Puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk
baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.
Segala daya dan upaya penulis lakukan yang terbaik untuk menyusun
makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya
pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Setiap negara memiliki kewajiban untuk menjamin dan menghormati hak
asasi manusia, melindungi dan menegakkannya di negara masing-masing.
Kewajiban ini tidak saja bersifat positif yaitu untuk ditegakkan atau
diimpelementasikan. Dalam hal pengimpelementasian ini, terutama terhadap hak-
hak asasi yang bersifat universal dan memiliki keberlakuan universal sebagaimana
yang dirumuskan dalam deklarasi hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu,
sebagaimana ditegaskan dalam Mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia/DUHAM, HAM perlu dilindungi dengan merumuskannya dalam
instrumen hukum agar orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai
usaha terakhir guna menentang kezaliman dan penindasan sebagaimana
ditunjukan dalam sejarah HAM itu (Kusniati, 2011).
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana definisi dan konsepsi negara hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri dan asas-asas negara hukum?
3. Bagaimana definisi HAM.
4. Bagaimana isi undang-undang mengenai HAM.
5. Bagaimana hubungan Negara hukum dan HAM
6. Bagaimana pelanggaran HAM yang terjadi di negara hukum.
BAB II
3
PEMBAHASAN
Negara Hukum
4
1. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan hak-hak yang dijamin.
merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi
tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga Negara dan sebagai daripada keadilan
itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warganegara
yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang
mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya. maka menurutnya
yang memerintah Negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil.
Penguasa hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja.
Penjelasan UUD 1945 mengatakan, antara lain, Negara Indonesia berdasar atas
hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat). Jadi
jelas bahwa cita-cita Negara hukum (rule of law) yang tekandung dalam
UUD1945 bukanlah sekedar Negara yang berlandaskan sembarang hukum.
Hukum yang didambakan bukalah hukum yang ditetapkan semata-mata atas dasar
kekeuasaan, yang dapat menuju atau mencerminkan kekuasaan mutlak atau
otoriter. Hukum yang demikian bukanlah hukum yang adil (just law), yang
didasarkan pada keadilan bagi rakyat.
5
Konsep negara hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung
mengarah pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukum
dalam arti sempit. Dalam konsep ini negara hukum diposisikan ke dalam ruang
gerak dan peran yang kecil atau sempit.
Seperti dalam uraian terdahulu negara hukum dikonsepsikan sebagai
sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas
hukum. Pemerintah dan unsurunsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil
dan pasif.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada
pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas
peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya
memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu
sebagai berikut.
6
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi (baca pengertian konstitusi) dan
demokrasi (baca pengertian demokrasi). Rule of law lahir sejalan dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen atau
senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi
terhadap negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.
Ada tidaknya rule of law dalam suatu negara ditentukan oleh kenyataan
apakah rakyat dari suatu negara tersebut benar benar menikmati keadilan
(justice), dalam arti perlakuan yang adil baik sesama warga negara terlebih
lagi dari pihak pemerintah. Oleh sebab itu, pelaksanaan kaidah kaidah hukum
yang berlaku pada suatu negara merupakan suatu premis bahwa kaidah kaidah
yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya kaidah kaidah
hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.
7
1. Adanya perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak
individu, konstitusi harus pula menentukan teknis prosedur untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2. Kedudukan yang sama di muka hukum, hal ini berlaku baik bagi
masyarakat biasa maupun pejabat negara.
Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material
tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis,
atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para
penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan
komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.
8
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah
hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif.
Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang
dinamis.
Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki
setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.
sedangkan pengertian HAM menurut perserikatan bangsa-bangsa (PBB) adalah
hak yang melekat dengan kemanusiaan kita sendiri, yang tanpa hak itu kita
mustahil hidup sebagai manusia.
9
2. Filosofi dasarnya adalah hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Eleanor
Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human Rights.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai:
10
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
11
Menurut Muhamad (2013), pelanggaran HAM yang terjadi di negara
hukum salah satu contohnya adalah yang seprti terjadi di Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
1. Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.
2. Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar yang
memuat berita tentang dugaan korupsi yang dilakukan pejabat negara.
12
Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative rights).
Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative right).
3. Pelanggaran Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Pelanggaran atau penyangkalan (denial) hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya adalah pengabaian negara atas hak-hak positif (positive rights).
Pengabaian hak-hak ekonomi , sosial dan budaya akan terjadi bila
negara sangat kurang aatau kurang aktif mengupayakann yang
memungkinkan individu warganya dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya sebagai manusia (human needs).
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat
Selain ada penggolongan pelanggaran hak-hak sipil dan politik serta
pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial dan budaya juga terdapat dua
kualifikasi pelanggaran manusia yaitu: (a) pelanggaran hak asasi
manusia yang berat (gross violation of human rights), serta (b) bukan
pelanggaran berat (non-grass).
BAB III
TEORI PEMBANDING
13
Dalam negara hukum terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap
perseorangan. Kekuasaan negara tidak absolute atau tidak sewenang-
wenang, segala tindakan negara dibatasi hukum.
b. Prof.Dr. Djoko Soetono, S.H.
Negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum.
c. Prof.Dr. Padmo Wahyono, S.H.
Negara hukum yang ideal pada abad ke-20 adalah jika segala tindakan
penguasa selalu dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
14
Menurut Kusniati (2011), Julius Stahl menyebutkan konsep negara hukum
dengan istilah rechtsstaat mencakup empat elemen penting, yaitu:
1. Perlindungan hak asasi manusia.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan tata usaha negara.
Sedangkan prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting negara hukum menurut The
International Commission of Jurists itu adalah:
1. Negara harus tunduk pada hukum.
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu.
3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Menurut Kusniati (2011), A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri penting
dalam setiap negara hukum yang disebutnya dengan istilah The Rule of Law,
yaitu:
1. Supremacy of Law.
2. Equality before the law.
3. Due Process of Law.
15
Asas undang-undang menetapkan berbagai perangkat peraturan
tentang cara pemerintah dan para pejabatnya melakukan tindakan
pemerintahan;
Asas non-retroaktif perundang-undangan, sebelum mengikat undang-
undang harus lebih dulu diundangkan dan diumumkan secara layak;
Asas peradilan bebas, independent, imparial, dan objektif, rasional,
adil dan manusiawi;
Asas non-liquet, hakim tidak boleh menolak perkara karena alasan
undang-undangnya tidak ada atau tidak jelas;
Hak asasi manusia harus dirumuskan dan dijamin perlindungannya
dalam undang-undang atau UUD.
3. Berlakunya Persamaan (Similia Similius atau Equality before the Law). Di
dalam prinsip ini, terkandung (a) adanya jaminan persamaan bagi semua
orang di hadapan hukum dan pemerintahan, dan (b) tersedianya
mekanisme untuk menuntut perlakuan yang sama bagi semua warga
negara.
4. Asas demokrasi di mana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan
yang sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintahan. Untuk itu asas demokrasi
itu diwujudkan melalui beberapa prinsip, yaitu:
Adanya mekanisme pemilihan pejabat-pejabat publik tertentu yang
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil yang
diselenggarakan secara berkala;
Pemerintah bertanggung jawab dan dapat dimintai
pertanggungjawaban oleh badan perwakilan rakyat;
Semua warga negara memiliki kemungkinan dan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik
dan mengontrol pemerintah;
Semua tindakan pemerintahan terbuka bagi kritik dan kajian rasional
oleh semua pihak;
Kebebasan berpendapat/ berkeyakinan dan menyatakan pendapat;
Kebebasan pers dan lalu lintas informasi;
Rancangan undang-undang harus dipublikasikan untuk memungkinkan
partisipasi rakyat secara efektif.
16
5. Pemerintah dan Pejabat mengemban amanat sebagai pelayan masyarakat
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan
bernegara yang bersangkutan. Dalam asas ini terkandung hal-hal sebagai
berikut:
Asas-asas umum pemerintahan yang layak;
Syarat-syarat fundamental bagi keberadaan manusia yang bermartabat
manusiawi dijamin dan dirumuskan dalam aturan perundang-
undangan, khususnya dalam konstitusi;
Pemerintah harus secara rasional menata tiap tindakannya, memiliki
tujuan yang jelas dan berhasil guna (doelmatig).
Menurut Wesly (2011), hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang
kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi
manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan
bersifat universal, serta tidak memandanng apakah orang tersebut kaya atau
miskin, atau laki-laki maupun perempuan. Beberapa ahli menjelaskan pengertian
HAM menurut pendapatnya, yaitu yang pertama John Locke menyatakan bahwa
individu dikaruniai oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan
harta yang merupakan milik mereka sendiri, dan tidak dapat dipindahkan atau
dicabut oleh negara. Kemudian Maurice Cranston mengatakan Hak-Hak Asasi
Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat. Yang ketiga
A. Gunawan Setiardjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi Manusia, yakni
hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya. Dan yang terakhir
Darwin Prinst memberikan rumusan HAM sebagai hak yang melekat Tuhan Yang
Maha Esa dengan memberi manusia kemampuan membedakan yang baik dengan
yang buruk (akal budi).
17
HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena manusia.
Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan oleh masyarakat atau
berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya
sebagai manusia. Asal usul gagasan mengenai HAM sebagaimana disebut
terdahulu bersumber dari teori hak kodrati (natural rights theory). Teori kodrati
mengenai hak itu bermula dari teori hukum kodrati (natural law theory). Dalam
perkembangannya melawan kekuasaan muncul gerakan pembaharuan
(Renaissance) yang mengharapkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi yang
menghormati orang perorang (Kusniati, 2011).
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang semata-mata karena
dia adalah manusia. HAM didasarkan pada prinsip bahwa setiap orang dilahirkan
setara dalam harkat dan hak-haknya. Semua HAM sama pentingnya dan mereka
18
tidak dapat dicabut dalam keadaan apapun. HAM penting karena mereka
melindungi hak kita untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak untuk
hidup, hak atas kebebasan dan keamanan. Hidup dengan harga diri berarti bahwa
kita harus memiliki sesuatu seperti tempat yang layak untuk tinggal dan makanan
yang cukup. Ini berarti bahwa kita harus dapat berpartisipasi dalam masyarakat,
untuk menerima pendidikan, bekerja, dan mempraktekkan agama kita, berbicara
dalam bahasa kita sendiri, dan hidup dengan damai (Anonimous, 2011).
19
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
20
6. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
7. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas
HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manus
HAM dan Negara Hukum mempunyai kaitan yang amat erat, tanpa kita
sadari HAM dan negara hukum adalah dua sisi mata uang yang berbeda, keduanya
memang berbeda namun keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain
(Ayu, 2011).
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
22
6. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM berat, antara lain dapat kita temukan
pula di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM, yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
23