Anda di halaman 1dari 34

LBM 2

STEP 1
kemosis : udem pada konjunctiva akibat transudasi cairan dari kapiler
konjungtiva keluar.
o udem di bagian stromakonjungtiva
konjunctiva injection : suatu pelebaran pembuluh darah arteri konjungtiva
posterior yang terjadi karena pengaruh mekanis, alergi,ataupun infeksi pada
jaringan konjungtiva.
copious purulent discharge : secret purulent yg keluar dr stroma ke epitel
yg berlebihan akibat adanya infeksi bakteri clamidia atau Neisseria
o
papil at superior : ada tubuh sel peradangan dari sel-sel peradangan baik
mononuclear ataupun polinuklear yang tumbuh dikonjungtiva
o secret purulent yg masuk diantara berkas pembuluh yg membentuk
papil
STEP 2

1. why the patient had red eyes since 3 days ago ?


2. why the patients eyes produce the yellow discharge ?
3. why the patients eyes where look sticky and difficult to open ?
4. what are the kind of discharge and the etiology?
5. what are the etiology of the scenario and what are the test to find the
etiology?
6. how is the pathofisiology and pathogenesis ?
7. what is the interpretation about the ophthalmology status ?
8. what is the diagnosis and diferential diagnosis from the scenario ?
9. what are the complication from the scenario ?
10.how the management pathway for the scenario?

STEP 3
1. why the patient had red eyes since 3 days ago ?
- mata merah proses infeksi anada perlawanan antigen dan
anti body ada sitokin dan histamine vasodilatasi pembuluh
darah agar tempat yg terinfeksi mendapat aliran darah yg
banyak sehingga nnati akan terasa panas
- anatomi konjungtiva kaya akan vaskularisasi dan innervasi yg
senitif terhadap rangsanagan
- mata ada pertahan primer (epitel) dan sekunder (tear film)
dimana komponen film terdiri dari mucus untuk membersihkan
debris. air mata mengandul lisozim dan antibody untuk
membunuh kuman.
- konjungtivits disebabkan hal mekanik,infeksi dll.
- bagian yg paling merah adalah dibagian fornix konjungtiva.
- kemerahan warna merah terang karena bakteri ,warna keputihan
sperti susu akibat alergi,hipremi tanpa infiltrasi sel karena fisik
- mata merah curiga pecahnya pembuluh darah di konjungiva
(dr arteri konjungtiva posterior,arteri ciliaris dll)
2. why the patients eyes produce the yellow discharge ?
- the bactery produce mucus to protect theirself
- bakteri memiliki antigen yg bisa dideteksi oleh sel imun
antigen akan menempel di epitel sel imun bermigrasi dr
endhothel
- pus purulent merupakan makrofag yg mati setelah memfagosit
bakteri
- air mata mengandung igA,igG yg membantu penyembuhan
inflamasi
- sel imun ebanilimo bermigrasi kekonjungtiva sel goblet
mengeluarkan mucus dan terjadi perlengketan
- sel pindah dr stromaepitelpermukaan
3. why the patients eyes where look sticky and difficult to open ?
- sel sel radang dari stroma berpindah melalui epitel dank e
permukaan sehingga menyebabkan perlengketan
- ketika kelopak mata menutup menyebabkan suhu sama dg suhu
tubuh,dimana suhu ini mrpkn suhu optimal utk perkembangan
bakteri shg menyebbkan peradangan memburuk
- perlengketan dipagi hari semakin kuat
- pseudoptosis terjafi krn tumpukan radang sampai ke otot
muller,dimana otot ini berfungsi untuk mempertahankan mata
tetap terbuka (pada konjungtivitis berat,cth pd konjungtivitis
herpes)
- 5 proses inflamasi yg bermanifestasi ke mata

4. what are the kind of discharge and the etiology?


- secret serosa : encer dan penyebabnya virus. jarang
- secret mucus : lebih kental dan jernih dan elastis dan sedikit
lengket. akibat alergi
- secret purulent : kekuningan akibat bakteri
- pseudomembran adh manifestasi dari adanya secret. menempel
di lapisan epitel. jika ditarik tdk akan menyebabkan perdarahan
- konjungtivitis menyebabkan mata berair (sensari benda asing
dan sensasi terbakar) merangsang produksi air mata yg banyak.
5. what are the etiology of the scenario and what are the test to find the
etiology?
- the etiology of the scenario is bacterial of conjungtivitis.
- the type of bacterial conjungtivitis are :
acute bacterial konjungtivitis (staphyplococcus aereus
dan str. pneumoniae,
hyperacute bacterial konjungtivitis (Neisseria gonorrhea)
and
chronic bacterial conjungtivities bila infeksi lebih dr 3
mnggu ( stp.aureus dan motaxella lacunata)
test to find the etiology : dengan swap konjungtiva,kemudian dilakukan pengecatan
gram,akan ditemukan bentuk kuman dan bisa diculture untuk mengetahui jenis
kuman.
tanda khas konjungtivitis secret
bisa ditemukan dr hasil swap sel radang polimorfonuklear
(bakteri),mononuclear seperti limfosit (virus),basophil (alergi)

6. what is the interpretation about the ophthalmology status ?


staus ophthalmology
4 tanda cardinal dari konjungtivitis :
mata merah
visus normal
sekret
bangunan patologis
7. what is the diagnosis and diferential diagnosis from the scenario ?
the type of bacterial conjungtivitis are :
1. acute bacterial konjungtivitis (staphyplococcus aereus
dan str. pneumoniae,
2. hyperacute bacterial konjungtivitis (Neisseria gonorrhea)
and
3. chronic bacterial conjungtivities bila infeksi lebih dr 3
mnggu ( stp.aureus dan motaxella lacunata)
DD :
- konjungtivitis bacterial : ada injeksi konjungtiva yg
mencolok,ada kemosis,eksudat purulent,pseudomembran bisa
ada dan tdk ada, ada papil. ditemukan bakteri dan PMN.
- konjungtivitis akibat virus : injeksi konjungtivitis tdk
mencolok,bisa dsertai dg kemosis,eksudat jarang,ditemukan
monosit atau limfosit. pseudomembrat bsa ada atau tdk. tidak
ada papil
- alergi : injeksi konjungtivitis ringan,ada kemosis,eksudat
berserabut atau seperti putih susu tanpa pseudomembrandan
disertai adanya papil.
8. what are the complication from the scenario ?
- konjungtivitis akut bisa sembuh sendiri tp jika tdk diobati bisa
menyebabkan komplikasi
- konjungtivitis stapilococus konjungtivitis kronik /levaro
konjungtivitis
- konjungtivitis yg gonokokus perforasi kornea,bisa
menyebabkan meningitis
- konjungtiviis pseudomembran parutdi konjungtiva,perforasi
kornea
9. how the management pathway for the scenario?
- diberikan antibiotic topikal spectrum luas
- biasanya penyebab bakteri singledose IM seftriaxon
- tidak rawat jalan kecuali konjungtivitis G.O (harus rawat inap)
- first line drug
10.what is the prognosis and the education for the patient ?
- prognosis :baik karena konjungtivitis akut bisa sembuh sendiri
10-14 hari,diobati 1-3 hari sembuh
- prognosis :buruk pada konjungtivitis GO

STEP 7
1. why the patient had red eyes since 3 days ago ?
Mekanisme pertahanan :
Primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva
Sekunder
o Tiga lapisan air mata (minyak, air, mukus)
o Mengedip (mempertahankan integritas lap proktektif)
o Kelenjar lakrimal menghasilkan Ig A (coating bakteri), lisozim & laktoferin
(menghambat pertumbuhan bakteri)
o Ig G & komplemen (melisiskan dinding sel bakteri)

Gunanya sekret mukus ini :


1. Enzym lysozym yang bersifat bakterisida yang
menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri baik yang saprofit maupun yang patogen.
2. Menyapu bersih semua kotoran dari bola mata.
3. Sebagai pelicin/lubrikasi.

Benda asing masuk tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh
melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali terjadi adalah adanya
kalor (panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, kemudian akan timbul rubor
(kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatnya aliran darah pada
daerah yang terkena, kemudian terjadi tumor (pembengkakan) karena adanya
peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor
(rasa nyeri) karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat
menyebabkan fungsiolesa (fungsi organ yang terkena menjadi terganggu).
(OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)

Antigen masuk ditangkap sel fagosit ( makrofag ) dipresentasikan ke sel Th2


melepas sitokinin merangsang sel B membentuk antibodi ( Ig E ) antibodi
berikatan dengan Sel Mast ikatan antibodi + sel Mast memfagositosis antigen
terjadi degranulasi sel Mast mengeluarkan mediator inflamasi (histamin).

Histamin menyebabkan :
Vasodilatasi pembuluh darah ( Rubor = merah ) untuk meningkatkan persediaan
darah guna memberikan lebih banyak molekul dan sel yang diperlukan untuk
memerangi antigen yang mencetuskan inflamasi.
Banyaknya darah yang mengalir pada pembuluh darah kalor (panas)
Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan migrasinya cairan cairan
intravaskular ( termasuk neutrofil, eosinofil, basofil ) menuju ekstravaskular ( Tumor
= edema ) sel sel neutrofil, eosinofil, basofil akan memfagosit antigen
infiltrasi ( sekret )
(Imunologi Dasar, FKUI, 2004)

Keluhan mata merah harus dibedakan antara merah pada palpebra dan
daerah sekitar mata atau merah pada bola mata. Merah pada bola mata
dapat disebabkan oleh perdarahan subkonjungtiva atau kongesti vaskular
pada konjungtiva, sklera, atau episklera (jaringan ikat antara sklera dan
konjungtiva). Kongesti ini dapat disebabkan oleh radang di permukaan luar,
seperti konjungtivitis dan keratitis, atau radang intraokular, seperti iritis dan
glaucoma akut.
Mata merah bilateral karena infeksi atau alergi lebih sering terjadi dan
relatif tidak berbahaya. Akan tetapi, mata merah unilateral membutuhkan
pemeriksaan ocular yang lebih teliti karena penyebab umumnya adalah
glaucoma akut, iritis akut, keratitis, atau benda asing. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani.
Chang, David F. Pemeriksaan Oftalmologik. Dalam: Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
Riordan-Eva, Paul, dan John P. Whitcher. Ed. Ke-17. Jakarta: EGC, 2009: 28-30 .

akibat bakteri menyebabkan proses inflamasi akibat


vasodilatasi dan meningkatkan volume dan aliran darah ada
bengkak akibat peningkatan masa jaringanmigrasi sel radang
mengakibatkan nyeri terjadi fungsiolesa.
pembuluh darah berasal dr cabang nasal dan lakrimal yang
merupakan cabang terminal dari arteri optalmika menuju kelopak
mata melalui fornix diantarra kedua terdapat anastomisis disitu
terjadi vasodilatasi.

Patogenesis terjadinya kelainan ini belum diketahui secara jelas, tapi


terutama dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas pada mata. Reaksi
hipersensitivitas tipe I merupakan dasar utama terjadinya proses inflamasi .
Pemeriksaan histopatologik dari lesi di konjungtiva menunjukkan
peningkatan sel mast, eosinofil dan limfosit pada subepitel dan epitel. Dalam
perjalanan penyakitnya, infiltrasi sel dan penumpukan kolagen akan
membentuk papil raksasa. Penemuan ini menjelaskan bahwa KV bukan murni
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe I fase cepat, melainkan
merupakan kombinasi tipe I dan IV.
Faktor lain yang berperan adalah aktivitas mediator Ig E oleh sel mast.
Reaksi hipersensitivitas tipe I dimulai dengan terbentuknya antibodi IgE
spesifik terhadap antigen bila seseorang terpapar pada antigen tersebut.
Antibodi IgE berperan sebagai homositotropik yang mudah berikatan dengan
sel mast dan sel basofil. Ikatan antigen dengan antibodi IgE ini pada
permukaan sel mast dan basofil akan menyebabkan terjadinya degranulasi
dan dilepaskannya mediator-mediator kimia seperti histamin, slow reacting
substance of anaphylaxis, bradikinin, serotonin, eosinophil chemotactic
factor, dan faktor-faktor agregasi trombosit.
Histamin adalah mediator yang berperan penting, yang mengakibatkan
efek vasodilatasi, eksudasi dan hipersekresi pada mata. Keadaan ini ditandai
dengan gejala seperti mata gatal, merah, edema, berair, rasa seperti
terbakar dan terdapat sekret yg bersifat mukoid. Terjadinya reaksi
hipersensitivitas tipe I fase lambat mempunyai karakteristik, yaitu dengan
adanya ikatan antara antigen dengan IgE pada permukaan sel mast, maka
mediator kimia yang terbentuk kemudian akan dilepaskan seperti histamin,
leukotrien C4 dan derivat-derivat eosinofil yang dapat menyebabkan
inflamasi di jaringan konjungtiva.
Reaksi hipersensitivitas tipe IV, terjadi karena sel limfosit T yang telah
tersensitisasi bereaksi secara spesifik dengan suatu antigen tertentu,
sehingga menimbulkan reaksi imun dengan manifestasi infiltrasi limfosit dan
monosit (makrofag) serta menimbulkan indurasi jaringan pada daerah
tersebut. Setelah paparan dengan alergen, jaringan konjungtiva akan
diinfiltrasi oleh limfosit, sel plasma, eosinofil dan basofil. Bila penyakit
semakin berat, banyak sel limfosit akan terakumulasi dan terjadi sintesis
kolagen baru sehingga timbul nodul-nodul yang besar pada lempeng tarsal
Aktivasi sel mast tidak hanya disebabkan oleh ikatan alergen IgE, tetapi
dapat juga disebabkan oleh anafilatoksin, IL-3 dan IL-5 yang dikeluarkan oleh
sel limfosit. Selanjutnya mediator tersebut dapat secara langsung
mengaktivasi sel mast tanpa melalui ikatan alergen IgE. Reaksi
hiperreaktivitas konjungtiva selain disebabkan oleh rangsangan spesifik,
dapat pula disebabkan oleh rangsangan non spesifik, missal rangsangan
panas sinar matahari, angin.
Antigen masuk ditangkap sel fagosit ( makrofag ) dipresentasikan ke
sel Th2 melepas sitokinin merangsang sel B membentuk antibodi ( Ig E )
antibodi berikatan dengan Sel Mast ikatan antibodi + sel Mast
memfagositosis antigen terjadi degranulasi sel Mast mengeluarkan
mediator inflamasi (histamin)
Histamin menyebabkan :
Vasodilatasi pembuluh darah ( Rubor = merah ) untuk
meningkatkan persediaan darah guna memberikan lebih banyak
molekul dan sel yang diperlukan untuk memerangi antigen yang
mencetuskan inflamasi. Banyaknya darah yang mengalir pada
pembuluh darah Calor (panas)
Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan migrasinya
cairan cairan intravaskular ( termasuk neutrofil, eosinofil, basofil )
menuju ekstravaskular ( Tumor = edema ) sel sel neutrofil,
eosinofil, basofil akan memfagosit antigen infiltrasi ( sekret )
Imunologi Dasar, FKUI, 2004
Kumar, et al.2007.Patology Basis Disease.Elsevier

Nonspecific Ocular Defenses Specific Ocular Defenses

Eyelids Eye-associated lymphoid


tissue

Tears Antigen-presenting
Langerhans' cells

Ocular epithelium
Normal ocular bacterial flora Immunoglobulins

Mucin Classical complement cascade

Antibacterial factors T lymphocytes

Alternative complement B lymphocytes


cascade

Natural killer cells

Macrophages
2. why the patients eyes produce the yellow discharge ?
sel-sel radang
(neutrofil, eosinofil,
basofil, limfosit dan
sel plasma)

bermigrasi dari
stroma konjungtiva
ke permukaan
melalui epitel

sel-sel tersebut
bergabung dengan
fibrin dan mukus
dari sel goblet

pembentukan eksudat

Vaughan & Asbury oftalmologi umum edisi 17

Antigen masuk ditangkap sel fagosit ( makrofag )


dipresentasikan ke sel Th2 melepas sitokinin merangsang sel B
membentuk antibodi ( Ig E ) antibodi berikatan dengan Sel Mast
ikatan antibodi + sel Mast memfagositosis antigen terjadi
degranulasi sel Mast mengeluarkan mediator inflamasi (histamin)
Histamin menyebabkan :
o Vasodilatasi pembuluh darah ( Rubor = merah ) untuk
meningkatkan persediaan darah guna memberikan lebih banyak
molekul dan sel yang diperlukan untuk memerangi antigen yang
mencetuskan inflamasi. Banyaknya darah yang mengalir pada
pembuluh darah Calor (panas)
o Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan migrasinya
cairan cairan intravaskular ( termasuk neutrofil, eosinofil,
basofil ) menuju ekstravaskular ( Tumor = edema ) sel sel
neutrofil, eosinofil, basofil akan memfagosit antigen infiltrasi
( sekret )
Imunologi Dasar, FKUI, 2004

3. why the patients eyes where look sticky and difficult to open ?
Cedera epitel konjuctiva dapat diikuti oleh edem epitel, kematan sel dan eksfoliasi,
hipertrofi epitel atau pembentukan granuloma. Mungkin juga terjadi edema stroma
konjuctiva (kemosis) dan hipertrofi lapisan limfoid troma (pembentukan folikel). Dapat
ditemukan juga sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjuctiva melalui epitel ke
permukaan. Sel-sel kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet
untuk membentuk eksudat konjuctiva yang menyebabkan perlengketan terutama
pada pagi hari.
Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Ed.17

4. what are the kind of discharge and the etiology?


Macam-macam sekret
Sekret serous
Encer seperti air dengan penyebabnya virus.
Setelah dua/ tiga hari dapat menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman
komensal, (daya tahan menurun sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)

Sekret mucous
kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas),
penyebabnya biasanya karena proses khronis/alergi
Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari fibrin

Secret purulen
Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis : Gonococcen
Banyak sel yang mati, terutama leucocyt, dan jaringan nekrose
Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.
Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning
Campuran : mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya: biasanya
kuman coccen yang lain.

Sekret Pseudo-membranacea
Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak
mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus

Sekret Membranous :
Misal : pada conjunctivitis diphtherica.
Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik.
Terjadi defek konjungtiva.
Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus
dibawahnya.
Bila dilepas /dikupas akan berdarah

Sekret Sanguis
Sekret berdarah.
Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulent.
Sering disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari
bakteri komensal.
Sifat secret :
a Air kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi
b Purulen oleh bakteri atau klamidia
c Hiperpurulen disebakan gonokok atau meningokok
d Lengket oleh alergi atau vernal
e Seros oleh adenovirusy
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M
American Academy of Ophthalmology.Conjunctivitis.2013

5. what are the etiology of the scenario and what are the test to find the
etiology?
A allergic and irritant conjunctivitis
Allergic conjunctivitis is seen in two acute disorders; seasonal allergic
conjunctivitis (which
is prevalent in the summer months) and perennial allergic conjunctivitis
(which presents intermittently) and three chronic disorders, vernal
keratoconjunctivitis, atopic keratoconjunctivitis
and giant papillary conjunctivitis. Allergic conjunctivitis is considered to be a
type I hypersensitivity reaction.
Irritant conjunctivitis is a form of conjunctivitis that is often bought on by an
external
source. The source, considered an irritant, directly affects the conjunctiva,
causing an inflammatory response.
Not all causes of irritant conjunctivitis are external however. Causes of
irritant conjunctivitis are vast, though some of the more common causes are hair
products (e.g. shampoos), smoke or fumes, chlorinated water used in
swimming pools. A common non-external source is trapped eyelashes,
which continually irritate the conjunctiva.

B infection conjunctivitis
Infective conjunctivitis can be caused by several bacterial and viral pathogens. Infective
conjunctivitis
can be further differentiated into acute infective conjunctivitis, defined as
inflammation of the conjunctiva due to infection that does not last longer than 3
weeks, and chronic conjunctivitis, inflammation of the conjunctiva that lasts
longer than 3 weeks.

2.1.1. Types of bacterial conjunctivitis and pathogenic causes of bacterial


conjunctivitis
Bacterial conjunctivitis can be broadly split into three major categories;
hyperacute bacterial
Hyperacute bacterial conjunctivitis is commonly seen in patients affected with N.
Gonorrhoea.
The onset is often rapid with an exaggerated form of conjunctival injection, chemosis
and copious purulent discharge
Acute bacterial conjunctivitis
acute bacterial conjunctivitis is the most commonly seen bacterial conjunctivitis and often
presents with a typical presentation, time course and prognosis.
the most common pathogens in acute bacterial conjunctivitis were Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, streptococcus pneumoniae, and Moraxella
catarrhalis, whereas in an older study done by Gigilotti et al, Chlamydia trachomatis
was also commonly found in infected patients.

Chronic bacterial conjunctivitis


Chronic bacterial conjunctivitis is red eye with purulent discharge persisting for
longer than a few weeks, is generally caused by Chlamydia trachomatis or is
associated with a nidus for infection such as in dacryocystitis

2.1.2. Signs and symptoms of bacterial conjunctivitis


Thick purulent discharge is seen as the major symptom that affects sufferers of bacterial
conjunctivitis, compared to the watery discharge seen in viral conjunctivitis. This leads
to glue eye which is often the term used to describe difficulty opening the eye
due to thick sticky secretions.
A study done in 2004 in the Netherlands confirmed that early morning glue eye was a
positive
predictor of bacterial conjunctivitis amongst 184 patients presenting with glue eye,
itch
or a past history of conjunctivitis.
2.2.1. Pathogens causing viral conjunctivitis
In a study done in the Far East countries of Japan, Korea and Taiwan the most
common pathogens isolated from 1105 cases were adenovirus 8 and enterovirus
70. Other viruses also identified were adenoviruses 19 and 37 [25]. Similarly, the causes
of viral conjunctivitis in the Western countries are mainly adenoviruses, though
adenovirus 13 seems to be the dominant strain in these countries.
Other rarer causes of viral conjunctivitis include herpes simplex virus, herpes zoster
virus and the measles virus.
C Conjunctivitis in the immunocompromised
Most conjunctivitis reports in the immunocompromised, especially HIV, have shown
staphylococci
to be the main infective agent, with coagulase negative staphylococci (mostly
staphylococcal epidermidis the majority) accounting for most of the cases. The major
other normal flora organism which cause infection in immunocompromised
patients include cornybacterium pseudo/diphtherticum(found in the nasopharynx)
and certain members of the Haemophilus group. Isolated cases of
neisseriameningitidisand the measles virus have also been found in
immunocompromised patients, although no study has yet shown a direct link between
these two organisms and conjunctivitis in the immunocompromised
.
D Neonatal conjunctivitis
Ophthalmia neonatorum can be broadly divided into two types, septic and aseptic. The
aseptic type (chemical conjunctivitis) is generally secondary to the instillation of
silver nitrate drops for ocular prophylaxis. Septic neonatal conjunctivitis is mainly
caused by bacterial and viral infections. Causes include [38]:
From maternal genital tract:
Bacterial
Neisseria gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
Group B beta-haemolytic streptococci
Viral
Herpes Simplex Virus (HSV)
From cross infection:
Staphylococcus aureus
Coliforms
Pseudomonas aeruginosa
E chalamidya
It varies depending on the type of the causative agent as shown below:
Causative agent Incubation period
1. Chemical 4-6 hours
2. Gonococcal 2-4 days
3. Other bacterial 4-5 days
4. Neonatal inclusion conjunctivitis 5-14 days
5. Herpes simplex 5-7 days
Infective Conjunctivitis Its Pathogenesis, Management and
Complications
Adnaan Haq, Haseebullah Wardak and Narbeh Kraskian pdf:
available at
http://dx.doi.org/10.5772/52462
comprehensive ophthalmology fourth edition A K
KHURANA : NEW AGE INTERNATIONAL (P) LIMITED,
PUBLISHER
4835/24, Ansari Road, Daryaganj, New Delhi - 110002

Gejala Khusus pada kelainan konjungtiva adalah terbentuknya sekret.


Bila pada sekret komjungtiva bulbi dilakukan px. Sitologik dg pewarnaan
giemsa maka;

- Limfosit monosit sel berisi nukleus sedikit plasma Virus


- Neutrofil Bakteri
- Eusinofil alergi
- Sel epitel dg badan inklusi basofil sitoplasma klamidia
- Sel raksasa multinuklear Herpes
- Sel leber- makrofag raksasa trakoma
- Keratinisasi dg filamen pemfigus atau dry eye
- Badan Guarneri eosinofilik Vaksinia
Ilmu Penyakit Mata Edisi ketiga FK UI

6. what is the interpretation about the ophthalmology status ?


staus ophthalmology
7. what is the diagnosis and diferential diagnosis from the scenario ?
8.what is the prognosis and the education for the patient ?
obat : penicilin
membersihkan secret dg larutan salin (NaCl fisiologis)
mengkompres dengan air hangat (pada infeksi) dan kompresi dg air dingin
pada trauma mekanik.
kebersihan terjaga

Anda mungkin juga menyukai