Anda di halaman 1dari 50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum

Data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan

Dasar dan Pendididkan Menengah bahwa SMP Negeri 1 Tombatu adalah sebuah

sekolah SMP Negeri yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi Jaga 4 Desa

Tombatu Tiga TImur Kecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa Tenggara. SMP

Negeri 1 Tombatu memiliki luas tanah 19,482 m 2 dan memiliki 32 ruang kelas, 2

perpustakaan, 2 Lab IPA, 2 lab Bahasa dan 3 Lab komputer. Data dari Profil

Sekolah Terdapat 5 toilet guru dan 6 toilet siswa. Jumlah siswa yang ada di SMP

Negeri 1 Tombatu sebanyak 333 Siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 162 orang

dan siswi perempuan 171 orang. Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Tombatu

adalah Ibu Feybe Manengal, M.Pd. Visi dari SMP Negeri 1 Tombatu adalah

terwujudnya peserta didik yang berkarakter, berprestasi, berwawasan global

berdasarkan iman dan taqwa. Misi dari SMP Negeri 1 Tombatu adalah: 1)

Mewujudkan insan yang beriman dan bertaqwa, berbudu pekerti luhur dan

berprestasi. 2) Mewujudkan siswa yang berwawasan IPTEK dan berorientasi

IMTAQ. 3) Mewujudkan sekolah yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi. 4) Mewujudkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang kompetitif.

5) Mewujudkan pelaksanaan tata tertib dan sikap sopan santun di sekolah,

berdisiplin, berbudi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari melalui program

5S. 6) Mewujudkan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang aktif, inovatif, kreatif,

32
efektif, menyenangkan dan berkarakter. 7) Mewujudkan kemampuan

memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

2. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri 1

Tombatu yang mengisi kuesioner saat penelitian berlangsung dan

jumlah responden yang didapat sebanyak 125 responden. Distribusi

frekuensi karakteristik responden dan variabel penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut:

1) Karakteristik Jenis Kelamin

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin SMP

Negeri 1 Tombatu

Jenis Kelamin N %

Laki-laki 53 42,4

Perempuan 72 57,6

Total 125 100,0

Tabel 2. Karakteristik di atas menunjukan siswa SMP Negeri 1 Tombatu

Kelas Delapan berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui sebanyak 57% siswa

kelas delapan yang paling banyak adalah perempuan.

2) Pengetahuan, Sikap dan Sarana Prasarana

33
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden

Variabel N %

Pengetahuan

Kurang Baik 17 13,6

Baik 108 86,4

Total 125 100,0

Sikap

Kurang Baik 13 10,4

Baik 112 89,6

Total 125 100,0

Sarana Prasarana

Kurang Baik 52 41,6

Baik 73 58,4

Total 125 100,0

Perilaku

Kurang Baik 14 11,2

Baik 111 88,8

Total 125 100,0

Tabel 3. Distribusi di atas menunjukan sebagian besar siswa SMP Negeri 1

Tombatu kelas delapan memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan pakai

sabun sebanyak 89 atau (71.2%), memiliki sikap yang baik tentang cuci tangan

pakai sabun dengan presentase sebanyak 63 atau (50.4%), serta memiliki sarana

prasarana baik untuk mencuci tangan pakai sabun sebanyak 73 atau (58.4%),

responden memiliki perilaku yang baik tentang CTPS sebanyak 111 atau (88.8%).

34
1. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan

Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana dengan Perilaku Cuci Tangan

Pakai Sabun. Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan

antara variabel yang dianalisis dengan menggunakan Uji Fisher’s

Exact.

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku CTPS

Perilaku

Kurang Baik Baik Nilai p


N % N %

Pengetahuan Kurang Baik 1 0.8 16 12.8


Baik 13 10.4 95 76.0 0.690
Total 14 11.2 111 88.8

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pengetahuan

dengan perilaku cuci tangan pakai sabun, dapat dilihat bahwa dominan

responden memiliki pengetahuan kurang baik dan perilaku baik

sebanyak (12.8%) dan pengetahuan baik dan perilaku baik (76.0%).

Hasil Uji Fisher’s Exact diperoleh p value = 0.690 (p > 0.05) yang

berarti terdapat hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan

dengan perilaku CTPS.

35
Tabel 8. Hubungan Sikap Dengan Perilaku CTPS

Perilaku

Kurang Baik Baik Nilai p


N % N %

Sikap Kurang Baik 3 2.4 10 8.0


Baik 11 8.8 101 80.8 0.162
Total 14 11.2 111 88.8

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara sikap dengan

perilaku cuci tangan pakai sabun, dapat dilihat bahwa dominan

responden memiliki sikap kurang baik da perilaku baik (8.0%) dan

sikap baik perilaku baik (80.8%). Hasil Uji Fisher’s Exact diperoleh p

value = 0.162 (p > 0.05) yang berarti terdapat hubungan yang tidak

bermakna antara sikap dengan perilaku CTPS.

