Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN

Kendaraan berbantalan udara atau Air Cushion Vehicle didefenisikan berdasarkan cara
geraknya. Kendaraan ini tidak mengapung di atas air seperti kapal pada umumnya tidak pula
menggelinding seperti mobil, melainkan meluncur di atas bantalan udara yang bertekanan, yang
terbentuk ketika kendaraan ini beroperasi. Air Cushion Vehicle lebih dikenal dengan nama
Hovercraft. Nama ini berasal dari nama pabrik yang membuat jenis kendaraan ini, yakni British
Hovercraft Corporation (BHC). Hovercraft memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
alat transportasi lainnya. Pada saat beroperasi hovercraft berada di atas bantalan udara, maka
hambatan yang dialami oleh hovercraft menjadi sangat kecil. Karena pengoperasiannya yang
menggunakan bantalan udara dengan cara meluncur maka kapal ini dapat dioperasikan pada
berbagai permukaan baik pada medan darat maupun air (laut), oleh karena itu kendaraan ini juga
dikenal dengan naman kapal amfibi. Saat ini hovercraft terus dikembangkan, baik itu dari segi
fungsi dan kegunaan, segi teknis hingga segi ekonomis dan produksi. Pada penelitian ini penulis
akan berfokus pada hovercraft jenis Pheriperal Jet, yaitu jenis hovercraft rancangan Sir
Christoper Cockerel yang pengoperasiannya menggunakan sistem jet annular (cincin), sistem
ini membutuhkan daya yang lebih kecil untuk mengangkat badan hovercraft jika dibandingkan
dengan jenis lainnya.

Kata kunci : Hovercraft, Air Cushion Vehicle, Kapal Bantalan Udara, Pheriperal Jet, Momentum
Curtain
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki wilayah topografi daratan


yang beragam dan wilayah perairan yang luas. Dalam hal ini kebutuhan transportasi,
kendaraan yang dapat menjangkau wilayah daratan dan wilayah perairan memiliki
potensi pengembangan yang sangat besar.
Hovercraft adalah jenis kendaraan amfibi, yaitu jenis kendaraan ini dapat
dioperasikan di darat maupun di wilayah perairan. Pada dasarnya penggunaan hovercraft
sebagai salah satu kendaraan transportasi masih relatif baru dan masih terus
dikembangkan dari sisi teknis dan ekonomisnya.
Hovercraft merupakan kendaraan yang menggunakan tenaga dorong (tekanan)
udara sebagai tenaga utama untuk bergerak. Penggunaan sistem tekanan udara ini
semakin banyak kombinasi dan variasinya untuk desain yang diinginkan. Beberapa
bagian-bagian terpenting dalam sebuah desain hovercraft diantaranya adalah bagian hull,
bag, skirt, sistem kendali, sumber tenaga (motor dan fan baik aksial fan maupun fan
sentrifugal). Pada intinya, gaya angkat yang dihasilkan adalah berasal dari tekanan udara
yang berasal dari fan yang kemudian dialirkan ke bag dan dikeluarkan dari bag melalui
lubang-lubang yang berfungsi sebagai nozzle. Skirt pada hovercraft berfungsi untuk
menjaga tekanan udara yang keluar dari bag sehingga tidak banyak losses dari air
pressure yang terjadi.
Hal terpenting pada pengoperasian hovercraft adalah pada skirtnya, yang
berfungsi untuk menangkap dan menjaga udara agar tidak keluar dari bag sehingga
terjadi tekanan dan gaya lift pada hovecraft tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan
analisa pada salah satu jenis hovercraft yaitu pheriperal jet. Hovercraft yang pada
skirtnya menggunakan system jet annular atau momentum curtain.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dihadapi adalah pengaruh dimensi inner countener pada bag skirt
hovercraft jenis pheriperal jet sebagai pengatur aliran fluida di dalam bag hovercraft
terhadap efisiensi gaya angkat hovercraft belum diketahui secara pasti, apakah
berbanding lurus ataupun sebaliknya. Selain itu, peneliti juga kesulitan dalam mencari
referensi mengenai hovercraft jenis pheriperal jet.

