Anda di halaman 1dari 45

BAB III

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) Angkatan 53 Universitas

Hasanuddin dilaksanakan selama delapan minggu dimulai pada tanggal 9 Juni 2016

sampai dengan 8 Agustus 2016. Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)

dilaksanakan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Program kerja

yang dilaksanakan terdiri atas dua jenis, yaitu program kerja wajib dan program kerja

tambahan yang terdiri dari intervensi fisik dan intervensi non fisik.

A. Persiapan Observasi

Sebelum melakukan obesrvasi lapangan, dilakukan persiapan observasi

berupa pertemuan dengan Kepala Desa, Sekretaris Desa, para Kepala Dusun,

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan pihak-pihak terkait untuk

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mahasiswa KKN-PK. Hal ini

bertujuan sebagai perkenalan agar masyarakat dapat menerima kedatangan dan

menjelaskan tujuan kedatangan mahasiswa peserta KKN-PK. Selain itu, juga

dilakukan koordinasi dengan Kepala Kecamatan, Kepala Desa, Kepala

Puskesmas mengenai rencana kegiatan pengumpulan data yang dibutuhkan.

13
B. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan selama tiga hari dilakukan di semua dusun di

Desa Anabanua yaitu dengan mengunjungi rumah masing-masing Kepala Dusun,

kader kesehatan masing-masing dusun, tokoh agama, dan tokoh masyarakat

lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan demografis, keadaan

geografis, dan masalah-masalah kesehatan yang ada di Desa Anabanua.

Observasi lapangan juga dilakukan dengan mengunjungi Kantor Desa

Anabanua dan Puskesmas Palakka. Kunjungan ke Kantor Desa Anabanua

dimaksudkan untuk mengambil data sekunder tentang keadaan demografis,

geografis, dan sosial budaya Desa Anabanua secara umum. Kunjungan ke

Puskesmas Palakka dimaksudkan untuk mengambil data sekunder tentang

masalah-masalah kesehatan yang ada di Desa Anabanua sebagai pedoman untuk

menentukan program kerja yang akan dilakukan peserta Kuliah Kerja Nyata

Profesi Kesehatan (KKN-PK) Angkatan 53 Universitas Hasanuddin.

C. Program Kerja

Berdasarkan observasi lapangan tersebut, maka ditemukan berbagai masalah

kesehatan yang menjadi acuan dalam penentuan program kerja. Program kerja

tersebut selanjutnya diseminarkan kepada masyarakat di Kantor Desa

Anabanua pada Minggu, 21 Juni 2015 yang dihadiri sebanyak 27 orang, untuk

mendapatkan dukungan serta membangun komitmen dalam rangka

14
menyukseskan program kerja tersebut. Adapun program kerjanya, antara lain:

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

b. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Rumah Tangga

c. Penyuluhan ISPA, Gastritis, Diabetes Melitus, dan Rematik

d. Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

e. Penyuluhan Dapatkan Gunakan Simpan Buang (DAGUSIBU)

f. Penyuluhan Pengolahan Sampah dengan 3R

g. Lomba Adzan dan Menghafal Surah-Surah Pendek

h. Lomba Cerdas Cermat Kader Sehat

i. Penyuluhan Right Posture pada Anak

j. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

k. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Sekolah

l. Sosialisasi dan Pendampingan Jamban Sehat

2. Intervensi Fisik

a. Skrining Hipertensi

b. Penempelan Poster Kesehatan di Pustu dan Stiker di Posyandu

c. Pelatihan Senam Lansia Tingkat Kader

15
D. Pelaksanaan Program Kerja

Adapun dari program kerja yang telah dibuat, kegiatannya dilaksanakan

dengan mendapat dukungan dan prtisipasi sekolah dan masyarakat Desa

Anabanua utamanya badan pengelola desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta

kerjasama peserta mahasiswa KKN Profesi Kesehatan Angkatan 53 Universitas

Hasanuddin di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru, yaitu:

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Penyuluhan ASI Eksklusif merupakan suatu upaya untuk

memberikan pemahaman kepada ibu-ibu maupun calon ibu mengenai

pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

Mendorong praktik pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, adalah

strategi efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi. Sangat

diwajibkan kepada ibu untuk memberikan ASI sejak lahir sampai 6

bulan tanpa suplemen tambahan baik makanan cair maupun padat, selain

obat atau vitamin. Beberapa studi telah menggarisbawahi keuntungan

ASI eksklusif bagi bayi yaitu untuk pertumbuhan, system kekebalan

tubuh, dan pencegahan penyakit pada bayi. Beberapa studi

mengungkapkan hubungan kurangnya pemberian ASI eksklusif

menyebabkan tingginya kejadian mortalitas dan morbiditas akibat

kurang gizi dan infeksi.

16
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi dibanding dengan susu

formula maupun susu non-ASI lainnya karena ASI memiliki komposisi

yang unik dan pas bagi kebutuhan gizi bayi. ASI memiliki kandungan-

kandungan nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak, mineral, air

dan vitamin. Kandungan yang paling penting yang terdapat dalam ASI

adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali

disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual

material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerpurium. Kolostrum merupakan cairan

dengan viskositas kental, lengket, dan berwarna kekuningan. Kolostrum

mengandung protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah

putih, dan antibodi yang tinggi. Manfaat kolostrum pada ASI yang

sangat berguna bagi bayi antara lain:

a. Mengandung zat kekebalan, terutama imunoglobulin A (Ig A) yang

berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi,

seperti diare;

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung isapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit, namun

cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi;

17
c. Mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, serta mengandung

karbohidrat dan lemak yang rendah sehingga sesuai dengan

kebutuhan bayi pada hari-hari pertama kelahiran bayi;

d. Membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan

wawasan yang lebih lengkap kepada para ibu maupun calon ibu

mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Sasarannya adalah para

ibu maupun calon ibu di Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Nur Istiqomah Rahmah.

Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan swadana

mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa Anabanua, Kecamatan Barru,

Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak 4 kali masing-masing

pada hari Jumat, 17 Juni 2016 di Posyandu Dusun Daccipong, pada hari

Senin, 11 Juli 2016 di Posyandu Dusun Gallengnge dan Posyandu

Dusun Allejang, dan pada hari Kamis, 14 Juli 2016 di Posyandu Dusun

Banga-banga. Peserta yang hadir total berjumlah 80 orang. Sebelum

menyampaikan materi penyuluhan, terlebih dahulu diadakan pre-test

untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman ibu-ibu dan calon ibu

mengenai ASI Eksklusif. Selain itu, tujuan pengadaan pre-test adalah

18
untuk mengukur tingkat pemahaman ibu-ibu dan calon ibu mengenai

materi yang akan diberikan. Pemberian pre-test diberikan secara random

sebanyak 15 orang perwakilan tiap posyandu. Pada saat penyuluhan,

peserta diberikan materi pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Setelah

penyuluhan, peserta diberikan post-test untuk mengukur pemahaman

ibu-ibu dan calon ibu mengenai materi yang telah diberikan.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik.

