Step 1
Rinoscopi Anterior : pemeriksaan pada rongga hidung untuk melihat hidung bagian dalam yang
dinilai, mukosa septum, concha, ada tidak sekret, massa atau benda asing (corpus alienum )
Step 7
1. Jalan napas
2. alat pengatur kondisi udara (air conditioning)
3. penyaring udara
4. sebagai indra penghidu
5. untuk resonansi suara
6. turut membantu proses bicara
7. refleks nasal
Sebagai Jalan Napas :
Inspirasi udara masuk melalui nares anterior naik ke atas setinggi konka media
turun ke bawah (nasofaring) aliran udara berbentuk lengkungan atau arkus.
Ekspirasi udara masuk melalui koana mengikuti jalan yang sama dengan
inspirasi tetapi bagian depan aliran udara memecah sebagian melalui nares
anterior da sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung
dengan aliran dari nasofaring.
Cara:
Berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan
oleh : a. rambut padavestibulum nasi, b.silia , c.palut lender (mucous blanket). Debu
dan bakteri akan melekat pada palut lender dan partikel besar akan dikeluarkan oleh
refleks bersin. Faktor lain : enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri,
yang disebut lysozyme.
Indra Penghidu :
Yaitu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior,
dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan
cara difusi dengan palut lender atau bila menarik napas dengan kuat.
Resonansi Suara :
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidungakan
menyebabkan resonansi berkurang atauhilang, sehingga terdengar suara sengau.
Proses Berbicara :
Hidung membantu pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan
palatum molle. Pada pembentukan konsonen nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup
dan hidung terbuka, palatum mole turununtuk aliran udara.
Refleks Nasal :
Secara klinis mukosa terjadi trauma lecet lamina propia banyak VASA jika
lamina lepas akan menyebabkan pembuluh darah pecah .
4. Mengapa anak perempuan tersebut mengeluh hidung keluar ingus dan bau pada sisi kiri sejak
5 hari yang lalu ?
KELUARNYA INGUS
Didalam hidung terdapat sel goblet yang berfungsi menghasilkan secret mukoid. Pada lapisan
mucus mengandung lisozim, dan imunoglobin sehingga dapat mendestruksi dinding sel
bakteri. Fungsi mucus adalah untuk menangkap debu-debu dan benda asing dari udara yang
masuk mucus digiring oleh silia kearah faring tertelan
- Palut lendir : dihasilkan sel goblet di epitel dan kelenjar. Ada 2 yaitu bagian bawah
(serosa menghasilkan laktoferin, lisozim, dan igA) dn bag permukaan (ada sel mucus
yang terdiri dari protein plasma :albumin, igG, igM, Komplemen)
Fungsi igA : mengeluarkan mikroorganisme jaringan
Fungsi IgG : didalam mukosa memicu reaksi inflamasi jika di sel mukosa terdapat bakteri
Ada inflamasi didaerah sekitar memicu sel goblet secret lebih banyak
BERBAU
1. Benda organic mudah membusuk tersumbat dlm hidung berbau
2. Karena akumulasi berlebih dari mucus berbau
Disebabkan karena adanya nekrosis mukosa dan organism saprofit sel2 mati di rongga
hidung terjadi pembusukan.
Benda organic bersifat hidroskopik (mudah lunak, dan menyerap air). Didalam hidung banyak
secret mucus mempercepat pembusukan biji jagung reaksi inflamasi dalam hidung
untuk mengeluarkan benda asing tersebut konka hiperemis, memicu sel goblet secret
mucus lebih banyak mempermudah bakteri berkembang di dalam hidung.
Fungsi mukosiliar
Lapisan mukus (dr sel goblet) sangat kental dan lengket untuk menangkap debu, benda asing dan
bakteri yang terhirup melalui kerja silia diangkut ke faring tertelan
Lisozim (destruktif thd didnding sebagian bakteri) dan Ig A, Ig G, Ig E ditemukan di lapisan mukus
- Lapisan atas : lap mukus yang sangat tipis ini kaya akan glikoprotein, lebih kental
- Lapisan bawah : lapisan perisiliaris yang lebih encer
Sumber : BOEIS
Sumber : BasicOtorhinolaryngology
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen. Benda asing eksogen
biasanyamasuk melalui hidung.tasing eksogen padat dapat berupa orgnik seperti kacang-
kacangan, dan tulang, atau pun zat anorganik seperti paku,jarum,peniti,batu dll.
Benda asing eksogen dapat berupa bendacairyang bersifat iritatif yaitu cairan dengan PH 7,4.
Sedangkan yang berasal dari dalam disebut endoggen.Benda asing berupa secret kental,darah
atau bekuan darah,nanah,krusta,cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam
hidung
Rinolit terjadi karena adanya corpus alienum yang telah lama tinggal dalam hidung (misalnya sejak
kecil), kemudian terbungkus oleh endapan garam-garam kalsium atau magnesium sebagai ikatan
fosfat atau karbonat yang berasal dari lacrima. Kalsifikasi benda asing di hidung dulunya dikenal
dengan rinolit palsu (false rhinoliths) atau rinolit benar (true rhinoliths). Saat ini, istilah-istilah ini
telah digantikan oleh eksogen dan endogen, tergantung apakah ada atau tidak ada inti. Rinolit dapat
terbentuk dari bahan di luar tubuh manusia yang masuk ke dalam hidung dan yang tersisa di dalam
rongga hidung seperti batu berbentuk cherry, batu, nasal swab yang tertinggal, atau benda semacam
ini yang disebut eksogen. Rinolit endogen adalah bahan-bahan yang dikembangkan yang berasal di
sekitar tubuh sendiri misalnya, gigi ektopik di sinus maksilaris, disekap tulang, bekuan darah yang
mengering di rongga hidung, dan lendir mengeras. Sekitar 20% dari rinolit berasal dari materi
endogen
Foreign bodies can be classified as either inorganic or organic. Inorganic materials are
typically plastic or metal. Common examples include beads and small parts from toys.
These materials are often asymptomatic and may be discovered incidentally. Organic
foreign bodies, including food, rubber, wood, and sponge, tend to be more irritating
to the nasal mucosa and thus may produce earlier symptoms. Peas, beans, and nuts
are among the more common organic NFBs.[1]
The most common locations for NFBs to lodge are just anterior to the middle
turbinate or below the inferior turbinate (see the illustration below). Unilateral
foreign bodies affect the right side about twice as often as the left. This may be due
to a preference of right-handed individuals to insert objects into their right naris.
http://www.emedicinehealth.com/foreign_body_nose/page2_em.htm#foreign_bo
dy_in_the_nose_symptoms
Sekret hidung menjadi bau karena memiliki kandungan kalsium dan / atau magnesium
yang tinggi.
Fortunately, most people (adults) can and will tell their doctor about an object's
presence in their nose.
Typically, foreign items in the nose result in complaints of pain or difficulty
breathing through that side of the nose.
Nasal bleeding is also a common symptom of a foreign body in the nose because
the tissues of the nose can be easily scratched. Much of this blood can drip down
the back of the throat and be swallowed. Because blood is quite nauseating, the
person may vomit, which can appear black or bloody, depending on how long the
blood remains in the stomach. It is important to distinguish vomiting swallowed
blood from vomiting because there is bleeding in the stomach.
The nasal space connects to the back of the mouth, so it is also possible for an
object to be pushed back into the throat. Individuals may swallow the object or
choke on it. Complaints ofchoking, wheezing, difficulty breathing, or inability to
talk should prompt an evaluation of the entire nose and throat in addition to the
lungs so that foreign bodies will not be overlooked. Gathering information in
regard to what kind of foreign object it may have been will assist the health care
practitioner to determine if an X-ray will show the object (the object is
radiopaque such as metal) or if it will not show up on an X-ray.
Although a person can usually sense the presence of something out of the
ordinary in their nose, it may be confused with nasal congestion, so small objects
or torn tissue paper can easily go undetected.
A foul odor can be a sign of a foreign body that has been in the nose for a period
of time. The object can manifest itself by producing bad breath or a foul odor
from the nose, possibly linked to a nasal discharge associated with the foreign
object.
The skin under the nose may become raw from the continuous discharge or from
frequent wiping. Impetigo is an infection of the skin that is commonly associated
with this problem. Impetigo typically appears as a raw rash with faint yellow,
crusty material over it. Impetigo just in this area must prompt a thorough
evaluation of the nose to ensure that the nose is clear.
http://www.emedicinehealth.com/foreign_body_nose/page2_em.htm#foreign_bo
dy_in_the_nose_symptoms
Faktorfaktoryangmempermudahterjadinyaaspirasi
bendaasingkedalamsalurannapas,antaralain:2,7,10
1.Usiayaitupadaanakanakkurangdari3tahun,mereka kurangnyapengawasanorangtua
dansering memasukkansegalasesuatukedalammulut,gigigeligi yangbelumlengkapdan
refleksmenelanyangbelum sempurna.
2.Jeniskelamin,lebihseringpadalakilaki.
3.Lingkungandankondisisosial.
4.Kegagalanmekanismeproteksi,misalnyapenurunan kesadaran,keadaanumumburuk,
penyakit serebrovaskulardankelainanneurologik.
5.Faktorkecerobohan,misalnya:kebiasaanmenaruh bendadimulut,makandanminum
tergesagesa.
Yang paling berbahaya adalah yang organik jika diliputi oleh zat2 ( magnesium,
kalsium) membengkak menghambat drainase sinus.
Predileksi paling sering di concha media dan inferior
Juga disekret terdapat carbonat, fosfat, dan berakumulasi dan menepempel ke flora normal
patogen
Jika benda asing masuk jika dianterior masih mudah dikeluarkan namun jika sudah
masuk ke dalam lebih sulit dikeluarkn akan menyebabkan gangguan mukosa
bengkak nekrosis ulserasi erosi mukosa epistaksis
Adanya partikel sumbatan mengeluarkan sekret bercampur dengan benda asing dan
bercampur dengan produk bau
Benda asing hidung ada mukosa dan epitel yang perang epitel terjadi reaksi imun
jika alergi terjadi hipersensitivitas tipe I dan IV ( tipe I = IgE bekerja kontak dengan
alergen akan ditangkap oleh APC APC akan menghantarkan ke MHC di persentasikan
oleh ThO akan memanggil Th2 ( mengahasikan sitokin iL13 , il4, il5 akan mengikat
limfosit B aktif menghasilkan IgE, IgE masuk jaringan, diikat oleh IgE reseptor yang
berada pada sel mastoid atau basofil sel akan aktif sitokin) histamin gatal
hipersekresi mukus.
Mediator yang menyebabkan keluarnya ingus sendiri
Terjadi vasodiltasi mukosa edem hidung tersumbat ingus jadi kental ( diakibatkan
sel-sel darah yang berakumulasi )
Adanya sumbatan diakibatkan adanya benda asing yang masuk ke cavitas nasi ( ada kelenjar
dan serosa ) jika ada sumbatan mukus yang lairan normal akan terhambat stagnansi
mukus akan mengendap obstuksi dan sekret hidung ( kandungan magnesium dan
kalsium yang tinggi ) akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Juga disekret terdapat carbonat, fosfat, dan berakumulasi dan menepempel ke flora normal
patogen
Jika benda asing masuk jika dianterior masih mudah dikeluarkan namun jika sudah
masuk ke dalam lebih sulit dikeluarkn akan menyebabkan gangguan mukosa
bengkak nekrosis ulserasi erosi mukosa epistaksis
Adanya partikel sumbatan mengeluarkan sekret bercampur dengan benda asing dan
bercampur dengan produk bau
9. Mengapa di beri obat pilek saat itu sembuh, setelah itu hidung kembali bau ?
Pilek diberi obat analgesik dan antihistamin juga dekongestan nasal .
Jika diberi analgesik menghilangkan nyeri
Antihistamin anti alergi
Dekongestan mengurangi edem ( lebih memvasokontriksikan VASA ) jika obat habis
akan kembali edem seperti sebelumnya
10. Mengapa anak tersebut juga sering mimisan tanpa sebab yang pasti ?
Trauma
Epistaksis dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya waktu mengeluarkan ingus
dengan kuat, bersin, mengorek hidung atau sebagai akibat trauma yang hebat,
seperti terpukul, jatuh dan sebagainya. Selain dari itu iritasi oleh gas yang
merangsang, benda asing di hidung dan trauma pembedahan, dapat juga
menyebabkan epistaksis.
Etiologi
Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.
1) penyebab local :
Idopatik (85% kasus) biasanya merupakan epistaksis ringan dan berulang pada anak
dan remaja.
Trauma ; epistaksis dapat terjadi setelah trauma ringan misalnya mengorek hidung,
bersin, mengeluarkan ingus dengan kuat, atau sebagai akibat trauma yang hebat
seperti terpukul, jatuh, kecelakaan lalu lintas.
Iritasi ; epistaksis juga timbul akibat iritasi gas yang merangsang, zat kimia, udara
panas pada mukosa hidung.
Pengaruh lingkungan, misalnya tinggal di daerah yang sangat tinggi, tekanan udara
rendah atau lingkungan udaranya sangat kering.
Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan epistaksis ringan unilateral disertai
ingus yang berbau busuk.
Infeksi, misalnya pada rhinitis, sinusitis akut maupun kronis serta vestibulitis.
Tumor, baik jinak maupun ganas yang terjadi di hidung, sinus paranasal maupun
nasofaring.
Iatrogenic, akibat pembedahan atau pemakaian semprot hidung steroid jangka lama.
2) penyebab sistemik :
Penyakit kardiovaskular, misalnya hipertensi dan kelainan pembuluh darah, seperti
yang dijumpai pada arteriosclerosis, nefritis kronis, sirosis hepatic, sifilis dan diabetes
mellitus. Epistaksis juga dapat terjadi akibat peninggian tekanan vena seperti pada
emfisema, bronchitis, pertusis, pneumonia, tumor leher dan penyakit jantung.
Epistaksis juga dapat terjadi pada pasien yang mendapat obat anti koagulan (aspirin,
walfarin, dll).
Infeksi, biasanya infeksi akut pada demam berdarah, influenza, morbili, demam
tifoid.
Kelainan endokrin misalnya pada kehamilan, menarche, menopause.
Kelainan congenital, biasanya yang sering menimbulkan epistaksis adalah hereditary
haemorrhagic teleangiectasis atau penyakit Osler-Weber-Rendu.
Patofisiologi
Terdapat dua sumber perdarahan yaitu bagian anterior dan posterior. Pada epistaksis
anterior, perdarahan berasal dari pleksus kiesselbach (yang paling sering terjadi dan
biasanya pada anak-anak) yang merupakan anastomosis cabang arteri ethmoidakis anterior,
arteri sfeno-palatina, arteri palatine ascendens dan arteri labialis superior.
Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri ethmoidalis
posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita
hipertensi, arteriosclerosis, atau penyakit kardiovaskuler. Perdarahan biasanya hebat dan
jarang berhenti spontan.
Perdarahan yang hebat dapat menimbulkan syok dan anemia, akibatnya dapat timbul
iskemia serebri, insufisiensi koroner dan infark miokard, sehingga dapat menimbulkan
kematian. Oleh karena itu pemberian infuse dan tranfusi darah harus cepat dilakukan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk menilai keadaan umum penderita, sehingga
pengobatan dapat cepat dan untuk mencari etiologi.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi lengkap, fungsi
hemostatis, uji faal hati dan faal ginjal.
Jika diperlukan pemeriksaan radiologik hidung, sinus paranasal dan nasofaring dapat
dilakukan setelah keadaan akut dapat diatasi.
Penatalaksanaan
Pertama-tama keadaan umum dan tanda vital harus diperiksa. Anamnesis singkat sambil
mempersiapkan alat, kemudian yang lengkap setelah perdarahan berhenti untuk membantu
menentukan sebab perdarahan.
Penanganan epistaksis yang tepat akan bergantung pada suatu anamnesis yang cermat. Hal-
hal penting adalah sebagai berikut :
1. riwayat perdarahan sebelumnya
2. lokasi perdarahan
3. apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorokan (ke posterior) ataukah keluar
dari hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegak
5. kecenderungan perdarahan
7. hipertensi
8. diabetes mellitus
9. penyakit hati
Mencegah komplikasi
Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat langsung dari epistaksis sendiri atau sebagai
akibat usaha penanggulangan epistaksis.
Sebagai akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi syok dan anemia. Turunnya
tekanan darah mendadak dapat menimbulkan iskemia serebri, insufisiensi koroner dan
infark miokard, sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini pemberian infusi atau
transfusi darah harus dilakukan secepatnya.
Pemasangan tampon dapat menyebabkan sinusitis, otitis media dan bahkan
septikemia. Oleh karena itu antibiotik haruslah selalu diberikan pada setiap pemasangan
tampon hidung, dan setelah 2-3 hari tampon harus dicabut, meskipun akan dipasang
tampon baru, bila masih ada perdarahan.
Selain itu dapat juga terjadi hemotimpanum, sebagai akibat mengalirnya darah
melalui tuba Eustachius, dan air mata yang berdarah (bloody tears), sebagai akbat
mengalirnya darah secara retrograde melalui duktus nasolakrimalis.
Laserasi palatum mole dan sudut bibir terjadi pada pemasangan tampon posterior,
disebabkan oleh benang yang keluar melalui mulut terlalu ketat dilakatkan di pipi.
Anterior Rhinoscopy
The rhinologic examination itself begins with anterior
rhinoscopy to evaluate the nasal vestibule and the anterior
portions of the nasal cavity (Fig. 2.1).
Indication: Anterior rhinoscopy is used not only for
nasal examination but also for minor therapeutic procedures
such as intranasal packing for epistaxis, foreign-
body removal, and polypectomy.
Children: Smaller instruments (pediatric specula) are
available for anterior rhinoscopy in children. Aural
specula can also be used to examine the nose in infants
or small children.
Posterior Rhinoscopy
Posterior rhinoscopy was formerly done to evaluate
the nasopharynx and posterior nasal cavity (choanae,
posterior ends of the turbinates, posterior margin of
the vomer). With the establishment of endoscopic examination
techniques in rhinology, this procedure,
which requires special patient cooperation, is now
considered obsolete.
Diagnosis
1) Korpus Alineum
o Kebanyakan benda-benda kecil : biji buah, manik-manik, kancing, karet
penghapus, kelereng, kacang polong, batu & kacang tanah.
o Sering ditemukan pd anak-anak & biasanya unilateral umumnya
ditemukan pd bagian anterior vestibulum/ pd meatus nasi inferior sepanjang
dasar hidung.
o Gejala : obstruksi (unilateral) & sekret yang berbau
2) Rinolit
o Juga dianggap sbg benda asing tipe khusus yg biasanya tdpt pd org dewasa :
berupa garam-garam tak larut dlm sekret hidung membentuk suatu
massa berkapur sebesar benda asing yg tertahan lama/bekuan darah.
o Warna sedikit abu2, agak coklat/hitam kehijau-hijauan
3) Difteri hidung
o Ada 2 tipe :
1. Primer :
- terbatas pd hidung
- bersifat benigna
2. Sekunder :
- berasal/bersama2 dg difteri faring
- bersifat maligna (krn biasanya disertai gejala konstitusional)
o Discharge biasanya bilateral, sanguionus, srg disertai ekskoriasi
vestibulum nasi
4) Sinusitis
o Dpt terjadi pd
Anak-anak (unilateral/bilateral):
- Discharge banyak & bilateral
- Srg disertai infeksi pd adenoid & alergi hidung
- Gejala : nasal obstuksi, persisten mukopurulen discharge,
frequent colds
- Pd anak2 diragukan apakah penderita sendiri membau/tdk,
namun org lain membau
Dewasa (unilateral/bilateral)
srg menyadari adanya bau yg tdk enak dlm hidungnya tp
kadang2 hiposmia bila ada obstruksi & bersifat temporer
5) Rinitis Atrofi (Ozaena)
o Disebut jg rhinitis chronica atrophicans cum foetida ( wanita
pubertas >> pria)
o Karakteristiknya :
- Atrofi mukosa & jar pengikat submukosa struktur fossa nasalis
- Disertai adanya krusta yg berbau khas
- Penderita mengalami anosmia, sdgkn org lain tdk tahan baunya
o Dx :
- Discharge yg berbau
- Bersifat bilateral
- Terdpt krusta kuning kehijau2an
6) Nasofaringitis kronis
o infeksi virus virulen meluas kesegala arah
o daya tahan tubuh baik self limiting disease
o atau bisa mjd kronis & discharge nasofaring (bilateral) mjd purulen
serta mulai timbul bau
7) Rinitis Kaseosa
o Adl perubahan kronis inflamatoar dlm hidung dg adanya
pembentukan jar granulasi & akumulasi massa spt keju yg
menyerupai kolesteatoma
o Etiologi :
- Akibat radang kronis & nasal stenosis sekunder yg menyumbat
nasal discharge perubahan mekanis, kimiawi & deskuamasi
scr trs menerus penumpukan massa (spt keju menyerupai
kolesteatoma)
o Bersifat unilateral ( penderita & org lain membau), tjd pd semua
umur (30-40th)
9) Neoplasma maligna
o Gejala : nasal obstruction (unilateral) & nassal bleeding
o Penegakkan dx : biopsi (diambil pd bagian yg tdk nekrosis)
(Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, 2001)