Anda di halaman 1dari 27

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT

TERHADAP TIDAK TERSEDIANYA


JAMBAN KELUARGA DI DESA DUKUH
NGARJO, KECAMATAN JATIREJO
dr. Yunita Susa Lafa Miza
Dokter Internsip di UPT Puskesmas Jatirejo
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal
tersebut diselenggarakan melalui pendekatan,
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
 Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat
adalah penyediaan sanitasi dasar, salah satu dari beberapa
fasilitas sanitasi dasar yang ada di masyarakat adalah
jamban.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam pemeliharaan jamban keluarga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat .
 Pemberdayaan bertujuan agar masyarakat merasa lebih
terpicu untuk merubah perilaku mereka dalam
memelihara jamban dengan baik dan sehat. Karena
prinsip pemberdayaan adalah dari, oleh dan untuk
masyarakat
 Pada wilayah UPT Puskesmas Jatirejo, 24,11% KK melakukan
BABS, 20,20% KK menumpang jamban/berbagi jamban bersama,
dan 55,68% KK sudah memiliki jamban.

 Desa Dukuh Ngarjo termasuk desa dengan tingkat buang air


besar sembarangan yang masih tinggi di wilayah UPT Puskesmas
Jatirejo, dengan prosentase 3,52 % KK (166 KK dari 585 KK)
melakukan BABS, 4,91% KK (119 KK dari 585 KK) tidak memiliki
jamban tetapi melakukan BAB di jamban milik orang lain atau
milik bersama, hanya 1,95% KK (299 KK dari 585 KK) yang
memiliki jamban di Desa Dukuh Ngarjo.

 Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji perilaku yang


mendasari masyarakat di Desa Dukuh Ngarjo yang tidak memiliki
jamban dengan suatu penelitian berjudul “Gambaran Perilaku
Masyarakat terhadap Tidak Tersedianya Jamban Keluarga di
Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan Jatirejo”.
TUJUAN

 Mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap tidak


tersedianya jamban keluarga di Desa Dukuh Ngarjo,
Kecamatan Jatirejo.
 Melakukan upaya promotif dan preventif yang berhubungan
dengan gambaran perilaku masyarakat terhadap tidak
tersedianya jamban keluarga di Desa Dukuh Ngarjo,
Kecamatan Jatirejo dengan cara memberikan pengetahuan
dan pemahaman mengenai jamban sehat.
MANFAAT

 Memberikan gambaran perilaku masyarakat terhadap


tidak tersedianya jamban keluarga di Desa Dukuh
Ngarjo, Kecamatan Jatirejo.
 Sebagai data dasar untuk evaluasi program yang
berkaitan dengan gambaran perilaku masyarakat
terhadap tidak tersedianya jamban keluarga di Desa
Dukuh Ngarjo, Kecamatan Jatirejo.
 Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik
untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tema yang
diangkat.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
 Penelitian dengan metode deskriptif
 Data yang diambil adalah data primer (kuesioner) dan data sekunder (data
kepemilikan jamban wilayah UPT Puskesmas Jatirejo).
 Hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap
variabel yang diteliti yaitu faktor perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap,
dan tindakan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


 Penelitian dilakukan di Balai Desa Dukuh Ngarjo pada tanggal 7 -8 Agustus
2019 pukul 08.00 – selesai WIB.

C. Populasi dan Sampel


 Populasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan
Jatirejo. Kriteria inklusinya yaitu warga Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan
Jatirejo yang belum memiliki jamban keluarga. Sedangkan kriteria eksklusinya
yaitu warga Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan Jatirejo yang tidak kooperatif atau
tidak bersedia menjadi responden.
 Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah convenient
sampling atau accidental sampling
D. Instrumen Penelitian
E. Pengolahan dan Analisis Data
 Instrumen penelitian berasal dari data primer berupa kuesioner.
Kuesioner yang diberikan menggambarkan perilaku yang terdiri dari
aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan.
 Pada aspek pengetahuan terdapat 8 pertanyaan dengan hasil penilaian
yaitu pengetahuan cukup (total skor ≥ 50 %) dan pengetahuan kurang
(total skor < 50 %). Pada aspek sikap terdapat 9 buah pertanyaan dengan
hasil penilaian yaitu sikap baik (total skor ≥ 50%) dan sikap buruk (total
skor < 50 %). Pada aspek tindakan terdapat 10 buah pertanyaan dengan
hasil penilaian yaitu tindakan positif (total skor ≥ 50%) dan tindakan
negatif (total skor < 50 %). Ketiganya menggunakan skala ukur ordinal.

