Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH


DI RSJD DR. RM. SOEDJARWADI JAWA TENGAH

Disusun Oleh:
Onenda Sasmita. S
20154030063

Pendidikan Profesi Ners


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2016
2
Harga Diri Rendah
A. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, 2012). Harga diri meningkat bila diperhatikan/dicintai dan dihargai atau
dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah.
Harga diri tinggi/positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok,
dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi
lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman (Yoseph, 2009).
B. Etiologi Harga Diri Rendah
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah, karena :
1. Privasi yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/penyakit.
3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span
history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering
disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam
kelompok (Yosep, 2007).
Menurut Fitria (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya harga
diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain ideal diri yang tidak realistis.
Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah hilannya
sebagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, mengalami kegagalan
serta menurunya produktivitas.
C. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Berdasarkan hasil riset Malhi (2008), menyimpulkan bahwa harga diri rendah
diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang
rendah. Selanjutnya, hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya. Dalam Purba (2008), ada empat cara dalam
meningkatkan harga diri yaitu:
a. Memberikan kesempatan berhasil
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
D. Tanda dan Gejala
Menurut Keliat (2012), tanda dan gejala harga diri rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap diri sendiri
Selain tanda gejala tersebut, kita juga dapat mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah yang tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
dan bicara lambat dengan suara yang melemah.
E. Pathway

RPK
RPK

IsolasiSosial

IsolasiSosial
Bagan 1. Pathway HDR
F. Pengkajian Harga diri rendah:
a. Isolasi sosial: menarik diri
Data yang perlu dikaji:
Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak
diam.
Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data yang perlu dikaji:
Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
c. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji:
Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena keadaan
tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena
keadaan tubuhnya yang cacat.

Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara pelan dan
tidak jelas, tampak menangis.
G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Gangguan citra tubuh
H. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa :Harga Diri Rendah.
Tujuan: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Strategi Pelaksanaan:
Problem Pasien Keluarga
Harga Diri Rendah SP 1 SP 1
(HDR) 1. Identifikasi kemampuan 1. Diskusikan masalah yg
melakukan kegiatan dan dirasakan dalam merawat
aspek positif pasien (buat pasien
daftar kegiatan) 2. Jelaskan pengertian, tanda
2. Bantu pasien menilai & gejala, dan proses
kegiatan yang dapat terjadinya harga diri
dilakukan saat ini (pilih dari rendah (gunakan booklet)
daftar kegiatan) : buat daftar 3. Diskusikan kemampuan
kegiatan yang dapat atau aspek positif pasien
dilakukan saat ini yang pernah dimiliki
3. Bantu pasien memilih salah sebelum dan setelah sakit
satu kegiatan yang dapat 4. Jelaskan cara merawat
dilakukan saat ini untuk harga diri rendah terutama
dilatih memberikan pujian semua
4. Latih kegiatan yang dipilih hal yang positif pada
(alat dan cara melakukannya) pasien
5. Masukan pada jadual 5. Latih keluarga memberi
kegiatan untuk latihan dua tanggung jawab kegiatan
kali per hari pertama yang dipilih
pasien: bimbing dan beri
SP 2 pujian
1. Evaluasi kegiatan pertama 6. Anjurkan membantu
yang telah dilatih dan berikan pasien sesuai jadual dan
pujian memberikan pujian
2. Bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang akan SP 2
dilatih 1. Evaluasi kegiatan keluarga
3. Latih kegiatan kedua kedua dalam membimbing pasien
(alat dan cara) melaksanakan kegiatan
4. Masukkan pada jadual pertama yang dipilih dan
kegiatan untuk latihan: dua dilatih pasien. Beri pujian
kegiatan masing2 dua kali 2. Bersama keluarga melatih
per hari pasien dalam melakukan
kegiatan kedua yang
SP 3 dipilih pasien
1. Evaluasi kegiatan pertama 3. Anjurkan membantu
dan kedua yang telah dilatih pasien sesuai jadual dan
dan berikan pujian memberi pujian
2. Bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang akan SP 3
dilatih 1. Evaluasi kegiatan keluarga
3. Latih kegiatan ketiga (alat dalam membimbing pasien
dan melaksanakan kegiatan
4. Masukkan pada jadual pertama dan kedua yang
kegiatan untuk latihan: tiga telah dilatih. Beri pujian
kegiatan, masing-masing dua 2. Bersama keluarga melatih
kali per hari pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
SP 4 3. Anjurkan membantu
1. Evaluasi kegiatan pertama, pasien sesuai jadual dan
kedua, dan ketiga yang telah berikan pujian
dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih SP 4
kegiatan keempat yang akan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
dilatih dalam membimbing pasien
3. Latih kegiatan keempat (alat melaksanakan kegiatan
dan cara) pertama, kedua dan ketiga.
4. Masukkan pada jadual Beri pujian
kegiatan untuk latihan: empat 2. Bersama keluarga melatih
kegiatan masing-masing dua pasien melakukan kegiatan
kali per hari keempat yang dipilih
3. Jelaskan follow up ke
SP 5 RSJ/PKM, tanda kambuh,
1. Evaluasi kegiatan latihan rujukan
dan berikan pujian. 4. Anjurkan membantu
2. Latih kegiatan dilanjutkan pasien sesuai jadual dan
sampai tak terhingga memberikan pujian
3. Nilai kemampuan yang telah
mandiri SP 5
4. Nilai apakah harga diri 1. Evaluasi kegiatan keluarga
pasien meningkat dalam membimbing pasien
melakukan kegiatan yang
dipilih oleh pasien. Beri
pujian
2. Nilai kemampuan keluarga
mmbimbing pasien
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke
RSJ/PKM
I. Daftar Pustaka
Anonim. (2012). Tinjaua Pustaka HDR. Diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-pipitdians-6286-2-
babii.pdf pad tanggal 19 Februari 2016

Anonim. (2012). Tinjauan teoritis.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27527/4/Chapter%20II.pdf pada
tanggal 19 Februari 2016.

Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.

Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC

Mind. (2011). How to increase your self-esteem. Diakses dari


http://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-
problems/self-esteem/consequences-of-low-self-esteem/#.Vsct4zaGXB4 pada
tanggal 19 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai