Disusun oleh:
Muhammad Avie Ansori 141.0410.41
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya
kesempatan, untuk menyelesaikan makalah ini makalah ini membahas
tentang Politik dan Strategi Nasional
Makalah ini berguna untuk pembaca untuk media pembelajaran baik
formal maupun non formal sebagai penyusun saya akui banyak kekurangan pada
makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan agar
dalam penyusunan makalah berikutnya bisa lebis baik.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang sosial
budaya;
2. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang
pertahanan dan keamanan;
3. Untuk mengetahui bagaimana kaidah pelaksanaan politik dan strategi nasional;
4. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan politik dan strategi nasional
Indonesia.
b. Kekuasaan
kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya.Dalam politik
yang perlu di perhatikan adalah bagaimana kekuasaan itu di peroleh, bagaimana
mempertahankannya, dan bagaimana melaksanakannya.
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik.Dalam pengambilan
keputusan perlu di perhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat.Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum.Kep[utusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara.
d. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan yang diambil oleh seseorang
atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dalam
pemikirannya adalah bahwa masyarakat memilih beberapa tujuan bersama yang
ingin dicapai secara bersama pula, sehingga perlu rencana yang mengikat yang
dirumuskan dalam kebijakan-kebijakanoleh pihak yang berwenang.
e. Distribusi
Yang dimaksud distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values)
dalam masyarakat. Nilai adalah suatu yang diinginkan dan penting.Ia harus
membagi secara adil.Politik membicarakan bagaimana pembagian dan
pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.
2.Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai the art of
the general atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan.Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah
pengetahuan tentang penggunaan tempuran untuk memenangkan
peperangan.Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari perang.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mencapatkan kemenangan
atau pencapaian tujuan.Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu
menggunakan dan mengembangkan kekuatan ( ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkann.
3.Politik dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan
untuk mencapai tujuan suatu cita-cita dan tujuan nasional.Dengan demikian
definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijakan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
2.2 Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional harus memahami pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandasan ideologi
pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.Landasan
pemikiran dalam sisitem manajemen nasional ini sangat penting sebagai kerangkai
acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional, karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional, dan konsep strategi bangsa indonesia.
2.3 Penyusunan Politik dan Stategi Nasional
Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran
pemerintah dan lembaga-lembaga tersebut dalam UUD 1945 merupakan
suprastruktur politik.Lembaga-lembaga tersebut adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden,
Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) dan MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
ke;lompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure
group).Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan
memiliki kekuatan yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastuktur
politik di atur oleh presiden/mandataris MPR.Dalam melaksanakan tugas ini
presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan
yang merupakan badan koordinasi, seperti dewan stabilitas ekonomi nasional,
Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan
Penerbangan Antariksa Nasional RI, Dewan Maritim,Dewan Otonomi Daerah,
dan Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran
yang akan dicapai oleh rakyat indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik
nasional, penyelenggaraan negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan
terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun bidang Hankam akan selalu berkembang karena:
a. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan tenologi.
e. Semakin kritis dan terbukannya masyarakat terhadap ide baru.
2.4 Stratifikasi Politik Nasional
Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam Negara Republik Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
a. Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara
nasional dan mencakup :penentuan Undang-undang Dasar, penggarisan masalah
makropolitik bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional (national
goals) berdasarkan falsafah pancasila dan UUD 1945.
b. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti yang
tercantum pada pasal 10 s.d 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak
ini juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara.
2. Tingkat Kebijakan Umum
Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat
kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa
penggarisan mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai idaman
nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya yang dapat berbentuk :
a. Undang-undang yang kekuasaan pembuatannya terletak di tangan presiden
dengan persetujuan DPR (UUD 1945, pasal 5 ayat (1) atau peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa).
b. Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan undang-undang yang
wewenag penerbitannya berada ditangan presiden (UUD 1945 pasal 5 ayat (2).
c. Keputusan atau instuksi presiden,yang berisi kebijakan-kebijakan
penyelenggaraan pemerintah yang wewenang pengeluarannya berada di tangan
presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan
yang berlaku (UUD 1945, pasal 4 ayat (1).
d. Dalam keadaan-keadaan tertentu dapat pula di keluarkan Makhlumat Presiden.
Untuk mewujudkan visi bangsa indonesia pada masa depan ditetapkan 12 misi
berikut :
1. Pengamalan pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
10. Perwujudan aparatur negara yang berpungsi melayani masyarakat, berdaya guna,
produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme.
11. Perwujudan dan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokrasi, bermutu,
kreatif, inovasi, bewawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung
jawab, terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia indonesia.
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan proaktif
bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan Global.
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui
dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memberbaharuiperundang-
undangan warisan kolonian dan hukum nasional yang deskriminatif, termasuk
ketidakadilan gender yang tidak sesuai dengan tuntunan reformasi, melaui
program legislasi.
dan terbuka, serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tetap menjunjung
tinggi asas keadilan dan kebenaran.
10. Menyelelsaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak
asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.
11. Memperdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif
dan peluang usaha yang seluas-luasnya.
12. Menata secara efisien, trasparan, profesional, Badan Usaha Milik Negara
terutama yang berkaitan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam
penyedian fasilitas publik, industri ketahanan dan keamanan, pengelola aset
strategis, dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan
koperasi.
19. kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang dikirim keluar negeri dengan dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga yang dikelola
terpadu serta mencegah timbulnya eksploitas tenaga kerja.
25. Melaksanakam restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari
likuidasi berbankan dan perusahaan dalam rangka meningkatkan efiensi dan
produktifitas dan trasparan.
27. Melakukan neegoisasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilaeral secara
proaktif dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor,terutama dari sektor
industri yang berbasis sumber daya alam, serta menarik investasi finansial dan
ivestasi asing langsung tampa merugikan pengusaha nasional.
28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah.
9. Membangun bangsa dan watak banga dengan menuju bangsa idonia yang maju ,
bersatu damai , demokartis sejatra dan lainnya.
10. Menindaklanjuti paradigama baru tentang nasional indonesiadengan menegaskan
secara konsisten reposi dan redefisi.
B. POLITIK DALAM NEGERI
1. Menegasjkan arah politik luar indonesia yang bebas aktif berorensetasi pada
kepentingan nasional ,menitikberatkan pada soladaritas antar negara berkembang
yang mendukung negara kamerdekaan.
7. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tertangga yang
berbatasan langsung dengan kawasaan ASEAN untuk memelihara kestabilan,
pembanguan dan kesejateraan.
C. penyelengaran negara
1. Membersikan penyelenggaran negara dari pratek koropsi .kolusi ,dan
nipotismedengan memberikan snksiseberat beratnya sesuai sesuai engan
ketentuan hukum yang berlaku.
4. Membanguan jaringan informasi dan komunikasi antara pusat dan dakerah dan
serta antar dakerah secara imbal balik daam rangka mendukung pembangun
nasional.
E. Agama
1. Memantapkan fungsi peranan,dan kebudayaan agama sebagai landasan moral
,spiritual ,dan etika dalam penyelanggaraan negara serta mengupayahkan agar
segala peraturan perundang undangan.
F. Pendidikan
1. Mengupayahkan perluasaan dan pemeratahan kesempatanmemperolah
pendidikan yang bermutu tinggi.
2. Meningkatkan kemampuan akademis,profesionalme, dan jamiaan kesejahteran
bagi para pendidik.
3. Mengembangan sitem jamianan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang
mendapatkan perlindungan ,keamanan dan ksejahteraan .
3. Mengmbangkan sikap kritis terhadp nilai dan budaya alm rangka memilah
mil ah nila budaya yag kondusif.
e. Pembanguan daerah
2. Menyelesaikan kasus aceh secara adil dan bermartabat memlaui peyusutan dan
peradilan yang jujur bagi pelanggaran hak asasi manusia .
b. Irian jaya
1. Mempertahankan intergrasi bangsa didalam wadah negara kesatuan republik
indonesia dengan tetap menghargai keseteran dan keragaman kehidupan sosial
budaya masyarakat irain jaya .
2. Menyelesaikan kasus pelangaran hak asasi mansia di irian jaya memalui proses
pengadialan yang jujur dan bermartabat.
c. Maluku
a. Kaidah peleksaan
Garis garis besar haluan negara ( GBHN ) tahun 1999 2004 yang diterapkan
olah permusyawaratan rakyat dalam sidng umu majalis permusyahwaratan rakyat
1999 harus menjadi arah pnylengaran negara bagi lembaga lembaga tinggi
negara dan segenap rakyat indonesia.ada pun kaidah kaidah pelekanan tersebut :
1. Presiden selaku kepala negara pemerntahan negara menjalankan tugas
penyelengaraan pemerintahan negara dan kewajiban untuk mengarahkan smua
potensi dan kekuatan pemerintah negara
Dalm hal ini diatur ketatanegaran selama ini dituangkan dalm bentuk GBHN yang
ditetapkan oleh MPR dimana peleksanaan dileksanakan oleh presiden selaku
mandataris MPR.
Denga dengan demikian penyelengaraan pemerintahan dan setip warga negara
indonesia harus dimiliki :
1. Keimanan dan ketakwaan pada tuhan yang maha esa.
2. Semangat kekeluargaan yang berisi kebersamaan.
3. Kepercayaan diri akan mampu dan kekuatan sendiri yang bersendikan
kepribadian bangsa.
4. Kesadaran,kepatuhan dan ketaatan pada hukum.
5. Pengendalian diri
6. Mental ,jiwa ,tekad , dan semangat dai pengeabadian ,disiplin, dam etos kerja
yang tinggi yang mengutamakan kepentingan negara.
7. Ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan nilai nilai luhur
budaya bangsa .
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulam