Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Apa makna demokrasi yang sebenarnya ? sekalipun hampir setiap orang
mengatakan kata demokrasi, khususnya setelah lahirnya era reformasi, kata
demokrasi masih banyak disalahartikan. Sejak lengsernya orde baru ditahun
1998, demokrasi menjadi kosakata umum bagi siapa saja yang hendak
menyatakan suatu pendapat. Dari kalangan cendikiawan hingga kalangan awam
menggunakan kata demokrasi dengan pengertian atau pandangan masing-
masing. Berbeda denagn masa lalu,demokrasi kini sudah menjadi milik semua
orang dengan pemahaman yang berbeda. Seperi halnya agama, demokrasi
banyak digunakan dan diungkapkan dalam perbincangan sehari-hari, tetapi
banyak juga disalahpahami bahkan acap kali ia dikontraskan dengan agama,
padahal prinsip-prinsip moral agama dapat bertemu dengan nilai-nilai
demokrasi.

Budaya yaitu merupakan suatu pola sikap dan tingkah laku manusia dalam
upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna mempertahankan eksistensinya
sebagai manusia. Sedangkan demokrasi berasal dari bahasa yunani, demos
yang berati rakyat dan cratein yang berarti memerintah. Demokrasi berarti
pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat, maksudnya sistem
pemerintahan yang rakyat memegang peranan yang menetukan, karena
pemerintahan itu merupakan pemerintahan rakyat. menurut Abraham
Lincoln,menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal
darri rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. dalam negara demokrasi, rakyat
memiliki hak dan kewajiban yang sederajat dalam ikut serta mengelola negara.
Agar demokrasi bisa berjalan sebagaimana mestinya, setiap warga negara
harus mau dan mampu bekerjasama, saling menghargai, saling mempercayai,
toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui
keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi. Tanpa adanya sikap
tersebut demokrasi tidak ada artinya.

Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami


sebagai pola sikap dan tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada
nilai-nilai kerjasama saling menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya
solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui keanekaragaman dan bersedia
mengadakan kompromi dalam mengelola pemerintahan negara guna mencapai
tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam Undang-Undang Dasar.

Demokratisasi adalah suatu proses menuju terbentuknya sebuah demokrasi.


Demokrasi yang dimaksud adalah terbentuknya negara yang demokratis dan
sekaligus masyarakat yang demokratis. Pembicaraan mengenai masyarakat
madani atau civil society tidak bisa lepas dari demokrasi dan demokratisasi.
Untuk pertama kalinya istilah masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar
Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.
Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa pemikiran,seni, pelaksanaan
pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan
individu.

Jadi disini akan dibahas tentang budaya demokrasi untuk menuju masyarakat
madani. Bisa disimpulkan bahwa masyarakat madani adalah sebuah tatanan
masyarakat sipil (civil society) yang mandiri dan demokratis. Masyarakat
madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, hubungan keduanya ibarat
ikan dengan air.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan budaya demokrasi ?
2. Macam-macam demokrasi apa saja yang ada di dalam budaya demokrasi
?
3. Apa saja ciri-ciri negara yang menganut asas demokrasi ?
4. Bagaimana proses demokratisasi menuju masyarakat madani ?
5. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?
6. Kendala apa saja yang dihadapi bangsa indonesia dalam mewujudkan
masyarakat madani ?
7. Bagaimana mayarakat madani di indonesia dalam Paradigma dan
Praktik ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


1. Dapat mengetahui apa itu budaya demokrasi.
2. Dapat mengetahui macam-macam demokrasi ada di dalam budaya
demokrasi.
3. Mengetahui ciri-ciri negara yang menganut asas demokrasi.
4. Dapat mengerti apa itu proses demokratisasi menuju masyarakat madani.
5. Mengetahui karakteristik masyarakat madani.
6. Memahami kendala-kendala yang dihadapi bangsa indonesia dalam
mewujudkan masyarakat madani.
7. Mengerti masyarakat madani di indonesia dalam konsep Paradigma dan
Pratik.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian budaya adalah keseluruhan hasil dari akal atau pemikiran


manusia yang berupa cipta, rasa, karsa dalam upaya memenuhi dan
mempertahankan hidupnya. Cipta, rasa, karsa itu dapat terwujud dalam segala
aspek kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan,
kepercayaan dan berbagai pranata sosial lainya.

Menurut Sir Edward B.Taylor mengemukakan bahwa budaya adalah


keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu yang dihasilkan manusia
dalam pengalaman historinya, termasuk didalamnya adalah pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, kemampuan dan perilaku lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Clyde Kluckhon mendefinisikan budaya adalah total dari cara


hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya.
Menurut Gillin budaya adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpola yang secara
fungsional saling bertautan dengan individu tertentu yang membentuk
kelompok-kelompok atau kategori sosial tertentu.

Menurut Keesing,budaya adalah pola tingkah laku yang diperoleh melalui


proses sosialisasi. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa budaya adalah merupakan pola tingkah laku manusia dalam
upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna mempertahankan eksistensinya
sebagai manusia.

Demokrasi berarti pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat,


maksudnya sistem pemerintahan yang rakyat memegang peranan yang
menetukan, karena pemerintahan itu merupakan pemerintahan rakyat. menurut
Abraham Lincoln,menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu pemerintahan
yang berasal darri rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Menurut C.F. Strong, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di


mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas
dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985) Demokrasi adalah


bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan pemerintahan itu melekat
pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau
orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk
memerintah.

Menurut Ahmad Syafii Maarif, demokrasi bukanlah sebuah wacana, pola


pikir atau perilaku politik yang dapat dibangun sekali jadi. Menurutnya,
demokrasi adalah proses di mana masyarakat dan negara berperan di dalamnya
untuk membangun kultur dan sistem kehidupan yang dapat menciptakan
kesejahteraan, menegakkan keadilan baik secara sosial, ekonomi, maupun
politik. Dari sudut pandang ini, demokrasi dapat tercipta bila masyarakat dan
pemerintah bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya demokrasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Joseph A.Schmeter mengatakan, demokrasi merupakan suatu


perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-
individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetetif
atas suara rakyat.

Sidney Hook berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan


di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau
tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.

Philippe C.Schmitter menyatakan, demokrasi sebagai suatu sistem


pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara
tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka
yang telah terpilih.

Menurut Henry B.Mayo, demokrasi sebagai sistem politik merupakan


suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan politik.
Anwar Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, masyarakat
madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa pemikiran,seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu
atau keinginan individu. Menurutnya pula, masyarakat madani mempunyai ciri-
ciri yang khas: kemajukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik
(reprocity) dan sikap saling memahami dan menghargai. Lebih lanjut ibrahim
menegaskan, bahwa karakter masyarakat madani ini merupakan guiding
ideas, meminjam istilah Malik Bennabi, dalam melaksanakan ide-ide yang
mendasari masyarakat madani, yaitu prinsip moral, keadilan, kesamaan,
musyawarah dan demokrasi.

Sejalan dengan gagasan di atas, Dawam Rahardjo mendefinisikan


masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu
kepada nilai-nilai kebijaksanaan bersama. Menurutnya, dalam masyarakat
madani, warga negara bekerja sama membangun ikatan sosial, jaringan
produktif, dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat nonnegara. Selanjutnya,
Rahardjo menjelaskan dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan
dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup,
menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan
perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.

Menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan


pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat
berkualitas dan ber-tamadun (civility).

Menurut cendikiawan muslim Nurcholish Majdid, makna masyarakat madani


berasal dari kata civility, yang mengandung makna toleransi, kesediaan pribadi-
pribadi untuk menerima pelbagai macam pandangan politik dan tingkah laku
sosial.

Menurut Lary Diamond, masyarakat madani atau civil society adalah kehidupan
sosial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, setidaknya
berswadaya secara parsial, otonom dari negara dan terikat pada tatanan legal
atau seperangkat nilai bersama. Menurutnya yang dapat disebut civil society
antara lain :

1. Perkumpulan dan jaringan perdagangan yang produktif.


2. Perkumpulan keagamaan, kesukuan, kebudayaan yang membela hak-hak
kolektif, nilai-nilai, kepercayaan dan lain sebagainya
3. Organisasi-organisasi yang bergerak di bidang produksi dan penyebaran
pengetahuan umum, ide-ide,berita dan informasi publik. Misalnya
yayasan, penertiban swasta dan sebagainya.
4. Gerakan-gerakan perlindungan konsumen, perlindungan hak-hak
perempuan, perlindungan etnis minoritas, perlindunagn kaum cacat,
pelindungan kaum diskriminasi dan sebagainya.
Menurut Muhammad A.S.Hikam, masyarakat madani ialah wilayah kehidupan
sosial yang terorganisir dan bercirikan antara lain, kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self-generating) dan keswadayaan (self-suporting),
kemandirian yang tinggi terhadap negara dan keterikaitan dengan norma-norma
atau nilai-nilai yang diikuti warganya.

Menurut Syamsudin Haris, berpendapat masyarakat madani adalah suatu


lingkungan interaksi sosial yang berada diluar pengaruh negara dan modal yang
tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi
secara sukarela, gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan
komunikasi antar warga masyarakat.

Menurut Frans Magnis Suseno, masyarakat madani adalah kehidupan maysrakat


di luar lingkungan primordial, seperti keluarga dan kenalan pribadi yang dimintai
secara pribadi di satu pihak dan di pihak lain tidak ditentukan oleh negara.

Menurut Sutandyo Wignyosubroto, masyarakat madani adalah suatu


masyarakat baru dengan suprastrukturnya yang disebut negara bangsa,
berkedaulatan rakyat yang terorganisasi sebagai komunitas politik dan
berasaskan kebebasan.

Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk


pada masyarakat islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad S.A.W. di negeri
madinah. Masyarakat madani sebagai masyarakat kota atau masyarakat yang
berkeadaban dengan ciri antara lain : egalitarianisme, menghargai prestasi,
keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme serta
musyawarah.

Jadi dapat disimpilkan bahwa demokratisasi adalah suatu proses menuju


terbentuknya sebuah demokrasi. Maksudnya adalah terbentuknya negara yang
demokratis sekaligus masyarakat yang demokratis. Dalam masyarakat madani
atau civil society tidak bisa lepas dari demokrasi dan demokratisasi.
BAB III

PEMBAHASAN

PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI


Dalam hal ini sudah dibahas di atas tentang pengertian budaya, yaitu
merupakan pola sikap dan tingkah laku manusia dalam upaya beradaptasi
dengan lingkungannya guna mempertahankan eksistensinya sebagai manusia.
Sedangkan demokrasi berasal dari bahasa yunani, demos yang berarti rakyat
dan cratein yang berarti memerintah. Demokrasi berarti pemerintahan yang
diselenggarakan oleh rakyat, maksudnya sistem pemerintahan yang rakyat
memegang peranan yang menetukan, karena pemerintahan itu merupakan
pemerintahan rakyat. menurut Abraham Lincoln,menyatakan bahwa demokrasi
adalah suatu pemerintahan yang berasal darri rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. dalam negara demokrasi, rakyat memiliki hak dan kewajiban yang
sederajat dalam ikut serta mengelola negara. Agar demokrasi bisa berjalan
sebagaimana mestinya, setiap warga negara harus mau dan mampu
bekerjasama, saling menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya
solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui keanekaragaman dan bersedia
mengadakan kompromi. Tanpa adanya sikap tersebut demokrasi tidak ada
artinya.

Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami sebagai


pola sikap dan tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada nilai-
nilai kerjasama saling menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya
solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui keanekaragaman dan bersedia
mengadakan kompromi dalam mengelola pemerintahan negara guna mencapai
tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam Undang-Undang Dasar.

MACAM-MACAM DEMOKRASI
Demokrasi Berdasarkan Cara Penyaluran Pendapat Rakyat
dibedakan : a). Demokrasi langsung yaitu sistem demokrasi yang
mengikutsertakan rakyat secara langsung dalam pemerintahan.
Demokrasi langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat
dilaksanakan jika jumlah penduduk relatif sedikit,wilayahnya btidak
luas, dan masalah yang dibicarakan masih sederhana. b). Demokrasi
tak langsung ( demokrasi perwakilan) yaitu sistem demokrasi yang
tidak mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan secara langsung,
melainkan melalui beberapa orang yang dianggap dapat mewakili
seluruh rakyat. c). Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum,
yaitu gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi tak
langsung (demokrasi perwakilan). Rakyat memilih wakilnya untuk
duduk di DPR, tetapi kerjanya DPR dikontrol oleh rakyat dengan sistem
referendum. Referendum adalah pemungutan suara rakyat untuk
mengetahui kehendaknya secara langsung.
Demokrasi Berdasarkan Titik Berat Masalah Yang Diatur dibedakan :
a). Demokrasi formal yaitu demokrasi yang menitikberatkan
persamaan bidang politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. b). Demokrasi
material yaitu demokrasi yang menitikberatkan persamaan dibidang
ekonomi, sedangkan persamaan kedudukan di bidang politik diabaikan.
c). Demokrasi gabungan yaitu demokrasi yang mengambil sisi baik
dari demokrasi formal dan demokrasi material untuk digabungkan.
Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara
dibedakan : a). Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer. b).
Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan.
Demokrasi Berdasarkan Paham atau Prinsip dibedakan: a).
Demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasari dan dijiwai oleh
paham yang menekankan pada kebebasan individu dengan
mengabaikan kepentingan umum. Demokrasi leberal disebut juga
demokrasi kapitalis, karena dalam pelaksanaan demokrasi kaum
kapital selalu menang karena pengaruh uang untuk mempengaruhi
dan menguasai opini politik. b). Demokrasi sosialis yaitu demokrasi
yang didasari da dijiwai oleh paham sosialis/komunis. c).Demokrasi
pancasila yaitu demokrasi khas indonesia yang bersumberkan pada
tata nilai sosial budaya bangsa indonesia. Demokrasi pancasila
didasari dan dijiwai paham pancasila yang berasaskan musyawarah
untuk mufakat.
CIRI-CIRI NEGARA YANG MENGANUT ASAS DEMOKRASI
Sistem pemerintahan negara yang menganut asas demokrasi mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :

1) Memiliki lembaga perwakilan atau dewan perwakilan rakyat sebagai


badan atau majelis yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat.
2) Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis dilaksanakan pemilu
untuk jangka waktu tertentu.
3) Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis
yang bertugas mengawasi pemerintah.
4) Susunan kekuasaan badan atau majelis ditetapkan alam undang-undang
dasar negara.
5) Adanya partisipasi efektif rakyat dalam pembuatan keputusan publik yang
menyangkup nasib dan kepentingan mereka.
6) Adanya persamaan kedudukan dihadapan hukum.
7) Adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak
minoritas.
8) Adanya pembagian pendapatan yang adil.
9) Adanya ketersediaan dan keterbukaan informasi.
10) Adanya kontrol sosial untuk mengawasi pemerintah.

DEMOKRATISASI MENUJU MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY)


Demokratisasi adalah suatu proses menuju terbentuknya sebuah demokrasi.
Demokrasi yang dimaksud adalah terbentuknya negara yang demokratis dan
sekaligus masyarakat yang demokratis. Pembicaraan mengenai masyarakat
madani atau civil society tidak bisa lepas dari demokrasi dan demokratisasi.

Civil society pada mulanya berkembang di dunia barat. Istilah civil


society berasal dari bahasa latin, yaitu civitas dei atau kota ilahi. Asal
kata civil adalah civilization artinya beradab.
Sedangkan society diartikan masyarakat. Jadi secara sederhana Civil
society dapat diartikan masyarakat yang beradab. Ada yang mengartikan
masyarakat madani merujuk pada kata madinah kota tempat hijrah Nabi
Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berarti peradaban.
Masyarakat madani berarti masyarakat yang beradab. Terdapat prinsip-prinsip
mengenai masyarakat demokrasi di madinah pada masa Nabi Muhammad SAW
yang diatur dalam Piagam Madinah. Menurut Sukardi terdapat sepuluh prinsip
dasar dalam Piagam Madinah, yaitu :

1. Kebebasan beragama.
2. Persatuan seagama.
3. Persatuan politik dalam meraih cita-cita bersama.
4. Saling membantu yaitu setiap orang mempunyai kedudukan yang sama
sebagai anggota masyarakat.
5. Persamaan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
6. Persamaan hukum setiap warga negara.
7. Pemberlakuan hukum adat yang tetap berpedoman pada keadilan dan
kebenaran.
8. Penegakkan hukum demi tegaknya keadilan dan kebenaran tanpa
pandang bulu.
9. Perdamaian dan kedamaian artinya pelaksanaan prinsip-prinsip
masyarakat Madinah tersebut tidak kaku mengorbankan keadilan dan
kebenaran.
10. Pengakuan hak atas setiap orang atau individu.
Dari berbagai paparan di atas dapat dipahami bahwa masyarakat madani (civil
society) adalah wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam
suasana perikemanusiaan yang mandiri, berkeadilan sosial dan sejahtera.
Masyarakat madani mencerninkan tingkat kemampuan dan kemajuan
masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi
berbagai persoalan sosial. Gambaran masyarakat madani dapat dilukiskan
seperti dalam bagan sebagai berikut :

Masyarakat Madani

1. Mantap mengendalikan sumber pembiayaan dalam negeri.


2. Kualitas sumber daya manusia tinggi dari tenaga-tenaga profesional untuk
memenuhi kebutuhan IPTEK dan IMTAQ.
3. Secara umum memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik, sosial budaya
dan hankam yang dinamis, tangguh dan berwawasan global
4. Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri.
Civil society terbentuk dari kelompok-kelompok kecil di luar lembaga negara
dan lembaga lain yang berorientasi kekuasaan. Bentuk masyarakat madani
sepeerti organisasi kepemudaan, organisasi perempuan atau organisasi profesi
termasuk organisasi masyarakat (ormas). Dengan ciri-ciri secara umum antara
lain :

1. Mandiri dalam pendanaan


2. Swadaya dalam kegiatan (mamanfaatkan berbagai sumber daya
lingkungan).
3. Bersifat memberdayakan masyarakat dan bergerak di bidang sosial.
4. Tidak terlibat persaingan politik untuk merebut kekuasaan.
5. Bersifat inklusif (melindungi beragan kelompok dan menghargai
keragaman).
6. Berwawasan luas (global).
Bentuk nyata masyarakat madani secara sederhana sebenarnya telah ada dan
berkembang dalam masyarakat kita. Hal ini dapat kita lihat,misalnya pada
berkembangnya budaya gotong royong di berbagai kalangan masyarakat.
Budaya tersebut mendorong anggota masyarakat untuk terlibat kegiatan
bersama secara partisipasif. Hasil dari kegiatan bersama juga diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat. Secara tradisional, masyarakat juga memiliki
mekanisme pengaturan sosial yang mereka kembangkan secara turun menurun.
Misalnya dalam menentukan nilai bersama, norma atau sanksi sosial yang
diberlakukan dalam masyarakat.

Tentu hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu mengembangkan


mekanisme sosial secara mandiri, tidak dengan campur tangan struktur negara.
Kita juga dapat melihat bagaimana masyarakat dapat mengembangkan
musyawarah atau toleransi berdasarkan nilai-nilai tradisional. Di dalam forum-
forum semacam itu mereka mengembangkan budaya kebebasan berpendapat
dan menghormati perbedaan.

Masing-masing masyarakat indonesia dengan perbedaan etnik dan adat memilki


mekanisme sosial yang berbeda-beda, tetapi seluruh aktifitas tersebut dilakukan
secara mandiri dan mendorong partisipasi dalam kebersamaan. Bentuk-bentuk
masyarakat partisipasif yang demikian inilah yang harus kita kembangkan agar
kehidupan yang demokratis dapat menompang terbentuknya masyarakat
madani, dan sebaliknya terbentuknya masyarakat madani akan memperkuat
sendi-sendi demokrasi di segala bidang kehidupan.

KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI


Masyarakat madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan unsur-
unsur sosial yang menjadi persyaratan terwujudnya tatanan masyarakat
madani. Faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengikat
dan menjadi karakter khas masyarakat madani. Beberapa unsur pokok yang
harus dimiliki masyarakat madani antara lain :

a). Wilayah publik yang bebas

FREE public sphere addalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah publik ini semua warga
negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial
dan politk tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil
society.

b). Demokrasi

Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society yang
murni. Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secara umum
demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan
oleh,dari dan untuk rakyat.

c). Toleransi

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan


pendapat. Lebih dari sikap menghargai pandangan berbeda orang lain,toleransi
mengacu pandangan Nurcholish Majdid, adalah persoalan ajaran dan kewajiban
melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adanya tata cara
pergaulan yang menyenangkan antara berbagai kelompok yang berbeda-beda,
maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari pelaksanaan
ajaran yang benar. Dalam perspektif ini, toleransi bukan sekedar tuntutan sosial
masyarakat majemuk belaka, tetapi sudah menjadi bagian penting dari
pelaksanaan ajaran moral agama.

d). Pluralisme

Pluralisme atau kemajemukan merupakan persyaratan lain bagi civil society.


Pluralisme tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima
kenyataan sosial yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus
untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan
rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.

e). Keadilan Sosial


Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proposional
atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan: ekonomi, politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian
lain, keadilan sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu.

KENDALA YANG DIHADAPI BANGSA INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN


MASYARAKAT MADANI
Dalam mewujudkan masyarakat madani di indonesia, kita sebenarnya sudah
memiliki modal budaya yang cukup mendukung, diantaranya budaya gotong
royong, budaya religius, sifat kekeluargaan, budaya musyawarah untuk mufakat,
namun dalam kenyataannya sekarang ini budaya itu tidak berkembang dengan
sempurna disamping itu terdapat budaya kita yang potensi menjadi kendala.
Budaya kita yang menjadi kendala dalam pengembangan budaya demokrasi
untuk mewujudkan masyarakat madani antara lain :

1. Sikap mental feodalisme dan paternalisme


Sikap mental feodal masih hidup subur di sebagian besar masyarakat indonesia.
sikap mental ini dapat memperlemah budaya demokrasi. Dalam masyarakat
feodal dan masyarakat yang mengalami transisi sering menganggap dirinya
mempunyai kedudukan dan sebagai pelopor dalam proses transisi. Mereka
selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya. Oleh
karena itu mereka akan sulit untuk melepaskan kedudukan sosialnya dalam
masyarakatnya, sehingga dalam masyarakat tidak terdapat persamaan
kesempatan dalam mengembangkan potensinya.

1. Masih rendahnya tingkat dan mutu pendidikan


Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam
membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru dan juga bagaimana berpikir
secara rasional. Dengan masih rendahnya tingkat dan mutu pendidikan
berakibat pada lemahnya daya nalar dan keterbukaan terhadap perubahan.

1. Sebagian masyarakat kita masih hidup di pedalamn dan terisolir


Kehidupan masyarakat yang terisolir menyebabkan sebuah masyarakat tidak
mengetahui perkembangan yang terjadi di luar lingkungannya, sehingga warga
masyarakat ikut terkungkung oleh pola-pola pemikiran yang sangat tradisional.
Dampaknya akan terjadi kesenjangan perkembangan tatanan kehidupan dalam
masyarakat indonesia.
1. Kendala-kendala yang bersifat ideologis
Setiap perubahan yang berkaitan dengan usaha kebudayaan spritual bahkan
ideologi, dianggap akan berlawanan dengan ideologi yang telah dipegang dan
diyakini kebenarannya oleh masyarakat, sehinga cenderung akan menolaknya.
Demikian juga dengan sebagian masyarakat indonesia yang sudah meyakini
ideologi pancasila. Munculnya fasisme, komunisme dan liberalisme misalnya
dianggap sebagai ancaman terhadap keunggulan demokrasi pancasila.
Ketakutan dan kekuatan-kekuatan tersebut membuat demokrasi cenderung
dijalankan secara defensif. Dan ini bisa mendorong kita untuk menyelamatkan
demokrasi dengan cara-cara yang tidak demokratis. Misalnya pemerintah
cenderung mendominasi pengambilan keputusan dan memperketat keamanan
dengan alasan untuk menjaga demokrasi.

Terdapat nilai-nilai budaya yang dapat menjadi kendala dalam mewujudkan


masyarakat yang demokratis menuju masyarakat madani. Nilai-nilai baru itu
antara lain :

1. Sifat Konsumersime yaitu sifat seseorang yang suka membelanjakan


uangnya untuk barang-barang yangb tidak menghasilkan atau habis
pakai. Sifat ini mengakibatkan ketergantungan pada pihak produsen
asing, sehingga sangat merugikan. Sifat seperti ini bertentangan dengan
prinsip masyarakat madani yang seharusnya bersifat produktif dan
mandiri.
2. Sifat Materialisme yaitu pandangan yang mengutamakan meteri dan
harta. Atau dengan kata suatu sikap yang menganggap materi merupaan
segalanya. Ini merupakan budaya kapitalis yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai budaya kita yang mengutamakan keseimbangan, keserasian dan
keselarasan antara material dan spritual. Sifat ini dapat mendorong
mental seseorang untuk menjadi serakah, sewenang-wenang terhadap
sesama dan lingkungan alam. Gejala ini mulai menjangkiti sebagian besar
anggota masyarakat kita. Hal ini dapat dilihat betapa sulitnya
pemberantasan korupsi, hancurnya hutan, rusaknya lingkungan alam di
sekitar kita.
3. Sifat Elitisme dan Eklusifisme yaitu pikiran dan pandangan seseorang
yang merasa dirinya merupakan seorang atau sekelompok orang yang
terpandang, terhormat, memiliki derajat yang lebih tinggi, sehingga orang
lain dianggap lebih rendah.
4. Sifat Egois yaitu sifat yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Sifat ini
sangat tidak cocok untuk membangun masyarakat madani yang
bercirikan , egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan,
penegakkan hukum keadilan, toleransi dan pluralisme serta musyawarah.
5. Sifat Sekulerisme dalam beragama yaitu suatu paham yang mengajarkan
pemisahan urusan negara (dunia) dan urusan agama (akhirat). Sifat ini
muncul akibat berkembangnya paham materialisme, di mana yang
diagung-agungkan hanyalah bersifat kebendaan dan keduniawian saja,
sementara urusan spritual hanya bersifat pribadi yang tidak perlu diurus
bersama.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka harus segera dituntaskan program


wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sudah tidak bisa ditawar-
tawar lagi kalau tidak ingin dilindas oleh perubahan dunia yang semakin cepat
dewasa ini. Kita harus segara mengubah kebijakan pembangunan yang selama
ini berkutat di daerah perkotaan untuk diseimbangkan dengan pembangunan di
daerah pedesaan dan daerah yang masih terisolir. Gerakan ekonomi kerakyatan
yaitu melalui gerakan koperasi harus diberdayakan dengan optimal agar benar-
benar dapat menjadi salah satu soko guru perekonomian nasional untuk
mengimbangi sistem ekonomi kapitalis yang terus mendesak kita saat ini. Kita
harus bersikap moderat, dalam arti dalam melaksanakan pembangunan di
segala bidang, termasuk pembangunan budaya demokrasi kita harus berdasar-
pijak pada unsur-unsur budaya tradisional, tetapi juga merangkul unsur-unsur
budaya asing modernyang sesuai dengan kepribadian kita demi terjaminnya
upaya memajukan dan memakmurkan bangsa. Dan yang tak kalah pentingnya
adalah pembinaan iman dan taqwa kepada anak-anak bangsa.

MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA: PARADIGMA DAN PRAKTIK


Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani).bahkan jauh
sebelum negara berdiri, masyarakat sipil berkembang pesat yang diwakili oleh
kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam
perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial,
organisasi berbasis islam, seperti SI, NU, dan muhammadiyah, telah
menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society yang penting dalam
sejarah perkembangan masyarakat sipil di indonesia. Sifat kemandirian dan
kesukarelaan para pengurus dan anggota organisasi tersebut merupakan
karakter khas dari sejarah masyarakat madani di indonesia.

Terdapat beberapa strategi untuk membangun masyarakat madani bisa


terwujud di indonesia, antara lain :

Pertama, pandangan integrasi nasional dan politik. pandangan ini menyatakan


bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup
sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan
bernegara yang kuat. Bagi pengikut pandangan ini praktik berdemokrasi ala
barat (demokrasi liberal) hanya akan berakibat konflik anrata sesama warga
bangsa baik sosial maupun politik. Demokrasi tanpa kesadaran berbangsa dan
bernegara yang kuat dikalangan warga negara, demokrasi hanya akan dipahami
sebagai kebebasan tanpa batas yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan
anarkis yang berpotensi pada lahirnya kekacauan sosial, ekonomi dan politik.

Kedua, pandangan reformasi sistem politik demokrasi, yakni pandangan yang


menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak perlu bergantung pada
pembangunan ekonomi. Dalam tataran ini, pembangunan institusi-institusi
politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding pembangunan
ekonomi. Model pengembangan demokrasi ini pada kenyataannya tidaklah
menjamin demokrasi berjalan sebagaimana layaknya. Kegagalan demokrasi di
sejumlah negara dalam banyak hal berhubungan dengan tingkat kemiskinan
warga negaranya.

Ketiga, paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama


pembangunan demokrasi. Pandangan ini merupakan paradigma alternatif di
antara dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal dalam
pengembangan demokrasi. Berbeda dengan dua pandangan pertama,
pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik
warga negara, khususnya kalangan kelas menengah. Hal ini mengingat bahwa
demokrasi membutuhkan topangan kultur, selain dukungan struktural. Usaha-
usaha pendidikan dan penyadaran politik warga negara merupakan upaya
membangun budaya demokrasi di kalangan warga negara. Secara teoritis,
upaya pendidikan dan penyadaran politik kelas menengah dapat dianggap
sebagai bagian dari proses penyadaran ideologis warga negara.

Melalui proses pendidikan politik, diharapkan lahir tatanan masyarakat yang


secara ekonomi dan politik mandiri. Kemandirian mereka pada akhirnya akan
melahirkan kelompok masyarakat madani yang mampu melakukan kontrol
terhadap hegemoni negara.

Bersandar pada tiga paradigma di atas, pengembangan demokrasi dan


masyarakat madani selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu
pandangan tersebut. Sebaliknya, untuk mewujudkan masyarakat madani yang
seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan gabungan strategi dan
paradigma. Setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi melalui cara :

a) Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi


kelas menengah untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang
mandiri secara politik dan ekonomi. dalam pandangan ini, negara harus
menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator bagi pengembangan
ekonomi nasional. Tantangan pasar bebas dan demokrasi global mengharuskan
negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses
pembangunan masyarakat madani yang tangguh.

b) Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-


lembaga demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi. Sikap
pemerintah untuk tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan hukum yang
dilakukan oleh lembaga yudikatif merupakan salah satu komponen penting dari
pembangunan kemandirian lembaga demokrasi.

c) Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga


negara secara keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan
demokrasi yang dilakukan secara terus-menerus melalui keterlibatan semua
unsur masyarakat melalui prinsip pendidikan demokratis,yakni pendidikan
dari,oleh dan untuk warga negara.

Tentang masyarakat madani di indonesia, menurut Rahardjo, masih merupakan


lembaga-lembaga yang dihasilkan oleh sistem politik represif. Ciri kritisnya lebih
menonjol daripada ciri konstruktifnya. Mereka, menurutnya lebih banyak
melakukan protes daripada mengajukan solusi, lebih banyak menuntut daripada
memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah.

Senada dengan Rahardjo, menurut AS.Hikam, karakter masyarakat madani di


indonesia masih sangat bergantung terhadap negara sehingga selalu berada
pada posisi subordinat, khususnya bagi mereka yang berada pada strata sosial
bawah. Karena itu, menurut Hikam dalam konteks pengembangan demokrasi
kenyataan ini merupakan tantangan mendesak untuk memperlancar proses
demokratisasi.
Mahasiswa merupakan salah satu komponen strategis bangsa indonesia dalam
pengembangan demokrasi dan masyarakat madani. Peran strategis mahasiswa
dalam proses perjuangan reformasi menumbangkan rezim otoriter seharusnya
ditindaklanjuti dengan ketertiban mahasiswa dalam proses demokratisasi
bangsa dan pengembangan masyarakat madani di indonesia. Sebagai bagian
dari kelas menengah, mahasiswa mempunyai tugas dan tanggung jawab
terhadap nasib masa depan demokrasi dan masyarakat madani di indonesia.
Sikap dan tanggung jawab itu diwujudkan dengan pengembangan sikap-sikap
demokratis, toleran, dan kritis dalam perilaku sehari-hari.

Sikap demokratis salah satunya bisa diekspresikan melalui peran aktif


mahasiswa dalam proses pendemokrasian semua lapisan masyarakat melalui
cara-cara dialogis, santun dan bermartabat. Sikap toleran bisa ditunjukan,
diantaranya dengan sikap menghargai perbedaan paandangan, keyakinan dan
tradisi orang lain dengan kesadaran tinggi bahwa perbedaan adalah rahmat
Tuhan yang harus disyukuri,dipelihara dan dirayakan dalam kehidupan sehari-
hari.sedangkan sikap kritis dapat dilakukan dengan mengamati, mengkritisi dan
mengontrol pelaksaan kebijakan pemerintah atau lembaga publik terkait,
khususnya kebijakan yang berhubungan langsung dengan hajat orang banyak
dan masa depan bangsa. Sejalan dengan sikap ini, keterlibatan mahasiswa
dalam menyuarakan isu-isu strategis bangsa, seperti mutu pendidikan,
pendidikan murah, disiplin nasional, pemberantasan korupsi, KKN, isu-isu
lingkungan hidup terkait dengan perubahan iklim global dan sebagainya. Sejak
demokrasi menghajatkan partisipasi warga negara menyuarakan aspirasi
masyarakat secara santun dan tertib merupakan salah satu sumbangan penting
bagi pembangunan demokrasi berkeadaban (civilitized democracy) di indonesia.
Demokrasi berkeadaban tidak mungkin tercapai tanpa praktik-praktik demokrasi
yang santun di kalangan warga negara. Dalam konteks ini, demokrasi tidak lain
merupakan sarana untuk mewujudkan masyarakat madani.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Demokratisasi adalah suatu proses menuju terbentuknya sebuah demokrasi.


Maksudnya adalah terbentuknya negara yang demokratis dan sekaligus
masyarakat yang demokratis. Pembicaraan mengenai masyarakat madani atau
civil society tidak bisa lepas dari demokrasi dan demokratisasi. Untuk pertama
kalinya istilah masyarakat madani dimunculkan oleh seorang mantan wakil
perdana menteri malaysia yakni Anwar Ibrahim, bahwa masyarakat madani
merupakan suatu sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa pemikiran,seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu
atau keinginan individu.

Jadi disini akan dibahas tentang budaya demokrasi untuk menuju masyarakat
madani. Bisa disimpulkan bahwa masyarakat madani adalah sebuah tatanan
masyarakat sipil (civil society) yang mandiri dan demokratis. Masyarakat
madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, hubungan keduanya ibarat
ikan dengan air.

SARAN

Dalam mewujudkan pengembangan budaya demokrasi menuju masyarakat


madani, dibutuhkan peran yang aktif, salah satunya adalah kita sebagai
mahasiswa mampu mendemokrasikan seluruh lapisan masyarakat secara
santun,dialogis dan bermartabat. Seperti halnya sikap toleran yang ditunjukkan
dengan sikap menghargai perbedaan pendapat maupun pandangan, keyakinan
dan tradisi orang lain dengan kesadaran yang tinggi bahwa perbedaan
merupakan suatu rahmat Tuhan yang patut untuk disyukuri dan lain sebagainya
yang bersifat baik atau positif.

Bisa juga melalui proses pendidikan politik, yang diharapkan dalam tatanan
masyarakat lahir secara ekonomi dan politik mandiri. Kemandirian mereka pada
akhirnya akan melahirkan kelompok masyarakat madani yang mampu
mengontrol hegemoni negara. Mungkin masih banyak cara-cara ataupun
strategi-strategi untuk mewujudkan pengembangan budaya demokrasi menuju
masyarakat madani.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi,1999. Menuju Masyarakat Madani, cetakan ke-1, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Hikam, Muhammad AS.,1999. Demokrasi dan Civil Society, cetakan ke-2,


Jakarta: LP3ES

Majdid, Nurcholish,2000. Asas-asas Pluralisme dan Toleransi dalam Masyarakat


Madani, dalam makalah Lokakarya Islam dan Pemberdayaan Civil Society di
indonesia, kerja sama IRIS Bandung-PPIM Jakarta-The Asia Foundation.

Rahardjo, M. Dawan,1999. Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah, dan


Perubahan Sosial, cetakan ke-1, Jakarta: LP3ES
MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA DAN MASYARAKAT


MADANI
Diajukan sebagai tugas mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen : Lina Yulistian, M.Pd.

Nama : - Muhammad Farabi A (161211053)

- Muhammad Idris (161211051)


- Naufal Ahmad F (161211058)
- Rifky Fahryan (161211060)

Jurusan : Teknik Mesin

Program Studi : D3 - Teknik Mesin

Kelas : 1-MB

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Ciwaruga, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat 40012
Telepon: (022) 2013789
2017

Anda mungkin juga menyukai