Berikut hasil pre-test dan post-test peserta.

Tabel 3.1
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan ASI Eksklusif pada Ibu-ibu dan Calon Ibu
di Desa Anabanua Kec. Barru Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Cukup 56 91,8 18 29,5
Kurang 2 4,9 0 0
Baik 2 3,3 42 70,5
Jumlah 60 100 60 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Berdasarkan tabel 3.1, terlihat bahwa tingkat pengetahuan siswa

Ibu-ibu dan calon Ibu di Desa Anabanua mengenai ASI Eksklusif

sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) secara umum memiliki

pengetahuan cukup yaitu sekitar 91,8% dan terjadi peningkatan pada

19
tingkat pengetahuan menjadi baik diberikan penyuluhan (post-test) yaitu

sekitar 70,5%.

b. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakatnya. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

Rumah Tangga merupakan suatu upaya untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat terutamanya ibu ibu rumah tangga mengenai hidup

bersih dan sehat serta penerapannya. Penanaman pemahaman PHBS

juga bagus dilakukan kepada ibu rumah tangga karena mereka adalah

yang paling dekat dengan keluarga dan anak - anak. Ibu- ibu ini juga

yang setiap hari bertanggungjawab melaksanakan tugas tugas di

rumah sehingga membuatkan mereka ini menjadi sangat penting dalam

memastikan kebersihan dan kesehatan keluarga. PHBS adalah upaya

untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka

jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan

20
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan

masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang lebih jelas kepada ibu rumah

tangga agar dapat membawa perubahan ke keluarganya atau ke

masyarakat sekitar pemukimannya. Sasarannya adalah ibu ibu rumah

tangga yang terdapat di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten

Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Ezzati Nabila Fatin Binti

Shaharil. Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan

swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa Anabanua,

Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak 4 kali mengikut

jadwal posyandu di Desa Anabanua. Masing-masing pada hari Jumat, 17

Juni 2016 di Posyandu Daccipong, pada hari Senin, 11 Juli 2016 di

Posyandu Allejjang dan Posyandu Gellengnge, dan pada hari Kamis, 14

Juli 2016 di Posyandu Banga banga. Peserta yang hadir total

berjumlah 80 orang. Sebelum menyampaikan materi penyuluhan,

terlebih dahulu diadakan pre-test untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman ibu - ibu mengenai PHBS di Rumah Tangga. Selain itu,

tujuan pengadaan pre-test adalah untuk mengukur tingkat pemahaman

21
siswa mengenai materi yang akan diberikan. Setelah penyuluhan,

peserta diberikan post-test untuk mengukur pemahaman ibu ibu

mengenai materi yang telah diberikan.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik,

antusias peserta cukup tinggi, dan peserta berhasil menyelesaikan soal

pre-test dan post-test dengan baik. Berikut hasil pre-test dan post-test

peserta.

Tabel 3.2
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan PHBS pada Ibu Rumah Tangga
di Desa Anabanua Kec. Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Kurang 9 22.5 0 0
Cukup 18 45.0 8 20.0
Baik 13 32.5 32 80.0
Jumlah 40 100 40 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Berdasarkan tabel 3.2 , terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu ibu

rumah tangga di Desa Anabanua mengenai perilaku hidup bersih dan

sehat sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) secara umum memiliki

pengetahuan yang baik yaitu sekitar 32,5% dan terjadi peningkatan pada

22
tingkat pengetahuan cukup setelah diberikan penyuluhan (post-test)

yaitu sekitar 80,0%.

c. Penyuluhan ISPA, Gastritis, Diabetes Melitus, dan Rematik

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam setiap hidup manusia.

Kesehatan secara umum terbagi menjadi kesehatan jasmani dan

kesehatan rohani. Kualitas hidup yang ideal terbentuk ketika seseorang

tidak mengalami sakit jasmani maupun rohani. Apabila kondisi jasmani

maupun rohani seseorang memburuk, maka kualitas hidupnya pun akan

terganggu. Terkhusus untuk kesehatan jasmani, penurunan kondisi

kesehatan jasmani seseorang itu dapat disebabkan oleh karena masuknya

virus, bakteri, ataupun jamur kedalam tubuh individu tersebut, dengan

terjadinya penurunan kesehatan maka kualitas hidup individu tersebut

juga akan mengalami penurunan. Maka dari itu, sangat penting bagi

setiap individu untuk mengetahui cara-cara pencegahan ataupun

pengobatan terhadap suatu penyakit agar kualitas hidupnya dapat

kembali ataupun mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.

Terdapat beberapa tahap dalam pencegahan penyakit yaitu

promotif, preventif, dan kuratif. Kami dalam hal ini mahasiswa KKN

Profesi Kesehatan hanya dapat melaksanakan tahap promotif dan tahap

preventif, sedangkan pada tahap kuratif yang punya hak untuk

melaksanakan yaitu dokter yang sudah memiliki izin. Program yang

23
kami ambil dalam hal ini ialah program penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat.

Penyuluhan kesehatan dalam hal ini dikhususkan untuk penyakit-

penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Anabanua berdasarkan

sumber dari puskesmas Palakka yang membawahi desa Anabanua.

Adapun penyakit-penyakit tersebut antara lain penyakit ISPA, Gastritis,

Rematik, dan Diabetes Mellitus. Tujuan umumnya adalah untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penyakit ISPA,

