis


Diagnosis/masalah Assessment/diagnosis

Langkah 3 :
Antisipasi
diagnosis masalah
potensial
Langkah 4 : Langkah 3 : Rencana tindakan
Pertimbangan Rencana tindakan 1. Konsultasi/rujuk
perlunya 2. Pemeriksaan diagnostic/
konsultasi/rujukan laboratorium
3. Pemberian pengobatan
4. Pendidikan kesehatan
Langkah 5 : dan konseling kesehatan
Rencana tindakan 5. Follow up pemeriksaan
Langkah 6 : Langkah 4 :
Implementasi Implementasi

Langkah 7 : Langkah 5 :
Evaluasi Evaluasi

Sumber : (Pusdiknakes, 2000, Hal 15).

BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny E GESTASI DUA BELAS MINGGU


ENAM HARI DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO
TANGGAL 30 31 MARET 2011
No Register : 11.03.29.48

Tanggal masuk RS/jam : 29 / 03/ 2011 / 13.00 Wita

Tanggal pengkajian/jam : 30 / 03 / 2011 / 12.00 Wita

LANGKAH I. PENGKAJIAN

A. BIODATA

1. Identitas Ibu / Suami :

a. Nama ibu / suami : Ny E / Tn A

b. Umur : 47 tahun / 35 tahun

c. Nikah : 2 kali

d. Suku : Toraja / Toraja

e. Agama : Kristen Protestan/ Kristen Protestan

f. Pendidikan : SMA / SD

g. Pekerjaan : IRT / Tani

h. Alamat : Salu Sarre, Toraja

2. Riwayat Kehamilan sekarang :

a. G IX PVII AII

b. HPHT tanggal 30 12 - 2010

c. Keluhan dirasakan pada perut bagian bawah dan sangat

mengganggu aktifitas

d. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat baring.


3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :

Tabel 3 : Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Bayi/anak Nifas


No. Tahun
umur keadaan jenis tempat penolong L/P PB BB keadaan menyusui lamanya
1. 1988 37 mgg Aterm Spontan Puskesmas Bidan L 48 cm 4800 gr Baik Ya 1 tahun
2. 1991 36 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan L 49 cm 3500 gr Baik Ya 2 tahun
3. 1995 38 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan L 51 cm 4000 gr Baik Ya 1,5 thn
4. 1997 39 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan P 48 cm 3500 gr Baik Ya 5 bulan
5. 1998 40 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan P 47 cm 3500 gr Baik Ya 1,5 thn
6. 2001 42 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan P 48 cm 4000 gr Baik Ya 1 tahun
7. 2005 39 mmg Atern Spontan Puskesmas Bidan P 50 cm 4000 gr Baik Ya 2 tahun
8. 2007 - Abortus - - - - - - - - -
9. 2011 - - - - - - - - - - -

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

a. Tidak ada riwayat opname

b. Tidak ada riwayat operasi dan transfusi darah.

c. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan maupun minuman.

d. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol.

5. Riwayat Psikososial, Ekonomi dan Spiritual :

a. Ibu menanyakan tentang bagaimana keadaannya.

b. Hubungan Ibu dengan keluarga dan petugas baik.

c. Ibu dan keluarga ingin cepat ditolong dan cepat sembuh

d. Biaya kebutuhan sehari-hari dalam keluarga mencukupi

e. Ibu dan keluarga taat beribadah, rajin berdoa agar keadaannya

cepat membaik dan keluar dari rumah sakit.

6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Kebutuhan nutrisi
1) Pola makan : Nasi, sayur dan lauk pauk

2) Frekuensi makan : 3x sehari

3) Kebutuhan cairan /minuman : 7-8 gelas sehari

4) Nafsu makan : Baik

b. Kebutuhan eliminasi BAB dan BAK

1) Frekuensi BAK : 4-5x sehari

2) Warna : Kuning

3) Bau : Amoniak

4) Frekuensi BAB : 1x sehari

5) Konsistensi : Lembek

7. Pemeriksaan fisik

a. Kesadaran : composmentis

b. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Suhu badan : 36 0C

4) Pernafasan : 20x/menit

c. Inspeksi

1) Ekspresi wajah cemas dan meringis

2) Konjungtiva anemis
3) Tampak keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman

dan ada varises

d. Palpasi

Tinggi fundus uteri 3 jari atas simphisis dan terasa nyeri bila

ditekan

e. Pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium jam 12.30

wita

Haemoglobin : 11 gr % (normal 12-14 gr %)

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

GIX PVII AII, abortus inkomplit dengan masalah nyeri pada perut bagian

bawah dan kecemasan.

1. GIX PVII AII Gestasi 12 minggu 6 hari

a. Data subjektif :

Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 30-12-2010

b. Data objektif :

1) HPHT tanggal 30-12-2010

2) TP tanggal 06-09-2011

c. Analisis dan interprestasi data :

Dari HPHT tanggal 30-12-2010 sampai tanggal 29-03-2011

amenorhoe 90 hari atau 12 minggu 6 hari. Pada masa kehamilan

korpus luteum memproduksi hormon progesteron dalam jumlah


yang besar yang berfungsi menekan hipotalamus anterior

mengeluarkan FSH sehingga tidak terjadi ovulasi pada waktu

hamil yang berarti tidak ada menstruasi. (Wiknjosastro, H. 2002.

Hal 155)

2. Abortus Inkomplit

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan pada tanggal 2903-2011 jam 09.00 Wita

merasakan keluarnya darah dari jalan lahir sedikit-sedikit

kemudian banyak bergumpal berwarna merah kehitaman 2

sarung dan disertai pusing.

b. Data Objektif

1) Tampak keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman

2) Pemeriksaan dalam oleh dokter tanggal 29-03-2011 jam 13.30

Wita :

(a) Vagina : tidak ada kelainan

(b) Portio : lunak

(c) OUE/OUI : terbuka 3 cm

(d) Pelepasan : darah dan sisa jaringan

c. Analisa dan interprestasi data


Terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis

jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi

terlepas sebahagian atau seluruhnya, yang merupakan benda

asing dalam uterus sehingga uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya. (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 303).

3. Nyeri perut bagian bawah

a. Data Subjektif :

1) Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah

2) Ibu mengatakan pusing

3) Keluhan yang dirasakan sangat mengganggu aktivitasnya

b. Data Objektif :

a) Tampak ekspresi wajah ibu meringis

b) Tidak ada nyeri tekan pada daerah diatas simphisis

c. Analisa dan interprestasi data

Akibat kontraksi uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus

sehingga terjadi nyeri pada perut bagian bawah. Mula-mula nyeri

cenderung ringan, tetapi secara bertahap menjadi lebih hebat.

(Melfiawati, S, 1997, hal 62)

4. Kecemasan

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilannya

2) Ibu sering menanyakan tentang keadaan dirinya


b. Data objektif

Tampak ekspresi wajah ibu cemas

c. Analisa dan interprestasi data

Keadaan yang dirasakan ibu menjadi stressor yang

mempengaruhi saraf sympatis sehingga merangsang

hypothalamus untuk melepaskan norephinefrin yang bekerja pada

adrenergik pada sel-sel efektor sehingga meningkatkan hormon-

hormon korteks adrenal, yang menimbulkan kekhawatiran yang

diekspresikan dengan perasaan cemas (Elisabeth, C. Corwin,

2002).

LANGKAH III DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadinya syok :

1. Data subjektif

Ibu mengatakan pada tanggal 29-03-2011 jam 09.00 Wita, keluar

darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal dan

berwarna merah kehitaman dan ibu merasa pusing.

2. Data objektif :

a. Tampak keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman


b. Pemeriksaan laboratorium tanggal 29-03-2011 jam 14.00 wita

dengan hasil pemeriksaan haemoglobin 11 gr %.

3. Analisis dan interpretasi data :

Setelah terjadi perdarahan yang berat, volume darah yang

beredar menjadi sangat berkurang. Hipovolumenya

mengakibatkan hipotensi, sehingga penderita jatuh kedalam

keadaan syok (Wiknjosastro, H, 2002, Hal 677).

LANGKAH IV. RENCANA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tanggal 30-03-2011 jam 12.00 Wita

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan infus ringer laktat 500

ml dengan tetesan 28 tetes /menit.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN

GIX PVII AII Gestasi 12 minggu 6 hari, Abortus inkomplit dengan

masalah nyeri perut bagian bawah dan kecemasan, potensial terjadinya

syok.

1. Tujuan

a. Perdarahan berhenti atau berkurang

b. Nyeri perut dapat teratasi

c. Kecemasan dapat teratasi


d. Keadaan ibu baik.

2. Kriteria

a. Jaringan keluar

b. Uterus kosong

c. Tanda-tanda vital dalam batas normal :

1) Tekanan darah : Systole : 100 140 mmHg

Dystole : 60 - 90 mmHg

2) Nadi : 60 100 kali/menit

3) Suhu badan : 36,9oC 37,1oC

3. Rencana tindakan

a. Observasi Keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan

Rasional :

Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan

kearah atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan serta

mengetahui jumlah perdarahan agar memudahkan dalam

penanganan selanjutnya

b. Kolaborasikan dokter tentang pemberian obat-obatan

Rasional :

1) Cefotaxin

2) Metrodinazol

3) Dexametazol

c. Kaji tingkat nyeri


Rasional :

Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat membantu menentukan

tindakan selanjutnya

d. Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri pada perut bagian

bawah dan anjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri

Rasional :

Agar ibu dapat mengerti bahwa nyeri yang dirasakan akibat dari

kontraksi uterus dan teknik relaksasi sebagai salah satu upaya

mengalihkan perhatian ibu terhadap rasa sakit/nyeri

e. Bantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan

ibu

Rasional :

Dengan posisi yang diinginkan akan memberikan rasa nyaman

pada ibu

f. Beri informasi pada ibu tentang penyebab perdarahan

Rasional :

Informasi yang diberikan dapat mengurangi kecemasan ibu

karena telah mengerti tentang keadaan yang dialaminya

g. Sarankan/libatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan

Rasional :

Ibu akan merasa aman bila berada didekat / disamping orang

terdekat sehingga mengurangi kecemasan


h. Beri dorongan spiritual

Rasional :

Ibu dapat memahami bahwa manusia hanya berusaha namun

Tuhan yang menentukan

LANGKAH VI. PELAKSANAAN ASUHAN TINDAKAN KEBIDANAN

Tanggal 30-03-2011 jam 12.00 wita

1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta

perdarahan

2. Mengkaji tingkat nyeri

3. Memberikan penjelasan tentang penyebab nyeri pada perut bagian

bawah dan menganjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri

4. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan

kebutuhan ibu

5. Memberi informasi pada ibu tentang penyebab perdarahan

6. Melibatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan

7. Memberi dorongan spiritual

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 30-03-2011 jam 15.00 Wita

1. TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik

2. Perdarahan sedikit pada pembalut


3. Nyeri yang dirasakan ibu berkurang pada perut bagian bawah

4. Ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi

5. Tanda-tanda vital dalam batas normal

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Suhu badan : 360C

d. Pernafasan : 20x/menit
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny E GESTASI 12
MINGGU 6 HARI DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO
TANGGAL 30 MARET 2011

Identitas Ibu / Suami :

a. Nama ibu / suami : Ny E / Tn A

b. Umur : 47 tahun / 35 tahun

c. Nikah : 2 kali

d. Suku : Toraja / Toraja

e. Agama : Kristen Protestan/ Kristen Protestan

f. Pendidikan : SMA / SD

g. Pekerjaan : IRT / Tani

h. Alamat : Salu Sarre, Toraja

No Register : 11.03.29.48

Tanggal masuk RS/jam : 20 / 03/ 2011 / 13.00 Wita

SUBJEKTIF

1. GIX PVII AII

2. HPHT tanggal 30-12-2010

3. Tanggal 29-03-2011ibu merasakan nyeri perut bagian bawah, keluar

dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna

merah kehitaman 2 sarung dan ibu merasa pusing.


4. Keluhan dirasakan pada perut bagian bawah dan sangat mengganggu

aktifitas

5. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat baring.

OBJEKTIF

1. Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu badan : 360C

d. Pernafasan : 20x/menit

3. Inspeksi

a. Ekspresi wajah cemas dan meringis

b. Konjungtiva anemis

c. Tampak keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman dan

ada varises

4. Palpasi

Tinggi fundus uteri 2 jari atas simphisis dan tidak terasa nyeri bila

ditekan Pemeriksaan dalam oleh dokter W tanggal 29-03-2011 jam

13.30 wita

a. Vagina : tidak ada kelainan

b. Portio : lunak
c. OUE / OUI : terbuka 3 cm

d. Pelepasan : darah dan sisa jaringan

5. Pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium jam 12.30 wita

Haemoglobin : 11 gr% (normal 12-14 gr%)

ASSESMENT

GIX PVII AII Gestasi 12 minggu 6 hari, abortus inkomplit dengan masalah

nyeri perut bagian bawah dan kecemasan, potensial terjadinya syok

PLANNING

Tanggal 30-03-2011 jam 12.00 wita

1. Pemberian obat-obatan :

a. Jam 15.15 wita skin test Cefotaxim 1 gr/12 jam

b. Jam 15.30 wita memberikan Cefotaxim I V

Metrodinazol injeksi drips

2. Observasi jam 18.30 wita :

a. TFU 3 jari atas symphisis kontraksi uterus baik

b. Perdarahan sedikit pada pembalut

c. Nyeri tidak dirasakan ibu pada perut bagian bawah

d. Ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal:

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu badan : 37,80C

d. Pernafasan : 20 x/menit

4. Jam 20.30 : Ottogental 1 amp

5. Jam 22.55 : Pasang NaCl


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E POST
KURET DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO
TANGGAL 31 APRIL 2006

SUBJEKTIF

1. Ibu sudah merasa baik

2. Masih ada darah yang keluar dari vagina sedikit dan perut masih agak

nyeri

3. Ibu sudah dapat beristirahat dengan baik dan tidur dengan baik

OBJEKTIF

1. Tampak ekspresi wajah ibu tenang

2. Tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Suhu badan : 360C

d. Pernafasan : 24x/menit

3. Tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah

4. Pelepasan darah sedikit

ASSESMENT

Postkuret abortus inkomplit hari II


PLANNING

1. Informasikan pada ibu manfaat nyeri dan ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu datang kontrol dirumah sakit satu minggu kemudian

dan ibu bersedia datang

3. Ibu pulang dalam keadaan sehat pada jam 09.00 wita


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan melihat apakah asuhan yang telah

diberikan pada Ny E kehamilan 12 minggu dua enam dengan abortus

inkomplit di Rumah Sakit Elim Rantepaoyang dilakukan mulai tanggal 30 31

Maret 2011 sesuai dengan tinjauan pustaka.

Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata

dengan pendekatan proses manajemen kebidanan yang dibagi dalam tujuh

tahap yaitu: pengkajian dan analisa data dasar, merumuskan diagnosa /

masalah aktual dan potensial, tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan,

pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, dan evaluasi hasil asuhan

kebidanan. Serta mendokumentasikan asuhan kebidanan.

A. Pengkajian Data dan Analisa Data Dasar

Pengkajian diawali dengan pengumpulan data meliputi identifikasi

data biologis / fisiologis, serta data spiritual yang berpedoman pada

format pengkajian yang telah tersedia dan dikembangkan sesuai dengan

kondisi yang ditemukan pada klien. Selanjutnya pemeriksaan fisik yang

meliputi inspeksi, palpasi, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan

laboratorium.

Dalam tinjauan pustaka ditemukan gejala / keluhan abortus

inkomplit didapatkan adanya riwayat amenorhoe, perdarahan dari jalan


lahir yang biasa sedikit atau banyak, perdarahan yang mendadak banyak

dapat menimbulkan keadaan gawat, nyeri perut bagian bawah. Hasil

pemeriksaan dalam untuk didapati serviks terbuka, kadang - kadang

76 kanalis servikalis atau cavum uteri.


dapat diraba sisa - sisa jaringan dalam

Pada kasus Ny E data yang dikumpulkan dari hasil pengkajian

sebagai berikut ; anamnese HPHT tanggal 30 12 2010 dengan

kehamilan 12 minggu enam hari (96 hari), perdarahan mula-mula sedikit

kemudian banyak berwarna merah kehitaman, nyeri perut bagian bawah,

kontraksi uterus positif dan pada pemeriksaan palpasi TFU 2 jari atas

symphisis, pemeriksaan dalam ada pembukaan serviks 3 cm, teraba ada

jaringan pada ostium uteri eksternum.

Berdasarkan uraian diatas ada persamaan gejala dan keluhan

antara teori dan kasus. Penulis tidak menemukan hambatan yang berarti

karena pada saat pengumpulan data baik keluarga, klien, bidan dan

dokter dilahan praktek bersedia untuk memberikan informasi atau data

yang diperlukan yang ada hubungannya dengan penyakit dan perawatan

ibu sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah klien harus

berdasarkan pada pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan

ditunjang oleh beberapa data, baik data subjektif dan data objektif dari
hasil pengkajian. Dalam tinjauan pustaka diagnosa abortus inkomplit

dapat ditegakkan apabila ditemukan adanya riwayat amenorhoe, terjadi

perdarahan melalui jalan lahir, perdarahan disertai nyeri perut diikuti oleh

pengeluaran hasil konsepsi dan pada pemeriksaan plano test didapatkan

hasil positif.

Pada kasus Ny E dengan diagnosa abortus inkomplit, gestasi 12

minggu enam hari dengan masalah nyeri pada perut bagian bawah,

pusing dan kecemasan. Dari uraian diatas masalah aktual kecemasan

yang terjadi pada Ny E ditemukan pula dalam teori ( Elisabeth C.

Corwin, 2002 ). Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian ekspresi

wajah klien nampak cemas dan selalu menanyakan tentang keadaannya.

Menegakkan diagnosa dengan USG tidak dilakukan dalam kasus ini,

karena diagnosa sudah pasti.

C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian tidak ada

perbedaan masalah potensial antara teori dengan yang ditemukan pada

kasus. Adapun masalah potensial tersebut adalah potensial syok. Data

yang mendukung yaitu pada pemeriksaan laboratorium haemoglobin 11 gr

D. Tindakan Segera dan Kolaborasi


Tindakan segera yang diberikan dalam kasus ini tidak ada

kesenjangan sesuai yang ditemukan dalam teori. Adapun tindakan yang

diberikan sesuai dengan keadaan klien yaitu pemberian infus cairan ringer

laktat 500 ml tetesan 28 tetes / menit.

E. Rencana asuhan kebidanan

Dalam membuat rencana tindakannya ditentukan dengan tujuan

dan kriteria yang akan dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan

pada Ny E dengan abortus inkomplit tersebut. Pada kasus ini tidak di

temukan kesenjangan penanganan antara tinjauan pustaka dan rencana

asuhan yang diberikan pada Ny E.

F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny E ini penulis

melaksanakan sesuai dengan rencana dan tidak menemukan

permasalahan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah

berorientasi pada kebutuhan klien sehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini

ditunjang pula oleh klien yang kooperatif dalam menerima saran yang

diberikan.

G. Evaluasi asuhan kebidanan

Sebagai langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan

evaluasi terhadap hasil dan proses manajemen kebidanan yang

diterapkan. Hasil evaluasi pada Ny E sudah sesuai dengan tujuan yang


diharapkan yaitu jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus

kosong, TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik, perdarahan

sedikit, nyeri yang dirasakan ibu berkurang pada perut bagian bawah,

ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi, tanda-tanda vital dalam

batas normal yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu

badan 360C, pernafasan 20 x/menit.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan

saran untuk memberikan gambaran dan informasi tentang abortus khususnya

abortus inkomplit.

A. Kesimpulan

Abortus inkomplit ( keguguran bersisa )

1). Abortus inkomplit ( keguguran bersisa ) artinya

pengeluaran sebagian dari hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.

2). Kehamilan adalah suatu proses yang alamiah, namun senantiasa

perlu diwaspadai karena setiap saat dapat memberikan komplikasi

oleh karena AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan Negara

ASEAN lainnya yaitu 290,8 / 100.000 kelahiran hidup. Bidan sebagai

tenaga kesehatan terdepan, diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang profesional sehingga dapat berperan dalam

penurunan AKI disebabkan oleh perdarahan (Abortus), dengan

menerapkan manajemen asuhan kebidanan berkualitas


3). Manajemen kebidanan adalah suatu kerja profesi dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga

merupakan jalur kerja dari pengorganisasian secara pikir dan langkah-

langkah dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik


81
pasien maupun bidan. Adapun tahapannya yaitu pengumpulan dan

analisa data, identifikasi diagnosa / masalah actual, antisipasi

diagnosa / masalah potensial, menilai perlunya tindakan segera /

kolaborasi, pengembangan rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan

tindakan, evaluasi asuhan kebidanan.

4). Dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny E dengan abortus

inkomplit diperlukan pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil

pengkajian yang akurat.

5). Dari pengkajian dilakukan didapatkan gejala-gejala / keluhan yang

mencul pada abortus inkomplit yaitu perdarahan yang mula-mula

sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna merah kehitaman, nyeri

pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan dalam teraba ada sisa

jaringan dikanalis servikalis dan ada pembukaan 3 cm.

6). Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan

kasus abortus inkomplit sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi

sepsis dan perforasi uterus.

B. Saran-Saran
1. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah

terlambat haid.

2. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui

tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

3. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya

untuk itu manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena

merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk memecahkan

masalah klien dalam berbagai kasus.

4. Bidan sebagai tenaga yang profesional yang berarti manusia yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu pengetahuan,

mempunyai skill yang tinggi sehingga bidan bekerja dengan penuh

keikhlasan, bertanggung jawab sehingga senantiasa mendapat Ridho-

Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, 1995, Obstetri Williams, Edisi 18. EGC. Jakarta

Corwin Elisaberth C, 2002, Buku Satu Phatofisiologi Penyakit. EGC. Jakarta.

Depkes, 2004, Profil Kesehatan, Makassar.

Farrer Hallen, 2001, Perawatan Maternitas. Edisi II EGC. Jakarta.

Ibrahim Christina S, 1993, Perawatan Kebidanan, Jilid I. Bhratora. Jakarta.

Melfiawati S, 1994, Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Cetakan I. EGC.


Jakarta.

Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana, EGC. Jakarta.

Pusdiknakes, 1998, Program Safe Motherhood Modul, Yayasan Bina


Pustaka. EGC. Jakarta.

Rustam Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi II. Cetakan I. EGC. Jakarta.

Ruth Johson dan Wendy Taylor, 2002, Buku Ajaran Praktek Kebidanan, EGC.
Jakarta.

Syaifuddin A.B, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal, Edisi I. Cetakan I. YBP-SP. Jakarta.

Simatupang Erna Juliana, 2006, Penerapan Unsur-Unsur Manajemen, Awan


Indah. Jakarta.

Tempo, 2005, Kesehatan, http://www.Hidayatullah.com diakses 12 Maret


2006.

Varney Helen, 1997, Midwifery Text Book Third Edition, Jones and Bartlett.
London.
Wijono, 2002, Pengaruh Aborsi, http://www.Pikiranrakyat.com diakses 10
Maret 2006.

Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan VI. YBP
SP. Jakarta.
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI POST KURET

1. Topik : Alat Kontrasepsi Post Kuret

2. Sasaran : Klien Ny E

3. Tanggal : 20 April 2006

4. Waktu : Jam 09.00 - 09.15 wita

5. Tempat : Rumah Sakit ibu dan anak Siti Fatimah Makassar

6. Tujuan : a. Tujuan Umum

Ibu menjadi akseptor KB

b. Tujuan Khusus

1). Ibu mengetahui alat-alat kontrasepsi

2). Ibu mengetahui dan mengerti keuntungan dan

kerugian masing-masing alat kontrasepsi

7. Pembimbing : Bidan R"

8. Daftar Pustaka : a.Wiknjosastro, Hanifa, 2002, llmu

Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

b. Manuaba I.B.G, 1998, llmu Kebidanan, Penyakit

kandungan dan Keluarga Berencana Untuk

Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran, Jakarta


ALAT KONTRASEPSI POST KURET

Metode KB terdiri dari beberapa macam, hal ini disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi klien yang ingin memilihnya. Adapun

macam-macam alat kontrasepsi sebagai berikut :

1. Metode sederhana

Metade KB sederhana dapat dilakukan tanpa atau melalui atat / obat.

a. Tanpa alat/obat seperti :

Senggama terputus dan pantang

berkala

b. Dengan alat/obat seperti : Kondom,

d i a f r a g m a , k a p , j e l i , krim, tissue,

dan tablet busa

2. Metode Efektif

a. Pil KB

Hormon yang mengandung estrogen dan progesteron saja yang

diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari.

Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1). Keuntungan

a). Kesuburan cepat kembali


b). Mengurangi nyeri pada waktu haid

c). Terlindung dari penyakit radang panggu d a n k e h a m i l a n

diluar rahim

d). Mudah dalam menggunakannya

e). Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari pasangan

usia subur muda.

2). Kerugian :

a). Pemakai harus disiplin meminum pil setiap haid, jika tidak

kemungkinan hamil tinggi.

b). Dapat mengurangi produksi ASI untuk pil yang

mengandung progesteron.

c). Dapat meningkatkan risiko infeksi klamida/jamur disekitar

kemaluan wanita.

d). Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur 35 tahun dan

perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan

metabolisme tubuh.

b. AKDR / IUD

Alat kontrasepsi yang digunakan kedalam rahim yang bentuknya

bermacam-macam, terbuat dari plastik yang dililit tembaga atau

tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormon waktu

penggunaannya bisa mencapai 10 tahun.

Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :


1). Keuntungan

a). Praktis dan ekonomis

b). Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)

c). Kesuburan kembali jika segera dibuka

d). Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi PIL

e). Tidak mengganggu pemberian ASl

2). Kerugian

Dapat keluar sendiri IUD tidak cocok dengan ukuran rahim

pemakai

c. Suntikan

Hormon progesteron yang disuntikkan ke otot panggul, lengan

atas setiap 3 bulan atau hormon estrogen yang disuntikkan setiap

1 bulan sekali

Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1). Keuntungan

a). Praktis, efektif dan aman

b). Tidak mempengaruhi produksi ASI, cocok digunakan untuk

ibu menyusui

c). Tidak terbatas umur

2). Kerugian

a). Kembalinya kesuburan agak telat

b). Harus kembali ketempat pelayanan


c). Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, hypertensi, jantung

dan hati

d. Susuk / Implant

Susuk/implant merupakan satu atau enam kapsul (seperti korek

api) yang dimasukkan kedalam kulit dengan atas secara

perlahan-lahan melepaskan horman progesteron selama 3 atau 5

tahun.

Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1). Keuntungan

a). Tidak menekan praduksi ASi

b). Praktis dan efektif

c). Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun)

d). Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan

e). Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon

esterogen

2). Kerugian

a). Susuk/implant harus dipasang dan diangkat petugas kesehatan

yang terlatih

b). Dapat menyebabkan siklus haid berubah

c). Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri


3. Metode mantap

Merupakan tindakan pada alat reproduksi untuk membatasi keturunan

permanen atas suami istri secara sukarela

a Tubektomi

Kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan

anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti pemakai harus

menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani

oleh suami.