Tabel 9. Hubungan Sarana Prasarana Dengan Perilaku CTPS

Perilaku

Kurang Baik Baik Nilai p


N % N %

Sarana Kurang Baik 7 5.6 45 36.0


Prasarana Baik 7 5.6 66 52.8 0.697
Total 14 11.2 111 88.8

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara sarana prasarana

dengan perilaku cuci tangan pakai sabun, dapat dilihat bahwa dominan

36
responden memiliki sarana prasarana kurang baik dan perilaku baik

(36.0%) dan sarana prasarana baik dan perilaku baik jumlah responden

yang menyatakan memiliki perilaku baik (52.8%). Hasil Uji Chi Square

diperoleh p value = 0.499 (p > 0.05) yang berarti terdapat hubungna

yang tidak bermakna antara pengetahuan dengan perilaku CTPS.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Karakteristik dalam penelitian ini yaitu siswa kelas delapan SMP

Negeri 1 Tombatu yang bersekolah aktif. Jumlah responden dalam penelitian

ini adalah 125 responden, dengan karakteristik jenis kelamin yang paling

banyak perempuan 72 atau 57.6%. Pada penelitian ini mayoritas responden

adalah perempuan, sejalan dengan yang dilaporkan oleh Rahman et all (2020)

bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap perilaku kesehatan seseorang. Jika

dibandingkan dengan laki-laki siswa dengan jenis kelamin perempuan

cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena

siswa dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak waktu untuk membaca

dan berdiskusi dengan lingkungannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Lidwina (2020) bahwa sebanyak 64%

responden perempuan secara global mencuci tangan pakai sabun atau hand

sanitizer setidaknya lima kali dalam sehari selama pandemic Covid-19.

Presentase itu lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebesar

52%. Interactive (2010) menguatkan dengan laporan bahwa sebesar 83%

responden perempuan yang disurvei mengatakan bahwa mereka selalu

37
mencuci tangan sebalum menyentuh makanan dan makan dibandingkan

dengan responden laki-laki yang hanya sebesar 71% melaporkan mencuci

tangan sebelum menyentuh makanan dan makan. Penelitian ini dikuatkan juga

oleh Ikasari et all (2020) dengan hasil penelitian didaptkan nilai p value = 0.01

artinya p < 0.05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin

dengan praktik cuci tangan yang benar pada anak usia sekolah.

2. Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

Pengetahuan seseorang diperoleh dari informasi, dan bila penerimaan

informasi kurang maka pengetahuan juga kurang. Pada penelitian ini

pengetahuan responden dengan presentasi paling tinggi pada kategori baik

yaitu sebanyak 108 orang atau (86.4%). Hal ini menunjukkan sebagian besar

responden memiliki pengetahuan yang baik tentang mencuci tangan pakai

sabun.

Purwoastuti et all (2015) menyatakan bahwa tanpa pengetahuan

seseorang tidak mempunyai dasar dalam pengambilan keputusan dan

mengambil tindakan yang akan di ambil. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ernida et all (2021) bahwa terdapat 72 responden yang

mempunyai pengetahuan baik tentang cuci tangan pakai sabun yaitu sebanyak

56 responden (77.8%) lebih tinggi presentasenya dibandingkan dengan

responden yang berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 16 responden

(22.2%).

38
3. Sikap Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

Sikap seseorang yakni tingkah laku yang tampak dalam interaksi di

lingkungan sekolah. Pada penelitian ini sikap responden dengan presentasi

paling tinggi pada kategori baik yaitu sebanyak 112 orang atau (89.6%). Hal

ini berarti sebagian besar responden memiliki sikap yang baik tentang cuci

tangan pakai sabun. Menurut Sinaga (2021) sikap merupakan faktor yang

mendasar dan juga merupakan respon internal dimana perilaku masih

tersembunyi dan tidak bisa dilihat secara lengsung yang dapat mempengaruhi

perilaku kesehatan seseorang. Hambatan yang sering dialami dalam

pembentukan perilaku yaitu pada faktor sarana prasarana sebagai upaya

perubahan perilaku.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Ernida et all (2021) yang

menyatakan bahwa sebanyak 57 responden (79.1%) memiliki sikap positif

mencuci tangan pakai sabun sedangkan sebanyak 15 responden (20.9%) miliki

sikap negative dalam mencuci tangan pakai sabun. Tumanduk et all (2022)

menyatakan dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa sikap yang

dimiliki oleh peserta didik tentang cuci tangan pakai sabun akan berhubungan

dengan tindakan yang akan dilakukannya. Ini dikarenakan sikap adalah respon

yang diberikan oleh seseorang terhadap kesediaanya untuk bertindak. Tetapi

sikap bukan merupakan tindakan, ini hanya respon tertutup yang diberikan

peserta didik dari stimulus yang diterimanya, dan sikap juga masih merupakan

faktor predisposisi dan perilaku ini masih merupakan perilaku tertutup.

39
4. Sarana Prasarana

Sarana prasarana merupakan perlengkapan pembelajaran untuk

menjalankan fungsi sekolah. Pada penelitian ini sarana prasarana kategori baik

sebanyak 73 atau (58.4%). Pada penelitian ini dilakukan observasi pada

beberapa tempat dan ruang kelas yang tersedia fasilitas cuci tangan pakai

sabun. Ada 16 wastafel yang tersedia di lingkungan sekolah, sebanyak 14

wastafel tidak memiliki sabun dan air yang mengalir, bahkan tempat untuk

mengeringkan tangan tidak tersedia. Diantaranya dua wastafel yang memiliki

sabun tetapi air tidak mengalir. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nufus et all (2017) yang menyatakan sebanyak 51.9%

responden menyatakan fasilitas cuci tangan tidak tersedia.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Arianty (2020) menyatakan bahwa

cuci tangan dengan sabun pada air mengalir adalah langkah sederhana dan

efektif untuk mencegah penularan penyakit fecal-oral dan penyakit menular

lainnya pada anak di usia sekolah. Di dapatkan hasil sebanyak 30.6% siswa

yang sering mencuci tangan pakai sabun meningkat menjadi 67.3% setelah

tersedia sarana cuci tangan pakai sabun, sebanyak 49 responden (91.83%)

mencuci tangan di wastafel, dan sisanya 8.17% mencuci tangan di kamar

mandi/wc.

5. Perilaku CTPS

Pada penelitian ini didapatkan hasil responden dengan perilaku cuci

tangan pakai sabun (CTPS) dengan kategori baik sebanyak 111 orang atau

40
(88.8%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sianipar

(2021) yaitu sebanyak 53 orang (50%) berperilaku baik yang didominasi oleh

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Efendi et all (2019) yang menyatakan bahwa

sebanyak 91 orang atau (86.0%) memiliki perilaku cuci tangan pakai sabun

(CTPS) yang baik.

6. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku CTPS

Pengetahuan siswa kelas delapan SMP Negeri 1 Tombatu sebagian

besar berada pada kategori tinggi, tetapi dalam hasil observasi pengaplikasian

perilaku cuci tangan pakai sabun responden masih kurang belum sesuai

dengan standar cuci tangan pakai sabun yang bersih dan benar, contohnya

banyak siswa yang sering tidak memakai sabun ketika mencuci tangan bahkan

tidak mencuci tangan dibawah air mengalir.

Uji Fisher’s Exact menunjukan p = 0.690 yang berarti tidak ada

hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai

sabun pada siswa kelas delapan SMP Negeri 1 Tombatu. Penelitian ini

didukung dengan hasil penelitian dari Sianipar (2021) yang menyatakan

analisis hubungan antara pengetahuan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun diperoleh nilai p-value sebesar 0,191. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

p > 0,05, yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada mahasiswa Universitas Jambi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barrett et all

(2021) tentang Knowledge, Socio-Cognitive Perceptions and the Practice of

41
Hand Hygiene and Social Distancing During the COVID-19 Pandemic:a

Cross-sectional Study of UK University Students, bahwa hasil penelitian ini

menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan nilai p-value sebesar 0,239 (p >

0,05)

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Vestabilivy et all (2016) yang

dilakukan pada mahasiswi program studi keperawatan STIKes Persada

Husada Indonesia yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara praktek cuci tangan pakai sabun dengan pengetahuan yang

didapat dari hasil uji statistic nilai p-value = 0.889 dikarenakan mahasiswa

tingkat III belum mempraktekan cara cuci tangan pakai sabun dengan baik dan

benar. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustofiroh

(2015) di Ruang Bangsal Penrawatan Kelas III RSUD Kraton Kabupaten

Pekalongan. Hasil yang didapat menunjukkan p value = 0.855 (>0.05) yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan penunggu

pasien tentang cuci tangan lotion antiseptic dengan pelaksanaanya diruang

bangsal perawatan kelas III RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitan yang dilakukan Vionalita et

all (2017) yang berjudulAttitude Effect To the Clean and Healthy Behavior

Children in Rawa Buaya 08 Elementary School berdasarkan uji statistic

menunjukan bahwa nilai pengetahaun dengan p-value = 0.095 (>0.05) yang

artinya tidak ada hubungan antara pengetahaun dengan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) pada anak di SDN 8 Pagi Rawa Buaya. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tanjung et al (2021) yang berjudul Factors

42
Associated with Handwash Behavior in Elementary School Students Medan

Sunggal hasil uji statistik menggunakan Chi Square didapatkan nilai p value =

0.083 (>0.05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku Cuci Tangan

dengan Sabun.

Menurut Notoadmodjo (2010), perilaku timbul sebab terdapat

rangsangan pengetahuan yang dimilikinya, setelah itu proses dalam pikiran

serta diwujudkan dalam sebuah perilaku dalam hal ini adalah perilaku CTPS.

Pengetahuan memiliki tingkatan diantaranya: pengetahuan dalam tingkat tahu,

pengetahuan dalam tingkatan memahami dan pengetahuan dalam tingkatan

aplikasi.

Menurut hasil pengamatan peneliti, belum tentu seseorang yang

mempunyai pengetahuan yang baik maka berperilaku yang baik juga. Hal ini

dikarenakan tidak diberikan edukasi terlebih dahulu terkait cuci tangan pakai

sabun oleh peneliti dan anggapan dari responden mengenai cuci tangan itu

yang terpenting seluruh telapak tangan terbasuh air. Pengetahuan mengenai

langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar pada

pengaplikasiannya masih belum baik, karena masih ada yang hanya mencuci

dengan air mengalir saja. Pentingnya kebiasaan mencuci tangan secara baik

dan benar menggunakan sabun bertujuan menjaga kebersihan secara

keseluruhan serta mencegah perpindahan kuman dan bakteri ke tangan bahkan

ke tubuh manusia sehingga dapat mencegah kejadian penyakt secara optimal

(Kemenkes RI, 2013). Responden memiliki pengetahuan baik dan memiliki

perilaku CTPS kurang baik disebabkan oleh lingkungan sekitar yang tidak

43
menerapkan CTPS dengan baik. Siswa memiliki kebiasaan kurang baik dalam

penerapan CTPS, siswa hanya menggunakan seragam untuk mengelap tangan

yang kotor bahkan hanya memakai tissue kering untuk mengelap.

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan terhadap perilaku Cuci

Tangan Pakai Sabun (CTPS) cukup tinggi yaitu sebesar 92.8% namun

pengetahuan bukan merupakan faktor penentu siswa berperilaku Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS), sesuai dengan teori Lawrence Green dalam

Notoadmodjo (2010), yang mengatakan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku yaitu faktor predisposing (pengetahuan) serta

dipengaruhi oleh faktor reinforcing serta faktor enabling.

Teori Bloom mengungkapkan bahwa domain penting untuk

terbentuknya tindakan dan penerimaan perilaku baru yang berlandaskan

pengetahuan bersifat long lasting pada seseorang adalah pengetahuan.

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

akan tidak berlangsung lama dan berdasarkan pemahaman dari Wawan

(2011), yang menyebutkan bahwa orang yang sudah tahu (awareness)

terhadap suatu hal belum tentu dia akan berperilaku yang benar sebelum yang

bersangkutan melakukan beberapa tahap sampai pada akhirnya dia

mengadopsi hal tersebun dengan tepat.

7. Hubungan Sikap Dengan Perilaku CTPS

Sebagian responden memiliki sikap yang baik. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernida (2021) pada anak sekolah di

44
Kota Pramulih, bahwa sebanyak 57 responden atau 79.1% memiliki sikap

positif dalam mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Berdasarkan dengan hasil Uji Fisher’s Exact di dapatakan nilai p =

0.162 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara sikap dengan

perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas delapan SMP Negeri 1

Tombatu. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octa

(2019) yang menunjukkan adanya hubungan antara sikap dengan tindakan

cuci tangan pakai sabun yaitu dengan hasil p value = 0.017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartika (2016) pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota

Semarang, yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik dengan uji Chi

Square menunjukan bahwa nilai p-value = 0.076 (>0.05) maka dapat

ditarik kesimpulan tidak ada hubungan antara sikap responden dengan

perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Penelitian ini didukung juga

oleh penelitian yang dilakukan Monica et all (2012) dengan judul Factors

Assosiated with Handwashing Behavior in State Elementary School

Children 03 Kertajaya Pandalarang didapati nilai p-value = 0.895 (>0.05)

yang berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku Cuci Tangan

Pakai Sabun pada siswa Sekolah Dasar 03 Kertajaya Padalarang.

Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zuraidah et all (2013) yang menunjukkan tidak ada hubungan yang

bermakna antara sikap dengan perilaku mencuci tangan pakai dengan

benar di SDIT ANNIDA Kota Lubuklinggau dengan nilai p-value = 0.055

45
(>0.05). Penelitian yang dilakukan oleh Meidita et all (2022) dengan judul

Hubungan antara Sikap dan Sarana terhadap PHBS disekolah pada siswa

di SMA Negeri 2 Tenggarong setelah dilakukan Uji Spearman didapatkan

hasil nilai p-value sebesar 0.066 atau p > 0.05 yang artinya tidak ada

hubungan yang signifikan antara sikap terhadap PHBS disekolah.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Husna et all (2018) dengan

nilai p value = 0.490 (>0.05) yang berarti tidak ada hubugan antara sikap

dengan tindakan siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di SD

Negeri 104185 Sei Semayang Kecamatan Sunggul Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2017. Penelitian dari Amahorseja et all (2018) tentang

hubungan pengetahuan, sikap dan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) orangtua balita terhadap kejadian stunting di Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang Tahun 2018 didapatkan nilai p value =

0.643 (>0.05) yang berarti tidak ada hubungan antara sikap PHBS dengan

stunting.

Penelitian ini juga didukung oleh Abditya (2022) menggunakan uji

statistik Chi Square didapatkan nilai p-value = 0.969 (>0.05) yang berarti

tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) di era adaptasi baru di Kota Palembang. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Firdalina et all (2022) yang berjudul

Interrelation betweem Handwashing and the Seerity of COVID-19

didaptkan nilai uji Chi Square p-value = 0.216 (>0.05) yang berarti tingkat

sikap Handwashing using soap tidak mempengaruhi keparahan penyakit

pada pasien COVID-19. Penelitian ini juga didukung oleh Putro et all

46
(2022) didapatkan nilai p value = 0.680 yang berarti p > 0.05 sehingga

tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) untuk mencegah penularan COVID-19 pada siswa SMK

Muhammadiyah Parakan tahun 2021.

Menurut pengamatan peneliti sikap yang baik belum tentu

memiliki perilaku cuci tangan yang baik dan benar. Bisa saja akibat dari

perubahan sikap seseorang yang bisa menerima informasi dan rangsangan

dalam masalah, biasanya seseorang mulai mengikut sertakan dirinya dalam

suatu masalah, sehingga ia mulai memikirkan tentang hal yang akan terjadi

jika tidak melakukan suatu hal tersebut. Pada tahap akhir, seesorang akan

menghayati apa dampak yang ia terima dan akan lebih mengontrol tingkah

laku sehingga menjadi suatu sikap yang menetap. Responden dalam

penelitian ini belum bisa mengontrol sikap yang menetap terhadap

perilaku cuci tangan pakai sabun.

Menurut Notoadmojo (2007) dalam Santoso (2019) menjelaskan

bahwa perubahan sikap seseorang melewati beberapa tahapan yaitu mulai

dari menerima hingga menghayati. Sikap merupakan reaksi atau respons

stimulus atau objek. Teori Lewrence Green, dalam Notoatmodjo (2010),

dalam memberikan informasi, sikap adalah suatu objek tertentu yagn

melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang – tidak

senang, setuju – tidak setuju, baik – tidak baik).

8. Hubungan Sarana-Prasarana Dengan Perilaku CTPS

47
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagian besar

responden menyatakan bahwa adanya ketersediaan fasilitas atau sarana

prasarana di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Arianty (2020) bahwa terjadi peningkatan cuci tangan pakai sabun di

sekolah sebanyak 67.34%s setelah tersedia sarana prasarana cuci tangan

pakai sabun.

Hasil Uji Chi Square di dapatkan nilai p = 0.697 yang berarti tidak

ada hubungan bermakna antara sarana prasarana dengan perilaku cuci

tangan pakai sabun pada siswa kelas delapan SMP Negeri 1 Tombatu.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kartika et all (2016) tentang Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa

Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang, bahwa hasil

penelitian ini menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara

sarana prasarana dengan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan nilai

p-value sebesar 0,383 (p > 0,05). Penelitian ini juga didukung oleh

Indriyani (2013) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

mencuci tangan di lingkungan SDK Ratna Loba didapatkan hasil p value =

0.373 (>0.05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

ketersediaan fasilitas dengan perilaku cuci tangan pada siswi-siswi SDK

Rana Loba, Kelurahan Rana Loba, Kabupaten Manggarai Timur.

Penelitian ini didukung juga oleh Abditya (2022) didapatkan nilai

uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan nilai p value = 0.969

(>0.05) yang berarti tidak ada hubungan antara sarana prasarana pada

48
perilaku cuci tangan pakai sabun di era adaptasi baru kota Palembang.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sianipar (2021) diperoleh

nilai p value = 0.804 hal ini menunjukkan bahwa nilai p > 0.05, yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana prasarana dengan

perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada mahasiswa Universitas

Jambi. Sejalan dengan penelitian ini, penelitian yang dilakukan oleh Putro

et all (2022) didapatkan nilai p value = 0.087 yang berarti nilai p > 0.05

sehingga tidak ada hubungan sarana prasararan dengan perilaku Cuci

Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk mencegah penularan COVID-19 pada

siswa SMK Muhammadiyah Parakan tahun 2021.

Menurut pengamatan peneliti, bahwa ketersediaan sarana di SMP

Negeri 1 Tombatu untuk cuci tangan sudah baik, tetapi ada beberapa

wastafel yang tidak memliki sabun dan tissue atau lap pengering bahkan

airnya pun kadang tidak mengalir. Hanya ada dua dari 16 wastafel yang

memiliki sabun diantaranya di depan ruangan guru dan didepan kantin

sekolah.

Green (1980) mengemukakan bahwa pembentukan perilaku

manusia dipengaruhi oleh tiga faktor, dan satu diantaranya yaitu faktor

pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin adalah faktor yang

memungkinkan terjadinya perilaku. Faktor tersebut dapat berupa

lingkungan fisik, sarana kesehatan, atau sumber-sumber khusus yang

mendukung, dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan. Sarana

kesehatan dalam terbentuknya perilaku cuci tangan pakai sabun tentunya

adalah sarana yang harus disediakan dan dapat digunakan untuk

49
pelaksanaan perilaku mencuci tangan pakai sabun secara benar, meliputi

tempat mencuci tangan dengan air mengalir, sabun dan handuk atau tissue

untuk lap pengering tangan.

Teori yang dikemukakan oleh Green (1980) mengenai

PRECEDE-PROCEED terdapat faktor-faktor yang memiliki potensi untuk

mempengaruhi determinan perilaku yang dikelompokkan berdasarkan

dampaknya. Faktor-faktor tersebut adalah faktor predisposisi, faktor

pemungkin dan faktor penguat. Ketersediaan sarana cuci tangan pakai

sabun (CTPS) merupakan salah satu determinan perilaku cuci tangan pakai

sabun (CTPS) yang tergolong dalam faktor pemungkin. Hal ini berarti

masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang

dalam memiliki suatu perilaku, yang dalam penelitian ini disebutkan

bahwa faktor sikap yang tergolong dalam faktor predisposisi.

50
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Tidak berhubungan Pengetahuan dengan Perilaku CTPS pada Siswa SMP

Negeri 1 Tombatu

2. Tidak berhubungan Sikap dengan Perilaku CTPS pada Siswa SMP Negeri

1 Tombatu

3. Tidak berhubungan Sarana Prasarana dengan Perilaku CTPS pada Siswa

SMP Negeri 1 Tombatu

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. SMP Negeri 1 Tombatu

Untuk sekolah dapat memperhatikan ketersediaan sarana prasarana untuk

mencuci tangan pakai sabun pada setiap ruangan kelas agar perilaku cuci

tangan pakai sabun dapat ditingkatkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Semoga dapat menjadi salah satu bahan referensi pendamping untuk

peneliti selanjutnya yang akan dilakukan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Abditya, A. (2022). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pada Perilaku

Cuci Tangan Pakai Sabun di era Adaptasi Baru di kota Palembang.

Skripsi.

Achmadi, U. F. (2016). Teori dan Aplikasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT

Raja Grafindo.

Aiyegbusi , O. L., Hughes, S. E., & et all. (2021). Symptoms, complications and

management of long COVID-19: a review. Journal of The Royal Society of

Medicine, 114(9), 428-442.

Amahorseja, A., Suryanegara, W., & Eka Utama, I. B. (2018). Hubungan

Pengetahuan, Sikap dan Praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Orangtua

BalitaTerhadap Kejadian Stunting di Kecamatan Conggeang Kabupaten

Sumedang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah, 6 (1), 1-6.

Arianty, R. (2020). Pengaruh Ketersediaan Sarana Terhadap Praktik Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS) Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Kesehatan, 14 (1).

Ariyani , H. (2021). Education on how to wash hands properly and correctly using

soap during the Covid-19 pandemic to the village community. Borneo

Community Development Journal, 1(1), 89-96.

Azmiardi, & Haryanti. (2021). Pengetahuan dan Perilaku Mencuci Tangan Pada

Siswa SMK Sebagai Upata Pencegahan COVID-19. Jurnal Keperawatan

dan Kesehatan Masyarakat, 10(1), 85-91.

52
Barrett, C., Cheung, K. L., & . (2021). Knowledge, socio-cognitive perceptions

and the practice of hand hygiene and social distancing during the COVID-

19 pandemic: a cross-sectional study of UK university students. BMC

Publich Health, 1-18.

Berhe, H., Mihret, A., & Yitayih, G. (2016). Prevalence ofo Diarrhea and

Associated Factors Among Children Under Five-Years of Age in Enderta

Woreda, Tigray, Northern Ethiopia. International Journal of Therapeutic

Applications, 31-37.

Bungin, B. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif (2nd ed). Jakarta: Kencana.

Creswell, J. W., & Plano, C. (2018). Designing and conducting mixed methods

research (3rd ed). Thousands Oaks: CA:Sage.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesia Utara. (2022). Data Terkini COVID-19.

Douedi, Steven, Miskoff, & Jeffrey. (2020). Novel coronavirus 2019 (COVID-19)

A case report and review of treatments. Research Article: Clinical Case

Report, 99.

Ernida, Navianti, D., & Damanik, H. D. (2021). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Sanitasi

Lingkungan, 1 (1), 1-6.

Firdalina, N. P., Ambarsarie, R., Suryani, H. U., Triana, D., & Massardi, A. N.

(2022). Interrelation between Handwashing and Severity of COVID-19: a

non-representative cross-sectional study. Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan, 22 (2), 89-95.

53
Husna, N., & Syahrial, E. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan

Tindakan Siswa terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD Negeri

104185 Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2017. Jurnal Ilmiah.

Ikasari, F. S., Setiawan, A., & Sukihananto. (2020). Jenis Kelamin Perempuan

Memiliki Keterampilan Cuci Tangan yang Baik pada Anak Usia Sekolah.

Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 10 (1), 21-25.

Indrayani, M. D. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci

Tangan di Lingkungan SDK Rana Loba Manggarai Timur Flores (NTT).

Jurnal Ilmiah.

Interactive, H. (2010). A Survey of Hand Washing Behaviour (prepared for the

American Society for Microbioogy).

Kartika, M., Widagdo, L., & Sugihantono, A. (2016). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa

Sekolah dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 339-346.

Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi, & (KPCPEN). (2021).

Lidwina, A. (2020). Responden yang Mencuci Tangan dengan Sabun 5 Kali

dalam Sehari. Jakarta: Databoks.

Meidita, F., Suprayitno, G. A., Mellenia, F., Rahmi, A., & Fadhillah, F. A. (2022).

Hubungan Antara Sikap dan Sarana terhadap PHBS di Sekolah pada Siswa

SMA. Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat, 3 (2), 171-176.

54
Monica, S., Yosi, M., & Maria, M. (2012). Factors Associated with Handwashing

Behavior in State Elementary School Children 03 Kertajaya Pandalarang.

Journal of Public Health, 1 (1), 1-10.

Muhyiddin, & Nugroho, H. (2021). Indoneisa development update a year of

Covid-19: A long road to recovery and acceleration of Indonesia's

development. The Indonesian Journal of Development Planning, V(1), 1-

19.

Mustofiroh. (2015). Hubungan Pengetahuan Penunggu Pasieen Tentang Cuci

Tangan Lotion Antiseptic dengan Pelaksanaanya Di Ruang Bangsal

Perawtan Kelas III RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Jurnal Stikes.

Nazliansyah, Wichaikul, S., & Wetasin , K. (2016). Factors affecting hand

washing practice among elementary schools students in Indonesia.

Belitung Nursing Journal, 2(4), 58-64.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineke

Cipta.

Nufus, H., & Teuku, T. (2017). Ketersediaan Fasilitas dan Perilaku Cuci Tangan

Pada Anak Usia Sekolah Dasar. JIM Fkep, 2 (3), 1-6.

Nuraeni, A., Rosiah, Supendi, M. P., & Efendi, A. (2022). The relationship of

hand washing behavior towards diarrhea cases in school-age children.

Journal of Vocational Nursing, 3(2), 105-109.

Nursalam. (2015). Metodel Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

55
Octa, A. A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Cuci

Tangan pada Masyarakat Kelurahan Pegirian. Jurnal Promosi Kesehatan,

1-11.

Purwoastuti, E., & Walyani, E. (2015). Perilaku dan Softskills Kesehatan.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Putro, W. G., Saraswati, Y. I., Hasan, M. H., & Romlah, S. N. (2022). Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) Untuk Mencegah Penularan COVID-19 Pada Siswa SMK

Muhammadiyah Parakan Tahun 2021. Journal of Midwifery Care, 2 (2),

106-114.

Rahman , F., Sari , A., & Wulandari , A. (2020). Perilaku Pencegahan Covid-19

Diitinjau dari Karakteristik Individu Masyarakat. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1 (1), 31-37.

RI, D. K. (n.d.). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.

Rismawaty, G. (2016). Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) Pada Masyarakat Di Tanah Kalikedinding . Jurnal Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga.

Risnah , Sutria , E., Wahdaniar, & Irwan, M. (2022). Student's hand-washing

behavior based on behavioral system models as an effort of COVID-19

prevention. Journal of Public Health Science, 14(1), 1-14.

Santoso, E. U., Aprianti, R., & Futubela, S. (2019). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

56
Pada Siswa di SD Negeri 08 Lubuk Linggau. Journal of Nursing and

Public Health, 7 (2), 62-71.

Sarwono, J. (2013). Buku Pintar IBM SPSS statistics 19. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Sasongko. (2005). dalam Notoatmodjo (eds):Promosi Kesehatan Teeori dan

Aplikasi. Jakarta: Rineke Cipta.

Sianipar, E., Ridwan, M., & et all. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada mahasiswa

Universitas Jambi selama pandemi COVID-19. Jurnal Kesmas Jambi

(JKMJ), 5(2), 1-8.

Sinaga, L. R., Sianturi, E., Amir , M. N., Ashriady, J. P., & Hardiyati. (2021).

Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2017). BKKBN, BPS,

Kementerian Kesehatan, dan ICF International. Jakarta.

Sutaryo, & Yang, N. (2020). Buku Praktis Penyakit Virus Corona-19. Sleman:

Gadjah Mada University Press.

Tanjung, N. U., Soraya, A., & Wahyuni, S. (2021). Factor Associated with

Handwash Behavior in Elementary School Student Medan Sunggal. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 1, 105-112.

57
Taukeni, S. G. (2020). Biopsychosocial model of health. Psychology and

Psychiatry, 4(1), 13-14.

Tumanduk, E., Engkeng , S., & Maramis, F. R. (2022). Hubungan Antara

Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Cuci Tangan pada Peserta Didik

di SD Negeri Powalutan Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 12 (1), 25-28.

Unicef. (2020). Panduan Opsi Sarana CTPS. Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Vestabilivy, E., Iriani, R., & Sartika , S. (2016). Hubungan Pengetahuan Dengan

Praktek Cuci Tangan Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan di

STIKes Persada Husada Indonesia. Jurnal Keperawatan, 24-32.

Vionalita, G., & Kusumaningtiar, D. A. (2017). Attitude Effect To the Clean and

Healthy Behaviour Children in Rawa Buaya 08 Elementary School.

International Seminar on Global Health , 303-307.

Wawan. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

WHO. (2020). Strategy and Planning.

Yusuf, E., & Dirgantara, E. (2021). Intervensi Perubahan Perilaku Untuk

Penguatan Cuci Tangan Pakai Sabun . Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Yusuf, F. S. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Padang: Darmais Press.

58
Zuraidah , & Elviana, Y. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan

Perilaku Mencuci Tangan Dengan Benar Pada Siswa Kelas V SDIT

ANNIDA Kota Lubuklinggau Tahun 2013. Jurnal Ilmiah.

59
LAMPIRAN

60
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKUCUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
PADA SISWA SMP NEGERI 1 TOMBATU

Siswa/i yang saya hormati, perkenalkan saya Thessalonicha


Kosakoij mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi akan
melaksanakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
pada Siswa SMP Negeri 1 Tombatu”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memenuhi Tugas Akhir/Tesis. Adapun variabel yang
digunakan berupa pengetahuan, sikap, dan sarana prasarana.
Saya memohon kerjasama Siswa/i untuk dapat berpartisipasi
pada kegiatan penelitian ini dengan menjawab beberapa pertanyaan
sesuai di kuesioner. Saya menjamin kerahasiaan identitas, informasi
atau keterangan yang disampaikan sesuai etika penelitian yang
berlaku. Informasi tersebut hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
kesehatan.
Bila Siswa/i bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini
menjadi responden, mohon untuk mengisi identitas dan
menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent). Atas
kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Tombatu,....
Responden

( _______)

61
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA
SMP NEGERI 1 TOMBATU

A. Identitas Diri Responden


Nama Siswa :
Jenis Kelamin :

B. Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Isilah pernyataan di bawah ini dengan menuliskan tanda
check list (√) padakotak kategori jawaban berikut.
No. Pernyataa Benar Salah
n
1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) bermanfaat
untuk
mencegah penyakit dan memutuskan
penyebaran kuman
2. Cuci Tangan Pakai Sabun juga dapat
mencegah penyakit ISPA, diare, dan infeksi
cacing
3. Mencuci tangan minimal selama 20 detik
4. Mencuci tangan paling baik menggunakan air
yangmengalir
5. Kita dapat menggunakan Hand sanitizer dengan
kandungan alkohol minimal 60% sebagai
pengganti Cuci Tangan Pakai Sabun
C. Sikap Cuci Tangan Pakai Sabun
Isilah pernyataan di bawah ini dengan menuliskan tanda
check list (√) padakotak kategori jawaban berikut.
TS (Tidak Setuju)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)