C. Tujuan
1. Menentukan perbandingan antara dimensi inner countener dengan dimensi skirt pada
hovercraft pheriperal jet agar didapatkan efisiensi gaya angkat maksimal.
2. Memberikan kontribusi ilmiah untuk perencanaan inner countener pada hoverecraft
pheriperal jet.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kapal bantalan udara (bahasa Inggris: hovercraft) atau kapal melayang adalah suatu
kendaraan yang berjalan di atas bantalan udara (air cushion). Bantalan udara tersebut
ditimbulkan dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah kapal ini (plenum chamber) melalui
skirt (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara di dalam plenum chamber lebih tinggi daripada
tekanan udara luar sehingga timbul gaya angkat. (Wikipedia)

Prinsip kerja hovercraft pertama kali ditemukan oleh Christopher Cockerell pada tahun
1955, yaitu lewat prinsip annular jet-nya. Ide dasar dari percobaan yang dilakukan oleh
Christopher Cockerell adalah untuk menciptakan sebuah kendaraan yang menggunakan udara
sebagai media lubrikasinya, karena diketahui bahwa udara merupakan media yang memiliki nilai
friksi yang rendah. (Rhandiawan. 2008)

Mengacu pada prinsip dasar hovercraft, maka berbeda dengan kendaraan tradisional pada
umumnya, kendaraan ini memiliki memiliki dua karakteristik yang unik, yang pertama adalah
kemampuannya memberikan resistansi yang sangat rendah dibandingkan kendaraan manapun
yang pernah dibuat dan yang kedua adalah kemampuannya memberikan tekanan footprint yang
sangat rendah. (Ahmad Fauzan. 2006)

Hovercraft dapat didefinisikan sebagai kendaraan yang berjalan di atas bantalan udara
(air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan dengan cara memasukkan udara ke ruang
bawah hovercraft (plenum chamber) melalui skirt (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara di
dalam plenum chamber lebih tinggi daripada tekanan udara luar dan timbul gaya angkat. Untuk
menggerakkan hovercraft digunakan gaya dorong yang diperoleh dari propeller seperti pada
pesawat udara. Hovercraft lebih mirip kapal terbang aneh daripada sebuah kapal, dengan terbang
melayang puluhan sentimeter di atas permukaan yang dilaluinya Kendaraan ini mempertahankan
ketinggiannya dengan bantalan fan (kipas) yang meniup ke bawah melalui lambung dan bidang
permukaan. ( Hendra Dwi Yuliawan. 2009)

Terdapat komponen utama pada hovetcraft diantaranya :

1. Hull adalah badan hovercraft yang dapat dibuat dari kayu, steyrofoam, marine
aluminium, fiber glass, dsb, serta dibuat kedap air. Berfungsi sebagai tempat komponen-
komponen pembentuk hovercraft.
2. Skirt merupakan bagian hovercraft yang berfungsi untuk menahan udara dibawah
hovercraft agar tidak mudah keluar. Skirt terbuat dari tekstil yang dilapisi karet untuk
menjaga agar udara tetap berada di dalam ruang dibawah hull.
3. Air Bearing Pada sistem ini udara dipompakan secara terpusat dari sebuah saluran
menuju bagian dasar dan secara kontinyu udara tadi keluar disekeliling bagian.
4. System penggerak desain hovercraft didasarkan pada dua factor penentu, pertama daya
yang digunakan untuk mengangkat dan mendaratkan hovercraft dan kedua masalah daya
dorong untuk mengatasi gelombang laut. ( Hendra Dwi Yuliawan. 2009)

Pheriperal jet Sistem ini juga dikenal sebagai sistem jet annular atau momentum jet
curtain. Sistem ini bekerja dengan menciptakan bantalan udara yang diisi dengan udara yang
diterima dari jet udara yang kontinyu. Jet udara ini letaknya disekeliling badan hovercraft
dengan arah kedalam dan kebawah. Sistem ini membutuhkan daya yang lebih kecil untuk
mengangkat badan hovercraft jika dibandingkan dengan sistem open plenum atau open
chamber. ( Febri razaqur Rahim. 2008)

Terdapat kondisi kondisi yang menjadi karakteristik dari sistem angkat suatu
hovercraft, yaitu :

1. First lift

Kondisi ini mengindikasikan batas minimum jumlah RPM dari engine/motor yang
diperlukan untuk menghasikan gaya angkat pada sistem. Pada kondisi ini menunujukkan
tahap awal dari gaya angkat namun tidak disertai adanya hover gap. Kondisi ini
merupakan titik teoritis pada saat hover gap dan aliran udara asumsikan nol . Pada
tahapan ini diperhitungkan asumsi ketidak sempurnaan disain dari skirt yang dapat
menimbulkan kerugian aliran, yaitu sebesar (0.3 m3/s).

2. Design lift

Kondisi ini mengindikasikan engine RPM yang dibutuhkan , untuk mengangkat (hovering)
pada kondisi permukaan yang rata dan hal us (smooth). Pada tahapan ini hover gap , dan
cushion pressure dan aliran udara diperhitungkan ke dalam kalkulasi. Pada tahap ini juga
dipertimbangkan tingkat kemampuan manuver (maneuverability) dari hovercraft dengan
menghasilkan gaya dorong (thrust) yang minimum.

3. Maximum Lift

Pada kondisi ini diperhitungkan sistem angkat yang harus dihasilkan agar hovercraft dapat
menghasilkan cushionpressure yang memadai pada permukaan yang buruk, seperti di rawa-
rawa. ( Febri razaqur Rahim. 2008)
1. Daya untuk system lifter (Ni)
Daya yang diperlukan untuk mengangkat hovercraft merupakan hasil kali tekanan
hover dengan debit udara yang bekerja dibawah hovercraft.Berdasarkan L.Yun dan
A.Bliault secara teoritis untuk menentukan daya pada sistem lifter menggunakan
rumus sebagai berikut :

H = tekanan total fan (N/m2)


Q = debit udara angkat (m3/s)
Nf = efisiensi fan
NM = efisiensi transmisi

2. Debit udara angkat


Debit udara angkat adalah volume udara yang keluar melalui celah hover setiap
satuan waktu sehingga dapat memenuhi kebutuhan debit udara pada proses flying.
Untuk menentukan besar debit udara angkat adalah sebagai berikut :

Q = koefisien aliran daya angkat ( 0.015 0.03)


W = berat total hovercraft (N)
Sc = cushion pressure ( N )
Pc = tekanan berat total hovercraft terhadap luasan bantalan tekan (N/m2)
Pa = 1,2257 (kg/m3)

3. Tekanan total fan


Tekanan total dari fan adalah jumlah tekanan total yang dihasilkan oleh fan untuk
menghasilkan gaya angkat, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

H = koefisien tekanan total fan


U22 = circular velocity of the fan impeller, biasanya untuk airfoil blade (80< U2 < 110)
(m/s)
Pa = 1,2257 (kg/m3)

Gaya-gaya pada hovercraft relatif sama terhadap gaya-gaya aerodinamika. Aerodi


namika merupakan interaksi antara badan yang bergerak relatif terhadap medium fluida /
udara / atmosfir. (Rhandiawan. 2008)

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode yang digunakan
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian, yaitu :
1. Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk
memeriksa hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan yang
menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada semacam pengaruh
dari suatu konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada hubungan sebab
akibat.

2. Simulasi
Penelitian simulasi merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk mencari
gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau sederhana (model) dimana di dalam
model tersebut akan dilakukan manipulasi atau kontrol untuk melihat pengaruhnya.

B. Desain model
Desain model di lakukan dengan munggunakan software maxsurf 2009. Model ini
akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan prototype hovercraft pheriperal jet.

C. Proses Perhitungan
Proses perhitungan dilakukan untuk mengetahui parameter parameter tertentu,
seperti debit udara, tekanan total fan dan daya lift (angkat). Proses ini dilakukan setelah
dilakukan running test pada prototype.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini data diambil dari hasil running test prototype, data yang dihasilkan
berupa angka yang merupakan parameter parameter penting dalam analisis ini, yaitu
debit udara angkat, tekanan total fan, daya lifter, dan daya thruster.

E. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan perhitungan data
parameter parameter dengan menggunakan persamaan yang sesuai dengan materi
penelitian.
Daftar Pustaka

Basic Hovercraft Theory. 2015. NIT Trici Pragyan. Paper

Fauzan Ahmad. 2006. Rancang Bangun Circular Hovercraft Dan Analisa Aliran Pada
Bag Yang Mempengaruhi Cushion Pressure Dengan Computational Fluid
Dynamics. Perpustakaan Universitas Indonesia : Jakarta

Hendra Dwi Yuliawan. 2009. Perencanaan sistem thruster dan lifter tipe terpisah
untuk hovercraft militer dengan payload 15 ton . Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya : Surabaya

Razaqur Rahim Febri. 2008. Analisis Aliran Udara Pada Integrated Hovercraft. FT UI
: Jakarta

Rhandyawan.2008. Analisis Optimasi Aliran Pada Bag Hovercraft. FT UI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai