PENDAHULUAN
1
Populasi lalat kantin yang banyak akan menyebabkan gangguan kepada manusia dan
dapat menjadi vektor pembawa penyakit kepada manusia seperti penyakit yang disebabkan
oleh bakteri atau virus. Menurut Rudianto (2002), penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat
antara lain: Desentri, Diare, Typhoid, dan Cholera.
Suatu kantin dikatakan sehat atau tidak dapat dilihat dari kepadatan lalat di kantin
tersebut.Berdasarkan kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan kerja mengatur bahwa bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan)
melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukanpengendalian lalat secara fisik, biologik,
dan kimia. (Kepmenkes, 2004).Sehingga angka laju pertambahan lalat dapat diminimalisir.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur tingkat kepadatan lalat yang ada di
6 (enam) area yaitu : kantin Fakulas Kesehatan Masyarakat (FKM), Kantin Fakulatas Sains
dan Teknologi (FST), kantin Darmawanita, Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik (FISIP), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di Universitas Airlangga.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa terampil dalam melaksanakan pemantauan kepadatan lalat
2. Agar mahasiswa mampu melakukan analisis dari pemantauan kepadatan lalat
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan
yang lain. Lalat sangat tertarik pada makan yang dimakan oleh manusia sehari-hari,
seperti gula, susu, dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Sehubungan
dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang
basah, sedangkan makan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalu
dihisap.
d. Tempat Istirahat
Pada siang hari, bila lalat tidak mencari makan, mereka akan beristirahat pada
lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta
tempat-tempat dengan yang tepi tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat
istirahat ini terletak berdekatan dengan tempat makannya atau tempat berkembang
biaknya, biasanya terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih
dari 4,5 meter di atas permukaan tanah.
e. Lama Hidup
Pada musim panas, berkisar antara 2-4 pekan.Sedangakan pada musim dingin
bisa mencapai 20 hari.
f. Temperatur
Lalat mulai terbang pada temperatur 15 oC dan aktifitas optimumnya pada
temperatur 21oC.Pada temperatur di bawah 7,5oC tidak aktif dan diatas 45oC terjadi
kematian.
g. Kelembaban
Kelembaban erat kaitannya dengan temperatur setempat.
h. Cahaya
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai cahaya.
Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan.
4
akan diukur kepadatan lalatnya. Kemudian dihitung jumlah lalat yang hinggap di atas Fly
grill dengan menggunakan alat penghitung (hand counter) selama 30 detik. Sedikitnya
pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan kemudian dari 5 kali hasil perhitungan
lalat yang tertinggi dibuat rata ratanya dan dicatat dalam kartu hasil perhitungan .
Gambar 2.2. Fly grill dan Hand Counter (dokumentasi pribadi kelompok)
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan dalam praktikum penghitugan kepadatan lalat ini digunakan
metode observasi dengan menggunakan alat fly grill dan hand counter sebagai alat
penghitung lalat. Sehingga, diharapkan dengan menggunakan metode observasi ini hasil yang
didapatkan sesuai dengan kondisi nyata di tempat tersebut.
No Kegiatan MARET
6
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
2 Persiapan praktikum
kepadatan lalat
3 Praktikum kepadatan
lalat
4 Evaluasi Hasil
5 Persiapan pembuatan
materi presentasi
praktikum
6 Presentasi Praktikum
Kesling (Kepadatan
lalat 6 fakultas)
Tanggal 12-13 : Mempersiapkan surat izin untuk meminjam alat dan bahan untuk
kebutuhan praktikum penghitungan kepadatan lalat
7
Tanggal 24 : Evaluasi hasil dan memperbandingkan jumlah kepadatan lalat
pada masing-masing fakultas serta pengkategorian jumlah
kepadatan lalat di masing-masing fakultas.
Alat :
1. Alat tulis
2. Alat Penghitung (Hand Counter)
3. Fly Grill
4. Stopwatch
5. Kamera Digital
Bahan :
1) Lalat
8
c. Letakkan fly grill pada titik sampling yang telah ditentukan.
d. Hitung kepadatan lalat di titik tersebut dengan durasi setiap 30 detik ada
berapa lalat yang menempel.
e. Ulangi 2 kali penghitungan kepadatan lalat pada titik yang berbeda hingga
mendapatkan 10 titik.
f. Hitung rata-rata kepadatan lalat setiap titik dari 5 penghitungan tertinggi
kemudian dibagi 5.
g. Hasil kepadatan lalat berdasarkan pengukuran pertama dan kedua
dibandingkan kemudian dikategorikan berdasarkan indeks kepadatan lalat.
9
Pengukuran Periode Waktu (30 Detik) Total
ke- T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
1 0 0 0 8 0 4 2 1 0 2 17
2 0 0 0 0 0 2 0 5 0 4 11
2) 5 Titik Tertinggi
a. Pengukuran Pertama
Titik T4 T6 T7 T10 T8 Total (X)
Jumlah Lalat 8 4 2 2 1 17
b. Pengukuran Kedua
Titik T8 T10 T6 T4 T5 Total (X)
Jumlah Lalat 5 4 2 0 01 11
3) Rata-rata Kepadatan Lalat dari 5 Titik Tertinggi
I = 17/5 = 3,4
II = 11/5 = 2,2
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran pertama dan kedua kepadatan lalat Sains dan Teknologi
termasuk Kategori Sedang.
10
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran pertama dan kedua kepadatan lalat Kantin Darmawanita
termasuk Kategori Rendah.
Nb. Dikarenakan Fakultas Kedokteran Hewan mengalamai kendala masalah perizinan dan
administrasi maka pengukuran dipindah ke Kantin Darmawanita Universitas Airlangga
2) 5 Titik Tertinggi
a. Pengukuran Pertama
Titik T2 T1 T3 T5 T6 Total (X)
Jumlah
1 0 0 0 0 1
Lalat
b. Pengukuran Kedua
Titik T2 T1 T3 T5 T6 Total (X)
Jumlah
0 0 0 0 0 0
Lalat
3) Rata-rata Kepadatan Lalat dari 5 Titik Tertinggi
I = 1 / 5 = 0,2
II = 0 / 5 = 0
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran pertama dan kedua FISIP termasuk Kategori Rendah
11
Titik T7 T6 T3 T1 T5 Total (X)
Jumlah
26 8 5 1 0 40
Lalat
b. Pengukuran Kedua
Titik T7 T6 T2 T1 T5 Total (X)
Jumlah
35 10 5 0 0 50
Lalat
12
pengukuran pertama masih banyak terdapat beberapa orang yang makan sedangkan
pada pengukuran kedua Kantin Farmasi sudah sepi.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Dewi Nur. (2006). Perbedaan Kepadatan Lalat pada Berbagai Warna Fly
Grill.http://www.adln.fkm.unair.ac.id/gdl .php?
mod=browse&op=read&id=adlnfkm-adln-s2-2006-dewinurjan-283 (Diakses
tanggal 1 Maret 2012)
13
Lampiran
14
Gambar 2. Pengukuran Kepadatan Lalat di Kantin FST (Fakultas Sains dan
Teknologi) Pukul 14.20-15.00
Pukul 14.00-14.30
15
Gambar 4. Pengukuran Kepadatan Lalat di Kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya).
Pukul 15.00-16.00
16