KEPENTINGAN ASING LEBIH DOMINAN IKAN BAGUS UNTUK EKSPOR, IKAN JELEK UNTUK KONSUMSI
NASIONAL
November 2009-November November 2011-2014
2011 Meningkatkan Produktivitas dan Nilai Tambah Produk Kelautan dan
Target pada tahun 2015 Perikanan
menjadi produsen ikan Udang dan Bandeng (Pantura Jawa), Patin (Sumatera), Rumput Laut
terbesar di dunia melalui (Sulawesi dan NTB), Tuna (5 Pelabuhan Perikanan), Pindang (Jawa),
minapolitan; Garam (Jabar, Jateng dan Jatim)
Peningkatan usaha budidaya Impor bahan baku ikan asin di legalkan
hingga 300 persen
5.000.000
65,01
34,99
Dengan asumsi ukuran kapal 30 GT maka jumlah tonase kapal keseluruhan yang telah
mendapat izin adalah 163.080 GT dan 200 GT adalah 1.087.200 GT
Rata-Rata Per Perusahaan 2 izin Kapal dengan total tonase antara 60 GT sampai 400 GT
untuk menghindari kewajiban mendirikan UPI sesuai Permen KP No 5 Tahun 2008
tentang Izin Usaha Perikanan Tangkap
10
Belum efisien dan kompetitifnya sistem logistik
1) Pendekatan Kwalitas menjadi utama dalam ekspor ikan dan produk perikanan
Indonesia ke negara tujuan secara sistematis telah berperan dalam
meningkatkan pasokan kebutuhan gizi SDM negara-negara tujuan
ekspor;
2) Berdasarkan riset penulis (2010) di Bali dan Kalimantan Barat menunjukan
bahwa ikan-ikan yang di ekspor adalah ikan-ikan berkwalitas 1 dan 2,
sementara untuk konsumsi dalam negeri berkwalitas 3 ke bawah
Perkembangan Impor Ikan dan Produk Perikanan
Indonesia Tahun 2012 (Per September)
1) Pendekatan Volume menjadi ciri khas ikan dan produk ikan yang di impor Indonesia
Bukan Pendekatan Kwalitas Ikan dan Produk Perikanan secara sistematis telah
berperan dalam menyediakan ikan dan produk perikanan kwalitas rendahan bagi
penduduk Dalam Negeri untuk bahan baku Industri Ikan Asin dan olahan lainnya;
2) Volume impor ikan meningkat terjadi pada saat nelayan nasional panen ikan (Cuaca
baik) ikan hasil tangkapan nelayan tidak terserap karena kalah bersaing dengan ikan
impor yang harga murah;
Ironis Bayi Kekurangan Gizi di Sentra
Perikanan Nasional
Dokumen BAPPENAS (2010) menunjukan bahwa bayi yang masih
kekurangan gizi masih sangat tinggi, terutama di provinsi-provinsi
berbasis sektor kelautan dan perikanan. Misalnya Maluku (27,8 %),
Maluku Utara (22,8 %), Nusa Tenggara Timur (33,6 %), Nusa
Tenggara Barat (24,8 %), Sulawesi Tenggara (27,6 %), Papua (21,2
%), Papua Barat (23,2 %), Gorontalo (25,4 %), Riau (21,4 %),
Kalimantan Barat (22,5 %), dan Kalimantan Timur (19,3 %)
15
DUGAAN EKSPOR-IMPOR
ILLEGAL
Dugaan Kasus Impor Ikan Illegal Dari China
Ke Indonesia Tahun 2010
17
Dugaan Ekspor Ikan Tuna Albacore Illegal
Indonesia ke Thailan Tahun 2010
Impor Albacore Frozen Thailand dari Indonesia Ekspor Albacore Frozen Indonesia Ke Thailand
3.399.979 Kg
2010
1.047.255 Kg
Terdapat Selisih sebesar 2.352.724 Kg (69,20
Persen) dengan Nilai 8.326.839 US $