Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.

2 /Desember 2015

HUBUNGAN PERSEPSI IBU BALITA TENTANG POSYANDU


DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU MAWAR 2 RW 06
KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2015
Alifa Dinda Septifani, Apriningsih

Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

ABSTRACT

Posyandu was one manifestation of Health Efforts on Community Based (UKBM). Based on data
Posyandu Mawar 2 in February 2015 there were a decreased number of mothers’s visit from
81.25% to 62.5%, so the researchers wanted to know about association of the mother’s perception
with the utilization of The Posyandu. This research used cross sectional study design using total
sampling (80 mothers). Data collection was done by direct interviews based on the questionnaire
and analyzed using Chi Square. The result there’s a significant association between mother’ss
perception of the distance to the utilization of Posyandu RW 06 Posyandu Mawar 2 Kebagusan
South Jakarta and there’s no significant relationship between education, employment and the
knowledge and mothers’perceptions about the completeness of facilities, the attitude of cadres and
the presence of health workers. Suggestions for Posyandu is to increase of mother’confident to
visit Posyandu.]

Keywords: Perception, Mother, Utilization Posyandu

PENDAHULUAN saat anak berusia tiga tahun ke atas


(Nodia, 2013).
Data Riskesdas 2010 mengungkapkan
bahwa 50 persen balita di Indonesia Tedjasaputra, mengungkapkan
tidak melakukan penimbangan teratur penurunan kunjungan balita ke
di Posyandu. Riset ini sekaligus Posyandu karena kini banyak orang
menunjukkan kecenderungan semakin tua yang merasa lebih mengetahui
bertambah umur seorang balita, maka kondisi anaknya sehingga kurang
tingkat kunjungan ke Posyandu untuk menyadari bahwa mereka masih
melakukan penimbangan rutin membutuhkan bimbingan dari para
semakin menurun. Prof. Ali penyuluh kesehatan dalam mengatasi
Khomsan, menyatakan dalam Nodia masalah gizi dan kesehatan pada
(2013), bahwa ketika anak berusia anak. Ada anggapan atau persepsi
enam bulan, jumlah kunjungan masih yang salah dari para orang tua ketika
cukup tinggi yakni sekitar 68 persen, mereka datang ke Posyandu.
posyandu rata-rata ditinggalkan pada Seringkali mereka malas datang

52
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

karena takut diceramahi dan pengguna Posyandu peran kader yang


dimarahai kader Posyandu tentang tidak memadai dan faktor kesibukan
masalah gizi (Nodia, 2013). ibu yang tidak dapat membawa
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu anaknya rutin ke Posyandu serta ibu
membawahi 10 Puskesmas Kelurahan yang lebih memilih untuk
dan salah satunya adalah Puskesmas mengimunisasikan anaknya di Rumah
Kelurahan Kebagusan yang memiliki Sakit. Penyebab lainnya yaitu
11 Posyandu yang termasuk di anggapan atau persepsi ibu balita
dalamnya Posyandu Mawar 2 di RW tentang Posyandu yang negatif
06 yang terdiri dari 3 RT yaitu RT tentang Posyandu, banyak ibu balita
002, RT 003, dan RT 012 (Data yang mempunyai persepsi bahwa
Puskesmas Kelurahan Kebagusan, kader kesehatan di Posyandu tidak
2014). Pelaksanaan Posyandu di professional karena tidak mempunyai

wilayah ini telah terlaksana setiap pendidikan kesehatan yang cukup

bulannya. Namun dalam serta sarana dan prasarana Posyandu

operasionalnya terlihat peran serta yang kurang memadai (Data Laporan

masyarakat belum memadai Tahunan Posyandu Mawar 2, 2014).

sebagaimana idealnya suatu


Data diatas mengungkapkan bahwa
Posyandu.
cakupan pelayanan Posyandu secara
nasional nampak masih kurang dari
Berdasarkan data kunjungan target cakupan yang diharapkan.
Posyandu Mawar 2 tahun 2015, Banyak hal yang mempengaruhi hasil
jumlah pengguna posyandu Mawar 2 tersebut diantaranya karena
sebanyak 80 balita yang terdaftar di keterbatasan sarana dan prasarana
Posyandu Mawar 2 dengan 5 kader hingga keterbatasan sumber daya
kesehatan serta 1 dokter dan petugas manusia dan persepsi ibu balita yang
kesehatan yang berkunjung 3 bulan salah sehingga pelaksanakan
sekali. Pada bulan Februari terdapat Posyandu belum mampu mencapai
penurunan kunjungan dari 65 balita indikator keberhasilan. Oleh karena
menjadi 50 balita. Kurangnya itu, peneliti tertarik melakukan
pemanfaatan fasilitas yang ada di penelitian dengan judul “Hubungan
posyandu karena masyarakat Persepsi Ibu balita tentang Posyandu

53
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

dengan Pemanfaatan Posyandu di RW Pemanfaatan Frekuensi


06 Kelurahan Kebagusan Jakarta Posyandu Ibu Balita N %
Selatan”. Kurang 24 30.0
Sering 56 70.0
TUJUAN PENELITIAN Total 80 100

Untuk mengetahui gambaran Tabel 1 menunjukkan bahwa 56


hubungan karakteristik ibu balita responden (70%) ibu balita sering
seperti pendidikan,pekerjaan dan memanfaatkan Posyandu dan 24
pengetahuan dan persepsi ibu balita responden (30%) ibu balita kurang
tentang Posyandu seperti persepsi memanfaatkan Posyandu.
tentang kelengkapan sarana, sikap
kader, kehadiran petugas kesehatan 2. Karakteristik Ibu Balita
dan jarak Posyandu Mawar 2 RW 06 Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Karakteristik
Kebagusan Jakarta Selatan Tahun Responden di Posyandu Mawar
2 RW 06 Kebagusan Jakarta
2015. Selatan Tahun 2015
Karakteristik Frekuensi
METODE PENELITIAN Ibu Balita N %
Pendidikan
Rendah 20 25.0
Desain Penelitian Tinggi 60 75.0
Jenis penelitian ini menggunakan Status Pekerjaan
metode deskriptif, sedangkan Bekerja 27 33.8
Tidak Bekerja 53 66.3
rancangan penelitian yang digunakan
Pengetahuan
yaitu cross sectional.Sampel dari Tinggi 47 58.8
penelitian sebanyak 80 ibu balita. Rendah 33 41.3
Total 80 100
HASIL PENELITIAN
Sebagian besar responden
A. Analisa Univariat
mempunyai tingkat pendidikan tinggi
1. Pemanfaatan Posyandu
yaitu SMA dan Perguruan Tinggi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi (75%), tidak bekerja atau ibu rumah
Pemanfaatan Posyandu tangga (66,3%), memiliki tingkat
Mawar 2 RW 06 Kebagusan
Jakarta Selatan Tahun 2015 pengetahuan tinggi (58,8%) karena

54
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

responden pada penelitian ini Baik


mempunyai pendidikan tinggi juga. Jarak Posyandu
Jauh 13 16.3
3. Persepsi Ibu Balita Tentang
Dekat 67 83.8
Posyandu
Total 80 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Persepsi Ibu Balita Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
Tentang Posyandu Mawar 2
RW 06 Kebagusan Jakarta mayoritas ibu balita memiliki persepsi
Selatan Tahun 2015
baik terhadap kelengkapan sarana
Persepsi Frekuensi
Ibu Balita N % posyandu (57,5%), memiliki persepsi

Kelengkapan Sarana bahwa kader bersikap baik (65%),


Buruk 34 42.5 mempersepsikan kehadiran petugas
Baik 46 57.5
kesehatan baik (53,8%) dan
Sikap Kader
mempersepsikan bahwa jarak ke
Buruk 28 35.0
Baik 52 65.0 posyandu dekat (83,8%)
Kehadiran Petugas
Kesehatan 37 46.3
Buruk 43 53.8

B. Analisa Bivariat
Hubungan Karakteristik Responden Dengan Pemanfaatan Posyandu
Tabel 4. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemanfaatan Posyandu Mawar 2
RW 06 Kebagusan Jakarta Selatan Tahun 2015
Pemanfaatan Posyandu Total
Karakteristik P
Tinggi Rendah
Ibu Balita value
N % N % N %
Pendidikan
Tinggi 41 51.2 19 23.8 60 75.0 0.77
Rendah 15 18.8 5 6.2 20 25.0
Status
Pekerjaan
Bekerja 15 18.8 12 15.0 27 33.8 0.07
Tidak Bekerja 41 51.2 12 15.0 53 66.2
Pengetahuan
Tinggi 34 42.5 13 16.2 47 58.8 0.76
Rendah 22 27.5 11 13.8 33 41.2
Total 56 70 24 30 80 100

55
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

a. Hubungan Pendidikan dengan informasi mengenai Posyandu


Pemanfaatan Posyandu dengan baik yang disampaikan
melalui penyuluhan kesehatan.
Tabel 4 menunjukkan bahwa
Responden yang berpendidikan
terdapat 60 orang responden yang
tinggi lebih peduli terhadap
berpendidikan tinggi,terdapat
kesehatan anak balitanya
51,2% yang memanfaatkan
dibanding dengan yang
Posyandu dengan baik dan 23,8%
berpendidikan rendah. Sehingga
yang memanfaatkan Posyandu
untuk pemilihan pelayanan
rendah. Hasil uji statistik chi
kesehatan untuk yang
square didapatkan p value = 0,778
berpendidikan tinggi lebih memilih
artinya tidak ada hubungan antara
ke pelayanan yang lebih tinggi
pendidikan dengan pemanfaatan
(Suryaningsih, 2012).
Posyandu.
Meskipun tidak ada hubungan
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang bermakna antara pendidikan
penelitian Tricia (2008) dan Tri dengan perilaku pemanfaatan
(2007) yang menyatakan tidak ada Posyandu oleh ibu balita namun,
hubungan yang bermakna antara kelompok ibu yang berpendidikan
pendidikan ibu dengan tindakan tinggi memiliki kecenderungan
ibu untuk membawa anak untuk memanfaatkan Posyandu
balitanya ke Posyandu. Sementara lebih baik dibandingkan dengan
hasil berbeda ditujukan oleh kelompok ibu yang berpendidikan
penelitian Yuryanti (2010) dan rendah.
Jannah (2010) yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang b. Hubungan Pekerjaan dengan
bermakna antara pendidikan ibu Pemanfaatan Posyandu
dengan perilaku kunjungan ibu
balita ke Posyandu. Hal ini Tabel 4 menunjukkan dari 80
dikarenakan responden yang orang responden yang terlibat
memiliki pendidikan tinggi dalam penelitian ini, terdapat 27
memiliki pola pikir yang baik orang responden yang berkerja,
dalam menerima dan menyerap terdapat 18,8% yang

