Mesin Bubut
1.1 Definisi Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda
kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda
kerja yang berputar. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir.
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu
bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
makan (feeding).
Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Tinggi
senter kepala lepas sama dengan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini
terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut
pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak
sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter kepala tetap. Kepala
lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2
baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau
tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus
Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya:
Petama: Eretan memanjang/ eretan alas (longitudinal carriage)
berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati
atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/
alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
Kedua: Eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu
senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas.
Ketiga: Eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide)
terlihat pada berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya,
eretan melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu
pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang
digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/
bergeser.
Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan
dan mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis
ukur (nonius) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
Tuas/ Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaannya.
Maka dari itu, didalam mengatur tuas/ handel pada setiap melakukan proses
pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang
terdapat pada mesin bubut tersebut.
o Penyangga Tetap
Penggunaan penyangga tetap, dipasang atau diikat pada alas/
meja mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak
mengikuti gerakan eretan. Untuk penyangga jalan, pemasangannya
diikatkan pada eretan memanjang sehingga pada saat eretannya
digerakkan maka penyangga jalan mengikuti gerakan eretan tersebut.
o Penyangga Jalan
Digunakan untuk membantu memegang benda yang panjang
yang akan mendapat pengerjaan dibagian ujungnya. Dipasang pada
bed mesin dengan dikunci mur baut. Bagian yang memegang benda
kerja dibuat dengan bronze atau kuningan sehimgga tidak banyak
b) Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter tetap/ mati (senter yang posisi ujung senternya diam tidak
berputar pada saat digunakan) dan senter putar (senter yang posisi
ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Kedua jenis
senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60, dan bila
digunakan pemasangannya pada ujung kepala lepas.
Mengingat senter tetap pada saat digunakan tidak ikut berputar
(akan selalu terjadi gesekan pada ujung senternya), maka untuk
menjaga agar tidak cepat aus harus sering diberi pelumas (oli/ stempet/
grease).
2.
3.
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada
yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar
dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
4. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah
pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang
telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah
mesin otomatis dengan mudah.
4.
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan
pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat
membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan
misalanya, dapat digunakan untuk membubut permukaan/ facing, rata,
bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir dan memotong.
Kemampuan/performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material yang
digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan bagaimana
apakah teknik penggunaanya sudah sesuai petunjuk dalam katalog. Apabila
beberapa faktor tersebut diatas dapat terpenuhi berdasarkan standar yang telah
ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampuannya/ performanya.
Setiap pabrik pembuat pahat bubut biasanya pada buku katalognya selalu
mencantumkan spesifikasi dan klasifikasi produk buatannya, diantaranya
mencantumkan kode standar yang digunakan misalnya dengan standar ISO
513.
a) Baja karbon
Tinggi
(HSS)
Molibdenum HSS
Tungsten HSS
Cast HSS
Powdered HSS
Coated HSS
d) Karbida
Jenis karbida yang disemen (Cemented Carbides)
merupakan bahan pahat yang dibuat dengan cara menyinter
(sintering) serbuk karbida (Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat
yang umumnya dari Cobalt (Co). Dengan cara Carburizing masing-
Karbida Tungsten:
Karbida lapis
Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten
yang di lapis (satu atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau
oksida lain yang lebih rapuh tetapi ketahanan terhadap
panasnya (hot hardness) tinggi.
e) Keramik (Ceramics)
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan
metalik dan nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah
semua material selain metal atau material organik, yang mencakup
juga berbagai jenis karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta
karbon. Keramik secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis
yaitu:
Keramik tradisional
Keramik industri
f)
g) Intan
Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk
intan tiruan dengan pengikat Co (5% 10%). Tahan panas (Hot
hardness) sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastic. Sifat ini
ditentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi
material pengikat. Karena intan pada temperature tinggi akan berubah
menjadi graphit dan mudah ter-difusi dengan atom besi, maka pahat
intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung
besi (ferros). Cocok untuk ultra high precision & mirror finish cutting
bagi benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, Plastics dan Rubber)
menyamai atau bahkan melebihi kekerasan dari material alat potong yang ada,
sehingga harus mengganti jenis alat potong lain yang memiliki sifat yang lebih
keras dari pada bahan benda kerja. Sifat keras suatu alat potongsangat erat
kaitannya dengan unsur-unsur paduan yang ada pada bahan alat potong tersebut,
sehingga apabila ingin meningkatkan kekerasannya pada saat proses
pembuatanharus menambahkan unsur paduan lain yang mampu meningkatkan
kekerasan. Selain itu perlu diketahui bahwa, tingkat kekerasan alat potong akan
bertolak belakang dengan tingkat kelenturan atau keuletannya, yang tentunya sifat
ini juga merupakan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi alat potong yang
performanya baik.
b. Ulet/ Liat
Sifat ulet sangat diperlukan pada suatu alat potong, terutama untuk
mengatasi/ menetralisir adanya beban kejut dan getaran yang mungkin muncul
sewaktu pemotongan/ penyayatan terjadi. Sifat ulet ini menyebabkan pahat
mampu untuk mengalami pelenturan atau defleksi yang bersifat elastis. Meskipun
dapat melentur pahat diharapkan tetap stabil dan kokoh, defleksi hanya diperlukan
untuk mengurangi efek dari beban kejut. Sifat ulet dan keras memang saling
bertolak belakang, semakin keras material itu maka akan semakin getas, dan
sebaliknya, sehingga jarang di temukan material yang mempunyai tingkat
kekerasan dan keuletan yang baik. Untuk menanggulangi hal tersebut maka pahat
dibuat dari dua material yang berbeda, yang pertama adalah material keras
(material alat potong) kemudian yang kedua adalah material penyangga yang
biasanya terbuat dari baja St. 60 atau EMS 45. Metode pengikatnya bisa berupa
brazing, dibaut, dijepit, atau diselipkan.
c.
Tahan Panas
material yang digunakan. Bahan atau material alat potong dikatakan baik apabila
mampu mempertahankan kekerasanya pada suhu tinggi, jadi meskipun ada panas
yang muncul akibat pemotongan/ penyayatan tidak mempengaruhi performa dari
pahat bubut. Panas yang muncul pada pahat bubut, dapat dikurangi dengan
memberikan air pendingin pada saat proses pemotongan/ penyayatan. Cara
pemberian air pendingin hendaknyadiarahkan tepat pada titik pemotongan/
penyayatan, sehingga diharapkan dapat mengurangi atau menetralisir panas yang
terjadi pada benda kerja maupun pahat. Selain itu perlu diketahui bahwa,
pemberian air pendingin yang tidak rutin/ stabil, akan dapat menyebabkan mata
sayat pahat bubut menjadi retak atau pecah dalam hal ini untuk pahat bubut yang
mengandung unsur karbonnya tinggi.
d. Tahan Aus
Penampang ujung pahat bubut yang kecil dan runcing, mudah sekali untuk
mengalami keausan. Sifat ini tidak bias terlepas/ erat kaitanya dengan sifat yang
lain yaitu kekerasan, keuletan dan tahan panas, akan tetapi merupakan hal yang
berdiri sendiri. Umur pakai pahat secara normal menunjukkan tingkat ketahanan
terhadap keausan. Keausan yang timbul pada mata sayat pahat bubut, dapat
disebabkan terjadinya gesekan maupun getaran yang terjadi pada saat
pemotongan/ penyayatan. Sifat tahan aus dapat diperbaiki dengan penambahan
unsur paduan ataupun perbaikan pada geometri sudut pada pahat bubut.
Pahat Finishing
Apabila diinginkan hasil permukaan yang halus, sebaiknya digunakan
pahat finishing. Ada dua jenis pahat finishing, yaitu pahat finishing titik dan
pahat finishing datar. Pahat finishing titik mempunyai sisi potong bulat,
sedang pahat finishing datar mempunyai sisi potong rata. Catatan: Setelah
digerinda, sisi potong pahat finishing harus poles (dihoning) dengan oil stone.
Pahat Kanan
Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekanan apabila pahat mata potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan
ke arah kiri, atau menuju kearah kepala tetap/ cekam.
Pahat Kiri
Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekiri apabila pahat mata potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk untuk mengerjakan benda kerja dari arah
kiri ke arah kanan, atau menuju kearah kepala lepas.
d) Menurut Fungsi
Menurut fungsinya, pahat bubut terdapat enam jenis yaitu, pahat bubut rata,
sisi/ muka, potong, alur, champer dan ulir.
Pahat Rata
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada
bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan pahat dari
ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan
atau kiri.
Pahat Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja
hingga ukuran panjang tertentu.
Pahat Alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada
permukaan benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.
Pahat Champer
Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan
benda kerja. Besar sudut champer pada umumnya 45
Pahat Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda
kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Ilustrasi penggunaan dari
berbagai jenis pahat bubut dapat dilihat pada.
Pahat ISO 1
Pahat ISO 1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan
hasil sudut bidangnya (plane angle)sebesar 75. Pada umumnya pahat jenis ini
digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak
memerlukan siku atau 90.
Pahat ISO 2
Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang
(pembubutan permukaan/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 45. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk membubut champer
atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).
Pahat ISO 3
Pahat ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan
melintang dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93. Pada
proses pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang
siku (90) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat
menjahui sumbu senter.
Pahat ISO 4
Pahat ISO 4 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan
pemakanan relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar
0.Pahat jenis ini pada umumnya hanya digunakan untuk proses finising.
Pahat ISO 5
Pahat ISO 5 digunakan untuk proses pembubutan melintang menuju
sumbu senter dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0. Jenis
pahat ini pada umumnya hanya digunakan untuk meratakan permukaan benda
kerja atau memfacing.
Pahat ISO 6
Pahat ISO 6 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan
hasilsudut bidangnya (plane angle) sebesar 90, sehingga padaproses
pembubutan bertingkat yang selisih diameternya tidak terlalu besar dan hasil
sudut bidangnya dikehendaki siku (90) pahatnya tidak perlu digerakkan
menjahui sumbu senter.
Pahat ISO 7
Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu
center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0. Pahat jenis ini
dapat juga digunakan untuk memotong pada benda kerja yang memilki
diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.
Pahat ISO 8
Pahat ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75.
Pahat ISO 9
Pahat ISO 9 digunakan untukproses pembesaran lubang tidak tembus
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95.
DIN 4980 dan DIN 4981. Aplikasi penggunaan dari berbagai jenis pahat bubut
standar DIN dapat dilihat pada gambar
Pahat DIN 4971 fungsinya sama dengan pahat ISO 1, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 75o. Pada umumnya pahat jenis ini digunakan untuk membubut
pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90.
Pahat DIN 4972 fungsinya sama dengan pahat ISO 2, yaitu digunakan
untuk pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan permukaan/ facing)
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45. Pahat jenis ini juga dapat
digunakan untuk membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang
tajam (debured).
Pahat DIN 4976 fungsinya sama dengan pahat ISO 4, yaitu digunakan
proses pembubutan memanjang dengan pemakanan relatif kecil dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0. Pahat jenis ini pada umumnya hanya
digunakan untuk proses finising.
Pahat DIN 4977 fungsinya sama dengan pahat ISO 5, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan melintang menuju sumbu center dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 0. Jenis pahat ini pada umumnya hanya
digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja atau memfacing.
Pahat DIN 4978 fungsinya sama dengan pahat ISO 3, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan memanjang dan melintang dengan sudut bidang
samping (plane angle) sebesar 93. Pada proses pembubutan melintang tujuannya
adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90) pada sudut bidangnya, yaitu
dengan cara menggerakkan pahat menjauhi sumbu senter.
Pahat DIN 4980 fungsinya sama dengan pahat ISO 6, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan memanjang dengan hasilsudut bidangnya (plane angle)
sebesar 90, sehingga pada proses pembubutan bertingkat yang selisih
diameternya tidak terlalu besar dan hasil sudut bidangnya dikehendaki siku (90)
pahatnya tidak perlu digerakkan menjahui sumbu senter.
Pahat DIN 4981 fungsinya sama dengan pahat ISO 7, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya
(plane angle) sebesar 0. Pahat jenis ini dapat juga digunakan untuk memotong
pada benda kerja yang memilki diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat
panjang mata pahatnya.
Pada saat penyayatan, sisi depan pahat ulir dibatasi oleh sisi uliran pada
diameter terkecil/ minor diameter (d1) dan sisi belakangnya dibatasi oleh sisi
uliran pada diameter terbesarnya/ mayor diameter (d). Dengan demikian, agar
pahat ulir tidak terjepit pada saat digunakan perlu adanya penambahan sudut
kebebasan pada saat penggerindaan yaitu masing-masing sisi ditambah antara 1
3 , sehingga didapat:
Keterangan:
X = besarnya pergeseran kepala (mm)
L = panjang total benda kerja (mm)
D = Diameter terbesar (mm)
d = diameter terkecil (mm)
a. Penumpuan harus kuat dengan menekan kepala lepas dan dikunci semua
penguncinya.
b. Menggeser kepala lepas setelah benda kerja terpasang dengan baik.
c. Laju pemakanan dipilih yang kecil supaya getaran tidak terlalu besar.
20000
119.32
= 167.61rpm
= satuan ( 3.14)
d = diameter (mm)
h) Mensetting Kecepatan Mesin.
Melhat tabel kecepatan (panah merah), dan membaca kode kecepatan
yang dibutuhkan (RIII, 2)
Setting tuas pengatur kecepatan sesuai kode kecepatan yang
dibutuhkan
Tekan tombol aliran listrik (panah oren)
Tarik tombol emergency (panah hitam)
i)
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Gambar Kerja
Palu
Kunci Cekam
Kunci Tool Post
Kuas
Kunci Inggris
n.
o.
4.4 Proses Pembubutan
4.4.1 Gambar
4.4.2 Facing
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Miringkan tool post sekitar 8-15 derajat ke kiri, lalu kunci dengan
kunci tool post
Dekatkan pahat dengan bahan dengan mengerat tool post, dengan
cara memutar eretan melintang kearah kiri.
Sentuhkan atau dekatkan ujung pahat dengan benda kerja.
Geser pahat bubut menjauhi benda benda kerja (mundur), dengan
bantuan eretan atas yang diputar kearah kiri.
Atur atau setting nonius pada eretan atas pada posisi nol (0).
Setelah itu, atur tebal pemakanan pada saat membubut muka,
dengan menggunakan eretan tool post
Nyalakan mesin
Mulailah membubut muka (facing)
Putar eretan atas kearah kanan, untuk mulai makan bahan
Putar dengan pelan (konstan), agar bahan halus
Maju hingga center bahan ( setengah diameter)
Apabila sudah, tarik kembali dengan memutar kekiri eretan
atas
Matikan mesin, untuk mengecek halus atau tidaknya
permukaan
Lakukan hal yang sama hingga permukaan halus
p.
4.4.3
r.
1. Lepaskan center putar dari kepala lepas
s.
2. Pasang Center Drill pada Chuck Drill
t.
3. Pasangkan kesatuan ke chuck di kepala lepas, dengan sedikit hentakan
u.
Dekatkan kepala lepas pada bahan, dengan cara didorong perlahan
v.
4. Kunci kepala lepas dengan memutar pengonci kepala lepas kearah kanan,
dekatkan Center Drill pada bahan dengan menggunakan eratankepala lepas.
w.
5. Dekatkan dan arahkan ke center, kira-kira selebar kertas
x.
20 x 1000
3.14 x 6
= 1061
rpm
y. 7. gunakan kecepatan yang mendekati dan bisa digunakan, jadi
gunakan kecepatan 740 rpm
z.
38mm
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
as.
at.
au.
av.
aw.
ax.
ay.
az.
4.4.4 Membubut Memanjang
ba.
bb.
Step 1
bc.
bd.
36 mm
be.
bf.
bg.
bh.
123.5mm
bi.
bj.
bk.
bl.
bm. 1.Tandakan bahan dengan high geat .
STEP 2
cb.
cc.
29 mm
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
7 mm
116.5 mm
ck. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 116.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
cl. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
cm. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
cn. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
co. 5. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
cp. 6. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
cq. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
cr. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
cs. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
ct. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
cu. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 7mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
cv. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
cw.
cx.
cy.
cz.
da. STEP 3
db.
dc.
dd.
25 mm
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
7 mm
32 mm
84.5 mm
dk. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 84.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
dl. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
dm. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
dn. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
do. 5. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
dp. 6. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
dq. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
dr. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
ds. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
dt. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
du. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 4mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
dv. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
dw.
dx.
dy.
dz.
ea.
eb. STEP 4
ec.
ed.
ee.
21 mm
ef.
eg.
eh.
ei.
ej.
24 mm
60.5mm
ek. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 60.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
el. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
em. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
en. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
eo. 5. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
ep. 6. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
eq. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
er. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
es. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
et. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
eu. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 4mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
ev. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
ew.
ex.
ey.
ez.
fa.
fb.
fc. STEP 5
fd.
fe.
ff.
19mm
fg.
19 mm
fh.
fi.
22.5 mm
fj.
fk.
fl. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 22.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
fm. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
fn. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
fo. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
fp. 5. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
fq. 6. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
fr. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
fs. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
ft. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
fu. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
fv. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 3 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
fw. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
fx.
fy.
fz.
ga.
gb.
gc.
gd. STEP 6
ge.
gf.
gg. 24 mm
gh.
gi.
gj.
10.5mm
134 mm
gk. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
gl. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
gm. 3.Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 29)
gn. 4. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 10.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
go. 5. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
gp. 6. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
gq. 7.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
gr. 8. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
gs. 9. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
gt. 10. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
gu. 11. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
gv. 12. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
gw. 13. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
gx. 14. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 14 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm. Setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali
toolpost kesebelah kanan.
gy.
gz.
ha.
hb.
hc.
4.5
Langkah Proses Pembubutan Poros Bertirus
hd.
he.
STEP 1
hh.
hi.
13mm
hj.
hk.
17 mm
hl.
hm.
hn. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
ho. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
hp. 3. Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 24)
hq. 4. Majukan kembali kepala lepas, dan masukan lagi center ke lubang, lalu di
kunci ( + cek kembali tes kerapatan dengan memutar chuck kepala tetap,
apabila ujung center putar berputar artinya kerapatan sudah bagus, apabila
belum tekan lagi kepala kepala lepas lebih dalam dan di kunci.)
hr. 5. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 17 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
hs. 6. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
ht. 7. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
hu. 8.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
hv. 9. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
hw. 10. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
hx. 11. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
hy. 12. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
hz. 13. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
ia. 14. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
ib. 15. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 6 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
ic. 16. Setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah
kanan.
id.
ie.
STEP 2
if.
ig.
ih.
20mm
ii.
ij.
ik.
68 mm
STEP 3
26 mm
jb.
jc.
jd.
je.
jf.
jg.
31.5mm
jh. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 31.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
ji. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
jj. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
jk. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
jl. 5. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
jm. 6. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
jn. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
jo. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
jp. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
jq. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
jr. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 3 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
js. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
jt.
ju.
33 mm
jv.
jw.
jx.
jy.
jz.
ka.
STEP 4
7mm
10.5mm
21 mm
kr.
ks.
kt.
ku. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
kv. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
kw. 3.Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 26 mm)
kx. 4. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 10.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
ky. 5. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
kz. 6. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
la. 7.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas, lalu tandai sedikit.,
dengan menyalakan mesin, sehinggam membuat garis.
lb. 8. Tarik eretan atas, dan matikan mesin
lc. 9. Geserkan pahat ke ujung kanan benda kerja, dengan menggunakan eretan
melintang yang diputar kekanan.
ld. 10. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
le. 11. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
lf. 12. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan melintang dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
lg. 13. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
lh. 14. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 3 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm. Setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali
toolpost kesebelah kanan.
li.
lj.
lk.
4.5.2
ll.
lm.
STEP 1
ln. Untuk bagian ini kita diharuskan menggunakan mata pahat khusus yaitu dengan mata
pahat alur,karena untuk untuk membentuk perintah selanjutnya tidah bisa memekai pahat yang
sebelumnya. Dan setiap pahat itu ada fungsinya yang berbeda-beda
lo.
lp.
16 mm
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
5mm
68mm
lv.
lw.
lx. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
ly. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
lz. 3.Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 21mm)
ma. 4. lepaskan pahat sayat kanan dari tool post, lalu diganti dengan pahat alur
1.5 mm ( kuatkan kembali dengan kunci L)
mb. 5. Majukan kembali kepala lepas, dan masukan lagi center ke lubang, lalu di
kunci ( + cek kembali tes kerapatan dengan memutar chuck kepala tetap,
apabila ujung center putar berputar artinya kerapatan sudah bagus, apabila
belum tekan lagi kepala kepala lepas lebih dalam dan di kunci.)
mc. 4. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 63 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
md. 5. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
me. 6. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
mf. 10. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
mg. 11. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
mh. 12. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut alur 0.5mm
mi. 13. Setelah selesai, tambahkan skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
mj. 14. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 4 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut alur dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm. geser kembali toolpost kesebelah kanan, hingga
menghabisi bubut panjangnya 5mm.
mk. 15. Setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah
kanan.
ml.
mm.
mn. STEP 2
mo.
mp.
mq.
mr.
ms.
mt.
7mm
mu.
mv.
c .18 mm
b .24 mm
mw.
mx.
my.
mz.
na.
nb.
nc.
7mm
nd.
ne.
nf.
ng.
nh. POIN B
ni. 1. Menhitung panjang yang dibutuhkan ( 30 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
nj. 2. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
nk. 3. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
nl. 4. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
nm. 5. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
nn. 6. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut alur 0.5mm
no. 7. Setelah selesai, tambahkan skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
np. 8. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 2 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut alur dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm.
nq. 9. Setelah selsai matikan mesin, dan tarik kembali toolpost dan geser
kesebelah kanan.
nr.
ns. POIN A
nt. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
nu. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
nv. 3.Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 26 mm)
nw. 4. Menghitung panjang yang dibutuhkan ( 10.5 mm) dengan pengukur dalam
jangka sorong
nx. 5. tempelkan pengukur dalam jangka sorong dengan bahan
ny. 6. Posisikan pahat sepajang pengukur dalam janka sorong, dengan memutar
eretan melintang
nz. 10. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
oa. 11. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
ob. 12. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut alur 0.5mm,
oc. 13. Setelah selesai, tambahkan skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
od. 14. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 3 mm),
setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan presisi dan halus
dengan toleransi 0.1 mm. Setelah selsai matikan mesin, tarik dan geser
kembali toolpost kesebelah kanan.
oe.
of.
og.
oh.
oi.
4.5.3
Membuat Tirus
oj.
ok.
STEP 8
19
ol.
15.85
om.
on.
oo.
op.
5mm
oq.
68mm
or.
os.
ot.
ou.
ov. 1. Buka kunci kepala lepas, lalu tarik kepal lepas menjauhi bahan.
ow. 2. Pasangkan kunci cekam pada chuck, pegang bahan ( bahan dingin) lalu
buka cekam dengan memutar kekiri kunci
ox. 3. Ganti pahat alur dengan pahat sayat kanan dengan mengunakan kunci L
oy. 4 hitung derajat kemiringan tool post yang harus kita gunakan dengan
perhitungan
oz.
tan
15.85
=0.251
63
pa. 5. putar ke-4 mur kunci tool post dengan menggunakan kunci Inggris no.13
diputar kearah kiri, posisikan sesuai derajat yang sudah ditetukan ( geser
kekanan)
pb. 6. kunci kembali tool postnya
pc. 7. atur kembali kecepatan yang dibutuhkan ( apaila tak ada sesuaikan dengan
yang terdekat)
pd.
N=
20 x 1000
=318 rpm
3.14 x 20
pe. 8.Putar balik bahan, dan pasang kembali ( dengan menambahkan lapisan
kertas pada bahan yg memutari berdiameter 21 mm)
pf. 9.Majukan kembali kepala lepas, dan masukan lagi center ke lubang, lalu di
kunci ( + cek kembali tes kerapatan dengan memutar chuck kepala tetap,
apabila ujung center putar berputar artinya kerapatan sudah bagus, apabila
belum tekan lagi kepala kepala lepas lebih dalam dan di kunci.)
pg. 10. Posisikan pahat ujung pengukuran, dengan memutar eretan tool post
ph. 4.Sentuh sedikit bahan dengan pahat, dengan eretan atas
pi. 7. Putarkan kembali eretan atas ke skala nol.
pj. 8. Nyalakan mesin dengan mendorong tuas on, yang ada di badan tool post
pk. 9. Putarkan skala eretan atas untuk pemakanan bubut memanjang 0.5mm,
geserkan tool post kesebalah kiri dengan memutar eretan tool post dengan
halus hinggan kegaris yang sudah ditandakan.
pl. 10. Setelah selesai, geser kembali toolpost ke arah kanan, tambahkan
skalanya 0.5mm lagi ( menjadi 1mm)
pm. 11. Lakukan hal yang sama sampai menyisakan 0.5 mm dari target ( 4.15
mm, 1 mm), setelah bersisa 0.5mm mulailah membubut panjang dengan
presisi dan halus dengan toleransi 0.1 mm.
pn. 13. setelah selsai matikan mesin, dan geser kembali toolpost kesebelah kanan.
po.
pp.
pq.
pr.
ps.
pt.
pu.
pv.
pw.
px.
py.
pz.
qa.
qb.
qc.
qd.
qe.
qf.
qg.
qh.
qi.
qj.
qk.
ql.
qm.
qs.
qt.
qu.
qv.
qw.
qx.
qy.
qz.
ra.
rb.
rc.
rd. Nama/NIM
re. Kelas
: 1-MA
rf.
rg.
rh.
ri. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG ( POLBAN ) Alamat:
Jl.Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung Telepon:
022-2013789
rj.
rk.
rl.
rm.