Disusun oleh :
Try Ariditya Utomo
20120310221
Dokter pembimbing :
dr. Zaenab, Sp. PD
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Nama: Try Ariditya Utomo
NIM: 20120310221
Disahkan oleh :
Dokter Pembimbing,
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Nn. S
Usia : 71
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kadiluwih, Magelang
Pekerjaan : Pijet Bayi
Masuk RS : 23 December 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri ulu hati dan lemes
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemas dan nyeri di ulu hati menjalar hingga ke
punggung. Tidak ada mual maupun muntah. Perdarahan gusi, mimisan, BAB hitam
mengaku biasanya hanya makan sekali sehari dan jenis makanannya kurang bergizi.
Anamnesis Sistem:
Kepala/Leher : Tidak ada keluhan
THT : Tidak ada keluhan
Respirasi : Tidak ada keluhan
Kardiovaskular : Pasien mengaku jantung nya berdebar-debar
Gastrointestinal : Tidak ada keluhan
Urogenital : Tidak ada keluhan
Muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
Integumentum : Tidak ada keluhan
yang menjalar sampai ke punggung, nyeri hilang timbul. Perdarahan gusi, mimisan,
2. O (Objektif)
a. Kesan Umum : Tampak lemas
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Vital Sign
-Tekanan darah : 110/70 mmHg
-Nadi : 80x/menit
-Frekuensi napas : 20x/menit
-Suhu : 360C
d. Kepala dan Leher
-Conjungtiva anemis : (+/+)
-Sklera ikterik : (-/-)
-Pembesaran limfonodi : (-)
e. Thorax
A. Paru-paru :
B. Jantung
batas kanan jantung pada SIC 4 linea sternalis kanan, batas kiri jantung pada
f. Abdomen
Inspeksi : Tak tampak jejas dilapang perut. Lapang perut simetris, cembung
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba
g. Pemeriksaan Penunjang
23 Desember 2016
26 Desember 2016
Feses Rutin
Makroskopis :
Mikroskopis :
f) Therapy
1. Infus Nacl
2. Sangobion 1x1
3. Tranfusi PRC 5 koft
4. Ranitidin IA/12j
5. Asam folat 2 x1
a)
b) BAB II
c) TINJAUAN PUSTAKA
d)
e)
f) Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang
dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status
belakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara berkembang adalah keadaan
sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua dan penghasilan yang rendah
serta kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk. Meskipun anemia disebabkan oleh
berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia
secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat gizi besi. Selain itu
penyebab anemia gizi besi dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat
mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit
merupakan masalah yang besar untuk kasus anemia gizi besi, karena diperkirakan
pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam
darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya
dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia
gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena
infeksi.
h) Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang telah dilakukan
selama ini ditujukan pada ibu hamil, sedangkan remaja putri secara dini belum terlalu
diperhatikan. Agar anemia bisa dicegah atau diatasi maka harus banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu penanggulangan anemia
defisiensi besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi cacaing dan pemberian
kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan. Batas
normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut :
j)
k)
l)
m) Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat
gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria,
1. Klasifikasi Anemia
1. Makrositik
o) Pada anemia makrositik ukuran sel darah merah bertambah besar dan
jumlah hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik
yaitu :
p) 1. Anemia Megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi besi,
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah, ini disebabkan
r)
G6PD
an) c. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
ao) - Thalasemia
ap) -Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
aq) 2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
ar) a. Anemia hemolitik autoimun
as) b. Anemia hemolitik mikroangiopatik
at) c. Lain-lain
au) D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
kompleks
av)
mielodisplastik
br)
2. Anemia Defisiensi besi
bs) Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi
dalam darah.
bt) Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah
fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk
membentuk selsel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin
normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi. Menurut Evatt, anemia
Defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi
kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis keadaan ini
3. Patofisiologi Anemia
bw) Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam
oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang
besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan
meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa
protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar
feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya
kadar Rb
by) Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan
menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar
feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia
gizi bila kadar feritin serumnya <12 ng/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila
kadar feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status besi dalam keadaan
normal. Karena status besi yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar
feritin.