 Semua data yang diperoleh baik data primer melalui data kuesioner dan
data sekunder melalui data kepemilikan jamban akan dicatat dan diolah
secara manual, kemudian disusun ke dalam tabel dan dianalisis sesuai
kebutuhan penelitian.
HASIL PENELITIAN
Rentang Usia Responden

Karakteristik
12 %
4 %4% 21 - 30 tahun Responden
20 % 31 - 40 tahun
41 - 50 tahun berdasarkan
51 - 60 tahun Usia
32% 61 - 70 tahun
28 % 71 - 80 tahun
Jenis Pekerjaan Responden

Karakteristik
Responden
Ibu rumah tangga
8%
8%
Tani/ Buruh
berdasarkan
Swasta Jenis
24% 60% Wiraswasta Pekerjaan
Tingkat Pendidikan Responden

Karakteristik
Responden
8% 16%
Tidak sekolah berdasarkan
SD
Tingkat
36% SMP/Sederajat
SMA/Sederajat Pendidikan
40%
Aspek Pengetahuan
Responden

Gambaran
Cukup Pengetahuan
Kurang Responden
tentang Jamban
Keluarga
40%
Aspek Sikap Responden

0%
Baik
Buruk Gambaran Sikap
Responden
tentang Jamban
Keluarga
Aspek Tindakan Responden

40% Positif
Negatif
Gambaran
60%
Tindakan
Responden
tentang Jamban
Keluarga
Material Method

Tingkat Pemicuan kurang


penghasilan efektif
rendah
Monitoring
kurang

BABS

Pemukiman
sekitar sungai Faktor Kebiasaan
Jamban tidak
Lahan sedikit layak
Tingkat
pendidikan

Environment Man Machine


diskusi
Permasalahan yang muncul
 Hanya terdapat 1 pengampu program jamban dan sanitasi air bersih.
 Jadwal penyuluhan mengenai jamban keluarga dan dampak BABS belum rutin dilakukan.
 Tidak semua warga dapat mengikuti penyuluhan karena kesibukan pekerjaan.
 Informasi mengenai jamban keluarga dan dampak BABS belum diketahui oleh seluruh warga.
 Tidak semua desa memiliki fasilitas untuk dilakukan penyuluhan ataupun tempat penyuluhan.
 Belum adanya leaflet, brosur atau poster mengenai jamban keluarga.
 Jadwal tertulis mengenai penyuluhan jamban dan dampak BABS belum rutin dilaksanakan.
 Belum adanya pencatatan dan pelaporan petugas Pustu dan Ponkesdes mengenai ketersediaan
jamban keluarga.
 Kebiasaan BABS yang sudah turun temurun dalam keluarga.
 Pembangunan jamban keluarga dirasa bukan prioritas oleh warga, sehingga lebih memilih untuk
membeli keperluan lain daripada membangun jamban keluarga.
 Adanya program bantuan pemerintah yang pada akhirnya tidak berjalan tanpa sebab yang jelas.
 Luas rumah yang cenderung sempit dan sulitnya pembuatan septic tank dijadikan alasan warga
tidak membangun jamban keluarga.
 Belum adanya kerjasama lintas sektoral antara perangkat kecamatan dan desa, para tokoh
masyarakat, pihak puskesmas mengenai jamban keluarga.
Kesimpulan dan saran
KESIMPULAN

 Berdasarkan hasil dan diskusi penelitian yang


telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
 Pengetahuan masyarakat mengenai jamban keluarga
di Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan Jatirejo secara
keseluruhan dikategorikan cukup.
 Sikap masyarakat mengenai ketidaktersediaan jamban
keluarga di Desa Dukuh Ngarjo, Kecamatan Jatirejo
secara keseluruhan dikategorikan baik.
 Tindakan masyarakat mengenai ketidaktersediaan
jamban keluarga di Desa Jatirejo, Kecamatan Jatirejo
cenderung positif.
Saran

 Bagi Masyarakat :
 Meningkatkan kesadaran pribadi  Bagi Puskesmas Jatirejo :
untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan sikap yang baik
 Penyuluhan perlu digalakkan
ke tindakan yang positif. secara berkala terutama mengenai
dampak BABS.
 Terus mencari informasi
mengenai jamban dan dampak
 Pembentukan kader khusus
BABS. untuk mensosialisasikan tentang
jamban sehat.
 Mengedukasi anak untuk BAB di
jamban agar kebiasaan BABS
 Program pencetusan perlu untuk
dapat berhenti di generasi dilakukan dalam pengadaan
berikutnya. jamban secara bertahap di
Kecamatan Jatirejo.
 Terus menjalin koordinasi dan
kerjasama yang baik dengan lintas
sektoral, khususnya dalam hal
pengadaan jamban.
SEKIAN
dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai