Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh (NANDA, 2012).
1
nutrisi berlebihan juga menimbulkan ketidakseimbangan
nutrisi seperti: overweight, obesitas.
b. Kemampuan pencernaan dan absorbsi makanan
Kemampuan mencerna dan mengabsorbsi makanan
dipengaruhi oleh adekuatnya fungsi organ pencernaan. Adanya
peradangan saluran cerna atau organ pencernaan seperti
gastritis, kolesistisis, colitis serta adanya obstruksi usus
menimbulkan tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi.
c. Kebutuhan metabolic
Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh pada kondisi tertentu
dapat mempengaruhi status nutrisi seperti pada: masa
pertumbuhan yang cepat seperti bayi, remaja maupun keadaan
hamil. Meningkatnya metabolisme, stress maupun penyakit
tertentu seperti kanker dan AIDS.
2. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan
bersama, cara penyajiaan makanan, jenis makanan pasien, jika
mengalami perubahan maka dapat mempengaruhi selera dan
intake makan.
3. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan
masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan
tidak adekuatnya status nutrisi.
2
8. Kanker dan pengobatan kanker
Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel berpoliferasi dengan
cepat dan tidak terkendali. Pembelahan sel yang cepat
membutuhkan energi yang banyak sehingga metabolism
meningkat. Pengobatan kanker dengan kemoterapi mempunyai
efek mual sehingga dapat mengurangi intake nutrisi.
9. Penggunaan alkohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan
nutrisi akan berkurang.
10. Status psikologis
Respon stress pada individu berbeda, ada individu yang
mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.
3
II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
II.1Pengkajian
II.1.1 Riwayat keperawatan
a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Apakah ada penurunan dan peningkatan berat badan dan
berapa lama periode waktunya?
d. Apakah ada status fisik pasien yang dapat meningkatkan
diet seperti luka bakar dan demam?
e. Apakah ada toleransi makanan/minuman tertentu?
II.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus
a. Keadaan fisik: apatis, lesu
b. Berat badan: obesitas, kurus.
c. Otot: flaksia atau lemah, tonus kurang, tidak mampu
bekerja
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, reflek menurun
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver atau limpa
f. Kardiovaskuler: denyut nadi > 100x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan
tidak ada
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membrane mukosa pucat
j. Gusi: pendarahan, peradangan
k. Lidah: edema, hiperemasis
l. Gigi: karies, kotor
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exoftalmus
n. Kuku: mudah patah
o. Pengukuran antopometri:
a. Berat badan ideal: (TB-100) 10%.
b. Lingkar pergelangan tangan
c. Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal: Wanita: 28,5 cm
Laki-laki: 28,3 cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal: Wanita: 16,5 18 cm
Pria: 12,5 16,5 cm
II.1.3 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
a. Albumin: (N:4-5,5 mg/100 ml)
b. Transferin: (N:170-25 mg/100 ml)
c. Hb: (N: 12 mg%)
d. BUN: (N: 10-20 mg/100 ml)
4
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki 0,6-1,3
mg/100 ml. Wanita: 0,5-1,0 mg/ 100 ml)
5
- faktor ekonomi
- intoleransi makanan
- kebutuhan metabolik tinggi
- refleks mengisap pada bayi tidak adekuat
- kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
- akses terhadap makanan terbatas
- hilang nafsu makan
- mual dan muntah
- pengabaian oleh orang tua
- gangguan psikologis
6
- makanaan jatuh dari mulut
- makanan dikeluarkan dari mulut
- ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
- penutupan bibir tidak sempurna
- kurang mengunyah
- kurangnya aktivitas lidah untuk membentuk bolus
- waktu makan lama dengan konsumsi sedikit
- refluks hidung
- menelan sedikit demi sedikit
- genangan pada sulkus lateral
- pemasukan bolus lambat
II.3Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
II.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
- Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan,
yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut: (sebutkan 1-
5: tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, sangat
adekuat).
a. Makanan oral atau pemberian makanan lewat selang
b. Asupan cairan oral atau IV
- Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
7
II.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Mandiri
1) Kaji faktor yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
nutrisi
- Banyak faktor yang mempengaruhi kekurangan nutrisi
sehingga identifikasi faktor penyebab menjadi penting
sebagai bahan intervensi
2) Tanyakan kebiasaan makan, pantangan makan, alergi dan
jenis makanan yang disukai
- Data untuk perencanaan makan pasien
3) Timbang berat badan pasien
- Berat badan merupakan salah satu indikator status nutrisi
4) Jaga kebersihan badan dan mulut pasien
- Meningkatkan selera makan pasien
5) Anjurkan pasien makan dengan porsi yang kecil tetapi sering
sesuai dengan diet yang diberikan
- Mengurangi rasa mual dan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
6) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang
sesuai
- Merencanakan jenis dan diet yang sesuai kebutuhan pasien
8
III. Daftar Pustaka
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson Judith M & Nancy R Ahem. (2012). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.
Craft-Rosenberg Martha & Smith Kelly. (2012). Nanda Diagnosa
keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta: Digna Pustaka.
http://dokumn.tips/documents/lapoan-pendahuluan-nutisi
55a74d49c4b9.html
(...) (.....)