bz) Diagnosis anemia zat gizi ditentukan dengan tes skrining dengan cara
mengukur kadar Hb, hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb
dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan
mengkonsumsi bahan makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang
terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan
sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena susunan makanan
yang salah baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya
penyediaan pangan, distribusi makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang
tubuh karena banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis zat besi dan
seperti pada bayi, anakanak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat besi
juga meningkat pada kasus-kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.
D. Kehilangan zat besi
ce) Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut
kehilangan zat besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga
kehilangan zat besi melalui menstruasi. Di samping itu kehilangan zat besi disebabkan
cf)
A. Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada setiap kasus
darah.
Peningkatan fungsi paru Anemia yang signifikan
merah meningkat 2-3 kali lipat pada kondisi yang akut, 4-6
Sebagai contoh:
meningkat
e) sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
cs)
ct)
penyakit infeksi
dd) 3.Orang dewasa pria dan wanita
de) a. Penurunan kerja fisik dan pendapatan.
df) b. Penurunan daya tahan terhadap keletihan
dg) 4.Wanita hamil
dh) a. Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
di) b. Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
dj) c. Peningkatan resiko janin dengan berat badan lahir rendah
dk)
dl) Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan pemeriksaan kadar
Hb agar hasil lebih tepat untuk menentukan anemia gizi besi. Untuk menentukan
salah satu menentukan status besi. Pada saat kekurangan zat besi, kadar besi menurun
dan TIBC meningkat, rasionya yang disebut dengan TS. TS < dari 16 % maka orang
dq)
a. Terapi kausal: tergantung penyebabnya, misalnya, pengobatan cacing tambang,
dan aman. preparat yang tersedia, yaitu: a) Ferrous sulphat (sulfas ferosus):
preparat pilihan pertama (murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg. b) Ferrous
gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate, harga lebih
dt)
du) Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia adalah
a) Suplementasi tabet Fe
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kadar Hemoglobin.
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian
dv)
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Defisiensi Besi dapat dilakukan antara lain
dengan cara:
c. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan.
itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi. Memakan
beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk
Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yan
umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat. Efek samping
perut, konstipasi dan diare. Efek ini tergantung dosis yang diberikan dan dapat
diatasi dengan mengurangi dosis dan meminum tablet segera setelah makan atau
dy) Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan
pangan untuk meningkatkan kualitas pangan . Kesulitan untuk fortifikasi zat besi
adalah sifat zat besi yang reaktif dan cenderung mengubah penampilanm bahan
yang di fortifikasi. Sebaliknya fortifikasi zat besi tidak mengubah rasa, warna,
penampakan dan daya simpan bahan pangan. Selain itu pangan yang difortifikasi
pembuatan roti.
dz) Penyakt infeksi dan parasit merupakan salah satu penyebab anemia
8. Pemantauan
a. Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu
b. Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat
c. Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan
gastrointestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen
dan mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersifat sementara.
d. Penimbangan berat badan setiap bulan
e. Perubahan tingkah laku
f. Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan
ea)
ec) PEMBAHASAN
ed)
muncul pada pasien adalah lemas, nyeri ulu hati, pusing, pucat,
sakit
ef) Sel darah merah (eritrosit) berfungsi
besi adalah karena kurang nya intake yang bergizi atau mengalami
yang kurang memiliki gizi tinggi. Hal ini dapat memicu terjadinya
ada pada pasien, tidak terbukti adanya cacing dan kelainan lainnya
keadaan pasien.
ei) .
ej) BAB IV
ek) KESIMPULAN
el)
en)
ep)
er) Beta I, et al. Anemia Defisiensi Besi. Buku Ajar Penyakit Dalam
1545-1553
Pencegahan Anemia
eu) Defisiensi Besi. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002: 74
77
2014