Anih Kurnia
ABSTRAK
Sekolah merupakan tempat pembelajaran yang dapat menjadi ancaman penularan penyakit
jika tidak dikelola dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh intervensi
promosi kesehatan dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek Perilaku Hidup bersih dan Sehat
di sekolah dengan menggunakan metode quasi-experimental dengan non equivalent control group
desain. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 dan 5 SDN Siluman IV Kota Tasikmalaya. Analisis
menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebelum dan
sesudah intervensi. Dibandingkan dengan kelompok kontrol didapatkan ada perbedaan yang bermakna
pada pengetahuan dan sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, akan tetapi pada variabel praktek tidak
ada perbedaan yang bermakna. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan intervensi dengan metode
penyuluhan, simulasi, praktek, permainan dan penugasan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan
praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah. penularan berbagai macam penyakit.
Anak-
PENDAHULUAN
Upaya kesehatan dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan salah
anak usia sekolah merupakan
satunya melalui kegiatan promosi
usia rawan terserang berbagai macam
kesehatan. Menurut Green ( 1984),
penyakit. Oleh karena itu perlu
promosi kesehatan adalah segala bentuk
dilakukan pembinaan dan
kombinasi antara pendidikan kesehatan
pengembanagan Usaha Kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan
Sekolah (UKS) sebagai upaya
ekonomi, politik dan organisasi yang
pendidikan dan kesehatan yang
dirancang untuk memudahkan perubahan
dilaksanakan secara terpadu,
perilaku dan lingkungan yang kondusif
terencana, terarah dan bertanggung
bagi kesehatan. Sehingga dapat dikatakan
jawab dalam menanamkan,
bahwa promosi kesehatan merupakan
menumbuhkan dan membimbing
upaya untuk meningkatkan kesehatan
siswa, guru dan masyarakat sekolah
secara menyeluruh bukan hanya perubahan
dalam melaksanakan prinsip hidup
perilaku tetapi juga perubahan lingkungan
bersih dan sehat (Depkes, 2008).
(Notoatmodjo, 2005).
Anak sekolah menjadi salah satu
Salah satu program kesehatan adalah
kelompok paling rentan terhadap
dengan upaya promosi kesehatan di
terjadinya masalah kesehatan karena faktor
sekolah. Selain tempat untuk belajar,
lingkungan dan perilaku hidup yang
sekolah juga dapat menjadikan ancaman
kurang baik. Data nasional menyebutkan
128
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
16% kejadian angaka keracunan nasiaonal jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah,
terjadi di lingkungan sekolah, diare menempati menimbang berat badan dan mengukur
urutan pertama dari angka kejadian infeksi tinggi badan setiap 6 bulan dan membuang
saluran saluran pencernaan (Depkes RI, 2006). sampah pada tempatnya
(www.promosikesehatan.com).
Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan Provinsi
jawa Barat meluncurkan program Peningkatan Berdasarkan profil kesehatan tahun
Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) di 2014 Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
sekolah. Program ini dilaksanakan di sekolah di Propinsi Jawa Barat, pelayanan kesehatan
Jawa Barat mulai dari kelompok bermain, TK, di sekolah di utamakan pada upaya
SD/MI, SMP dan SMA. Tujuan dari program meingkatkan kesehatan (promotif) dan
ini adalah untuk meningkatkan kesadaran guru upaya pencegahan (Preventif). Dari
dan siswa dalam hal perilaku hidup bersih dan laporan yang ada upaya yang sering
sehat di lingkungan sekolah. (Depkes RI, dilaksanakan adalah upaya preventif yaitu
2008). penjaringan kesehatan anak sekolah yang
dilakukan pada siswa SD/MI. Dengan
Masalah kesehatan di sekolah sangat
demikian upaya promotif yang dilakukan
kompleks dan bervariasi yang dipengaruhi oleh
pada siswa SD/MI berfokus pada kegiatan
kondisi lingkungan dan perilaku kebersihan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih
perseorangan, seperti ketersediaan sarana
dan Sehat.
sanitasi dan sarana air bersih, kebiasaan buang
air besar di jamban, perilaku cuci tangan SDN Siluman IV terletak di
menggunakan sabun, pengelolaan makanan dan kelurahan Setiajaya Kecamatan cibeureum
air minum di sekolah, gosok gigi yang benar Kota Tasikmalaya. berdasarkan studi
dan potong kuku. (Riskesdas, 2007). pendahuluan yang dilakukan di SDN
tersebut tampak ruang kelas yang sangat
PHBS di sekolah adalah sekumpulan
minimalis, tempat belajar siswa yang
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
kurang memenuhi standar dikarenakan
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
tempat belum tersedia, tempat bermain
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
anak tidak ada, tidak tersedianya UKS,
sehingga secara mandiri mampu mencegah
hampir tidak pernah ada petugas
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
Puskesmas yang berkunjung unttuk
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
melakukan skrining terhadapa siswa
sehat. Secara nasional ada 8 indikator yang
sekolah. Dari beberapa siswa yang penulis
dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
wawancara mereka tidak mengetahui
sekolah yaitu mencuci tangan dengan air yang
tentang perilaku hidup bersih dan sehat
mengalir dan menggunakan sabun,
yang seharusnya. Terbukti dari kebersihan
mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah,
diri perseorangan tampak kuku panjang,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
olahraga yang teratur dan terukur, memberantas
129
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
130
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
131
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
sebanyak 80 siswa ( 53%) dan jumlah Dari tabel diatas diketahui bahwa
responden yang tidak mendapat intervensi jumlah responden dengan intervensi yang
sebanyak 70 siswa (47%). saat ini duduk di kelas 5 sebanyak 45 siswa
(56,25%) dan responden yang duduk di
4.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin
kelas 4 adalah sebanyak 35 siswa (43,75%)
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah
untuk kelompok kontrol, jumlah responden
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada siswa
Kelas 4 dan 5 SDN Siluman IV dan yang saat ini duduk di kelas 5 sebanyak 33
SDN Suluman II Kelurahan Setiajaya Kota
Tasikmalaya tahun 2014. siswa (47%) dan kelas 4 sebanyak 37
SDN SDN siswa (47%). 4.3 Gambaran Distribusi
Jenis kelamin Siluman IV Siluman
Intervensi II rata-rata Nilai Pengetahuan, Sikap dan
Kontrol Praktek tentang
n % n
Perilaku Hidup Bersih dan sehat 4.3.1
%
Responden yang mendapat Intervensi
Laki-Laki 38 47,5% 30 43%
Perempuan 42 52,5% 40 57% Promosi Kesehatan
Total 80 100% 70 100% Variabel Mean SD Min- 95%
Max CI
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Pengetahuan 82,28 8,12 65,96- 80,3
-
jumlah responden yang mendapat intervensi 97,87
84,2
dengan jenis kelamin perempuan adalah 6
Sikap 77,36 6,28 66,67- 75,8
sebanyak 42 siswa (52,5%) dan responden laki- 89,58
3-
78,8
laki adalah sebanyak 38 siswa (47,5%). Untuk 9
Praktek 81,03 7,59 58,54- 79,1
kelompok kontrol, jumlah responden dengan 8-
95,12
jenis kelamin laki-laki sebanyak 30 siswa 82,8
8
(43%) dan responden perempuan 40 siswa
(47%). Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa hasil rata-rata pengetahuan siswa
4.2.3 Berdasarkan Kelas
kelas 4 dan 5 sebelum diberikan intervensi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah
responden berdasarkan Kelas di SDN Siluman IV adalah 82,88 dengan standar deviasi 8,12.
dan Siluman II Kelurahan Setiajaya Kota
Tasikmalaya 2014. Nilai pengetahuan terendah 65,96 dan
SDN SDN tertinggi 97,87. Hasil estimasi interval
Kelas Siluman IV Siluman
Intervensi II dengan derajat kepercayaan 95% diyakini
Kontrol bahwa nilai rata-rata pengetahuan siswa
n % n
kelas 4 dan 5 sebelum diberikan intervensi
% berada dalam kisaran 80,3-84,26.
Kelas 4 35 43,75 % 37
Hasil pengukuran rata-rata sikap
53% siswa kelas 4 dan 5 sebelum diberikan
Kelas 5 45 56,25% 33 47%
Total 80 100% 70 100% intevensi adalah 77,36 dengan standar
deviasi 6,28. Nilai sikap terendah 66,67
132
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
dan tertinggi 89,58. Hasil estimasi interval Hasil pengukuran nilai rata-rata
dengan derajat kepercayaan 95% diyakini sikap siswa kelas 4 dan 5 pada pengukuran
bahwa nilai rata-rata sikap siswa kelas 4 dan 5 awal adalah 77,16 dengan standar deviasi
sebelum diberikan intervensi berada dalam 7,38. Nilai sikap terendah 50,00 dan
kisaran 75,83-78,89. Untuk pengukuran nilai tertinggi 93,75. Hasil estimasi interval
rata-rata praktek siswa kelas 4 dan 5 sebelum dengan derajat kepercayaan 95% diyakini
diberikan intervensi adalah 81,03 dengan bahwa nilai rata-rata sikap siswa kelas 4
standar deviasi 7,59. Nilai praktek terendah dan 5 pada pengukuran awal berada dalam
58,54 dan tertinggi 95,12. Hasil estimasi kisaran 75,5-79,23.
interval dengan derajat kepercayaan 95% Untuk pengukuran nilai rata-rata
diyakini bahwa rata-rata praktek siswa kelas 4 praktek siswa kelas 4 dan 5 pada
dan 5 sebelum diberikan intervensi berada pengukuran awal adalah 83,53 denga
dalam kisaran 79,18-82,88. 4.3.1 Distribusi standar deviasi 8,45. Nilai praktek
Pengetahuan, Sikap dan Praktek responden terendah 60,98 dan tertinggi 97,56. Hasil
sesudah mendapat Intervensi Promosi estimasi interval dengan derajat
Kesehatan pada Siswa kepercayaan 95% diyakiini bahwa nilai
rata-rata praktek siswa kelas 4 dan 5 pada
Kelas 4 dan 5 SDN Siluman IV Kota
Tasikmalaya. pengukuran awal berada dalam kisaran
Variabel Mean SD Min- 95% 81,28-85,77.
Max CI
4.3.2 Distribusi Pengetahuan, Sikap dan
Pengetahuan 86,23 10,05 61,70- 83,56
- Praktek Responden Pada Pengukuran
100
88,8
Akhir Siswa Kelas 4 dan 5 SDN Siluman
9
Sikap 77,16 7,83 50,00- 75,07 IV Kota tasikmalaya 2014.
-
93,75
Variabel Mea SD Min- 95%
79,2
n Max CI
3
Praktek 83,53 8,45 60,98- 81,28 Pengetahuan 88,0 7,9 70,21 85,9
- - 0-
97,56 2 5
85,7 100 90,1
7 3
Sikap 78,6 6,9 54,17 756,8
5 6 - 1-
Dari tabel diatas diperoleh hasil bahwa
89,58 80,5
rata-rata pengetahuan siswa kelas 4 dan 5 pada 0
Praktek 82,6 8,1 46,34 80,5
pengukuran awal adalah 86,23 dengan standar 7 5 - 1-
97,56 84,8
deviasi10,05. Nilai pengetahuan terendah 61,70 3
dan tertinggi 100. Hasil estimasi interval
dengan derajat kepercayaan 95% diyakini Tabel diatas diperoleh hasil bahwa
bahwa nilai rata-rata pengetahuan siswa kelas 4 nilai rata-rata pengetahuan siswa kelas 4
dan 5 pada pengukuran awal berada dalam dan 5 pada pengukuran akhir adalah 88,02
kisaran 83,56-88,89. dengan standar deviasi 7,95. Nilai
pengetahuan terendah 70,21 dan tertinggi
133
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
100. Hasil estimasi interval dengan derajat Sebelum 77, 6,2 0,7 0,00 6,87 6
Intervensi 3 8 7 0 7
kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai rata-rata Sesudah 6 5,1 0,6
Intervensi 84,2 1 2 6
4
pengetahuan siswa kelas 4 dan 5 pada Praktek 7
adalah 78,65 dengan standar deviasi 6,96. Nilai Berdasarkan tabel di atas dapat
sikap terendah 54,17 dan tertinggi 89,58. Hasil dilihat bahwa nilai rata-rata pengetahuan
estimasi interval dengan derajat kepercayaan sebelum dilakukan intervensi adalah 82,28
95% diyakini bahwa nilai rata-rata sikap siswa dengan standar deviasi 8,12 dan standar
kelas 4 dan 5 pada pengukuran akhir berada error 0,99. Sesudah dilakukan intervensi
dalam kisaran 76,81-80,50. diperoleh hasil nilai rata-rata pengetahuan
Untuk pengukuran nilai rata-rata praktek sebesar 96,13 dengan standar deviasi 3,83
siswa kelas 4 dan 5 pada pengukuran akhir dan standar error 0,47. Terlihat perbedaan
adalah 82,67 dengan standar deviasi 8,15. Nilai sebesar 13,83 dan uji statistik didapat hasil
praktek terendah 46,34 dan tertinggi 97,56. nilai p value sebesar 0,000, hal ini
Hasil estimasi interval dengan derajat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai rata-rata yang signifikan antara pengetahuan
praktek siswa kelas 4 dan 5 pada pengukuran sebelum dan sesudah intervensi.
akhir berada dalam kisaran 80,51-84,83. Untuk variabel sikap sebelum
4.4 Perbedaan Nilai Rata-rata pengetahuan, dilakukan intervensi memeiliki nilai rata-
Sikap dan Praktek tentang Perilaku Hidup rata sebesar 77,36 dengan standar deviasi
Bersih da Sehat Sebelum dan Sesudah 6,28 dan standar eror 0,77. Sesudah
Intervensi 4.4.1 Perbedaan pengetahuan, Sikap dilakukan intervensi memiliki nilai rata-
dan Praktek Responden yang mendapat rata 84,24 dengan standar deviasi 5,11 dan
Intervensi promosi kesehatan pada siswa kelas standar error 0,62. Terlihat perbedaan
4 dan 5 SDN Siluman IV Kota Tasikmalaya sebesar 6,87 dan uji statistik didapat hasil
tahun 2014. nilai p value sebesar 0.000 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Variabel Me SD SE P Paired N
a Val Differe yang signifikan antara sebelum dan
n ue n ce
Pengetah sesudah intervensi.
uan 82, 8,1 0,9 0,00 13,85 6
Sebelum 2 2 9 0 7 Nilai rata-rata sebelum dilakukan
Intervensi 8 3,8 0,4
Sesudah 96,1 3 7 intervensi sebesar 81,03 dengan standar
6
Intervensi 3
7
Sikap deviasi 7,59 dan standar error 0,93. Untuk
nilai rata-rata sesudah dilakukan 85,15
134
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
dengan standar deviasi 5,83 dan standar error uji statistik didapat hasil nilai p value
0,71. Terlihat adanya perbedaan sebesar 4,11 sebesar 0,193, hal ini menunjukkan bahwa
dan uji statistik didapat hasil p value sebesar tidak ada perbedaan yang signifikan antara
0,001, hal ini menunujukkan bahwa terdapat pengetahuan pada pengukuran pertama dan
perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum kedua.
dan sesudah dilakukan intervensi.
Nilai rata-rata praktek pada
4.4.2 Perbedaan pengetahuan, Sikap dan
pengukuran pertama sebesar 83,53 dengan
Praktek Responden yang tidak mendapat
standar deviasi 8,45 dan standar error 1,12.
Intervensi Promosi Kesehatan pada siswa kelas
Nilai rata-rata pada pengukuran ke dua
4 dan 5 SDN Siluman IV dan SDN Siluman II
sebesar 82,67 dengan standar deviasi 8,15
Kota Tasikmalaya tahun 2014.
dan standar error 1,08. Terlihat adanya
Variabel Mea SD SE P Paired N
n Val Differe perbedaan sebesar 0,856 dan uji statistik
ue nce
didapat hasil nilai p value sebesar 0,585,
Pengeta
h uan 8 10,0 1,3 0,19 1,792 5 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Penguk 6 5 3 3 7
ur an , 7,95 1,0
5
perbedaan yang signifikan antara praktek
2 5
awal
Penguk
7 ada perbedaan antara prkatek pengukuran
3
ur an pertama dan kedua.