Cara kerjanya menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak

dapat dibuahi oleh sperma.

Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1). Keuntungan

a Efektif langsung tidak sterilisasi

b Permanen

c Tidak ada efek samping jangka panjang

d Tidak mengganggu hubungan seksual

2). Kerugian ; Resiko dan efek samping tidak ada

b Vasektomi / MOP

Kotrasepsi permanen pada laki-laki untuk mereka yang tidak

menginginkan anak iagi. Datam pelaksanaannya nanti pemakai


harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditanda

tangani oleh pihak suami.

Cara kerjanya dengan menghalangi transport spermatozoa atau

jalannya sel mani sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

1). Keuntungan

a Tidak ada mortalitas dan morbilitas

b Morbilitas atau komplikasi penyakit lain lebih kecil

c Pasien tidak perlu dirawat dirumah sakit

d Tidak mengganggu hubungan suami istri (seksual)

e Tidak ada resiko kesehatan

f Tidak harus diingat-ingat, tidak harus ada persediaan

g Sifatnya permanent

2). Kerugian

a). Harus dengan tindakan pembedahan / operasi

b). Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa

hari atau minggu sampai sel mani menjadi negatif

c). Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin

mempunyai anak lagi.


Tabel 4. Hubungan Waktu dan jenis Metode Medis KB

Saat Menstruasi Jenis Metode KB


Pasca Partus a. Hormonal :
Puerperium 1) Progesteron only pil
Sedang laktasi 2) Suntikan KB
3) KB susuk
4) Implanon
b. Mekanis IUD
c. Mekanis Kontap
Saat menstruasi a. Hormonal :
Post MR/suction 1) Pil KB
Abortus 2) Suntikan KB
3) KB susuk
4) Implanon IUD
b. Kontap
Interval a. Hormonal :
1) Pil KB
2) Suntikan KB
3) KB susuk
4) Implanon IUD
b. Mekanis IUD
c. Kontap
Hubungan seksual tanpa perlindungan a. KB Hormonal Darurat
perkosaan b. Pemasangan IUD

Sumber : Manuaba I.B.G, 1998


Gambar 7. Alat-Alat Kontrasepsi

Lippoes Loop dan Cut-380A=ParaGard


Lippoes Loop D Dan Cut-380S (Slimline)

Hubungan Seksual

Kondom Pria
MLCu-250, mempunyai tiga MLCU-375, mempunyai tiga
Ukuran : Standart, Short dan SL Ukuran : Standar, Short dan SL

Sumber : Manuaba I.B.G, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB


Untuk Pendidikan Bidan, Tahun 1998
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Kebidanan Pada NyNGestasi 15 Minggu Dua Hari Dengan Abortus


Inkomplit Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
Tanggal 19-20 April 2006

MARYATI MAYASARI. A
NIM : 03. 1301. 077

Karya tulis ini telah kami setujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya
Tulis Ilmiah dihadapan tim penguji Program DIII Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar

Makassar, 29 Juni 2006

Pembimbing I Pembimbing II

(DJUHADIAH S, Am. Keb, S.Pd) (HJ. ROS RAHMAWATI, SKM)

Mengetahui,
Direktur Program D III Kebidanan
Universitas Indonesia Timur
Makassar

(A. MARYAM, SKM)


PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya tulis ini disahkan oleh Panitia Ujian Akhir dan Tim Penguji jurusan

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar yang dilaksanakan pada

tanggal 01 Juli 2006.

Ketua : Djuhadiah, S. Am. Keb.S.Pd (.............................)

Sekretaris : Hj. Ros Rahmawati, SKM (.............................)

Anggota : 1. Marhaeni S. SiT (.............................)

2. Yurniati, SKM (.............................)

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Djuhadiah, S.Am. Keb.S.Pd Hj.Ros Rahmawati, SKM


KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulisan karya tulis ilmiah yang

merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir pada program

Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar dengan judul

Asuhan Kebidanan Pada Ny E Gestasi 15 Minggu Dua Hari Dengan

Abortus Inkomplit Di Rumah Sakit Elim RantepaoTanggal 19-20 April 2006

dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan penulis.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini berbagai macam hambatan dan

kesulitan yang penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan

kerjasama dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan tersebut

teratasi. Khususnya buat kedua orang tua yang tercinta Ayahanda Abd. Aziz

dan Ibunda Marlina Padang atas doa, kasih sayang dan pengorbanan yang

tiada hentinya. Kepada nenek, tante dan saudara-saudaraku Yesi, Junaif,

Vivi, Ira, Shinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan

serta bantuan moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan

berupa kritik dan saran dari pembaca guna melengkapi kekurangan demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.


Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam pelaksanaan sampai penyusun karya tulis ilmiah ini

yaitu :

1. Bapak H. Haruna, MA.MBA, selaku Ketua Yayasan Universitas

Indonesia Timur Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muim Salim, selaku Rektor Universitas Indonesia

Timur Makassar.

3. Ibu A. Maryam, SKM, selaku Direktur Program Diploma Tiga

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.

4. Ibu Yurniati, SKM, selaku Wakil Direktur Program Diploma Tiga

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.

5. Ibu Djuhadiah, S, AM. Keb, S. Pd dan Ibu Hj. Ros Rahmawati, SKM,

selaku pembimbing I dan pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan untuk

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Segenap dosen dan staf Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas

Indonesia Timur Makassar.

7. Ibu Dr. Hj. Nur Rahma, Sp.OG, selaku Direktur Rumah Sakit Elim

Rantepaobeserta staf yang telah memberikan izin untuk pengambilan

data yang penulis butuhkan.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Diploma Tiga Kebidanan

Universitas Indonesia Timur Makassar. Khususnya angkatan 2003


yang telah memberikan bantuan dan kerjasama yang baik selama

penulis menulis karya tulis ilmiah ini dan selama menjalani pendidikan.

9. Kakanda Markus Boro yang memberikan motivasi dan semangat

dalam menyusun karya tulis ilmiah.

10. Sahabatku Iva Puspitasari, Verayanti P, Emmy Engeline dan semua

teman-teman yang tak dapat saya sebut satu persatu terima kasih

atas dorongan semangat dan kebersamaanya selama ini.

11. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu yang telah berpartisipasi selama penulisan karya tulis ilmiah

ini.

Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan. Kiranya Tuhan memberikan berkat, hikmat

dan petunjuk dalam pemanfaatan karya tulis ilmiah ini. Amin

Makassar, Juni 2006

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... I

SURAT PERSETUJUAN.......................................................................... II

PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................. III

KATA PENGANTAR.................................................................................. IV

DAFTAR ISI.............................................................................................. VII

DAFTAR TABEL........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Ruang Lingkup Masalah ...................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

1.Tujuan Umum.................................................................... 3

2.Tujuan Khusus................................................................... 4

D. Manfaat Penulisan ............................................................... 5

E. Metode Penulisan ................................................................ 6

F. Sistematika Penulisan ......................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 11

A. Konsep Dasar tentang kehamilan ....................................... 11

1.Pengertian Kehamilan ...................................................... 11

2.Tanda dan Gejala kehamilan ............................................ 11

3.Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Pada Wanita Hamil ..... 17

B. Konsep Dasar Abortus ......................................................... 25


1.Pengertian Abortus ........................................................... 25

2.Klasifikasi Abortus............................................................. 27

3.Etiologi Abortus.................................................................. 30

4.Patofisiologi Abortus ......................................................... 32

5.Komplikasi Abortus ........................................................... 34

6.Diagnosis Abortus ............................................................. 35

7.Gejala Abortus Inkomplit ................................................... 36

8.Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus .................... 36

9.Prosedur Kerja Abortus .................................................... 42

C. Proses Manajemen Kebidanan .......................................... 48

1.Pengertian Manajemen Kebidanan ................................. 48

2.Tahapan Manajemen Kebidanan ..................................... 48

3.Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ............. 50

BAB III : STUDI KASUS ......................................................................... 53

A.Pengkajian dan Analisa Data Dasar .................................... 53

B.Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual .............................. 57

C.Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial ......................... 60

D.Tindakan Segera dan Kolaborasi ........................................ 61

E.Rencana Asuhan Kebidanan ............................................... 61

F.Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan ......................... 65

G.Evaluasi Asuhan Kebidanan ................................................ 68


Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ........................... 70

BAB IV : PEMBAHASAN ........................................................................ 76

BAB V : PENUTUP................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Diagnosis dan Penatalaksanaan Perdarahan Pada

Kehamilan Muda........................................................................... 41

Tabel 2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ...................................... 52

Tabel 3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu.................. 54

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Tinggi Fundus Uteri Dan Umur Kehamilan.............................. 18

Gambar 2. Abortus Iminens....................................................................... 28

Gambar 3. Abortus Insipiens ..................................................................... 28

Gambar 4. Abortus Inkomplit .................................................................... 29

Gambar 5. Missed Abortion ...................................................................... 29

Gambar 6. Tatalaksana penanganan abortus ........................................... 40


ASUHAN KEBIDANAN PADA NYN GESTASI 15 MINGGU DUA
HARI DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 19-20 APRIL 2006

Anda mungkin juga menyukai