56
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

memanfaatkan Posyandu dengan 42,5% yang memanfaatkan


baik dan 15% yang memanfaatkan Posyandu dengan baik dan 16,2%
Posyandu rendah. Dilihat dari 53 yang memanfaatkan Posyandu
responden yang tidak bekerja, rendah. Pada 33 responden yang
terdapat 51,2% yang berpengetahuan rendah, terdapat
memanfaatkan Posyandu dengan 27,5% yang memanfaatkan
baik dan 15% yang memanfaatkan Posyandu dengan baik dan 13,8%
Posyandu rendah. yang memanfaatkan Posyandu
rendah.
Hasil uji statistik chi square
didapatkan p value = 0,079 artinya Hasil uji statistik chi square
tidak ada hubungan antara didapatkan p value = 0,766 artinya
pekerjaan dengan pemanfaatan tidak ada hubungan antara
Posyandu. pengetahuan dengan pemanfaatan
Posyandu. Hasil ini berbeda
c. Hubungan Pengetahuan dengan
dengan penelitian Yuryanti (2010)
Pemanfaatan Posyandu
yang menyatakan ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan
Tabel 4 menunjukkan terdapat 47
ibu dengan perilaku kunjungan ke
orang responden yang
Posyandu.
berpengetahuan tinggi,terdapat
1. Hubungan Persepsi Ibu Balita tentang Posyandu dengan Pemanfaatan
Posyandu
Tabel 5. Hubungan Persepsi Ibu balita tentang Posyandu dengan Pemanfaatan
Posyandu Mawar 2 RW 06 Kebagusan Jakarta Selatan Tahun 2015
Persepsi Ibu Pemanfaatan Posyandu Total P value
Balita Tinggi Rendah
N % N % N %
Kelengkapan Sarana Posyandu
Baik 36 45.0 10 12.5 46 57.5 0.103
Buruk 20 25.0 14 17.5 34 42.5
Sikap Kader
Baik 15 18.8 12 15.0 27 33.8 0.079
Buruk 41 51.2 12 15.0 53 66.2
Kehadiran Petugas Kesehatan
Baik 34 42.5 13 16.2 47 58.8 0.766
Buruk 22 27.5 11 13.8 33 41.2

57
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

Jarak Posyandu
Dekat 52 65.0 15 18.8 67 83.8
Jauh 4 5.0 9 11.2 13 16.2 0,002
Total 56 70.0 24 30.0 80 100

a. Hubungan Persepsi Ibu Balita b. Hubungan Persepsi Ibu Balita


tentang Kelengkapan Sarana tentang Sikap Kader

Tabel 5 menunjukkan terdapat 34 Terdapat 28 responden yang


responden yang memiliki persepsi memiliki persepsi buruk tentang
buruk tentang kelengkapan sarana kelengkapan sarana Posyandu,
Posyandu, terdapat 25% yang terdapat 20% yang memanfaatkan
memanfaatkan Posyandu dengan Posyandu dengan baik dan 15%
baik dan 17,5% yang yang memanfaatkan Posyandu
memanfaatkan Posyandu rendah. rendah.

Hasil uji statistik chi square Hasil uji statistik chi square
didapatkan p value = 0,103 artinya didapatkan p value = 0,113 yang
tidak ada hubungan antara persepsi artinya tidak ada hubungan antara
ibu balita tentang kelengkapan persepsi ibu balita tentang sikap
sarana dengan pemanfaatan kader dengan pemanfaatan
Posyandu. Hal ini berbeda dengan Posyandu. Besarnya kesadaran
penelitian Ardani (2010) yang kader terhadap kesehatan balita,
menyatakan bahwa kelengkapan keramahan dan keaktifan kader
sarana dan prasarana berpengaruh dapat menjadi evaluasi bagi ibu
terhadap keaktifan Posyandu. balita untuk berkunjung ke
Salah satu yang menyebabkan Posyandu.
sarana dan prasarana Posyandu
c. Hubungan Persepsi Ibu Balita
baik karena kesadaran para kader
tentang Kehadiran Petugas
dalam mencari atau membeli alat-
Kesehatan
alat baru untuk Posyandu serta
merawat alat-alat yang telah
Terdapat 37 responden yang
dimiliki oleh Posyandu (Ardani,
memiliki persepsi buruk tentang
2010).

58
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

kehadiran petugas kesehatan, bahwa partisipasi tenaga kesehatan


terdapat 27,5% yang memang dibutuhkan untuk
memanfaatkan Posyandu dengan menunjang partisipasi ibu balita.
baik dan 18,8% yang Petugas kesehatan yang hadir
memanfaatkan Posyandu rendah. dalam kegiatan Posyandu setiap
bulannya secara tidak langsung
Hasil uji statistik chi square menjadi salah satu faktor tidak
didapatkan p value = 0,096 yang langsung yang dapat meningkatkan
artinya tidak ada hubungan antara angka partisipasi.
persepsi ibu balita tentang
kehadiran petugas kesehatan a. Hubungan Persepsi Ibu Balita
dengan pemanfaatan Posyandu. tentang Jarak Posyandu dengan
Namun berdasarkan wawancara Pemanfaatan Posyandu
didapatkan 42,5% ibu menyatakan
kehadiran petugas kesehatan tidak Terdapat dari 13 responden yang
rutin datang ke Posyandu. Hal ini memiliki persepsi jauh tentang
lah yang menjadi pemicu ibu untuk jarak Posyandu, terdapat 5% yang
tidak memanfaatkan Posyandu. memanfaatkan Posyandu dengan
baik dan 11,2% yang
Ketidakhadiran petugas kesehatan memanfaatkan Posyandu
sangat penting karena ibu balita rendah.Hasil uji statistik chi
lebih percaya akan kinerja petugas square didapatkan p value = 0,002
kesehatan dibandingkan dengan yang artinya ada hubungan antara
kinerja kader. Hal ini dapat dilihat persepsi ibu balita tentang jarak
dari distribusi pertanyaan persepsi Posyandu dengan pemanfaatan
ibu balita tentang sikap kader, 25% Posyandu.
ibu balita menjawab tidak percaya
dengan pelayanan yang dilakukan Jarak Posyandu dengan tempat
oleh kader. tinggal responden paling banyak
Hasil ini berbeda dengan berjarak dekat sehingga ibu tidak
kesimpulan penelitian yang bermalas-malasan untuk datang ke
dilakukan oleh Ocbrianto, (2010) Posyandu karena menurut Syakira

59
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

(2009) salah satu kriteria Posyandu dari sehari sebelum


pembentukan Posyandu yaitu kegiatan, namun diberitahukan
tempatnya strategis dan mudah satu jam sebelum kegiatan
didatangi oleh masyarakat. Hal ini Posyandu dimulai dan 20% ibu
juga sejalan dengan penelitian balita kurang percaya dengan
Jannah (2013) yang menunjukkan pelayanan yang diberikan oleh
bahwa ada hubungan antara jarak kader dan 42,5% ibu balita
tempat tinggal. menyatakan petugas kesehatan
tidak rutin hadir ke Posyandu

KESIMPULAN sehingga hal tersebut dapat


menjadi penyebab ibu balita tidak
1. Mayoritas responden (75%)
memanfaatkan Posyandu dengan
memiliki pendidikan tinggi, 66,3
baik.
% responden tidak bekerja atau
4. Terdapat hubungan antara persepsi
sebagai ibu rumah tangga dan
ibu balita tentang jarak Posyandu
58,8% responden berpengetahuan
dengan pemanfaatan Posyandu
baik.
(p<0.05).
2. Sebanyak 57,5% ibu balita
memiliki persepsi yang baik
terhadap kelengkapan sarana, 65% SARAN
ibu balita memiliki persepsi yang 1. Bagi Pengelola Posyandu

baik tentang sikap kader, 53,8% a. Perlu dilakukan upaya-upaya

ibu balita memiliki persepsi yang untuk meningkatkan

baik tentang kehadiran petugas pemanfaatan Posyandu melalui

kesehatan dan 83,8% ibu balita penyuluhan tentang Posyandu


memiliki persepsi dekat untuk serta peningkatan pelayanan
jarak posyandu. Posyandu (seperti fasilitas yang
3. Sebanyak 52,5% ibu balita memadai dan alat kesehatan
menyatakan ruangan yang yang lengkap).
digunakan tidak cukup luas untuk b. Pemberitahuan waktu
melakukan kegiatan Posyandu, pelaksanaan Posyandu lebih
48,8% ibu balita menyatakan kader awal agar ibu balita dapat tahu
tidak memberitahukan jadwal jadwal pelaksanaan Posyandu

60
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

dan ibu yang sibuk juga dapat Posyandu Model. Skripsi:


Universitas Diponegoro.
memanfaatkan Posyandu.
Departemen Kesehatan RI. (2006).
c. Melaksanakan kegiatan Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu. Jakarta:
refreshing/penyegaran kader
Departemen Kesehatan RI..
dan petugas kesehatan secara
Jannah, Musyrifatul.(2013).
berkala sekaligus memberikan Pengaruh Tingkat Pendidikan,
reward bagi kader dan pertugas Pengetahuan, Jarak Tempat
Tinggal Dan Sikap Ibu
kesehatan yang aktif bekerja Kepada Pelayanan Petugas
dengan baik sehingga dapat Puskesmas Terhadap
Frekuensi Kunjungan Ibu Ke
meningkatkan semangat dari Posyandu Di Kabupaten
kader dan petugas kesehatan. Lamongan. Unesa
d. Mengintegrasikan posyandu Kader Posyandu. (2014). Data
dengan PAUD sehingga anak- Laporan Tahunan Posyandu
Mawar 2. Jakarta.
anak yang datang ke Posyandu
tidak hanya mendapatkan Nodia, Firsta Putri. (2013). 50 Persen
Balita Indonesia Jarang ke
pendidikan usia dini sehingga Posyandu.
dapat meningkatkan jumlah http://m.beritasatu.com/keseha
tan/143263-50-balita-
balita yang datang ke Posyandu. indonesia-jarang-ke
2. Bagi Peneliti posyandu.html. Diakses pada
tanggal 25 April 2015.
Bagi peneliti selanjutnya perlu
Ocbrianto, Hosea. (2012). Partisipasi
dilakukan penelitian lebih lanjut
Masyarakat Terhadap
dengan menambahkan variabel Posyandu Dalam Upaya
Pelayanan Kesehatan Balita
lain yang tidak terdapat pada
Studi Kasus Pada Posyandu
penelitian ini dan juga bersifat Nusa Indah II RW 11
Kelurahan Meruyan,
kualitatif sehingga bisa diperoleh
Kecamatan Limo, Depok.
informasi lebih mendalam tentang Skripsi:Universitas Indonesia.
faktor-faktor yang berhubungan Puskesmas Kelurahan Kebagusan.
dengan pemanfaatan Posyandu. (2014). Data Puskemas
Kelurahan Kebagusan.
Jakarta.
REFERENSI
Shakira. (2009). Tentang Posyandu.
Ardani, Yanuar. (2010). Faktor- http://syakira-blog.
Faktor Yang Berhubungan Dengan blogspot.com/
Keberhasilan Pelaksanaan 2009/01/tentang-

61
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015

posyandu.html. Diakses Yuryanti. (2010). Faktor-Faktor Yang


tanggal 16 April 2015. Berhubungan Dengan
Perilaku Kunjungan Ibu
Tricia, Yulia. (2008). Faktor-Faktor Balita Ke Posyandu Di
Yang Berhubungan Dengan Kelurahan Muka Kuning,
Tindakan Ibu Untuk Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Membawa Anak Balitanya Ke Pancur Kota Batam Tahun
Posyandu Di Kecamatan 2010. Depok: Fakultas
Palas Kabupaten Lampung Kesehatan Masyarakat,
Selatan Tahun 2008. Depok: Universitas Indonesia.
Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas
Indonesia.

Tri L, Dyahsuslam. (2008). Faktor-


Faktor Yang Berhubungan
Dengan Rutinitas Ibu
Membawa Balita Ke
Posyandu Di Desa Benda Dan
Merak, Kecamatan Balaraja
Kabupaten Tanggerang Tahun
2007. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.

62

Anda mungkin juga menyukai