Gastritis, Rematik, dan Diabetes Mellitus, sedangkan tujuan khususnya

adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang tanda &

gejala, pengobatan, dan pencegahan dari penyakit ISPA, Gastritis,

Rematik, dan Diabetes Mellitus. Sasaran dari kegiatan ini adalah

masyarakat Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru yang

terbagi kedalam empat dusun yaitu Dusun Gellengnge, Dusun Allejjang,

Dusun Daccipong, dan Dusun Banga-Bangae. Penanggung jawab dari

kegiatan ini adalah Muhammad Fiqhi Amiruddin, dan sumber dana dari

kegiatan ini berasal dari swadana mahasiswa KKN Profesi Angkatan 53

desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan sebanyak empat

kali masing-masing pada tanggal 21 Juni 2016 di mesjid dusun

Gellengnge, tanggal 23 Juni 2016 di mesjid dusun Allejjang, 25 Juni

24
2016 di mesjid Dusun Daccipong, dan tanggal 27 Juni 2016 di mesjid

dusun Banga-Bangae. Kegiatan penyuluhan ini terlaksana dengan baik

dan antusiasme masyarakat setempat yang cukup tinggi. Adapun target

dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah pembagian leaflet

mengenai informasi tentang penyakit ISPA, Gastritis, Rematik, dan

Diabetes Mellitus masing-masing 30 rangkap kepada masyarakat yang

hadir pada saat penyuluhan. Berikut hasil dari program kerja ini

Tabel 3.3
Distribusi Leaflet Penyuluhan ISPA, Gastritis, Rematik, dan DM di
Desa Anabanua Kecamatan Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Jumlah leaflet
Tempat Jumlah peserta
yang terbagi
Mesjid Dusun Gellengnge 34 orang 30 rangkap
Mesjid Dusun Allejjang 76 orang 30 rangkap
Mesjid Dusun Daccipong 32 orang 30 rangkap
Mesjid Dusun Banga- 38 orang 30 rangkap
Bangae
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

d. Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Pengobatan menggunakan obat-obat tradisional merupakan salah

satu bentuk tren masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat

untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan antara

lain karena pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dimanfaatkan

oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat diseluruh

25
pelosok tanah air. Tanaman yang berkhasiat sebagai obat harus

dikembangkan dan disebarluaskan agar semaksimal mungkin dapat

dimanfaatkan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat, khususnya

untuk tanaman obat yang penyebarluasannya dapat dilakukan melalui

TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Berdasarkan data yang diperoleh, ada 5 penyakit yang menempati

tempat teratas di masyarakat Desa Anabanua yaitu ISPA, Gastritis,

Infeksi Kulit, Demam dan Hipertensi. Penyakit tersebut di atas dapat

diatasi dengan menggunakan resep tradisional dengan tanaman obat

yang mudah dijangkau ketersediaannya dan tidak sulit dalam

budidayanya. Obat tradisional sangat jarang menimbulkan efek samping

dan dengan perlahan tapi pasti dapat menyembuhkan penyakit tersebut.

Selain itu, melihat tidak adanya rumah di Desa Anabanua yang memiliki

TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sehingga atas dasar pemikiran inilah

diperlukan pengadaan penyuluhan untuk menambah pengetahuan

masyarakat akan pentingnya kegunaan dari TOGA (Tanaman Obat

Keluarga).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada

masyarakat mengenai obat tradisional. Sasarannya adalah seluruh

masyarakat/warga di Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Sri Hardyanti Baharuddin.

26
Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan swadana

mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa Anabanua, Kecamatan Barru,

Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 Juni 2016

di Masjid Dusun Gellengnge; Rabu, 23 Juni 2016 di Masjid Dusun

Allejjang; Jumat, 25 Juni 2016 di Masjid Dusun Daccipong; dan

Minggu, 27 Juni 2016 di Masjid Dusun Banga-Bangae. Peserta yang

hadir di Dusun Gellengnge sebanyak 34 orang, Dusun Allejjang

sebanyak 76 orang, Dusun Daccipong sebanyak 32 orang, dan Dusun

Banga-Bangae sebanyak 38 orang. Peserta yang hadir masing-masing

diberikan booklet yang berisi jenis-jenis tanaman obat keluarga agar

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan tradisional. Pada

kegiatan ini, dilakukan juga pemberian pre-test post-test, dengan

mengambil sampel acak sebanyak 20 orang tiap dusun di Desa

Anabanua sehingga terdapat 80 responden dalam pengisian pre-test

post-test. Diberikan pre-test sebelum penyuluhan untuk mengetahui

pemahaman peserta sebelum mendapatkan materi penyuluhan TOGA,

setelah penyuluhan peserta diberikan post-test untuk mengetahui

pemahaman peserta terhadap materi penyuluhan TOGA yang telah

dipaparkan. Berikut hasil pre-test dan post-test peserta.

27
Tabel 3.4
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test
dan Post-Test untuk Penyuluhan TOGA pada Masyarakat
Desa Anabanua Kecamatan Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Baik 6 7.5 35 43.8
Cukup 19 23.8 36 45.0
Kurang 55 68.8 9 11.2
Jumlah 80 100 80 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Berdasarkan tabel 3.4, terlihat bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat Desa Anabanua mengenai Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) dengan setelah diberikan

penyuluhan (post-test) terjadi peningkatan yaitu yang memiliki

pengetahuan baik dari 7.5% meningkat hingga 43.8%.

e. Penyuluhan Dapatkan Gunakan Simpan Buang (DAGUSIBU)

Kesehatan merupakan tujuan dan tanggung-jawab bangsa, sehingga

untuk mencapai hal tersebut diperlukan kesadaran yang besar terhadap

penggunaan obat-obatan yang benar dimulai dari keluarga dengan

DAGUSIBU. DAGUSIBU merupakan bentuk penyampaian informasi

tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang

obat dengan baik dan benar.

28
Sehubungan dengan informasi dari farmasis di apotek Puskesmas

Palakka, mengenai kurangnya informasi tentang cara perolehan obat

maupun penanganan obat, sehingga membuat kesadaran masyarakat

masih rendah akan hal ini, dimana masyarakat tidak mengetahui bahaya

akan obat yang tidak rasional, maka saya berencana mengadakan

penyuluhan tentang DAGUSIBU untuk meningkatkan wawasan dan

kesadaran seluruh masyarakat akan hal tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada

masyarakat tentang DAGUSIBU, yaitu cara mendapatkan,

menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar.

Sasarannya adalah seluruh masyarakat/warga di Desa Anabanua,

Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Penanggung jawab kegiatan ini

adalah Sri Hardyanti Baharuddin. Sumber dana yang dibutuhkan dalam

kegiatan ini merupakan swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di

Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 Juni 2016

di Masjid Dusun Gellengnge; Rabu, 23 Juni 2016 di Masjid Dusun

Allejjang; Jumat, 25 Juni 2016 di Masjid Dusun Daccipong; dan

Minggu, 27 Juni 2016 di Masjid Dusun Banga-Bangae. Peserta yang

hadir di Dusun Gellengnge sebanyak 34 orang, Dusun Allejjang

sebanyak 76 orang, Dusun Daccipong sebanyak 32 orang, dan Dusun

29
Banga-Bangae sebanyak 38 orang. Peserta yang hadir masing-masing

diberikan booklet yang berisi pengetahuan DAGUSIBU agar dapat

dimanfaatkan untuk keperluan penggunaan obat yang benar. Pada

kegiatan ini, dilakukan juga pemberian pre-test post-test, dengan

mengambil sampel acak sebanyak 20 orang tiap dusun di Desa

Anabanua sehingga terdapat 80 responden dalam pengisian pre-test

post-test. Diberikan pre-test sebelum penyuluhan untuk mengetahui

pemahaman peserta sebelum mendapatkan materi penyuluhan

DAGUSIBU, setelah penyuluhan peserta diberikan post-test untuk

mengetahui pemahaman peserta terhadap materi penyuluhan

DAGUSIBU yang telah dipaparkan. Berikut hasil pre-test dan post-test

peserta.

Tabel 3.5
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan Post-
Test untuk Penyuluhan DAGUSIBU pada Masyarakat
Desa Anabanua Kecamatan Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Baik 0 0 26 32.5
Cukup 47 58.8 47 58.8
Kurang 33 41.2 7 8.8
Jumlah 80 100 80 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

30
Berdasarkan tabel 3.5, terlihat bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat Desa Anabanua mengenai DAGUSIBU sebelum diberikan

penyuluhan (pre-test) dengan setelah diberikan penyuluhan (post-test)

terjadi peningkatan yaitu yang memiliki pengetahuan baik dari 0%

meningkat hingga 32.5%.

f. Penyuluhan Pengolahan Sampah dengan 3R

Sampah merupakan masalah di semua negara di dunia, sampah ada

yang mudah terurai ada juga yang sulit terurai sehingga berpotensi

menimbulkan pencemaran tanah dan air, yang tentunya akan bermasalah

dengan kesehatan lingkungan di sekitarnya dalam jangka waktu yang

panjang. Hingga saat ini, masyarakat masih belum sadar tentang

membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut jelas menimbulkan

berbagai masalah sosial seperti banjir, wabah penyakit, dan

menimbulkan kekumuhan. Akan menjadi dampak yang serius bila tidak

segera diatasi.

Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi

kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau

ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan

berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah

tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan

31
serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman

penyakit.

Sampah yang dibuang di jalan dapat menghambat saluran air yang

akhirnya membuat air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat

berkubang bagi nyamuk penyebab malaria. Sampah yang menyumbat

saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air dalam

got yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah akan kembali masuk

ke dalam rumah sehingga semua kuman, kotoran dan bibit penyakit

masuk lagi ke dalam rumah.

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas

menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang

sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi

penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas

rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada

masyarakat sehingga mampu memahami dan mengetahui cara untuk

dapat mengelola sampah yang ada dan merupakan masalah yang akan

selalu timbul di lingkungan. Sasarannya adalah semua warga yang ada

di Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Penanggung

jawab kegiatan ini adalah Mardayani Donnallo. Sumber dana yang

32
dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan swadana mahasiswa KKN-PK

Angkatan 53 di Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak 4 kali masing-masing

pada hari : Selasa, 21 Juni 2016 di Masjid Dusun Gellengnge, Kamis, 23

Juni 2016 di Masjid Dusun Allejjang, Sabtu, 25 Juni 2016 di Masjid

Dusun Daccipong, dan Selasa, 27 Juni 2016 di Masjid Dusun Banga-

bangae. Peserta yang hadir total berjumlah 180 orang. Sebelum

menyampaikan materi penyuluhan, terlebih dahulu diadakan pre test

untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat mengenai

pengelolaan sampah. Selain itu, tujuan pengadaan pre test adalah untuk

mengukur tingkat pemahaman masyarakat mengenai materi yang akan

diberikan. Setelah penyuluhan, peserta diberikan post test untuk

mengukur pemahaman warga mengenai materi yang telah diberikan.

Kemudian setelah pengisian post test selanjutkan dilakukan pembagian

leafleat mengenai materi yang sebelumnya diberikan. Kegiatan

penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik, antusias

peserta cukup tinggi. Berikut hasil pre-test dan post-test peserta.

33
Tabel 3.6
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan Pengelolaan Sampah dengan Metode
3R pada Warga di Desa Anabanua
Kec. Barru Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahua N % N %
n
Baik 3 3,8 18 22.5
Cukup 32 40.0 58 72.5
Kurang 45 56.3 4 5.0
Jumlah 80 100 80 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Berdasarkan tabel 3.6, terlihat bahwa tingkat pengetahuan warga di

Desa Anabanua mengenai pengelolaan sampah sebelum diberikan

penyuluhan (pre-test) secara umum memiliki pengetahuan kurang yaitu

sekitar 56.3% dan terjadi peningkatan pada tingkat pengetahuan

menjadi cukup setelah diberikan penyuluhan (post-test) yaitu sekitar

72.5%.

g. Lomba Adzan dan Menghafal Surah-Surah Pendek

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana masyarakat muslim

diperuntukkan untuk beribadah. Olehnya itu, dalam bulan ramadhan

seharusnya kita memperbanyak ibadah guna mendapatkan pahala dari

Allah SWT. Mengingat hal ini perlu, maka kami bermaksud

mengadakan kegiatan Lomba Adzan & Hafalan Surah Surah

Pendek. Kegiatan ini berupa Lomba dengan 2 kategori lomba, yaitu

34
lomba Adzan untuk laki-laki tingkat SD, dan lomba Hafalan Surah

surah pendek untuk laki-laki dan perempuan tingkat SD di Desa

Anabanua. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Mahasiswa KKN

PK Angkatan 53 Posko Desa Anabanua bersama pemerintah Desa

Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Kemudian dilakukan

penyebaran informasi lomba ke seluruh masyarakat di setiap Dusun

Desa Anabanua melalui Kepala dusun bersama remaja mesjid di setiap

Dusun. Hadiah lomba berupa sertifikat dan hadiah yang disumbangkan

dari swadaya Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan Angkatan 53 Posko

Desa Anabanua.

Adapun tujuan umum dari kegiatan ini yaitu memeriahkan suasana

islami dalam bulan suci Ramadhan di Desa Anabanua. Sedangkan tujuan

khususnya yaitu menilai tingkat kemampuan siswa siswi SD dalam

bidang adzan dan menghafal surah surah pendek. Sasaran dari

kegiatan ini adalah siswa-siswi tingkat SD Desa Anabanua, Kecamatan

Barru, Kabupaten Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Muh.

Fiqhi Amiruddin. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu, 26 juni

2016 di Masjid Fastabiqul Khaerat Dusun Gellengnge, Desa Anabanua.

Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak sebanyak 16 orang. Untuk

lomba adzan diikuti oleh anak-anak sebanyak 9 orang. Untuk lomba

35
Hafalan Surah-surah Pendek diikuti oleh anak-anak sebanyak 7 orang.

Adapun hasil kegiatannya yaitu:

Tabel 3.7
Hasil Lomba Adzan Tingkat SD

Hasil Nama Asal


Lomba Pemenang Dusun
Juara 1 Ramli Allejjang
Juara 2 Rifkiansyah Daccipong
Juara 3 Alif Akbar Gellengnge
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Tabel 3.8
Hasil Lomba Hafalan Surah-Surah Pendek Tingkat SD

Hasil Nama Asal


Lomba Pemenang Dusun
Juara 1 Hasrah Daccipong
Juara 2 Alif Akbar Gellengnge
Juara 3 Febrianti Daccipong
Sumber: Mahasiswa KKN PK Angk. 53, 2016

h. Lomba Cerdas Cermat Kader Sehat

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader

mengenai penyakit, memberikan penghargaan terhadap kinerja kader

selama ini, meningkatkan aplikasi kemampuan kader kesehatan,

memotivasi kader dalam bekerja, serta menjalin dan mempererat tali

silaturrahmi dan kekeluargaan antar sesama kader. Sasarannya adalah

kader-kader posyandu yang terdapat di Desa Anabanua Kecamatan

Barru Kabupaten Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Irbah

36
Butsainah Sudarman. Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini

merupakan swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa

Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan Lomba Cerdas Cermat Kader bertemakan Ibu, Anak, dan

Lansia ini dilakukan sebanyak 1 kali pada hari Selasa, 28 Juni 2016 di

Kantor Desa Anabanua. Peserta yang berpartisipasi dalam lomba

berjumlah 16 orang yang dikelompokkan menjadi 4 tim. Masing-masing

tim mewakili dusun yang terletak di Desa Anabanua. Hal-hal yang

terlebih dahulu dipersiapkan adalah mengunjungi Puskesmas Palakka

untuk meminta jadwal pelaksanaan posyandu untuk tiap-tiap dusun,

kemudian mengunjungi posyandu yang dimaksudkan untuk

mengumumkan kepada kader-kader akan lomba yang akan

dilaksanakan. Penanggung jawab membuat pamflet pengumuman yang

ditempel pada Kantor Desa Anabanua dan leaflet yang disebar ke semua

kader melalui ketua kader posyandu tiap dusun. Selain itu, dipersiapkan

pula hadiah dan sertifikat untuk para juara. Penyusunan daftar

pertanyaan dilakukan oleh mahasiswa KKN dengan meminta

pertimbangan dari staf puskesmas yang diamanahkan oleh Ketua

Puskesmas Palakka. Pada saat perlombaan, peserta mengumpulkan poin

melalui 2 babak, babak pertama peserta diwajibkan untuk menjawab 20

soal dan babak kedua peserta menjawab 10 soal secara rebutan. Setelah

37
perlombaan, peserta langsung diberikan hadiah dengan hasil juara 1 dari

Posyandu Batu Matteddung Dusun Gellengnge (250 poin), juara 2 dari

Posyandu Batu Gua Dusun Banga-Bangae (235 poin), juara 3 dari

Posyandu Batu Benteng Dusun Daccipong (220 poin), dan juara 4 dari

Posyandu Batu Mammanae Dusun Allejjang (175 poin).

Kegiatan Lomba Cerdas Cermat Kader Sehat yang dilakukan telah

terlaksana dengan baik, antusias peserta sangat tinggi. Berikut daftar

nama kader yang mengikuti lomba.

Tabel 3.9
Daftar Nama Kader dan Hasil Lomba Cerdas Cermat Kader Sehat
di Desa Anabanua Kec. Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Nama Kader Posyandu Dusun


Masna
Elvira Batu Gua Banga-Bangae
Jusmiati

Nurhidayah
Batu
Respina Allejjang
Mammanae
Nurniati

Harisa
Hamriani Batu Benteng Daccipong
Hasnawati

Salmiah
Batu
Nurdalifa Gellengnge
Matteddung
Nurdania
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

i. Penyuluhan Right Posture pada Anak

38
Penyuluhan Right Posture merupakan suatu upaya untuk

memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa mengenai

posisi atau cara pelaksanaan aktivitas seperti duduk, berdiri, membawa

barang yang benar. Kegiatan ini dilakukan agar anak dapat menerapkan

cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman sejak dini

kepada siswa agar dapat membawa perubahan ke keluarganya atau ke

masyarakat sekitar pemukimannya. Sasarannya adalah golongan usia

anak SD kelas 4, 5, dan 6 yang terdapat di Desa Anabanua Kecamatan

Barru Kabupaten Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Iva

Fakhriani Amiruddin. Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini

merupakan swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa

Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan dilakukan di sekolah-sekolah tiap dusun di Desa

Anabanua. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak 4 kali masing-

masing pada hari Selasa, 19 Juli 2016 di SDN Allejjang, pada hari Rabu,

20 Juli 2016 di SDI Allejjang, pada hari Kamis, 21 Juli 2016 di MI DDI

Banga - Banga, dan pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 di SDI Banga -

Banga. Peserta yang hadir total berjumlah 100 orang. Sebelum

menyampaikan materi penyuluhan, terlebih dahulu diadakan pre-test

39
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai Right

Posture di sekolah. Selain itu, tujuan pengadaan pre-test adalah untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang akan

diberikan. Pada saat penyuluhan, peserta diajarkan posisi-posisi yang

benar dalam proses belajar sehari-hari. Setelah penyuluhan, peserta

diberikan pos-test untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi

yang telah diberikan.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik,

antusias peserta cukup tinggi, dan peserta berhasil mempraktikkan cara

pelaksanaan aktivitas seperti duduk, berdiri, membawa barang yang

benar. Berikut hasil pre-test dan post-test peserta.

Tabel 3.10
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan Right Posture pada Siswa-Siswi
SD di Desa Anabanua Kec. Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Kurang 59 59.0 32 32.0
Cukup 24 24.0 24 24.0
Baik 17 17.0 44 44.0
Jumlah 100 100 100 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

40
Berdasarkan tabel 3.10 , terlihat bahwa tingkat pengetahuan siswa

SD di Desa Anabanua mengenai perilaku Right Posture sebelum

diberikan penyuluhan (pre-test) secara umum memiliki pengetahuan

baik yaitu sekitar 17,0% dan terjadi peningkatan pada tingkat

pengetahuan cukup setelah diberikan penyuluhan (post-test) yaitu

sekitar 44,0%.

j. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Terbukti, seseorang tidak bisa melakukan aktivitas kesehariannya jika

sedang tidak sehat. Justru, kita akan mengeluarkan biaya yang cukup

besar untuk menyembuhkan penyakit yang sedang kita derita. Begitulah

pentingnya arti kesehatan bagi seseorang. Untuk itulah, kita senantiasa

dituntut untuk menjaga kesehatan baik kesehatan jasmani maupun

kesehatan rohani. Kesehatan jasmani termasuk di dalamnya kesehatan

gigi dan mulut.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, rongga mulut merupakan

salah satu akses menularnya penyakit infeksi tertentu, jika kebersihan

mulut diabaikan, rongga mulut sebagai bagian dari sostem pencernaan

manusia, memiliki fungsi utamanya yaitu pengunyahan (mastikasi),

disamping fungsi lainnya yaitu untuk pengucapan (fonetik) dan

kecantikan (estetik). serta mengingat begitu banyak penyakit yang dapat

41
ditimbulkan oleh bakteri mulut, karena mulut merupakan pintu masuk

berbagai bakteri yang dapat memicu infeksi.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, demikian bunyi slogan

yang sering kita dengar. Untuk itulah, diharapkan sedari dini seorang

anak sudah diajarkan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, agar pola

hidup sehat dapat menjadi kebiasaan hingga dewasa. Perlunya dilakukan

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini yaitu anak-anak

(siswa-siswi SD) akan membentuk individu yang mampu menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dan mulutnya demi tercapainya perbaikan

derajat kesehatan bangsa.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya kesehatan

gigi dan mulut serta hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulut. Sasarannya adalah golongan usia anak SD

yang terdiri dari siswa SD di Desa Anabanua, Kecamatan Barru,

Kabupaten Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Chrysela

Olivia Darwin. Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini

merupakan swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa

Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan, peserta diajarkan cara sikat gigi yang benar,

lalu diikuti dengan pembagian sikat gigi. Selanjutnya kegitan ini tidak

hanya dilakukan penyuluhan tetapi setelah penyuluhan dilakukan

42
demonstrasi di dalam kelas dan dilanjutkan demonstrasi di lapangan

sekolah dengan pemberian sikat gigi untuk setiap siswa agar siswa-siswi

dapat memahami dengan jelas apa yang diterangkan dalam kelas.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan tanya jawab dengan siswa

tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dan bagi yang bisa menjawab

diberikan hadiah beupa pensil, penghapus serta sikat gigi.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik,

antusias peserta cukup tinggi, dan peserta berhasil mempraktikkan cara

sikat gigi yang benar. Peserta diberikan pre-test dan post-test sebelum

dan sesudah penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan peserta sebelum

dilakukan penyuluhan dan apakah ada peningkatan setelah dilakukan

penyuluhan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 2016 di. SD

Siswa-siswa SDN Allejang, SDI Allejang , MI DDI Banga-Banga, SDI

Banga-Bangae di desa Anabanua yang berjumlah 125 siswa. Kegiatan

ini dimulai pada pukul 09.00 WITA. Dimulai dengan penyuluhan

tentang kesehatan gigi dan mulut, demonstrasi tentang cara menyikat

gigi yang baik dan benar kepada siswa-siswi SD kelas 4, 5, 6 dan

selanjutnya dilakukan sikat gigi massal di lapangan. Sebelumnya peserta

diberikan Pre-test yang terdiri dari 5 pertanyaan tentang kesehatan gigi

dan mulut. Setelah penyuluhan, dilakukan proses tanya jawab dan

43
selanjutnya diberikan Post-test yang terdiri dari 5 pertanyaan sama

dengan Pre-test. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan simulasi PHBS.

Berikut hasil pre-test dan post-test peserta.

Tabel 3.11
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada Siswa-Siswi SD Desa Anabanua Kec. Barru, Kab. Barru
Tahun 2016

Pre-Test Post-Test
Tingkat
Pengetahuan %
%
Kurang 30.7 0
Cukup 62.4 34.7
Baik 6.9 65.3
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

k. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Sekolah

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan

suatu upaya untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai

hidup bersih dan sehat serta penerapannya. Karena penanaman

pemahaman PHBS lebih bagus dilakukan sejak dini. Perilaku seseorang

jika diawali dengan pemahaman yang baik tidak lebih dari itu pasti

hasilnya akan bagus juga.

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan

44
masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi

dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social

support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara

dan meningkatkan kesehatan masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak dini kepada siswa agar dapat

membawa perubahan ke keluarganya atau ke masyarakat sekitar

pemukimannya. Sasarannya adalah golongan usia anak SD yang

terdapat di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru.

Penanggung jawab kegiatan ini adalah Ezzati Nabila Fatin Binti

Shaharil. Sumber dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan

swadana mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa Anabanua,

Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak 4 kali masing-masing

pada hari Selasa, 19 Juli 2016 di SDN Allejjang, pada hari Rabu, 20 Juli

2016 di SDI Allejjang, pada hari Kamis, 21 Juli 2016 di MI DDI Banga-

Banga, dan pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 di SDI Banga-Banga. Peserta

yang hadir total berjumlah 100 orang. Sebelum menyampaikan materi

penyuluhan, terlebih dahulu diadakan pre-test untuk mengetahui

45
seberapa jauh pemahaman siswa mengenai PHBS di sekolah. Selain itu,

tujuan pengadaan pre-test adalah untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa mengenai materi yang akan diberikan. Pada saat penyuluhan,

peserta juga diajarkan cara cuci tangan pakai sabun yang benar. Setelah

penyuluhan, peserta diberikan pos-test untuk mengukur pemahaman

siswa mengenai materi yang telah diberikan. Kemudian siswa dibagikan

sabun cair dan melakukan praktik cara cuci tangan pakai sabun yang

benar di luar kelas.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah terlaksana dengan baik,

antusias peserta cukup tinggi, dan peserta berhasil mempraktikkan cara

cuci tangan pakai sabun yang benar. Berikut hasil pre-test dan post-test

peserta.

Tabel 3.12
Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Hasil Pre-Test dan
Post-Test untuk Penyuluhan PHBS pada Siswa-Siswi
Sekolah Dasar di Desa Anabanua Kec. Barru
Kabupaten Barru
Tahun 2016

Tingkat Pre-Test Post-Test


Pengetahuan N % n %
Kurang 44 44.0 3 3.0
Cukup 52 52.0 69 69.0
Baik 4 4.0 28 28.0
Jumlah 100 100 100 100
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

46
Berdasarkan tabel 3.12 , terlihat bahwa tingkat pengetahuan siswa

SD di Desa Anabanua mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) secara umum memiliki

pengetahuan baik yaitu sekitar 4,0% dan terjadi peningkatan pada

tingkat pengetahuan cukup setelah diberikan penyuluhan (post-test)

yaitu sekitar 28,0%.

l. Sosialisasi dan Pendampingan Jamban Sehat

Ketersediaan jamban di rumah sangat penting. Jamban merupakan

tempat yang dipergunakan untuk membuang hajat atau kotoran manusia

bagi keluarga atau yang lazim dalam masyarakat dengan sebutan WC.

Ketidaktersediaan jamban di rumah menyebabkan mereka

memanfaatkan sungai, kebun, kolam atau tempat lainnya untuk buang

air besar (BAB). Hal ini menyebabkan sanitasi lingkungan jelek,

sehingga menimbulkan masalah kesehatan seperti timbulnya penyakit

diantaranya: Penyakit Cacingan, Cholera, Diare, Typus, Disentri,

Paratypus, Polio, Hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya.


Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai

lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat

yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), air

seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan

Kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya

47
tempat pembuangan tinja dan urin, pada umumnya disebut latrine,

jamban atau kakus.


Jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau syarat sanitasi

adalah sebagai berikut:


1. Kotoran tidak dapat dijangkau oleh binatang penularan penyakit,

seperti: kecoa, tikus, lalat, dan lain-lain.


2. Tidak menimbulkan bau
3. Kotoran ditempatkan disuatu tempat, tidak menyebar kemana-

kemana.
4. Tidak mencemari sumber air bersih
5. Tidak mengganggu pemandangan/estetika
6. Aman digunakan
7. Jarak antara sumur dan lubang jamban 10 meter.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang disarankan langsung oleh

pihak pemerintah yang ada di Desa Anabanua Kecamatan Barru

Kabupaten Barru terkait dengan pelaksanaan program desa yaitu

Pembagian Bahan untuk pembuatan jamban bagi keluarga yang belum

memiliki Jamban Keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan

pentingnya setiap masyarakat memiliki jamban di rumah masing-

masing. Sasarannya adalah 10 (sepuluh) keluarga yang telah didaftar

oleh pihak desa Anabanua yang berhak mendapatkan bantuan.

Penanggung jawab kegiatan ini adalah Mardayani Donnallo. Sumber

dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan swadana

mahasiswa KKN-PK Angkatan 53 di Desa Anabanua, Kecamatan Barru,

Kabupaten Barru.

48
Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan

dengan mengunjungi rumah warga sesuai dengan daftar yang telah

ditentukan kemudian dalam kunjungan ini setiap anggota keluarga

diberikan penyuluhan mengenai Jamban Sehat dan setelah itu

dilanjutkan dengan penandatanganan surat pernyataan yang berisi

kesepakatan bahwa warga tersebut bersedia menyelesaikan Jamban

sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Kegiatan kunjungan

langsung ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 Juni 2016 di tiga dusun

yang ada di Desa Anabanua yaitu Dusun Allejjang, Dusun Daccipong,

dan Dusun Banga-Bangae. Dalam pelaksanaan kunjungan dari 10 target

yang telah ditentukan terdapat 1 keluarga yang tidak bersedia untuk

menerima bantuan jamban.

Tahap kedua yaitu tahap monitoring dilaksanakan pada tanggal 28

Juli 2016. Kegiatan monitoring dilaksanakan dengan mengunjungi satu

per satu rumah warga yang telah mendapat bantuan. Tujuan dari

kegiatan monitoring ini yaitu untuk melihat sejauh mana perkembangan

pembangunan jamban yang dilakukan oleh masyarakat.

Tabel 3.13
Data Responden Sosialisasi Dan Pendampingan Jamban Sehat
Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru
Tahun 2016

No Nama penerima Alamat/Dusun Hasil Monitoring


. Selesai Belum

49
selesai
1. Aliah Daccipong -
2. Mirwan Daccipong -
3. Dahliah Banga-Banga -
4. Juderiana S. Banga-Banga -
5. Elvira Banga-Banga -
6. Amirsyam Allejjang -
7. Bahri Allejjang -
8. Murni Juhaeni Allejjang -
9. Yappetan Allejjang -
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

2. Intervensi Fisik

a. Skrining Hipertensi

Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data yang dilakukan

di Desa Anabanua, Puskesmas Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru, ditemukan bahwa hipertensi sebagai penyakit terbanyak yang

menempati urutan kelima di Desa Anabanua. Hipertensi merupakan

salah satu penyakit yang umum ditemukan tetapi dapat dicegah atau

dikontrol dengan pola hidup yang sehat. Pengetahuan tentang hipertensi

di masyarakat desa Anabanua masih kurang, baik mengenai etiologi,

faktor resiko, gejala, pencegahan, komplikasi, ataupun sekuel dari

penyakit tersebut. Hipertensi dapat menyebabkan morbiditas yang

tinggi, bahkan kematian apabila tidak ditangani secara dini dan tepat.

Jadi, melalui screening ini diharapkan dapat dilakukan pemeriksaan dan

memberikan pengetahuan tentang penyakit tekanan darah tinggi kepada

masyarakat desa Anabanua.

50
Kegiatan screening dan persiapannya dilakukan di 4 dusun di Desa

Anabanua mulai pada 20 Juni 27 Juni 2016. Penanggung jawab

kegiatan ini yaitu Muh.Rahmatullah Saleh. Sasarannya ialah masyarakat

usia lanjut di Desa Anabanua. Adapun hasil pemeriksaan kesehatan yang

telah dilakukan dan terlaksana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.14
Distribusi Jumlah Penderita Hipertensi Berdasarkan Hasil
Pemeriksaan Kesehatan Tiap Dusun di Desa Anabanua
Kecamatan Barru Kabupaten Barru
Tahun 2016

Jumlah yg
No. Hari/Tgl Dusun Hipertensi
diperiksa
Selasa, 21 Juni
1. Gellengnge 33 18
2016
Kamis, 23 Juni
2. Allejjang 55 30
2016
Sabtu, 25 Juni
3. Daccipong 31 26
2016
Senin, 27 Juni
4. Banga-Bangae 40 25
2016
Total 159 99
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah masyarakat Desa

Anabanua yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu sebanyak

159 orang dan yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak

99 orang. Dari hasil Screening Hipertensi diatas dapat disimpulkan

51
bahwa kegiatan ini terlaksana dengan 80% dari kelompok sasaran yang

hadir melakukan pemeriksaan Hipertensi.

b. Penempelan Poster Kesehatan di Pustu dan Stiker di Posyandu

Pemasangan poster dan stiker kesehatan menjadi salah satu program

kerja KKN-PK angkatan 53 Universitas Hasanuddin di Desa Anabanua

Kecamatan Barru Kabupaten Barru bertujuan untuk memudahkan

masyarakat Desa Anabanua mendapatkan informasi kesehatan yang

lengkap dari poster dan stiker Anabanua Sehat. Di Kabupaten Barru

khususnya Desa Anabanua telah menyediakan fasilitas kesehatan berupa

Puskesmas Pembantu (pustu) dan posyandu di setiap dusun sebagai

upaya jasa penanganan kesehatan yang memadai untuk masyarakat.

Namun dari hasil observasi di setiap dusun di Desa Anabanua dengan

jumlah warga sebanyak 2.090 jiwa masih banyak yang belum mengerti

pentingnya kesehatan dan kurangnya informasi kesehatan yang

diketahui oleh masyarakat Desa Anabanua sehingga ketika ada keadaan

darurat yang terjadi masyarakat sangat sulit untuk menanganinya dan

sulit untuk merubah pola hidupnya karena kurangnya informasi

kesehatan yang sangat memadai. Oleh karena itu dalam stiker tersebut

termuat informasi tentang daftar asupan makanan sehat dan terdapat

ajakan untuk memulai hidup sehat pada poster. Penanggung jawab

kegiatan ini ialah Suryanti.

52
Kegiatan pemasangan poster dan stiker ini dilaksanakan pada 30

Juni 2016 di Pustu Desa Anabanua dan Posyandu Dusun Gellengnge,

Dusun Allejang, Dusun Daccipong, serta Dusun Banga Banga masing-

masing 1 buah poster dan 1 buah stiker. Jadi total terdapat 4 buah poster

dan 4 buah stiker yang telah tertempel. Pemasangan poster dan stiker

kesehatan ini telah terlaksanakan dan masyarakat Desa Anabanua

khususnya di Dusun Gellengnge, Allejang, Daccipong dan Banga Banga

bisa kapan saja mendapatkan informasi kesehatan yang lengkap dan

bermanfaat di pustu dan posyandu melalui program kerja yang telah

kami laksanakan.

c. Pelatihan Senam Lansia Tingkat Kader

Aktivitas olahraga akan membantu tubuh untuk tetap bugar dan

segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja

optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran

dalam tubuh, dengan kata lain mempunyai kesegaran jasmani bila

jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat

menjalankan fungsinya dalam waktu yang lama.

Senam lansia merupakan serangkaian gerak yang teratur, terarah,

serta terencana, intensitas ringan sampai sedang, bersifat menyeluruh

dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh, serasi sesuai

gerakan sehari-hari dan mengandung gerakan-gerakan melawan beban

53
badan serta dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan

fungsional tubuh. Oleh karena itu, gerakan-gerakan dalam senam lansia

dapat meningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan

dan ketahanan otot, kelenturan, dan komposisi badan seimbang pada

lansia.

Pelatihan Senam Lansia bertujuan untuk meningkatkan kebugaran

fisik dan membantu tubuh agar tetap bugar dan segar. Sasarannya ialah

masyarakat lanjut usia Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Suryanti. Sumber dana

kegiatan ini adalah swadaya mahasiswa KKN-PK angkatan 53 Unhas.

Pelatihan senam lansia tingkat kader pertama kali dilaksanakan

pada tanggal 30 Juni 2016 bertempat di Puskesmas Palakka. Pelatihan

senam ini di dahului oleh pemberian materi oleh Eka Ismaniar dan H.

Muhammad Irwan S.Kep,Ns. Untuk selanjutnya pelatihan senam rutin

dilaksanakan di Posko KKN-PK Angkatan 53 Desa Anabanua.

Mahasiswa melatih warga sekitar sebanyak 10 orang terhitung sejak

tanggal 11 Juli sampai tanggal 31 Juli 2016. Latihan tersebut

dilaksanakan setiap hari jam 9.00 WITA atau jam 16.00 WITA.

Lomba senam lansia merupakan rangkaian kegiatan Pelatihan

Senam Lansia. Lomba senam ini merupakan suatu kegiatan sama antara

Mahasiswa KKN PK 53 Unhas Posko Anabanua, Palakka, Galung dan

54
Tompo bersama dengan Puskesmas Palakka. Masing-masing desa

menyiapkan 10 orang lansia dan 1 kader sebagai instruktur yang

menjadi peserta lomba pada hari Senin, 1 Agustus 2016 di balai Desa

Palakka. Kegiatan diawali dengan persiapan instrumen kegiatan berupa

sound system, laptop, dan LCD. Kemudian dimulai kegiatan senam

lansia bersama peserta dari Desa Anabanua Desa Palakka, Desa Galung

dan Desa Tompo. Dan dilanjutkan dengan pemberian hadiah bagi setiap

juara pada Lomba Senam Lansia di Puskesmas Palakka ini. Adapun

hasil lombanya, sebagai berikut :

Tabel 3.15
Hasil Lomba Senam Lansia Antar Wilayah Kerja Puskesmas Palakka
Kecamatan Barru Kabupaten Barru
Tahun 2016

Hasil Lomba Asal Desa

Juara 1 Desa Tompo

Juara 2 Desa Galung

Juara 3 Desa Anabanua


Juara 4 Desa Palakka
Sumber: Data Primer KKN PK 53 UNHAS, 2016

E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Adapun faktor pendukung dan penghambat selama kegiatan KKN Profesi

Kesehatan Angkatan 53 Unhas berlangsung adalah sebagai berikut :

55
1. Faktor Pendukung

a. Kesediaan pemerintah setempat dalam memberikan informasi dan

menjadi fasilitator antara mahasiswa dan masyarakat sehingga

memudahkan kami dalam pelaksanaan KKN Profesi Kesehatan

Angkatan 53 Unhas.

b. Partisipasi dari pihak Puskesmas dalam memberikan data dan informasi

kesehatan di Desa Anabanua serta mengikuti kegiatan intervensi selama

pelaksanaan KKN Profesi Kesehatan Angkatan 53 Unhas.

c. Partisipasi masyarakat yang cukup tinggi dalam pelaksanaan agenda

intervensi baik fisik maupun non fisik.

d. Supervisor yang senantiasa membimbing dan mengarahkan kami selama

pelaksanaan KKN.

d. Kerjasama yang baik antar mahasiswa KKN Profesi Kesehatan

Angkatan 53 Unhas posko Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten

Barru sehingga semua program kerja dapat terlaksana dengan baik.

2. Faktor Penghambat

a. Beberapa masyarakat kurang mengerti bahasa Indonesia formal dimana

masyarakat umumnya menggunakan Bahasa Bugis sehingga pada saat

penyampaian materi kurang maksimal.

56
b. Ada beberapa data yang tidak tersedia baik dari puskesmas maupun

kantor Desa Anabanua.

c. Sebagian masyarakat yang kurang antusias dalam mengikuti setiap

program intervensi.

d. Ada masyarakat yang tidak bisa membaca sehingga mempersulit

pengisian pre-test dan post-test pada saat kegiatan penyuluhan.

57

Anda mungkin juga menyukai