Anda di halaman 1dari 28

BAB I

BOR

1.1 Definisi Bor

Proses bor atau gurdi yaitu pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist
drill) . Sedangkan proses bor (boring) adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang
bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada mesin bubut ,
tetapi bisa menggunakan dengan mesin frais, atau mesin bor.

Pada proses pengeboran beram (chips) harus keluar melalui alur helix pahat gurdi ke luar
lubang. Ujung pahat menempel pada benda kerja yang terpotong, sehingga proses
pendinginan menjadi relatif sulit. Proses pendinginan biasanya dilakukan dengan membanjiri
benda kerja yang dilubangi dengan cairan pendingin, atau disemprot dengan cairan
pendingin, atau cairan pendingin dimasukkan melalui lubang di tengah mata bor

1.2 Bagian Bor

Nama-nama bagian mata bor ditunjukkan pada Gambar Diantara bagian-bagian mata bor
tersebut yang paling utama adalah sudut helik ( helix angle) , sudut ujung (point angle /lip
angle, 2χr), dan sudut bebas (clearance angle, α). Untuk bahan benda kerja yang berbeda,
sudut-sudut tersebut besarnya bervariasi

Gambar Nama-nama bagian mata bor dengan sarung tirusnya


Macam mata mata bor khusus untuk pengerjaan tertentu

Geometri mata bor (twist drill) yang disarankan

Benda Kerja Sudut ujung, Sudut helik Sudut


2χr bebas, α
Baja karbon
kekuatan
118o 20 o -30 o 19 o -25 o
tarik< 900
N/mm2
Baja karbon
kekuatan tarik 125 o -145o 20 o -30 o 7 o -15 o
> 900 N/mm2
Baja keras
(manganese)
135o-150o 10 o -25 o 7 o -15 o
kondisi
austenik
Besi tuang 90o-135o 18 o -25 o 7 o -12 o
Kuningan 118o 12 o 10 o -15 o
Tembaga 100o-118o 20 o -30 o 10 o -15 o
Alluminium 90o -118o 17 o -45 o 12 o -18 o

1.3 Macam Macam Bor

Ada beberapa kelas mata bor untuk jenis pekerjaan yang berbeda. Bahan benda kerja
dapat juga mempengaruhi kelas dari mata bor yang digunakan, tetapi pada sudut-sudutnya
bukan pada mata bor yang sesuai untuk jenis pengerjaan tertentu. Bentuk beberapa mata bor
khusus untuk pengerjaan tertentu ditunjukkan pada Gambar Penggunaan dari masing-masing
mata bor tersebut adalah :

 Mata bor helix besar (High helix drills) : mata bor ini memiliki sudut helik yang
besar, sehingga meningkatkan efifiensi pemotongan, tetapi batangnya . lemah. Mata
bor ini digunakan untuk memotong logam lunak atau bahan yang memiliki kekuatan
rendah.
 Mata bor helix kecil (Low helix drills) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari
ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas atau terpegang
benda kerja ketika membuat lubang pada material kuniangan dan material yang
sejenis.
 Mata bor kerja berat (Heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan untuk menahan
tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian web.
 Mata bor tangan kiri (Left hand drills) : mata bor standar dapat dibuat juga untuk mata
bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang jamak yang mana bagian kepala mesin
bor di desain dengan sederhana yang memungkinkan berputar berlawanan arah.
 Mata bor dengan sisi sayat lurus (Straight flute drills) : adalah bentuk ekstrim dari
mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat lubang pada kuningan dan plat.
 Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills) : mata bor yang di desain khusus untuk
mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan untuk membuat lubang dalam
pada material yang ulet. Memiliki web yang tebal dan sudut helix yang kadang-
kadang lebih besar dari ukuran normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang
akhirnya banyak digunakan secara luas dan menjadi mata bor standar.
 Mata bor panjang (Extension drills) : mata bor ini memiliki shank yang panjang yang
telah ditemper, digunakan untuk membuat lubang pada permukaan yang secara
normal tidak akan dapat dijangkau.
 Mata bor ekstra panjang (Extra-length drills) : mata bor dengan badan pahat yang
panjang, untuk membuat lubang yang dalam.
 Mata bor bertingkat (Step drills) : satu atau dua buah diamater mata bor dibuat pada
satu batang untuk membuat lubang dengan diameter bertingkat.
 Mata bor ganda ( Subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor bertingkat.Mata
bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu batang.
 Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material paduan ringan,
dan material bukan logam, bentuknya bisa sama dengan mata bor standar. Proses
pembuatan lubang dengan mata bor ini tidak boleh ada beban kejut, karena bahan
carbide mudah pecah.
 Mata bor dengan sisipan karbida (Carbide tipped drills) : sisipan karbida digunakan
untuk mecegah terjadinya keausan karena kecepatan potong yang tinggi. Sudut helix
yang lebih kecil dan web yang tipis diterapkan untuk meningkatkan kekakuan mata
bor ini, yang menjaga keawetan karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang
keras, atau material non logam yang abrasif.
 Mata bor dengan lubang minyak (Oil hole drills) : lubang kecil di dalam bilah pahat
bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak pelumas/pendingin bertekanan ke

BAB II
REAMER

2.1 Definisi Reamer

Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus


permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya. Lubang hasil pengeboran kadang-
kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya
tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya
perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka
pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang
yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer.Banyaknya bahan yang
dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran lubang danbahan yang dipotong, 0,38 mm
adalah rata-rata yang baik.

2.2 Bagian-Bagian Reamer

1. Tangkai ; Adalah bagian dari peluas yang dicekam.


2. Badan ; Adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
3. Pengarah ; Berguna Untuk ;
a. Memelihara ukuran yang tetap,
b. Memperhalus Permukaan,
c. Memberi ukuran yang baik
4. Kepala ; Adala bagian yang memotong dalam perluasan

2.3 Macam-Macam Reamer

1. Peluas Tangan (Hand reamer)


Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi
atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin.
Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai sebuah lubang dengan kekuatan
tangan saja. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk
memulai lurus atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan.
Peluas Tangan (Hand reamer)

Peluas Tangan mempunyai tipe Tangkai Segi Empat


Macam – macam Peluas Tangan :
a) Peluas Tangan Tetap
b) Peluas Tangan yang dapat di kembangkan
2. Peluas Mesin (Machine reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit
mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar
dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan
konstan yang dapat diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai memotong
segera. Tangkai spiral memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga
tersedia dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi reaming
harus sangat kecil.

Peluas Mesin (Machine reamer)


Peluas Mesin mempunyai Dua Tipe Tangkai yaitu :
1. Tipe Tangkai Tirus
Tipe Tangkai Tirus

2. Tipe Tangkai Silinder

Tipe Tangkai Silinder

Macam – macam Peluas Mesin


1. Peluas mesin yang dapat di kembangkan
2. Peluas mesin yang dapat di atur
3. Peluas mesin kupas

Peluas mesin kupas


BAB 3
ULIR
3.1 Definisi Ulir

Ulir dapat digunakan untuk memegang/mengencangkan dua komponen atau lebih,


dan memindahkan beban/benda. Fungsi yang pertama sering disebut pengencang dan yang
kedua dikenal dengan nama ulir daya. Sebagai fastener, konstruksi ulir dapat menerima beban
tensile, shear,maupun keduanya.

3.2 Bagian-Bagian Ulir

Gambar 4.3. Dimensi penting dari ulir


1. Diameter mayor (diameter luar) adalah diameter terbesar dari ulir.
2. Diameter minor (diameter inti) adalah diameter terkecil dari ulir.
3. Diameter pit (diameter tusuk) adalah diameter semu yang letaknya di antara diameter
luar dan diameter inti. Pada radius dari diameter tusuk inilah letaknya titik-titik
singgung antara pasangan dua buah ulir sehingga pada titik-titik tersebutlah yang akan
menerima beban terberat sewaktu pasangan ulir dikencangkan. Jarak antara puncak
ulir yang disebut juga dengan istilah pitch merupakan dimensi yang cukup besar
pengaruhnya terhadap pasangan ulir. Karena apabila jarak antara puncak ulir yang
satu dengan puncak ulir yang lain tidak sama maka ulir ini tidak bisa dipasangkan
dengan ulir yang lain yang jarak puncak ulirnya masingmasing adalah sama.
Kalaupun bisa tentu dengan jalan dipaksa yang akhirnya juga akan merusakkan ulir
yang sudah betul. Akibatnya pasangan dari beberapa komponen dalam satu unit pun
tidak bisa bertahan lama. Jadi, dalam proses pembuatan jarak puncak ulir harus
diperhatikan betul-betul, sehingga kesalahan yang terjadi pada jarak puncak ulir
masih dalam batas-batas yang diijinkan.
4. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya dalam derajat.
Untuk American Standard dan ISO sudut
5. ulirnya adalah 600. Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55°.
6. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti dengan diameter luar.

 pitch, p – jarak antar ulir yang diukur paralel terhadap sumbu ulir.
 diameter, d - major diameter, minor diameter, dan pitch diameter.
 lead, L - adalah jarak yang ditempuh baut dalam arah paralel sumbu, jika baut
diputar satu putaran. Untuk ulir single thread, lead akan sama dengan pitch. Ulir
juga dapat dibuat multiple thread. Untuk tipe double thread, maka lead akan sama
dengan 2 kalipitch; triple thread akan memiliki lead sama dengan 3 kali pitch dan
seterusnya.
 Thread per inch, n – menyatakan jumlah ulir per inchi, sering digunakan pada
standard UNS

3.3 Macam-Macam Ulir Berdasarkan Starndart

Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir
tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke
puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir.
Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua,
ganda tiga dan ganda empat. Gambar 4.1 menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir
ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang
lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
3.4 Macam-macam Ulir Berdasarkan Bentuknya

Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir segi tiga, segi
empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya dengan standar yang
digunakan. Berikut ini berapa contoh dari bentuk ulir ;

Ulir Metrik (ISO) British Standard Whitworth

Ulir Unified British Association


Knuckle Buttress 450

ACME

BAB 4
Proses Pembubutan Bahan Drill Chuck

4.1 Langkah Persiapan

 Membaca gambar kerja

Gambar adalah bahasa teknik dan pola informasi, membaca gambar kerja sendiri
merupakan aktifitas orang-orang teknik yang sangat pentinmg karena apabila seorang pekerja
tidak bias membaca gambar keja maka produksi akan gagal

 Menyiapkan peralatan
Siapkan peralatan apa saja yang akan diperlukan untuk melakukan proses pembubutan
drill chuck

 Memasang senter putar

Lalu pasang senter putar di kepala lepas dengan panjang ukuran pada skala nonius pada
poros kepala lepas sekitar 10 lalu kunci terlebih dahulu kepala lepas dengan handel pengunci
kepala lepas , kegunaan memasang senter putar yaitu untuk mengatur ketinggian pahat agar
pahat satu sumbu, selain itu juga senter putar dapat menopang benda kerja ketika
penyekaman penda kerja sedikit dan dapat dibantu oleh senter putar agar benda kerja tetap
berputar stabil.

 Pasang pahat

Setelah memasang senter putar kita langsung pasang pahat rata kanan untuk melakukan
pembubutan, cara memasang pahat yaitu pasang pahat pada tool post dengan mengencangkan
baut yang berada di tool post kencangkan dengan kuat agar pahat tidak longgar, apabila
longgar kemungkinan besar pahat akan patah satt proses pembubutan,

 Setting ketinggian pahat

Tahap selanjutnya setting ketinggian pahat, pahat harus setinggi dengan senter agar saat
proses pembubutan dapat menghasilkan hasil yang bagus dan tidak akan merusak benda
kerja,

 Ukur benda kerja

Pengukuran benda kerja salah satu hal yang paling penting supaya kita tahu berapa dalam
pemakanan yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran benda kerja yang sesuai gambar kerja,

 Menghitung putaran mesin


Hitung putaran mesin untuk proses pengeboran dengan rumus sebagai berikut :
1000
n=vc .
π .d
Dimana :
n = putaran mesin (Rpm)
vc = kecepatan potong
d = diameter bor (mm) dan
d = diameter bendakerja (dalam proses pembubutan memanjang)
4.2 Peralatan yang Dibutuhkan
 Pahat rata kanan ( Untuk Proses bubut memanjang )
 Pahat rata dalam tidak tembus ( Untuk memperbesar lubang , setelah pengeboran )
 Pahat ulir dalam metris ( Untuk Proses Penguliran dalam )
 Pahat Ulir Luar ( Untuk Proses penguliran luar )

 Mata bor untuk gambar 1 : Ø 8, Ø 12, Ø 16, Ø20, Ø26, Ø32


 Mata bor untuk gambar 2 : Ø 8, Ø 12, Ø 16, Ø20, Ø26, Ø32

( Fungsi : Untuk melubangi Benda kerja )

 Center Drill ( Fungsi : Tahap Persiapan Pengeboran )

 Center Putar ( Untuk Mencenterkan pahat bubut )


 Pahat Alur ( membubut celah benda kerja )

 Chuck Drill ( Fungsi : tempat mencekam mata bor < Ø 8 dan center drill )
 Kunci Chuck ( Digunakan untuk membuka sekaligus mengencangkan cenkaman
cekam pada kepala tetap mesin bubut )

Kunci L ( Fungsi : membuka tool post )


 Mistar ingsut

a). Untuk mengukur diameter luar suatu benda


b). Untuk mengukur diameter dalam suatu benda
c). Untuk mengukur kedalaman suatu benda
d). Untuk mengukur ketebalan suatu benda

 Kuas ( Membersihkan permukaan benda kerja bubut )

4.3 Proses pembubutan Benda 1

4.3.1 Gambar

Sebelum kita memulai pengerjaan bubut terlebih dahulu kita membaca gambar
pengerjaan seperti dibawah ini :
Dengan membaca gambar terlebih dahulu kita akan mengetahui
bagaimana cara mengerjakan benda kerja dan memprediksikan alat-alat yang akan
digunakan serta mengurangi tingkat kegagalan dalam menyesuaikan ukuran yang
telah ditentukan. Untuk gambar kerja nomor 1 yang pertama kita lakukan adalah
mengukur panjang dan lebar. Membaca gambar kerja juga dapat menentukan proses
langkah kerja apa dulu yang harus dilakukan.

4.3.2 Facing

Pengerjaan tepi atau Facing


adalah apabila permukaan harus
dipotong pada pembubut. Benda kerja
biasanya dipegang pada plat muka atau
dalam pencekam seperti gambar. Tetapi
bisa juga pengerjaan tepi dilakukan
dengan benda kerja diantara kedua
pusatnya. Karena pemotongan tegak
lurus terhadap sumbu putaran maka
kereta luncur harus dikunci pada
bangku pembubut untuk mencegah
gerakan aksial. Sebelum melakukan
facing sebaiknya kita menyetel pahat bubut terlebih dahulu seperti di bawah ini :

Langkah pengerjaannya:

 Persiapkan benda kerja dan alat-alat yang di persiapkan untuk pembubutan sesuai
dengan yang di atas.
 Pasang benda kerja pada cekam rahang tiga atau empat.
 Kuci cekam dengan kencang kemudian atur panjang benda kerja dan jangan lupa
lepaskan kunci cekam dari cekamnya.
 Pasang pahat bubut pada tool post dan kunci dengan kunci L.
 miringkan pahat lebih kurang 10o-15 o.
 Atur posisi pahat setinggi center putar.Amati jika pahat masih belum sesumbu
atau sejajar maka atur lagi dengan memutar hendelnya kemudian kunci dengan
menggunakan kunci pas yang berbentuk L.

Menyeting Posisi Pahat


Too High (Terlalu Tinggi)
- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka (facing)menghasilkan
tonjolan kecil
- Menyebabkan pahat patah dan rusak

Too Low (Terlalu Rendah)


- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka (facing)menghasilkan
tonjolan kecil
- menyebabkan benda kerja terangkat, dan
proses pemotongan tidak efektif
As High As Center (Setinggi Senter)
- Posisi pahat benar
- Hasil pembubutan baik

 Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan kecepatan
potongnya
 Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
 Jalankan mesin.
 Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja rata.

4.3.3 Membuat Lubang Center Drill

 Pasangkan center drill pada drill chuck


 Pasangkan drill chuck pada mesin bubut
 Atur rpm mesin bubut ( Vc=20000/3,14(2) )
 Lakukan proses drill hingga menjadi lubang persiapan pengeboran
 Matikan mesin dan lepaskan drill chuck

4.3.4 Membubut memanjang 25 X Ø 43

 Dalam proses ini pahat yang digunakan adalah pahat bubut rata kanan, ganti pahat
bubut dalam dengan mengendorkan mur dengan kunci L dan pasang pahat bubut rata
kanan kemudian kencangkan lagi mur dengan kunci L.
 Pemakanan proses pembubutan luar adalah sebanyak 1mm untuk membuat diameter
luar menjadi Ø43 yang awalnya Ø44. Berati pahat bubut dimakankan sebanyak
0.5mm untuk mendapatkan ukuran Ø43

4.3.5 Bor Tembus

1. Ganti mata bornya dengan mata bor Ø6 pada chuck dril dengan memutar hendel pada
chuck dril di sesuaikan panjang mata bornya yang di butuhkan.
2. Periksa Pencekam benda kerja semaksimal mungkin untuk mencegah benda kerja goyang
pada waktu mengebor.
3. Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berada tepat pada lubang center dril
benda kerja yang telah di buat sebelumnya dengan memutar tuas pengunci kepala lepas
ke kiri dan putar sebaliknya untuk mengunci kepala lepas.
4. Atur kecepatan putar mesin bubut
1000 x 20
n= = 1061.5 rpm
π6
5. Hidupkan mesin dengan putaran yang sesuai.
6. mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan perbandingan 1 masuk dan ½
keluar.
7. lalu keluarkan bor dengan cara memutar engkol kepala lepas ke kiri.
8. Lakukan no.6 secara berulang sampai bor menembus benda kerja
9. Ganti bor Ø6 dengan Ø12 untuk pengeboran kedua atau pengeboran bertahap , dengan
cara memutar kekiri rahang chuck drill lalu masukan bor Ø12 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
10. Atur kembali putaran mesin bubut karean berbeda diameter bor maka kecepatannya pun
berbeda.
1000 x 20
n= = 530,7 rpm
π 12
11. Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai tembus.
12. Ganti mata bor Ø12dengan Ø16 dengan cara yang sama.
13. Atur kembali putaran mesin bubut
1000 x 20
n= = 398.08 rpm
π 16
14. Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai tembus.
15. Maka terbentuk lubang dengan diameter Ø16

4.3.6 Bor Tidak Tembus

 Pasang mata bor Ø20 dan kunci dengan memutar rahang pengunci kekanan.
 Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari permukaan
benda kerja dengan memutar tuas pengunci kepala lepas ke kiri dan putar sebaliknya
untuk mengunci kepala lepas.
 Hidupkan mesin dengan putaran sesuai perhitungan.
Vc = 20000 / 3,14 x diameter bor
Menghitung putaran mesin pada bor Ø22 :
1000
n=20. =289,51rpm
3,14.22

Menghitung putaran mesin pada bor Ø28 :

1000
n=20. =227,48 rpm
3,14.28

Menghitung putaran mesin pada bor Ø32 :


1000
n=20. =199,04 rpm
3,14.32

 Bor Bertingkat sesuai urutan yaitu Diameter : Ø 22, Ø 28, dan Ø 32


 lalu mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan perbandingan 1
masuk dan ½ keluar.
 Lakukan pengeboran hingga 24 mm dari ujung luar benda kerja
 lalu keluarkan bor dengan cara memutar engkol kepala lepas ke kiri.
 Lakukan hingga Bor Ø 32

4.3.7 Bubut Rata Dalam Ø 35 x 24

Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran atau


sudah ada lubang terlebih dahulu. Jadi pembubutan dalam hanya bersifat perluasan lubang
atau membentuk bagian dalam benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada
saat awal mata pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak
setiap saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.

1. Setelah proses pengeboran maka di lanjutkan dengan proses pembubutan


memanjang dalam. Hindarkan mata bor yang sudah digunakan tanpa melepas
cekaman benda kerja karena ini berfungsi untuk menjaga kesumbuan benda
kerja agar tetap dan tepat satu sumbu.
2. Ubah posisi tool post ( Rumah Pahat ) hingga 90o
3. Pasang pahat bubut dalam pada tool post ( Rumah Pahat)
4. Atur kecepatan mesin bubut

1000 x 20
n= = 143.06 rpm
π 44,5
5. Hidupkan mesin bubut sesuai dengan perhitungan
6. Putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh benda kerja
dan setting nol begitu pula dengan eretan melintang atas sama setting nol (lihat
gambar).

Daerah pemakana

7. Bebaskan pahat bubut dalam dengan memutar hendel eretan melintang atas ke
kanan tepatnya ke skala 0.5, lalu hindarkan pahat bubut dalam ke kanan.
8. Putar hendel eretan melintang atas ke kiri ini untuk proses pemakana tepatnya
ke skala 5,5 ( lihat gambar ).lalu lakukan proses pemakan denagn memutar
hendel eretan bawah kekiri.

Arah pemakan dan arah gerakan pahat


9. Lakukan langkah no.8 secara konstan hingga terbentuk diameter lubang Ø35
yang tadinya Ø32 dengan kedalaman lubang 24 mm.
10. Gambar di dawah ini adalah hasil dari proses pembubutan dalam
4.3.8 Ulir Dalam M36

Langkah- Langkah Membubut Ulir Dalam


1. Ganti pahat bubut dalam dengan pahat ulir pada tool post( Rumah Pahat) lalu
kencangkan baut pengikatnya dengan kunci L.
2. Atur kecepatan putar mesin bubut hingga pada daftar putaran menjadi R1
dengan swit 1.
3. Putar eretan bawah ke kiri hingga pahat berada di depan permukaan benda
kerja.
4. Hidupkan mesin, putar eretan bawah kekir sampai menyentuh permukaan
benda kerja(titik nol) lihat gambar di atas.
5. Bebaskan pahat dengan memutar eretan melintang atas kekanan dan putar
eretan bawah kekanan.
6. Lakukan pembuatan ulir dalam dengan memutar eretan melintang atas kekiri
sebesar 0.25 mm dalam pemakanan ulir.
7. Lalu hidupkan otomatis ulir dengan cara menggerakan tuas ulir otomatis
kebawah.
8. Perhatikan bergeraknya eretan bawah sampai panjang 12 mm dari ujung benda
kerja lalu hentikan otomatis ulir dengan cara mengangkat tuas otomatis ulir
keatas.
9. Putar eretan melintang atas kekanan 1 mm putaran untuk membebaskan pahat.
10. Angkat tuas ulir otomatis ke atas sehingga kerit bergerak kekanan atau
kembali ketitik awal.
11. Lakukan pemakanan ulir kembali, Putar eretan melintang atas ke kiri 1 mm
ditambah 0.5 mm untuk dalam pembuatan ulir selanjutnya.
12. Lakukan langkah no.5-no.10 secara berulang-ulang sampai terbentuk pitch ulir
yang diinginkan yaitu dengan pich 1 mm.
Ø16

13. Jika sudah selesai,hindarkan pahat ulir kelur dari lubang dan benda kerja tetap
di cekam karena untuk proses selanjutnya.
4.3.9 Facing hingga 43 mm

Dan kemudian bubut faching bagian satunya lagi untuk membuat ukuran panjang benda
kerja menjadi 43mm yang awalnya 44mm dengan memakan benda kerja sebanyak 1mm.

4.3.10 Pembentukan Tirus

Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas, dapat dilakukan dengan


mengatur/menggeser eretan atas sesuai besaran derajat yang dikehendaki.

Langkah-Langkah Membubut Tirus :


1. Ubah posisi tool post yang tadinya berada di 0o menjadi 16o dengan membuka
baut-baut yang mengunci tool post dengan kunci 10 setelah itu kencangkan
kembali .
2. Cari posisi 0 (nol) seperti gambar dibawah ini.

Dengan cara memutar eretan atas kekanan dan eretan melintang atas kekanan.
3. Hindarkan pahat bubut ke kanan lalu putar eretan melintang atas searah jarum
jam denagn skala 0.5 untuk kedalaman pemakanan.

Arah pahat
Daerah pemakanan
4. Putar eretan atas untuk proses pemakanan benda kerja
5. Hindarkan pahat kekanan dengan memutar eretan melintang atas berlawanan
jarum jam terlebih dahulu dan di lanjutkan memutar eretan atas berlawanan
jarum jam
6. Lakukan langkah n0.3 – no 5 hingga trus yang di inginkan terbentuk.
Dan hasilnya pun akan sama dengan gambar kerja 1

4.4 Proses Pembubutan Benda 2

4.4.1 Gambar

Sebelum kita memulai pengerjaan bubut terlebih dahulu kita membaca gambar
pengerjaan seperti dibawah ini :

Gambar kerja 2

4.4.2 Facing

 Miringkan tool pose 10o kearah kanan dengan jalan memutar tool post supaya bisa
didekat antara mata pahat dengan center putar dengan jalan memutar tool post
kearah kanan.
 Setting spindle eretan atas ke angka nol.
 Setting Rpm mesin, lalu hidupkan mesin
 tarik tuas dan dorong ke arah bawah
 Lakukan langkah pemakanan spandle eretan bawah sampai 1 mm diluar titik pusat.
 Lakukan hingga permukaan merata
 Matikan mesin

4.4.3 Membuat lubang Center drill

 Pasangkan center drill pada drill chuck


 Pasangkan drill chuck pada mesin bubut
 Atur rpm mesin bubut ( Vc=20000/3,14(2) )
 Lakukan proses drill hingga menjadi lubang persiapan pengeboran
 Matikan mesin dan lepaskan drill chuck

4.4.4 Membubut memanjang 37

Pada proses pembubutan diameter Ø37,langkah pertama kembalikan pahat pada posisi
90 derajat kemudian atur kecepatan mesin dengan kecepatan 155 rpm kemudian posisi nol
kan eretan melintang dan eretan vertikal setelah itu siap untuk proses pembubutan dengan
memakan secara bertahap.

4.4.5 Membuat alur

Ganti pahat dengan pahat celah untuk proses pembuatan celah dengan lebar 3mm untuk
membut celah diameter Ø34. Kemudian pasang pahat pada tool house dengan melonggarkan
mur dengan kunci L, lalu pasang pahat dan kencangkan lagi murnya. Kemudian nyalakan
mesin lalu pemakanannya sebanyak 1,5mm untuk membuat diameter Ø34 dari yang awalnya
Ø37.

4.4.6 Membubut memanjang 33

Balikan benda kerja untuk proses pembubutan selanjutnya. Kemudian cekam benda kerja
dan ganti lagi pahat dengan pahat bubut rata kanan, kemudian nyalakan mesin untuk proses
bubut faching untuk membuat panajang benda memnjadi 43,5mm. Kemudian baru mulai
pemakanan benda kerja diameter Ø33 dan panjang pembubutan 10mm.

4.4.7 Camper 3x45° dan 2x45°


 Buka tool pos, ganti pahat rata kanan dengan pahat camper
 Centerkan pahat camper dengan center putar
 Atur kecepatan mesin
 Lakukan proses camper 3x45° dan 2x45°

4.4.8 Bor tembus

 Ganti senter putar dengan chuck drill dengan memutar kekanan engkol kepala lepala
lepas.
 Pasang mata bor Ø5 dan kunci dengan memutar rahang pengunci kekanan.
 Cekam benda kerja , usahakan benda kerja tidak goyang
 Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari permukaan
benda kerja dengan memutar tuas pengunci kepala lepas ke kiri dan putar sebaliknya
untuk mengunci kepala lepas.
 Hidupkan mesin dengan putaran sesuai perhitungan.
 Vc = 20000 / 3,14 x diameter bor
 Menghitung putaran mesin pada bor Ø8 :
1000
 n=20. =796,17 rpm
3,14.8
 Menghitung putaran mesin pada bor Ø12 :
1000
 n=20. =530,785rpm
3,14.12
 Menghitung putaran mesin pada bor Ø16 :
1000
 n=20. =398,08 rpm
3,14.16
 Menghitung putaran mesin pada bor Ø23 :
1000
 n=20. =276,93 rpm
3,14.23
 Bor Bertingkat sesuai urutan yaitu Diameter : Ø 8, Ø 12, Ø 16, dan Ø 23

 lalu mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan perbandingan 1 masuk
dan ½ keluar.
 Lakukan pengeboran hingga tembus benda kerja
 lalu keluarkan bor dengan cara memutar engkol kepala lepas ke kiri.
 Ganti bor hingga Ø23

4.4.9 Bor tidak tembus

 Pasang mata bor Ø20 dan kunci dengan memutar rahang pengunci kekanan.
 Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari permukaan
benda kerja dengan memutar tuas pengunci kepala lepas ke kiri dan putar sebaliknya
untuk mengunci kepala lepas.
 Hidupkan mesin dengan putaran sesuai perhitungan.
 Vc = 20000 / 3,14 x diameter bor
 Bor Bertingkat sesuai urutan yaitu Diameter : Ø 20, Ø 26, Ø 30, Ø 32
 lalu mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan perbandingan 1 masuk
dan ½ keluar.
 Lakukan pengeboran hingga 24 mm dari ujung luar benda kerja
 lalu keluarkan bor dengan cara memutar engkol kepala lepas ke kiri.
 Lakukan hingga Bor Ø 32

4.4.10 Membubut dalam

 Ganti pahat dengan pahat bubut dalam, dengan mengendorkan baut tool holder lalu
kencangkan kembali.
 Putar eretan bawah ke kiri sampai posisi pahat ada di permukaan benda kerja.
 Hidupkan mesin, putar kerit ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh benda kerja
dan setting nol begitu pula dengan eretan atas sama setting nol.
 Bebaskan pahat dengan cara memutar kerit ke kanan, lalu putar eretan bawah kekiri
sampai kira-kira berada di tengah-tengah diameter benda kerja.
 Lalu putar kerit ke kiri sejauh 24 mm dari titik nol, lalu putar eretan bawah ke kanan
sampai menyentuh diameter dalam Ø29 dari benda kerja dan setting nol pada eretan
bawah.
 Bebaskan pahat dengan memutar kerit ke kanan, dan putar eretan bawah ke kanan 0,5
mm untuk pemakanan, dan putar kerit ke kiri sampai kedalaman 26.5 mm dari titik
nol.
 Bebaskan pahat dengan memutar eretan bawah kekiri 1 putaran, dan putar kerit
kekanan sampai ketitil awal.
 Lakukan kembali pemakanan dengan memutar eretan atas 1 putaran ditambah 0.5
mm untuk pemakanan selanjutnya.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar kerit ke kiri sampai kedalaman 26.5 mm
dari titik nol.

Anda mungkin juga menyukai