Stevani
102015030, C7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
stevani.2015fk030@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak :
Jantung sebagai pusat sirkulasi, baik pulmonal yang menghantarkan darah ke paru maupun
sistemik yang menghantarkan darah ke seluruh tubuh, memegang peranan penting dalam
menjaga agar aliran darah di tubuh berjalan lancar. Siklus jantung dan aktifitas listrik jantung
merupakan sistem kardiovaskular. Jantung untuk memulai impulsnya, tidak dipersarafi oleh
saraf apapun karena jantung memiliki generator impuls sendiri, yaitu nodus SA, nodus AV,
berkas His, dan serat purkinje dimana nodus yang berperan sebagai pacemaker potential adalah
nodus SA. Apabila terdapat gangguan pada jantung, yang salah satu contohnya adalah penyakit
jantung koroner, dan biasanya diawali dengan gejala angina pectoris, yaitu nyeri dada seperti
ditekan, hal ini akan sangat membahayakan pasien.
Kata Kunci : Sistem kardiovaskular, aktivitas listrik jantung, angina pectoris.
Abstract :
The heart of the center of circulation, which delivers both pulmonary and systemic blood to the
lungs which delivers blood throughout the body, plays an important role in maintaining blood
flow in the body running smoothly. The cardiac cycle and electrical activity of the heart is the
cardiovascular system. Heart to start impulse, not supplied by the nerve anything, because the
heart has its own impulse generator, which is the SA node, AV node, the bundle of His and the
Purkinje fibers in which the nodes that act as pacemaker potential is the SA node. If there is
strain on the heart, which one example is coronary heart disease, and is usually preceded by
symptoms of angina pectoris, which is chest pain like pressure, it would be very dangerous for
patients.
Keywords: cardiovascular system, the electrical activity of the heart, angina pectoris.
Pendahuluan
Salah satu bagian dari tubuh manusia yang memegang peranan penting dalam menjaga
kelangsungan hidup manusia adalah sistem sirkulasi. Jantung sebagai pusat sistem sirkulasi atau
yang lebih dikenal sebagai kardiovaskuler, sangat berkontribusi dalam pengaliran darah guna
menyalurkan oksigen, karbon dioksida, nutrisi, sisa metabolit, dan berbagai molekul lain.
Keseluruhan kerja dari sistem sirkulasi ini pada akhirnya akan berkontribusi dalam menunjang
homeostasis tubuh. Salah satu penyakit pada jantung yang mematikan adalah penyakit jantung
koroner (Coronary Artery Disease). Komplikasi dari penyakit ini adalah munculnya rasa sakit
pada dada seperti tertekan yang dapat menjalar ke punggung dan lengan kiri yang disebut
sebagai Angina Pectoris yang merupakan sumbatan pada bagian arteri coronaria yang leih
dikenal sebagai serangan jantung.1
Oleh karena itu, penulis ingin membahas lebih dalam lagi mengenai makroskopis dan
mikroskopis struktur jantung, fungsi dan mekanisme kerja jantung, aktivitas listrik jantung,
kontrol curah jantung dan enzim yang terdapat pada jantung, serta sedikit bahasan mengenai
mekanisme munculnya angina pectoris.
Struktur Jantung
Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga didalamnya dan
berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepalan tangan. Jantung bertumpuh pada
diaphragma diantara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus yang
disebut perikardium. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muskular, apex dan basis cordis, atrikum kiri dan kanan serta
ventrikel kiri dan kanan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa
periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.2
Makroskopis Jantung
Jantung secara makroskopis terdiri dari perikardium, ruang-ruang jantung dan katup-katup
jantung.
A. Perikardium
Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah
lapisan kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar
diatasnya dan dengan tendon sentral diaphragma dibawahnya. Perkardium serosa melapisi
perikardium fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk
menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan
yang halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak diantara lapisan
parietalis dan visceralis, yaitu:
1.Sinus transversus, terletak diantara v.cava superior dan atrium kiri di posterior serta
trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.
2.Sinus obliquus, terletak dibelakang atrium dan dibatasi oleh v.cava inferior dan
v.pulmonalis.2,3
Pasokan darah perikardium adalah dari cabang-cabang perikardicophrenicus dan a.thoracalis
interna. Perkardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh
n.phrenicus. (lihat Gambar 1)
Mikroskopis Jantung
Dinding jantung dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu endocardium, miokardium, dan
epicardium. Lapisan endocardium diisi oleh selapis sel endotel dan lapisan subendotel tipis yang
merupakan jaringan ikat. Di sebelah dalam dari lapisan endocardium, terdapat lapisan
subendokardium dimana pada lapisan ini terdapat pembuluh darah kecil dan serat Purkinje.
Lapisan subendokardium menempel pada lapisan endomysium serat otot jantung. Lapisan
miokardium adalah lapisan paling tebal yang berisi serat otot jantung. Lapisan epicardium terdiri
dari epitel skuamosa dan dibawahnya terdapat lapisan subepikardium yang merupakan jaringan
ikat. Lapisan subepikardium berisi pembuluh darah koronaria, saraf, dan jaringan adiposa.9
Gambar 4. Potongan
Memanjang Bagian Kiri
Jantung
Potongan memanjang pada bagian kiri jantung akan memperlihatkan bagian-bagian serta
lapisan-lapisan atrium kiri dan ventrikel kiri. Lapisan endocardium membungkus ruang atrium
dan ventrikel. Dibawah lapisan endocardium, adalah lapisan subendokardium yang merupakan
jaringan ikat. Lapisan miokardium terdapat di atrium kiri dan ventrikel kiri yang berisi serat otot
jantung.
Lapisan luar, epicardium saling berhubungan dan menutupi jantung di bagian luar.
Lapisan subepikardium terdiri dari lapisan jaringan ikat, jaringan lemak, dan beberapa pembuluh
darah koronaria, yang jumlahnya sedikit dibandingkan dengan proporsi ukuran jantung.9
Diantara atrium dan ventrikel, terdapat suatu lapisan jaringan ikat yang disebut annulus
fibrosus. Katup mitral atau atrioventricularis kiri memisahkan ruangan atrium dengan ventrikel.
Katup mitral ini disusun oleh dua lapis membran endocardium dan jaringan ikat yang kuat yang
berkesinambungan dengan annulus fibrosus.
Serat purkinje merupakan serat hantar khusus, yang terletak di lapisan subendokardium.
Serat purkinje berukuran lebih besar dan lebih terang. A. coronaria, juga ditemukan pada lapisan
subepikardium. Di bawah A. coronaria, terdapat sinus coronaries, yang merupakan pembuluh
yang mendrainase darah dari arteri koronaria. Di dalam sinus ini terdapat katup layaknya vena
pada umumnya.10 (lihat Gambar 4)
Gambar 5. Potongan Memanjang Bagian Kanan Jantung Memperlihatkan Atrium Kanan,
Ventrikel Kanan Lapisannya, serta Trunkus Pulmonalis.9
Sebagaimana pembuluh darah lainnya, trunkus pulmonalis dibatasi oleh lapisan endotel
yang disebut sebagai tunika intima. Tunika media merupakan lapisan paling tebal pada dinding
trunkus pulmonalis. Pada tunika media, lamina elastika tidak terlihat walaupun dengan
perbesaran kuat. Tunika adventisia menutupi bagian luar trunkus pulmonalis dan mengelilingi
lapisan subepikardium yang mengandung jaringan lemak dan arteriol serta venula coronaria.
Bagian-bagian pada atrium dan ventrikel kanan serta lapisannya memiliki struktur yang dapat
dikatakan sama, sehingga tidak dijelaskan kembali.9,10 (lihat Gambar 5)
Enzim Jantung
Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang akan
dikeluarkan ke dalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparate
amino transferase (AST) dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), lactic
acid dehydrogenase (LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infak miokrad
akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, penigkatan enzim-enzim ini
tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tetapi juga dapat meningkat apabila ada
kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau usus.Agar pemeriksaam
enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk sel-sel miokardium, enzim dipecahkan atau dijadikan
isoenzim. Misalnya, enzim CK1 terdapat pada otak, paru, vesika urinaria, atau usus;
CK2 hanya terdapat pada sel-sel miokardium; CK3 akan terdapat pada seum pasien dalam 48
jam setelah serangan IM akut transmural. LDH juga dipecahkan agar menjadi spesifik.
Sel-sel miokardium kaya dengan LDH1 sehingga kerusakan pada sel-sel miokardium
akan membuat.Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic
yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk
mendiagnosis infrak miokardium.Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan
membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ
tertentu yang rusak.13
a.Laktat Dehidrogenase
Laktat Dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya.Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-
LD5).Masing masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000
kDa.Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung mengandung lebih banyak
LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan
dengan cara elektroforesis. Pada infrak miokardium akut kadar LD1 melebihi kadar LD2,
sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.
b.Kreatinin Kinase
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda setelah
infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan
dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lain. Kreatinin Kinase (Creatinin
Kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis
infrak miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infrak
miokardium. Gangguan pada jantung selain infrak miokardium akut juga dihubungkan
dengan nilai kadar CK DAN CKMB total yang abnormal. Gangguan tersebut termasuk
perikarditis,miokarditis,dan trauma.
c.SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada
jaringan jantung dan hati. Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L , Wanita = s.d. 31 U/L
-Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis,
infark paru, dan lain-lain.
-Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung
kongestif, tumor hati, dan lain-lain.
-Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad (serangan jantung),
pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain.
d.SGPT (Serum Glumatik Pyruvik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati.Peningkatan dalam serum darah menunjukan adanya trauma atau
kerusakan hati.
Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/L
Wanita = sampai dengan 32 U/L
-Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
-Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik aktif,
infrak miokrad (serangan jantung).
-Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.
Enzim-enzim pada jantung adalah troponin I dan T .Troponin I dan T merupakan
protein yang berbeda dan dikode oleh gen berbeda. Mereka memiliki betuk khas yang
18diekspresikan dalam sel miokardium , tetapi tidak pada jenis otot lain . Bentuk troponin I dan
troponin T di jantung dikeluarkan ke dalam sirkulasi setelah cedera miokardium
.keduanya dapat diukur dengan immunoassay yang baru-baru ini tersedia luas
dalam analyzersimunoimia otomatis.14
Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu keadaan dimana dada terasa sakit atau tidak nyaman yang
secara umum dikarenakan kurangnya suplai oksigen yang adekuat ke miokardium. Terdapat
beberapa karakteristik angina pectoris, yaitu salah satunya adalah pasien mengeluh dadanya
seperti tertekan dan terpusat pada dada bagian tengah dan menyebar ke punggung, lengan kiri
atas, dan permukaan ulnar untuk jari keempat dan kelima.15
Faktor pencetusnya adalah segala sesuatu yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen oleh miokardium, contohnya adalah beraktivitas, aktivitas seksual, emosi, cuaca dingin,
anemia, tingginya tekanan darah, takikardia, ketinggian, dan berkurangnya tekanan parsial
oksigen yang dihirup. Contoh yang paling sering adalah berolahraga. Pada saat berolahraga,
seseorang dengan penyakit gagal jantung atau penyakit jantung koroner, akan meningkatkan
aktivitas jantungnya sesuai dengan peningkatan kebutuhan oksigen pada otot rangka yang
bekerja. Tidak hanya otot rangka, otot jantung yang bekerja memompa darah juga akan bekerja
ekstra untuk memompa darah tersebut, yang berarti membutuhkan lebih banyak oksigen. Pada
pasien gagal jantung dan jantung koroner, arteri koronaria tidak mampu menyuplai oksigen yang
adekuat ke otot jantung, sehingga otot jantung akan mengalami iskemia, rasa sakit yang sama
dengan otot rangka yang bekerja tanpa diberi oksigen yang adekuat. Hal ini akan memperparah
kondisi jantung pasien. Pasien akan merasa dadanya seperti tertimpa beban berat dan bersifat
difus, artinya titik pusat rasa sakit tidak dapat ditentukan oleh pasien tersebut. Orang tersebut
akan merasa dipaksa untuk berhenti dari aktivitasnya sehingga rasa sakit tersebut akan
mereda.15
Kesimpulan
Jantung sebagai pusat sistem sirkulasi atau yang lebih dikenal sebagai kardiovaskuler
memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Jantung akan
memompakan darah dengan cara berkontraksi dengan impuls yang dihasilkannya sendiri.
Apabila terdapat gangguan pada jantung, seperti di skenario dimana seseorang yang mengalami
nyeri dada yang menjalar ke punggug dan lengan kiri atau dikenal dengan angina pectoris, hal
tersebut kemungkinan besar terjadi karena otot jantung kekurangan suplai oksigen untuk
menunjang kontraksinya.
Daftar Pustaka
1. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.h.101-13.
2. Hanafiah, Asikin, Sani A, dll. Anatomi jantung dan pembuluh darah. Buku ajar
kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia;1996. h.7-13.
3. Paulsen F, Washcke J. Sobotta, General anatomy and musculoskeletal system. 23 rd ed.
Vol. 2. Munchen: EGC; 2010. P. 10-4.
4. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray. Dasar-dasar anatomi. Jakarta: Elsevier: 2014;
h.93-114
5. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Sistem Kardiovaskular 1. Jakarta: Universitas
Kristen Krida Wacana; 2013. P. 14-33.
6. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6th ed. Philadelphia: Saunders; 2014. P. 208-18.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012.h.
96,333-47.
8. Katup jantung. Diunduh dari { http://dokter-alwi.com/jantung_files/jantung.html}
9. Eroschenko VP. DiFiore atlas of histology with functional correlations. 11th ed.
Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins; 2008. p. 180-4.
10. Mescher AL. Junqueiras basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-
Hill; 2013. p. 212-7
11. Ganong F.W. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC; 2011.h.553-564.
12. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-11. Jakarta: EGC; 2007.
13. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper . Edisi ke 27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
14. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes
kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.h.138.
15. Cheitlin MD, Sokolow M, Mcllroy MB. Clinical cardiology. 6 th ed. USA: Lange Medical
Publisher; 1993. P. 162-4.