Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk
baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan makalah bertema Negara


Hukum dan Hak Asasi Manusia dan berjudul Kasus Pencuri Kayu Di
Situbondo. telah menyelesaikan tugas makalah ilmiah yang sangat sederhana ini,
sebagai pemenuhan tugas karya ilmiah kelompok.

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih


kepada ibu lina M.Pd selaku dosen pendidikan kewarganegaraan dan media
media lain nya yang membantu saya dalam pengetikan.

Segala daya dan upaya penulis lakukan yang terbaik untuk menyusun
makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya
pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada


kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan menjamin segala warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu
tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga
mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai
ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan
bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan
yang dilakukan oleh warga negaranya. Negara hukum harus memenuhi beberapa
unsur, antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus
berdasar hukum atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap
hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya
pengawasan dari badan-badan peradilan.

Berkaitan dengan unsur di atas, adanya jaminan terhadap hak asasi


manusia (HAM), dapat diartikan bahwa di dalam setiap konstitusi selalu
ditemukan adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (warga negara).
Perlindungan konstitusi terhadap hak asasi manusia tersebut, salah satunya adalah
perlindungan terhadap nyawa warga negaranya seperti yang tercantum dalam
Pasal 28A Undang Undang Dasar 1945: Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Nyawa dan tubuh adalah
milik manusia yang paling berharga dan merupakan hak asasi setiap manusia yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada seorangpun yang dapat
merampasnya.

2
Setiap negara memiliki kewajiban untuk menjamin dan menghormati hak
asasi manusia, melindungi dan menegakkannya di negara masing-masing.
Kewajiban ini tidak saja bersifat positif yaitu untuk ditegakkan atau
diimpelementasikan. Dalam hal pengimpelementasian ini, terutama terhadap hak-
hak asasi yang bersifat universal dan memiliki keberlakuan universal sebagaimana
yang dirumuskan dalam deklarasi hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu,
sebagaimana ditegaskan dalam Mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia/DUHAM, HAM perlu dilindungi dengan merumuskannya dalam
instrumen hukum agar orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai
usaha terakhir guna menentang kezaliman dan penindasan sebagaimana
ditunjukan dalam sejarah HAM itu (Kusniati, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana definisi dan konsepsi negara hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri dan asas-asas negara hukum?
3. Bagaimana definisi HAM.
4. Bagaimana isi undang-undang mengenai HAM.
5. Bagaimana hubungan Negara hukum dan HAM
6. Bagaimana pelanggaran HAM yang terjadi di negara hukum.

1.3 Manfaat dan Tujuan

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah memberikan


pengetahuan dan informasi mengenai negara hukum dan HAM kepada pembaca.
Dan tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
negara hukum dan HAM, serta mampu menerapkan undang-undang HAM di
lingkungan masyarakat.

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Konsepsi Negara Hukum

Negara Hukum

Mr. E.M. Mayers, hukum adalah semua aturan yang mengandung


pertimbangan kesusilaan ditinjau kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat dan yang menjadi pedoman penguasa-penguasa negara dalam
melakukan tugasnya.
E. Utrecht, menyebutkan: hukum adalah himpunan petunjuk hidup
perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat,
dan seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat yang
bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu.
J.T.C. Sumorangkir, S.H. dan Woerjo Sastropranoto, S.H. bahwa hukum
itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-
peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman.
peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah
larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau dengan
maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat

Sesuai dengan berkembangnya paham Negara kesejahteraan (walfare


state) pada awal abad ke-20 maka diperlukan perkembangan gagasan rule of law
yang dikumukakan oleh A. V. Dicey yang dirumuskan melalui International
Commission of Jurist dalam konverensinya di Bangkok pada tahun 1965 yang
memperluas konsep mengenai the rule of law, dan menekankan the dynamic
aspects of the rule of law in the modern age[10]. Syarat-syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law ialah :

4
1. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan hak-hak yang dijamin.

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (Independent and


impartial tribunals).

3. Pemilihan umum yang bebas.

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan beroposisi.

6. Pendidikan kewarganegaraan (civil education)[11].

merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi
tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga Negara dan sebagai daripada keadilan
itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warganegara
yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang
mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya. maka menurutnya
yang memerintah Negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil.
Penguasa hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja.

Penjelasan UUD 1945 mengatakan, antara lain, Negara Indonesia berdasar atas
hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat). Jadi
jelas bahwa cita-cita Negara hukum (rule of law) yang tekandung dalam
UUD1945 bukanlah sekedar Negara yang berlandaskan sembarang hukum.
Hukum yang didambakan bukalah hukum yang ditetapkan semata-mata atas dasar
kekeuasaan, yang dapat menuju atau mencerminkan kekuasaan mutlak atau
otoriter. Hukum yang demikian bukanlah hukum yang adil (just law), yang
didasarkan pada keadilan bagi rakyat.

2.2 Ciri-Ciri dan Asas-Asas Negara Hukum

5
Konsep negara hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung
mengarah pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukum
dalam arti sempit. Dalam konsep ini negara hukum diposisikan ke dalam ruang
gerak dan peran yang kecil atau sempit.
Seperti dalam uraian terdahulu negara hukum dikonsepsikan sebagai
sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas
hukum. Pemerintah dan unsurunsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil
dan pasif.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada
pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas
peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya
memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu
sebagai berikut.

a. HAM terjamin oleh undang-undang


b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak

2.2 Rule of Law

Pengertian Rule Of Law | Penegakan Hukum atau Rule of Law adalah


suatu doktrin hukum yang mulai muncul pertama kali pada abad ke-19,

6
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi (baca pengertian konstitusi) dan
demokrasi (baca pengertian demokrasi). Rule of law lahir sejalan dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen atau
senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi
terhadap negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.

Menurut Friedman (1959) pengertian rule of law terdiri atas dua


pengertian yaitu formal dan hakiki. Pengertian rule of law secara formal
adalah sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized of law)
contohnya adalah negara (state). Sedangkan, pengertian rule of law secara
hakiki adalah terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut ukuran
hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law memiliki kaitan
yang erat dengan keadilan (justice) sehingga rule of law harus menjamin
keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa.

Pengertian rule of law secara umum adalah suatu legalisme sehingga


gagasan bahwa keadilan (justice) dapat dilayani melalui pembuatan sistem
peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal
dan otonom.

Ada tidaknya rule of law dalam suatu negara ditentukan oleh kenyataan
apakah rakyat dari suatu negara tersebut benar benar menikmati keadilan
(justice), dalam arti perlakuan yang adil baik sesama warga negara terlebih
lagi dari pihak pemerintah. Oleh sebab itu, pelaksanaan kaidah kaidah hukum
yang berlaku pada suatu negara merupakan suatu premis bahwa kaidah kaidah
yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya kaidah kaidah
hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.

Rule of Law yang dinamis memiliki syarat-syarat yaitu :

7
1. Adanya perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak
individu, konstitusi harus pula menentukan teknis prosedur untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.

2. Adanya lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Adanya pemilihan umum yang bebas.

4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Adanya kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan berposisi.

6. Adanya Pendidikan Kewarganegaraan

Terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of Law yaitu :

1. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan yang sewenag-


wenang dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang
melanggar hukum.

2. Kedudukan yang sama di muka hukum, hal ini berlaku baik bagi
masyarakat biasa maupun pejabat negara.

3. Terjamin hak-hak asasi manusianya oleh UU serta Keputusan-Keputusan


UU

2.4 Makna Indonesia Sebagai Negara Hukum

Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material
tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis,
atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para
penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan
komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.

8
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah
hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif.
Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang
dinamis.

Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom,


pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika
perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu
berorientasi kemajuan, perspektif masa depan.

Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk


tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum
dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

2.4 Definisi HAM

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki
setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.
sedangkan pengertian HAM menurut perserikatan bangsa-bangsa (PBB) adalah
hak yang melekat dengan kemanusiaan kita sendiri, yang tanpa hak itu kita
mustahil hidup sebagai manusia.

2.5 HAM pada Tataran Global

Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama


mengenai HAM, yaitu:

HAM menurut konsep negara-negara Barat


Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak.

1. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai koordinator


dan pengawas.

9
2. Filosofi dasarnya adalah hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

3. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

HAM menurut konsep sosialis

1. Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.

2. Hak asasi tidak ada sebelum negara ada.

3. Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika

1. Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama atau sesuai dengan


kodratnya.

2. Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama untuk


kepala keluarga

3. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan


kewajiban sebagai anggota masyarakat.

C.HAM menurut konsep PBB

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Eleanor
Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human Rights.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai:

Hak untuk hidup

Kemerdekaan dan keamanan badan

10
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum

Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara

Hak untuk mendapat hak milik atas benda

Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

Hak untuk bebas memeluk agama

Hak untuk mendapat pekerjaan

Hak untuk berdagang

Hak untuk mendapatkan pendidikan

Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat

Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan

2.6 Pelanggaran HAM yang Terjadi di Negara Hukum

Menurut Sunarisasi (2008), mengenai bentuk-bentuk pelanggaran HAM


berat, antara lain dapat kita temukan pula di dalam Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yaitu meliputi kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan. Di samping persoalan tentang pelanggaran
HAM berat, sebenarnya ada satu kejahatan lagi yang juga kemudian dibahas para
ahli, yaitu kejahatan perang (war crime). Meskipun kejahatan perang tidak
termasuk yurisdiksi dari Pengadilan HAM, namun masalah ini banyak dibicarakan
karena hal ini diatur di dalam Statuta International Criminal Court (ICC).

11
Menurut Muhamad (2013), pelanggaran HAM yang terjadi di negara
hukum salah satu contohnya adalah yang seprti terjadi di Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
1. Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.

2. Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar yang
memuat berita tentang dugaan korupsi yang dilakukan pejabat negara.

3. Melarang warga negara untuk beraktivitas politik seperti membentuk


partai politik.

4. Membubarkan sebuah demonstrasi damai dengan cara kekerasan seperti


menembak dengan peluru tajam.

5. Membiarkan terjadinya tindak kejahatan di dalam masyarakat.

6. Mengeluarkan kebijakan yang diskriminatif, misalnya kebijakan


ketenagakerjaan yang lebih menguntungkan pihak pengusaha.
Sebagai negara hukum, kita patut mengusahakan penyelesaian secara hukum
terhadap setiap pelanggaran HAM yang pernah terjadi. Dengan demikian, rasa
keadilan dan supremasi hukum di negara kita dapat semakin berkembang.
Tekad ini tentu harus pula diiringi dengan sikap rekonsiliasi dan kerjasama
antarsesama warga negara Indonesia. Dengan cara ini, kita akan dapat menata
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan lebih baik.

Menurut Wesly (2011), bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia


terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran hak asasi manusia terjadi bila hak-hak individu yang melekat
serta diakui dan dijamin dicabut, ditekan dan ditindas. Ini berarti
pelanggaran hak asasi manusia berada dalam hubungan politik. Dalam
hubungan ini hak asasi manusia terkait dengan kekuasaan politik.
2. Pelanggaran Hak-Hak Sipil dan Politik

12
Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative rights).
Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative right).
3. Pelanggaran Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Pelanggaran atau penyangkalan (denial) hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya adalah pengabaian negara atas hak-hak positif (positive rights).
Pengabaian hak-hak ekonomi , sosial dan budaya akan terjadi bila
negara sangat kurang aatau kurang aktif mengupayakann yang
memungkinkan individu warganya dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya sebagai manusia (human needs).
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat
Selain ada penggolongan pelanggaran hak-hak sipil dan politik serta
pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial dan budaya juga terdapat dua
kualifikasi pelanggaran manusia yaitu: (a) pelanggaran hak asasi
manusia yang berat (gross violation of human rights), serta (b) bukan
pelanggaran berat (non-grass).

BAB III

TEORI PEMBANDING

3.1 Definisi dan Konsepsi Negara Hukum

Menurut Anonimous (2010), dalam penjelasan UUD 1945 bagian pertama


tentang sistem pemerintahan negara Republik Indonesia disebutkan bahwa
Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Adapun pengertian
negara hukum menurut pendapat beberapa ahli, yaitu:
a. Sudargo Gautama

13
Dalam negara hukum terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap
perseorangan. Kekuasaan negara tidak absolute atau tidak sewenang-
wenang, segala tindakan negara dibatasi hukum.
b. Prof.Dr. Djoko Soetono, S.H.
Negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum.
c. Prof.Dr. Padmo Wahyono, S.H.
Negara hukum yang ideal pada abad ke-20 adalah jika segala tindakan
penguasa selalu dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Menurut Muntoha (2009), secara historis, gagasan tentang konsepsi negara


hukum terus bergulir sejalan dengan arus perkembangan sejarah. Mulai dari
konsepsi negara hukum liberal (nachwachter staat/ negara sebagai penjaga
malam) ke negara hukum formal (formele rechtsstaat) kemudian menjadi negara
hukum materiil (materiele rechtsstaat) hingga pada ide negara kemakmuran
(welvarstaat) atau negara yang mengabdi kepada kepentingan umum (social
service state atau sociale verzorgingsstaat). Negara hukum liberal atau yang
sering disebut sebagai negara hukum dalam arti sempit adalah konsepsi yang
diberikan oleh Immanuel Kant (1724 1804 SM), yang kemunculannya
bersamaan dengan lahirnya paham liberalisme yang menentang kekuasaan absolut
dari para raja pada masa itu. Menurut paham liberalisme negara justru harus
melepaskan dirinya dari campur tangan urusan kepentingan rakyatnya, yang
berarti sikap negara harus pasif (staatsonthouding).

Menurut Sunarisasi (2008), Indonesia yang mengukuhkan diri sebagai


negara hukum
mempunyai prinsip tersendiri. Berdasarkan berbagai pendapat yang berkembang,
secara teori konstitusional, sebagai negara hukum Indonesia harus memiliki empat
prinsip, yaitu:
Setiap perbuatan warga negaranya harus sesuai hukum;
Pembagian kekuasaan negara yang jelas dalam negara;
Adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka dan bebas;
Adanya pengakuan terhadap HAM.

14
Menurut Kusniati (2011), Julius Stahl menyebutkan konsep negara hukum
dengan istilah rechtsstaat mencakup empat elemen penting, yaitu:
1. Perlindungan hak asasi manusia.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan tata usaha negara.
Sedangkan prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting negara hukum menurut The
International Commission of Jurists itu adalah:
1. Negara harus tunduk pada hukum.
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu.
3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.

3.2 Ciri-Ciri dan Asas-Asas Negara Hukum

Menurut Kusniati (2011), A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri penting
dalam setiap negara hukum yang disebutnya dengan istilah The Rule of Law,
yaitu:
1. Supremacy of Law.
2. Equality before the law.
3. Due Process of Law.

Menurut Asshiddiqie (2010), Arief Sidharta dan Scheltema merumuskan


pandangannya tentang unsur-unsur dan asas-asas negara hukum itu secara baru,
yaitu meliputi 5 (lima) hal sebagai berikut:
1. Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia yang
berakar
dalam penghormatan atas martabat manusia (human dignity).
2. Berlakunya asas kepastian hukum. Negara hukum untuk bertujuan
menjamin bahwa
kepastian hukum terwujud dalam masyarakat. Asas-asas yang terkandung
dalam
atau terkait dengan asas kepastian hukum itu adalah:
Asas legalitas, konstitusionalitas, dan supremasi hukum;

15
Asas undang-undang menetapkan berbagai perangkat peraturan
tentang cara pemerintah dan para pejabatnya melakukan tindakan
pemerintahan;
Asas non-retroaktif perundang-undangan, sebelum mengikat undang-
undang harus lebih dulu diundangkan dan diumumkan secara layak;
Asas peradilan bebas, independent, imparial, dan objektif, rasional,
adil dan manusiawi;
Asas non-liquet, hakim tidak boleh menolak perkara karena alasan
undang-undangnya tidak ada atau tidak jelas;
Hak asasi manusia harus dirumuskan dan dijamin perlindungannya
dalam undang-undang atau UUD.
3. Berlakunya Persamaan (Similia Similius atau Equality before the Law). Di
dalam prinsip ini, terkandung (a) adanya jaminan persamaan bagi semua
orang di hadapan hukum dan pemerintahan, dan (b) tersedianya
mekanisme untuk menuntut perlakuan yang sama bagi semua warga
negara.
4. Asas demokrasi di mana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan
yang sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintahan. Untuk itu asas demokrasi
itu diwujudkan melalui beberapa prinsip, yaitu:
Adanya mekanisme pemilihan pejabat-pejabat publik tertentu yang
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil yang
diselenggarakan secara berkala;
Pemerintah bertanggung jawab dan dapat dimintai
pertanggungjawaban oleh badan perwakilan rakyat;
Semua warga negara memiliki kemungkinan dan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik
dan mengontrol pemerintah;
Semua tindakan pemerintahan terbuka bagi kritik dan kajian rasional
oleh semua pihak;
Kebebasan berpendapat/ berkeyakinan dan menyatakan pendapat;
Kebebasan pers dan lalu lintas informasi;
Rancangan undang-undang harus dipublikasikan untuk memungkinkan
partisipasi rakyat secara efektif.

16
5. Pemerintah dan Pejabat mengemban amanat sebagai pelayan masyarakat
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan
bernegara yang bersangkutan. Dalam asas ini terkandung hal-hal sebagai
berikut:
Asas-asas umum pemerintahan yang layak;
Syarat-syarat fundamental bagi keberadaan manusia yang bermartabat
manusiawi dijamin dan dirumuskan dalam aturan perundang-
undangan, khususnya dalam konstitusi;
Pemerintah harus secara rasional menata tiap tindakannya, memiliki
tujuan yang jelas dan berhasil guna (doelmatig).

3.3 Definisi HAM

Menurut Wesly (2011), hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang
kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi
manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan
bersifat universal, serta tidak memandanng apakah orang tersebut kaya atau
miskin, atau laki-laki maupun perempuan. Beberapa ahli menjelaskan pengertian
HAM menurut pendapatnya, yaitu yang pertama John Locke menyatakan bahwa
individu dikaruniai oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan
harta yang merupakan milik mereka sendiri, dan tidak dapat dipindahkan atau
dicabut oleh negara. Kemudian Maurice Cranston mengatakan Hak-Hak Asasi
Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat. Yang ketiga
A. Gunawan Setiardjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi Manusia, yakni
hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya. Dan yang terakhir
Darwin Prinst memberikan rumusan HAM sebagai hak yang melekat Tuhan Yang
Maha Esa dengan memberi manusia kemampuan membedakan yang baik dengan
yang buruk (akal budi).

17
HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena manusia.
Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan oleh masyarakat atau
berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya
sebagai manusia. Asal usul gagasan mengenai HAM sebagaimana disebut
terdahulu bersumber dari teori hak kodrati (natural rights theory). Teori kodrati
mengenai hak itu bermula dari teori hukum kodrati (natural law theory). Dalam
perkembangannya melawan kekuasaan muncul gerakan pembaharuan
(Renaissance) yang mengharapkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi yang
menghormati orang perorang (Kusniati, 2011).

Menurut Sunarisasi (2008), secara umum, apa yang dinamakan HAM


adalah hak pokok atau hak dasar, yaitu hak yang bersifat fundamental, sehingga
keberadaannya merupakan suatu keharusan, tidak dapat diganggu gugat, bahkan
harus dilindungi, dihormati, dan dipertahankan dari segala macam ancaman,
hambatan, dan gangguan dari manusia lainnya. Istilah hak asasi manusia
merupakan terjemahan dari istilah droits de lhomme dalam bahasa Perancis yang
berarti hak manusia, atau dalam bahasa Inggrisnya human rights, yang dalam
bahasa Belanda disebut menselijke rechten. Di Indonesia umumnya dipergunakan
istilah hak-hak asasi, yang merupakan terjemahan dari basic rights dalam
bahasa Inggris dan grondrechten dalam bahasa Belanda. Dalam pengertian
universal, HAM diartikan sebagai hak kebebasan dasar manusia yang secara
alamiah melekat pada diri manusia, dan tanpa itu manusia tidak dapat hidup
secara wajar sebagai manusia. Dalam buku ABC, Teaching of Human Rights,
HAM didefinisikan sebagai hak-hak yang melekat secara kodrati pada manusia,
dan tanpa itu tidak dapat hidup layaknya seorang manusia (those rights which are
inherent in our nature and without which we cannot live a human being).

3.4 Isi Undang-Undang HAM

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang semata-mata karena
dia adalah manusia. HAM didasarkan pada prinsip bahwa setiap orang dilahirkan
setara dalam harkat dan hak-haknya. Semua HAM sama pentingnya dan mereka

18
tidak dapat dicabut dalam keadaan apapun. HAM penting karena mereka
melindungi hak kita untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak untuk
hidup, hak atas kebebasan dan keamanan. Hidup dengan harga diri berarti bahwa
kita harus memiliki sesuatu seperti tempat yang layak untuk tinggal dan makanan
yang cukup. Ini berarti bahwa kita harus dapat berpartisipasi dalam masyarakat,
untuk menerima pendidikan, bekerja, dan mempraktekkan agama kita, berbicara
dalam bahasa kita sendiri, dan hidup dengan damai (Anonimous, 2011).

HAM mengembangkan saling menghargai antara manusia. HAM


mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk
menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar. Misalnya, kita memiliki hak
untuk hidup bebas dari segala bentuk diskriminasi, tapi di saat yang sama, kita
memiliki tanggung jawab untuk tidak mendiskriminasi orang lain. Deklarasi
Universal HAM (DUHAM) adalah dokumen dasar dari HAM. Diadopsi pada
tanggal 10 Desember 1948 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, DUHAM
merupakan referensi umum di seluruh dunia dan menentukan standar bersama
untuk pencapaian HAM. Meskipun DUHAM tidak memiliki kekuatan resmi
secara hukum, prinsip-prinsip dasarnya telah menjadi standar internasional di
seluruh dunia dan banyak negara memandangnya sebagai hukum internasional.
HAM telah dimodifikasi dalam berbagai dokumen hukum di tingkat internasional,
nasional, provinsi, dan kota/kabupaten. Di Kanada, HAM didefinisikan dalam
Piagam HAM dan Kebebasan Kanada serta dalam perundangan dan peraturan
yang diadopsi di tingkat provinsi. Sementara di Indonesia, HAM didefinisikan
dalam piagam HAM yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (UU 39/1999). Adapun pelaksanannya harus sesuai
dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), serta Deklarasi Universal HAM (DUHAM) (Anonimous,
2011).

Menurut Sulaeman (2003), berikut ini adalah pembahasan mengenai UU


HAM No 39 tahun 1999 BAB I sebagai berikut :
BAB I

19
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :


1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila hak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi
manusia.
3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas
dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekomomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik. yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan
baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi. hukum,
sosial, budaya. dan aspek kehidupan lainnya.
4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik
jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan
atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan
menghukumnya atas suatu perbuatan yang lelah dilakukan atau diduga
telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau mengancam atau
memaksa seseorang atau orang ketiga. atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau
penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.
5. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun dan belum menikah, terrnasuk anak yang masih dalam kandungan
apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.

20
6. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
7. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas
HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manus

3.5 Hubungan Negara Hukum dan HAM

HAM dan Negara Hukum mempunyai kaitan yang amat erat, tanpa kita
sadari HAM dan negara hukum adalah dua sisi mata uang yang berbeda, keduanya
memang berbeda namun keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain
(Ayu, 2011).

Negara hukum adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat),


tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat) dan pemerintahannya berdasar
atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang
tidak terbatas). Negara hukum dengan penegakan HAM ibarat dua sisi mata uang
dengan sisi yang berbeda. Negara Hukum dan HAM tidak bisa dipisahkan.
Indonesia sebagai Negara Hukum telah menetapkan pengertian HAM yang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang nomor 39/1999 yaitu Hak
Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (Ayu, 2011).

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah


sebagai berikut:
1. Negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum,
segala tindakan penguasa selalu dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan segala tindakan negara dibatasi hukum.
2. Negara hukum memiliki 3 ciri-ciri, yaitu: Supremacy of Law, Equality
before the law, dan Due Process of Law. Serta memiliki lima asas-asas.
3. Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai
manusia dan bersifat universal, serta tidak memandanng apakah orang
tersebut kaya atau miskin, atau laki-laki maupun perempuan. HAM juga
berarti hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena manusia.
4. HAM diatur pada UU HAM No 39 tahun 1999.
5. Negara Hukum dan HAM tidak bisa dipisahkan. Indonesia sebagai Negara
Hukum telah menetapkan pengertian HAM yang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 1 Undang-undang nomor 39/1999.

22
6. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM berat, antara lain dapat kita temukan
pula di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM, yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.

4.2 Saran

Disarankan kepada mahasiswa agar mencari lebih banyak lagi informasi


mengenai negara hukum dan HAM dari berbagai sumber sehingga mahasiswa
lebih paham negara hukum dan HAM.

DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Uu Uap 1970 PDF
    Uu Uap 1970 PDF
    Dokumen20 halaman
    Uu Uap 1970 PDF
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Cover Depan
    Cover Depan
    Dokumen27 halaman
    Cover Depan
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Bubut
    Bubut
    Dokumen28 halaman
    Bubut
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Form Ta
    Form Ta
    Dokumen1 halaman
    Form Ta
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Data Hasil Praktikum Sistem Transmisi
    Data Hasil Praktikum Sistem Transmisi
    Dokumen16 halaman
    Data Hasil Praktikum Sistem Transmisi
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • PKM2
    PKM2
    Dokumen26 halaman
    PKM2
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen2 halaman
    Formulir Pendaftaran
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • PP Modul 1 (Pendahuluan)
    PP Modul 1 (Pendahuluan)
    Dokumen10 halaman
    PP Modul 1 (Pendahuluan)
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Keuangan Excel
    Format Laporan Keuangan Excel
    Dokumen5 halaman
    Format Laporan Keuangan Excel
    arif
    Belum ada peringkat
  • 1.2 Rumusan Masalah: Bab Ii
    1.2 Rumusan Masalah: Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    1.2 Rumusan Masalah: Bab Ii
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Carol
    Carol
    Dokumen30 halaman
    Carol
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Makalah PKN Fix
    Makalah PKN Fix
    Dokumen22 halaman
    Makalah PKN Fix
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Negara Hukum 2
    Negara Hukum 2
    Dokumen14 halaman
    Negara Hukum 2
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Poros Dan Pasak
    Bab 1 Poros Dan Pasak
    Dokumen29 halaman
    Bab 1 Poros Dan Pasak
    Aprizal Parasian
    Belum ada peringkat
  • Ampel
    Ampel
    Dokumen8 halaman
    Ampel
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fisika Dasar 1 Praktikum
    Laporan Fisika Dasar 1 Praktikum
    Dokumen17 halaman
    Laporan Fisika Dasar 1 Praktikum
    Fathu Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • GTAW
    GTAW
    Dokumen19 halaman
    GTAW
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Milling
    Laporan Milling
    Dokumen17 halaman
    Laporan Milling
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • SOAL Tema 1
    SOAL Tema 1
    Dokumen2 halaman
    SOAL Tema 1
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Mesin Bubut
    Mesin Bubut
    Dokumen51 halaman
    Mesin Bubut
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat
  • Mesin Bubut
    Mesin Bubut
    Dokumen51 halaman
    Mesin Bubut
    Bobby Rizky Shaputra
    Belum ada peringkat