MALARIA
a. Pengertian
b. Patofisiologi
Patofisiologi belum diketahui dengan berbagai macam teori dan hipotesis telah
dengan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung
parasit pada endothelium kapiler. Perubahan ini cepat reversible pada mereka yang
dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral yang masih belum pasti,
malaria adalah multifaktoral dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
A. Penghancuran Eritrosit
parasit, tetapi juga oleh fagositosis eritrosit yang mengandung parasit, dan tidak
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang
asalnya dari rongga saluran pencernaan dan parasit malaria sendiri dapat
1
melepaskan faktor nekrosis tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin yang
ditemukan dalam peradaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasit
hipoglikemia dan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS : Adult
darah paru. TNF dalam serum pada anak dengan malaria falsip parum akut
beratnya penyakit.
antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria berhubungan dengan afinitas
alat dalam, bukan disirkulasi perifer eritrosit yang terinfeksi menempel pada
kapiler dalam alat-alat dalam protein dan cairan merembas melalui membran
kapiler yang bocor (menjadi permeable) dan menimbulkan anoksia dan edema
c. Etiologi
2
3. Plasmodium malaria menyebabkan malaria quartana
d. Cara Penularan
Malaria dapat ditularkan dengan berbagai cara, yang pada umumnya dibagi atas
Anopheles.
a. Malaria bawaan (congenital) terjadi pada bayi baru lahir karena ibunya
b. Secara mekanik, terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik, hal ini terjadi
c. Secara oral yaitu cara ini dibuktikan pada ayam (P.Glisium), burung dara (P.
e. Gejala Klinis
Berdasarkan etiologi atau parasit yang menjadi perantara dari malaria, maka
1. Plasmodium Vivak
Gejala Klinis :
a. Masa tunas berlangsung 12-17 hari, tetapi bisa sampai 6-9 bulan atau lebih
lama.
3
c. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, tetapi kemudian menjadi intermite
dengan perbedaan pada pagi dan sore hari, suhu meninggi kemudian menjadi
normal. Kurva demam pada penyakit tidak teratur, tetapi kemudian kurva
menjadi teratur, yaitu dengan prioditas 48 jam. Serangan demam terjadi pada
siang atau sore hari mulai jelas dengan stadium menggigil, panas berleringat
yang kalsik, suhu badan dapat mencapai 40,60 C (1050F) atau lebih
e. Pusing, mengantuk dan gejala lain yang ditimbulkan iritasi serebral dapat
f. Anemia pada serangan pertama biasanya belum jelas dan tidak berat, tetapi
pada malaria menahun menjadi lebih jelas dan tidak berat, tetapi pada malaria
g. Malaria vivak yang berat pernah dilaporkan terjadi di Uni Sorviet tetapi
komplikasi ini berhubungan dengan adanya malnutrisi atau penyakit lain yang
oleh relapsnya.
h. Limpa pada sarangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan
mulai teraba / terasa pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat
besar, keras dan kenyal. Truma kecil (misalnya pada saat kecelakaan) dapat
menyebabkan reptur pada limpa yang membesar, tetapi hal ini jarang terjadi.
4
j. Suatu serangan tidak diberi pengobatan, dapat terjadi beberapa minggu dengan
serangan demam yang berulang-ulang. Pada kira-kira 60% kasus yang diberi
2. Palasmodium Malariae
Gejala Klinis
mirip dengan malaria vivak. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sora
tua.
menahun dan progresif dengan gelaja lebih berat dan prognosisnya buruk.
c. Anemia kurang jelas dari pada M. vivak dan penyulit lain agak jarang.
d. Parasitemia asimptomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada donor darah
atau transfusi
e. Nefrosis pada malaria kuartana sering terjadi pada anak di Afrika dan sangat
jarang terjadi pada orang non imun yang diinfeksi plasmodium malariae.
parasit pada daur eritrosit yang menjadi banyak, pada faktor evesi yaitu parasit
dapat menghindarkan diri dari pengaruh zat anti dan fagositosis dan disamping
bertambahnya parasit. Parasit ini berlangsung pada variasi antigen yang terus
5
3. Plasmodium Ovale
Gejala Klinis :
b. Parasit sering berada tetap dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh
c. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lainnya lenyap.
d. Infeksi P. Ovale sering terdapat pada orang yang tinggal pada daerah tropik.
4. Plasmadium Falcifarum
c. Demam mungkin tidak ada atau ringan atau penderita tidak tampak sakit;
d. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat
dan keadaan umum memburuk pada stadium ini penderita tampak gelisah,
h. Mual, muntah dan diare menjadi lebih hebat, kadang-kadang batuk oleh karena
kelainan paru-paru.
6
j. Hati membesar dan tampak interus ringan
k. Kadang-kadang dalam urine ditemukan albumin dan torak hialin atau torak
granular.
m. Pada stadium ini penyakit dapat diagnosa dan diobati dengan baik, maka infeksi
dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri
c. Gagal ginjal
d. Edema paru
e. HIpoglikemia
f. Syhok
c. Hiperparasitemia
d. Ikterus (jaudice)
e. Hiperpireksia
7
a. Malaria Tertiana
saat itu suhu tubuh penderita meningkat, gejala-gejala yang akan terlibat
b. Malaria Qaurtana
Suhu tubuh meninggi setiap 27 jam, atau pada hari ke-4. penyakit ini
lebih berat dari Malaria Tertiana. Gejala ini hampir sama untuk
8
sebelum diberikan pengobatan, karena pada saat itu parasit masih utuh,
c. Malaria Tropika
terdiri dari suhu tubuh sangat tinggi pada waktu serangan, penderita
penyakit tidur (koma atau tidak sadar). Biasanya bila penderita jatuh
Gejala malaria yang lain bila mencapai tingkatan malaria serebral atau
hiperparasitemia.
Malaria serebral, diberi infus dan kina hidroklorida diberikan dalam bentuk
infus dengan dosis 10 mg/kg berat badan/kali, 3 kali sehari selama penderita
belum sadar dan kalau sudah sadar dilanjutkan dilanjutkan dengan oral
9
sampai total 7 kali. Boleh ditambah fansidor atau suldox dengan cara seperti
Tiap orang harus mendapat pengobatan secara teratur dengan dosis sudah
obat dalam garam dapur, hal ini pernah dilakukan pada daerah Irian Jaya
10
g. Diagnosis
yang dipulas giemsa. Hitung parasit pada penderita yang tidak menunjukkan klinis
malaria.
trofozoid muda (bentuk cicin) tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan
darah tepi.
h. Pragnosis
bila tidak diberi pengobatan. Begitu juga dengan malaria malariae dan ovale sedangkan
kematian.
i. Manajemen Keperawatan
Pengkajian
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
2. Pucat anemia
11
Diagnosa Keperawatan
pada hipotalamus.
Tujuan : Temperatur dalam batas normal dengan kriteria : suhu tubuh normal
36-370C, kulit tidak pecah, hangat, tanda vital lainnya normal, tidak
menggigil.
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
tenang
Berikan obat dokter untuk infeksi parasit sesuai dengan jenis malaria.
b Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala, pinggang dan sakit
otot .
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria nyeri hilang, pasien tenang.
12
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
1. Kaji nyeri yang dirasakan pasien dan obat apa yang telah digunakan
lain
2. Observasi respon non verbal seperti ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah,
menangis.
tidak.
4. Massage kepala, leher, bahu, jika pasien cukup toleransi terhadap sentuhan.
otot .
pengangkut O2 (anemia)
- Ekstremitas hangat
13
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
1. Monitor tanda-tanda vital, catat warna kulit, mukosa, kuku dan bibir.
5. Kolaborasi
Penatalaksanaan
A. Pengobatan
profalaksis kolosal
14
Primaquin, dapat membasmi parasit daur eksoeritrosit atau bentuk bentuk
c Skizontasida darah
d Gametosida
e Sporontozida
B. Pencegahan
Pansida atau suldox dengan dasar primetamin 0,5-0,75 mg/kg BB, atau
c Perawatan
15
Tirah baring
Perawatan demam
yang pedas.
16