Anda di halaman 1dari 2

Dongeng Putri Malika: Sakit Perut

Suatu hari di pagi yang cerah putri Malika selesai belajar menulis dan sekarang ia hendak
ke dapur istana untuk mencicipi makanan buatan Pak Koki.
Ternyata, di dapur tidak ada siapa-siapa. Namun, di meja makan, terdapat sepiring kue
bolu yang nampaknya lezat. Karena lapar setelah belajar tadi, Putri Malika langsung
menyantap kue tersebut.
Selesai menikmati kue bolu yang lezat dan meminum segelas air putih, Putri Malika
kembali ke ruang belajarnya. Kali ini, ia akan belajar berhitung.
Tengah hari, pelajaran selesai. Putri Malika pun segera ke kamarnya untuk berganti
pakaian, lalu berwudhu. Sebentar lagi waktu Dzuhur tiba.
Tapi

Aduhhhh
Putri Malika memegang perutnya dan menunduk dalam-dalam.
Perutku sakit.
Pada saat yang bersamaan, Bibi Dayang melewati kamar Putri.
Kenapa, Putri?
Perutku sakit sekali, Bi

Maka, Bibi Dayang segera memanggil Ratu, ibu Putri Malika. Ratu segera mengoleskan
perut Putri Malika dengan minyak ramuan khas istana yang selalu tersedia.
Saat adzan Dzuhur berkumandang, rasa sakit di perut Putri Malika berkurang. Maka ia
pun segera berwudhu dan bersama sang Ratu berjalan menuju Masjid istana.
Setelah selesai sholat Dzuhur berjammaah, Putri Malika makan siang. Setelah itu, ia ke
perpustakaan istana untuk melanjutkan membaca buku kesukaannya.
Waktu Ashar tiba, ia kembali sholat berjammaah di Masjid istana. Selepas itu, ia bermain
bersama beberapa temannya di taman istana. Ia bermain jungkat-jungkit, perosotan,
ayunan, petak umpet, dan banyak lagi.
Sore pun tiba. Putri Malika lelah dan agak lapar. Ia segera menuju dapur istana. Ada Pak
Koki yang sepertinya baru saja mengeluarkan kue dari penggorengan.

Kue apa itu, Pak? tanya Putri Malika.


Ini kue kesukaan Putri. Risol, jawab Pak Koki dengan senyum mengembang.
Putri Malika pun segera mengambil kue itu dan menyantapnya.
Enak, Pak!
LooohhhhPutri tidak cuci tangan dulu? tanya Pak Koki.
Putri Malika tersenyum malu, Lupa, Pak. Aku lapar sekali nih
Setelah memakan dua buah kue dan meminum susu cokelat kesukaannya, Putri Malika
kembali ke kamarnya. Ia harus mandi dan bersiap-siap sholat Maghrib di Masjid istana.

Tapi
Awaku sakit perut lagiiii

Bibi Dayang yang sedang membersihkan kaca jendela di lorong menuju kamar Putri
mendengar teriakan itu dan segera bergegas ke sana.

Kenapa, Putri?
Sakit perut lagi, Bi

Bibi segera memanggil Ratu dan ke dapur untuk mengambil air putih hangat. Di dapur ia
bertemu Pak Koki.

Putri sakit perut, Pak Koki. Tadi dia makan apa?


Putri hanya makan kue buatanku.
Tapi, kok sakit perut ya? Tadi pagi juga begitu
Hmrasanya aku tahu penyebabnya.

Pak Koki pun mengikuti Bibi Dayang ke kamar Putri Malika.

Pak Koki, ada apa? tanya Ratu.


Saya ingin melihat keadaan Putri Malika, Ratu. Masih sakit perut, Putri?

Putri Malika mengangguk lemah.

Putritadi Putri ingat tidak? Sebelum makan kue, Putri tidak cuci tangan kan?
Wajah Putri Malika bersemu merah.
Ya ampun, Malikapantas saja kamu sakit perut, keluh Ratu.
Maafkan Malika, Bunda. Tadi pagi juga Malika tidak cuci tangan sebelum makan kue
bolu. Mungkin karena tangan Malika kotor, maka Malika sakit perut.
Maafkan Malika juga ya, Pak Koki. Malika tidak mendengarkan peringatan Pak Koki.
Bibi Dayang, maafkan ya. Malika jadi merepotkan.
Malika janjiMalika akan mencuci tangan sebelum makan.
Dan, jangan lupa berdoa, tambah Ratu sambil mencium pipi Putri Malika.

Anda mungkin juga menyukai