akhir
88,0
2 4.4.3 Perbedaan pada pengukuran awal
Sikap
Penguk Responden Mea SD SE P N
7 7,83 1,0 0,31 1,499 5
ur an 7 6,96 4 8 n Value
7
awal , 0,9 Pengetahuan
1 5
Penguk 6
7 Dengan 82,2 8,12 0,9 0,017 6
ur an Intervensi 8 10,0 9 7
6
akhir Tanpa 86,2 5 1,3
Intervensi 3 3 5
78,6
5 7
Sikap
Praktek Dengan 77,3 6,28 0,7 0,871 6
Penguk 8 8,45 1,1 0,58 0,856 5 Intervensi 6 7,83 7 7
ur an 3 8,15 2 5 Tanpa 77,1 1,0
7
awal , 1,0 Intervensi 6 4 5
5 5 Praktek
Penguk 8 7
7
ur an
3
akhir
82,6
7
Dengan 81,0 7,59 0,9 0,086 6
Intervensi 3 8,45 3 7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Tanpa 83,5 1,1
Intervensi 3 2 5
rata-rata pengetahuan pada pengukuran awal 7
adalah 86,23 dengan standar deviasi 10,05 dan
standar error 1,33. Pada pengukuran ke dua
diperoleh hasil rata-rata pengetahuan sebesar Berdasarkan tabel di atas dapat
88,02 dengan standar deviasi 7,95 dan standar dilihat bahwa nilai rata-rata pengetahuan
error 1, 05. Terlihat perbedaan sebesar 1,32 dan responden yang mendapat intervensi pada
135
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Untuk nilai rata-rata praktek responden perbedaan yang signifikan nilai rata-rata
yang mendapat intervensi pada pengukuran pengetahuan responden yang mendapat
awal adalah 81,03 dengan standar deviasi 7,59, intervensi dengan responden yang tidak
sedangkan nilai rata-rata praktek responden
mendapat intervensi pada pengukuran
yang tidak mendapat intervensi pada
pengukuran awal adalah 83,53 dengan standar akhir.
deviasi8,45. Hasil uji statistik menunjukkan
Nilai rata-rata sikap responden yang
nilai p 0,086, artinya pada alpha 5% terlihat
tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata- mendapat intervensi pada pengukuran
rata praktek responden yang mendapat akhir adalah 78,65 dengan standar deviasi
intervensi dengan responden yang tiak 6,96. Hasil uji statistik menunjukkan nilai
mendapat intevensi pada pengukuran awal.
p 0,000, artinya pada alpha 55 terlihat ada
4.5.2 Perbedaan Pada Pengukuran perbedaan yang signifikan nilai rata-rata
Akhir
sikap responden yang mendapat intervensi
Responden Mea SD SE P N
n Value dengan responden yang tidak mendapat
Pengetahuan intervensi pada pengukuran akhir.
Dengan 96,1 3,8 0,4 0,000 6
Intervensi 3 3 7 7
Tanpa Intervensi 88,0 7,9 1,0
Untuk nilai rata-rata praktek
2 5 5 5 responden yang mendapat intervensi pada
136
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
pengukuran akhir adalah 85,15 dengan standar 5.3 Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan
deviasi 5,85, sedangkan nilai ratarata praktek Praktek PHBS
responden yang tidak mendapat intervensi pada
5.3.1 Pengetahuan
pengukuran akhir adalah 82,67 dengan standar
Promosi kesehatan merupakan
deviasi 8,15. Hasil uji statistik menujukkan
suatu proses untuk membuat individu dan
nilai p 0,052, artinya pada alpha 5% terlihat
masyarakat mampu dalam meningkatkan
tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata-
serta mengendalikan faktor-faktor yang
rata praktek responden yang mendapat
mempengaruhi kesehatan mereka sehingga
intervensi dengan responden yang tidak
terjadi peningkatan kesehatan pada
mendapat intervensi pada pengkuran akhir.
individu maupun masyarakat (Depkes,
Pembahasan 2008). Promosi Kesehatan di sekolah
5.1 Jenis Kelamin adalah suatu bentuk upaya dalam
Dari data analisis distribusi frekuensi meningkatkan kemampuan peserta didik,
terlihat bahwa siswa kelas 4 dan kelas 5 guru dan masyarakat lingkungan sekolah
sebagian besar adalah siswa perempuan. Untuk agar mandiri dalam mencegah penyakit,
SD yang mendapat intervensi sebesar 52,5% memelihara kesehatan, menciptakan dan
dari 80 responden adalah perempuan sedangkan memelihara lingkungan sehat, terciptanya
pada kelompok kontrol adalah 57% dari 70 kebijakan sekolah sehat serta berperan
responden siswa perempuan juga. Hal ini aktif dalam meningkatkan kesehatan
menunjukkan bahwa pada saat masuk sekolah masyarakat sekitarnya (Depkes, 2007).
yang paling banyak mendaftar adalah siswa
Hasil uji statistik pada nilai rata-rata
perempuan, sehingga kelompok intervensi dan
pengetahuan tentang PHBS menunjukkan
kontrol jika dilihat dari jenis kelaminnya
adanya perbedaan yang bermakna antara
mempunyai perbandingan siswa laki-laki dan
sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
perempuna yang hampir sama. 5.2 Jumlah
Hal ini terbukti dari nilai p value pada
siswa berdasarkan kelas
variabel pengetahuan adalah 0,000.
Dari hasil analis data jumlah siswa kelas Sedangkan hasil uji statistik pada
4 dan 5 pada kelompok intervensi diperoleh kelompok kontrol menunjukkan bahwa
jumlah siswa kelas 4 sebanyak 35 siswa tidak ada nilai rata-rata pengetahuan
(43,75%) dan kelas 4 sebanyak 45 siswa tentang PHBS antara pengukuran awal dan
(56,25%). Sedangkan pada kelompok kontrol pengukuran akhir dengan p value 0,193.
jumlah siswa kelas 4 sebanyak 37 siswa (53%) Hasil perbedaan nilai rata-rata pengetahuan
dan kelas 5 sebanyak 33 siswa (47%). Hal ini antara kelompok intervensi dan kelompok
menunjukkan bahwa pada saat penerimaan kontrol dengan uji t tidak berpasangan
siswa baru, kelas 5 lebih banyak dari pada kelas (independen t-tes) menunjukkan adanya
4 dan sebaliknya pada kelompok kontrol kelas perbedaan yang bermakna dengan nilai p
4 lebih banyak dari pada kelas 5. value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
137
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
138
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
diperoleh dengan p value pada variabel praktek Tidak ada perbedaan yang bermakna nilai
sebesar 0,052, yang artinya bahwa tidak ada rata-rata praktek tentang PHBS antara
perbedaan yang signifikan pada variabel responden yang mendapat intervensi
praktek antara kelompok yang mendapat dengan responden yang tidak mendapat
intervensi dengan kelompok kontrol. Hal ini intervensi.
menunjukkan bahwa perubahan perilaku
Saran
memerlukan waktu yang lama berbeda dengan
Bagi Dinas Pendidikan agar membuat
prinsip belajar dimana belajar merupakan
kebijakan untuk menambah materi tentang
proses evolusi, untuk merubah perilaku juga
PHBS ke dalam kurikulum sekolah serta
memerlukan pemikiran-pemikiran dan
lebih meningkatkan kerjasama dengan
pertimbangan orang lain.
Dinas Kesehatan dalam meningkatkan
Kesimpulan kegiatan UKS.
1. Adanya perbedaan yang bermakna dari nilai
Bagi Dinas kesehatan diharapkan
rata-rata pengetahuan tentang PHBS pada
meningkatkan sosialisasi tentang PHBS
siswa kelas 4
salah satunya ke lingkungan sekolah
dan 5 sebelum dan sesudah mendapat
dengan mengintruksikan kepada pemegang
intervensi promosi kesehatan di sekolah.
program promosi kesehatan sekolah untuk
2. Adanya perbedaan yang bermakna dari nilai menjangkau ke wilayah lingkungan
rata-rata sikap tentang PHBS pada siswa kelas sekolah.
4 dan 5 sebelum dan sesudah mendapat
Bagi pihak puskesmas sebaiknya
intervensi promosi kesehatan di sekolah.
memaksimalkan pemberdayaan perawat
3. Adanya perbedaan yang bermakna dari nilai komunitas dalam meningkatkan kesehatan
rata-rata praktek tentang PHBS pada siswa pada kelompok khusus salah satunya
kelas 4 dan 5 sebelum dan sesudah mendapat adalah anak sekolah sehingga akan
intervensi promosi kesehatan di sekolah. tercapainya derajat kesehatan masyarakat
sekolah salah satunya yaitu dengan
4. Adanya perbedaan yang bermakna nilai rata-
memaksimalkan peran dan fungsi UKS,
rata pengetahuan tentang
pelatihan guru, dan masyarakat sekolah.
PHBS antara responden yang mendapat
Bagi SDN Siluman IV, sebaiknya
intervensi dengan responden yang tidak
dilakukan kegiatan kegiatan lanjutan
mendapat
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap
intervensi
dan praktek para siswa berupa pelaksanaan
5. Adanya perbedaan yang bermakna nilai rata- pelatihan atau penyuluhan yang
rata sikap tentang PHBS antara responden yang melibatkan orang tua siswa, dan
mendapat intervensi dengan responden yang masyarakat sekitarnya serta menambah
tidak mendapat intervensi. fasilitas yang menunjang perilaku hidup
139
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
bersih dan sehat seperti tersedianya wastafel, pengetahuan, sikap dan Praktek
lap beserta sabun. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada siswa kelas 4 dan 5
SD di wilayah kerja Puskesmas
Banyuasih kecamatan leano
Daftar Pustaka Kabupaten Purwerojo Jawa
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Tengah. Depok. FKM UI.
Penelitian: Suatu Pendekatan Green, Lawrence and M.W Kreuter.2005.
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Health Program Planing
Depkes RI (2008)Pedoman pengelolaan an Educational and
Promosi Kesehatan: Dalam rangka Ecological Approach Fourth
Pencapaian perilaku hidup Bersih dan Edition; The Mc Graw Hill
Sehat (PHBS) , Pusat Promosi Company; New York.
Kesehatan: Jakarta Hastono, Susanto Priyo.2007. Analisis
Data kesehatan FLK UI.
Depkes RI (2008).Promosi Kesehatan di
Sekolah; Pusat Promosi Kesehatan ; Hidayat, Aziz Alimul.2010.
Jakarta Metode Penelitian Kesehatan:
Paradigma Kuantitaif, Health
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
Books
(2013) Formulir Pendataan PHBS di
sekolah tahun 2013. Publishing. Surabaya.
Maulidawati. 2011. Pengaruh Intervensi
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Profil
Promosi Kesehatan dalam
Kesehatan Tahun 2013.
Peningkatan pengetahuan, Sikap
Dinas Kesehatan Profinsi Jawa dan Praktek Perilaku Hidup bersih
Tengah.2011. Pedoman pembinaan dan Sehat (PHBS) pada siswa
dan Pengembanagan Usaha Kesehatan kelas 3 dan 5 SD/MI Attahiriyyah
Sekolah. kecamatan Ciracas Jakarta Timur .
Fitrianingsih (2010). Pengaruh Intervensi Skripsi.FKM UI. Depok.
Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Notoatmojo, Soekidjo.1997. Ilmu
Pengetahuan, Sikap dan Praktek PHBS Kesehatan Masyatakat. Jakarta.
siswa Kelas 4 dan 5 SDN Cicirig Rineka Cipta.
kecamatan Cicurug Kabupaten
Notoatmojo, Soekodjo. 2010. Metodologi
Sukabumi Tahun 2010, Skripsi FKM
Penelitian Kesehatan.
UI: Depok.
Jakarta. Rineka Cipta.
Fatimah, Siti. 2012. Pengaruh Intervensi
Promosi Kesehatan terhadap
140
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
141
berhubungan di SDN 013 Sunter SDN Siluman II. Profil SDN Siluman II agung
.Depok.FKM Ui. Kota Tasikmalaya.2014.