KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PANJANG
SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN (PRL)
WILAYAH KERJA PELABUHAN BAKAUHENI
A. PENDAHULUAN
B. DASAR HUKUM
Kegiatan pemeriksaan sanitasi alat angkut dilakukan dengan langkah-langkah pelaksanaan sesuai dengan prosedur dan
menggunakan formulir pemeriksaan sanitasi kapal.Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan seluruh alat angkut/kapal yang diperiksa
dalam kondisi sanitasi yang baik. Barang-barang di dek tersusun rapi dan bersih. Kamar ABK maupun penumpang dalam keadaan bersih
dengan ventillasi dan penerangan cukup, serta tidak terdapat binatang. Kamar mandi dalam keadaan bersih, hanya saja terdapat kran
pada beberapa kapal yang sudah tidak berfungsi atau macet. Dapur dan tempat penyimpanan makanan dalam kondisi bersih saat
diperiksa. Peralatan yang digunakan juga bersih. Namun masih terdapat beberapa kapal yang tempat sampahnya belum memiliki tutup,
dan untuk pencucian tidak menggunakan air panas. Penjamah makanan dalam keadaan sehat, bersih, dan pakaian yang digunakan juga
bersih.
Air bersih yang digunakan oleh kapal berasal dari sumber air yang dilakukan pengisian pada saat kapal sandar di Bakauheni.
Meskipun ada beberapa kapal yang melakukan pengisian di Pelabuhan Merak. Air bersih hanya digunakan untuk kapal untuk keperluan
kamar mandi saja, sedangkan untuk keperluan pengolahan makanan mereka menggunakan air minum isi ulang.
Gudang tempat penyimpanan bahan makanan bersih, bahan makanan disimpan di rak, bahan simpanan dalam keadaan baik.
Penyimpanan makanan jadi atau makanan masak tertutup. Penjamah makanan dalam kondisi sehat dan mengenakan pakaian yang
bersih.
Kegiatan pengawasan sanitasi alat angkut (kapal) pada situasi arus mudik Tahun 2018, yang dilaksanakan KKP Kelas II Panjang
Wilayah Kerja Pelabuhan Bakauheni sebanyak 30 kapal dengan hasil penilaian seluruhnya baik.
3. Survey Larva Aedes aegypti
Pada kegiatan pemantauan kepadatan vektor jentik alat dan bahan yang
digunakan berupa senter, ATK dan formulir. Dan pada kegiatan pemeriksaan
spesimen jentik alat yang digunakan ATK, senter SWAT, cawan petri, object glass,
deck glass, pipet tetes, dan loupe.
CONTAINER
BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH HI JUMLAH CI BI DF
DIPERIKSA
- + - +
Perimeter 68 0 68 0 98 0 98 0 0 0
Buffer 55 1 56 1 105 2 107 2 0 1
Ket:
House Index(HI) : Persentase antara rumah dimana ditemukan jentik terhadap
seluruh rumah yang diperiksa
Container Index (CI) : Persentase antara container yang ditemukan jentik terhadap
seluruh container yang diperiksa
Breteau Index (BI) : Jumlah container yang positif per seratus rumah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa House Index (HI) pada Perimeter Area
Wilker Pelabuhan Bakauheni 0 dari 68 bangunan yang diperiksa pada bulan Juni
2018. Container Index (CI) pada Perimeter Area 4% dari 73 kontainer yang
diperiksa. Hasil pengamatan tersebut, dikonsultasikan dengan tabel Density Figure.
Breteau Index pada Perimeter Area adalah 0. Apabila dikonsultasikan dengan tabel
Density Figure didapatkan nilai density sebesar 0, maka BI larva atau jentik masih
berada pada Density Figur dibawah atau kurang dari (<) 5. Dari hasil tersebut,
kemungkinan terjadinya transmisi penyakit melalui nyamuk aedes aegypti
khususnya penyakit demam kuning (Yellow Fever) sangat kecil, karena kepadatan
(density) nyamuk belum di atas 5 (Breteau Index diatas 50).
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa House Index (HI) pada Buffer Area Wilker
Pelabuhan Bakauheni 1% dari 55 bangunan yang diperiksa pada bulan Juni 2018.
Container Index (CI) pada Buffer Area 2% dari 107 kontainer yang diperiksa. Hasil
pengamatan tersebut, dikonsultasikan dengan tabel Density Figure. Breteau Index
pada Perimeter Area adalah 1. Apabila dikonsultasikan dengan tabel Density Figure
didapatkan nilai density sebesar 1, maka BI larva atau jentik masih berada pada
Density Figur dibawah atau kurang dari (<) 5. Dari hasil tersebut, kemungkinan
terjadinya transmisi penyakit melalui nyamuk aedes aegypti khususnya penyakit
demam kuning (Yellow Fever) sangat kecil, karena kepadatan (density) nyamuk
belum di atas 5 (Breteau Index diatas 50).
Tabel Hasil Pengawasan Hygiene Sanitasi Gedung Dan Bangunan di Pelabuhan Bakauheni
Berdasarkan hasil pengawasan Hygiene Sanitasi Gedung dan Bangunan di Pelabuhan Bakauheni, dari 5 bangunan yang diperiksa
semuanya memenuhi syarat. Adapun hasil pengamatan langsung antara lain:
Lingkungan Luar Halaman
Untuk bagian luar halaman kondisinya bersih, tertata rapi, tidak ada genangan air, dan tingkat kebisingan maksimal 70 dBA. Genangan air
yang tidak dikelola dengan baik merupakan tempat bersarang dan berkembangbiaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, nyamuk,
kecoak dan serangga lainnya. Selain itu dapat menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika.
Ruang Bangunan
Kondisi dinding yang tidak bersih atau berdebu selain mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan
lain. Berdasarkan pemeriksaan HSGB yang dilakukan terhadap kelima bangunan dalam kondisi terpelihara dan bersih serta kuat. Lantai
kuat, kedap air, rata dan tidak licin. Kondisi lantai yang tidak rata dan licin dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Permukaan dinding
rata, bersih, dan permukaan dinding yang selalu terkena air terbuat dari bahan kedap air. Langit-langit kuat, dalam kondisi bersih,
berwarna terang dan tinggi dari lantai 2,5 meter.
Penyehatan Air
Tersedia air bersih yang cukup dengan kualitas air bersih memenuhi syarat fisik. Ketersediaan air bersih baik secara kuantitas maupun
kualitas mutlak diperlukan untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Air didistribusikan dengan sistem perpipaan.
Penyehatan Udara Ruang
Sebagian besar bangunan memiliki ruang yang menggunakan AC dengan suhu
rata-rata 24ºC dan nilai kelembaban 54% sehingga ruangan terasa nyaman.
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di Pelabuhan Bakauheni belum
dipisahkan (organik dan an-organik).Sampah yang dihasilkan dari masing-masing
bangunan dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian dikumpulkan di TPS
sementara untuk kemudian setiap paginya diangkut oleh mobil sampah pelabuhan.
Pengumpulan sampah sementara yang baik diusahakan sampah di
bak/tong/kontainer tidak melebihi tiga hari karena bila telah melebihi tiga hari akan
mengundang lalat dan vektor penyebab penyakit sebagai perindukan yang
baru.Untuk limbah cair diolah didalam IPAL.
Pencahayaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pencahayaan pada kelima bangunan di Pelabuhan
Bakauheni sudah memenuhi persyaratan karena dengan pencahayaan alami dapat
digunakan untuk membaca Koran atau intensitas cahaya 100 lux.
Kebisingan Pada Ruang
Tingkat kebisingan di ruang kerja tidak lebih dari 85 dBA. Tidak ada keluhan bising
pada kelima lokasi pemeriksaan HSGB menunjukkan tidak adanya gangguan bising
yang dirasakan.Suara yang bising dapat mengganggu komunikasi sehingga
mengurangi konsentrasi dan dapat menimbulkan stres.
Getaran di ruang kerja
Getaran di ruang kerja tidak mengganggu kenyamanan.
Pengendalian Vektor Penyakit
Indeks lalat dalam pengukuran 30 menit tidak lebih dari 8 ekor/flygrill
(100cmx100cm). Indeks jentik aedes aegypti perimeter area (house index aedes) =
0 dan buffer area (house index aedes) kurang dari 0,01. Seluruh ruangan bebas
tikus.
Instalasi
Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah dapat
menjamin keamanan. Bangunan di Pelabuhan Bakauheni yang memiliki tinggi lebih
dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan sekitarnya dilengkapi penangkal petir.
Pemeliharaan jamban dan kamar mandi
Jamban dan kamar mandi yang diperiksa dalam keadaan bersih dan tidak bau.
Masih banyak bangunan di Pelabuhan Bakauheni yang memiliki jamban dan kamar
mandi terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Demikian laporan kegiatan arus mudik ini, untuk dapat dimanfaatkan oleh-oleh pihak
tertentu.