62
Alternatif
No. Pernyataa
n TS S SS
1. Mencuci tangan pakai sabun
untuk mencegah terjadinya
penyakit seperti
diare, ISPA, dan kecacingan
2. Setiap orang harus sering mencuci
tangan untuk mencegah penularan
penyakit
3. Saya harus mencuci tangan
setiap sebelum dan setelah
beraktifitas
4. Saya harus mencuci tangan setiap
menyentuh benda atau fasilitas
umum di
sekolah
5. Mencuci tangan harus
menggunakan sabun atau hand
sanitizer
6. Saya merasa jijik jika belum mencuci
tangan setiap setelah beraktifitas
D. Sarana Prasarana Cuci Tangan Pakai Sabun
Isilah pernyataan di bawah ini dengan menuliskan tanda
check list (√) padakotak kategori jawaban berikut.
Tidak
No. Fasilita Tersedia Tersedi
s a
1. Sabun untuk mencuci tangan
2. Aliran pembuangan untuk mencuci tangan
E. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Isilah pernyataan di bawah ini dengan menuliskan tanda
check list (√) padakotak kategori jawaban berikut.

No. Pernyataa Ya Tidak


n
1. Saya mencuci tangan pakai
sabun sebelum dan sesudah
makan
2. Saya mencuci tangan sebelum
dan setelah beraktivitas

63
Lampiran 3. Master Tabel

2 2 1 1 2 8 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 1 2 9 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 1 2 1 8 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 2 2 2 14 2 2 4 2 2 4

1 2 1 1 2 7 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 2 16 2 2 4 2 2 4

1 2 1 2 1 7 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

1 2 2 2 2 9 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 3 3 16 2 2 4 2 2 4

1 2 1 2 1 7 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 1 2 2 9 2 2 3 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 2 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 3 13 2 2 4 2 2 4

64
2 2 1 2 2 9 2 2 2 2 2 3 13 2 2 4 2 2 4

2 2 1 2 2 9 2 2 3 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 1 2 1 8 2 3 3 2 2 2 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 2 1 2 9 3 2 3 2 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 2 3 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 1 2 1 8 2 3 2 2 2 3 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 2 3 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 2 2 2 13 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 1 9 2 2 3 2 2 3 14 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 2 13 2 1 3 2 2 4

65
2 2 2 1 1 8 2 2 3 3 2 2 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 2 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 2 2 2 2 13 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 1 2 3 2 2 4

1 2 2 2 2 9 2 1 2 3 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 2 2 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 2 2 2 14 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

66
2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 2 3 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 1 2 1 8 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 1 2 1 8 3 2 3 3 3 3 17 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 3 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 1 2 3 2 2 4

67
2 2 2 2 1 9 3 2 3 3 2 3 16 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 1 3 14 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 3 2 3 16 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 2 3 1 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 1 9 3 2 3 3 2 2 15 2 2 4 2 1 3

2 2 2 2 2 10 1 3 3 3 2 3 15 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 2 17 2 2 4 2 1 3

1 2 2 2 2 9 3 3 2 2 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 3 3 16 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 3 2 13 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 3 3 15 1 2 3 2 1 3

2 2 2 1 2 9 3 2 2 2 2 2 13 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 3 2 13 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 2 4 2 2 4

68
2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 2 2 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 2 2 3 14 2 2 4 1 2 3

2 2 2 2 2 10 3 3 3 2 2 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 2 3 3 16 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 2 4 2 2 4

2 1 2 2 2 9 2 3 3 2 2 2 14 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

1 2 1 1 1 6 3 1 3 1 2 3 13 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 1 2 3 3 3 3 15 2 2 4 2 2 4

69
2 1 2 2 2 9 3 3 3 3 3 3 18 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 1 3 2 1 2 2 11 1 1 2 1 1 2

2 1 2 2 2 9 2 3 3 2 3 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 2 3 16 1 2 3 2 1 3

2 2 2 2 2 10 3 3 2 3 3 3 17 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 3 3 3 17 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 2 2 3 15 1 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 3 3 3 3 16 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 1 2 2 2 1 3 11 1 1 2 1 1 2

2 2 2 2 2 10 3 3 3 2 3 3 17 2 2 4 2 1 3

2 2 2 2 2 10 3 3 2 2 3 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 3 3 2 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 2 3 2 1 3 14 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 2 3 17 2 2 4 2 2 4

70
2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 2 17 2 2 4 1 2 3

2 2 1 2 2 9 3 2 3 2 2 2 14 2 1 3 2 2 4

1 1 2 1 1 6 3 3 3 3 3 3 18 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 2 3 3 17 2 2 4 2 2 4

2 2 2 1 2 9 3 3 3 3 2 2 16 1 1 2 2 1 3

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

1 1 2 1 2 7 2 3 2 3 2 3 15 2 1 3 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 2 4 2 2 4

2 1 2 1 2 8 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 1 1 2

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 1 3 1 1 2

1 2 1 1 1 6 2 2 2 2 2 2 12 1 1 2 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

2 1 1 2 1 7 2 3 2 3 2 3 15 1 1 2 2 2 4

71
2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 2 4 2 1 3

2 2 1 2 2 9 3 3 2 2 3 3 16 2 2 4 2 2 4

2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 18 2 1 3 1 1 2

2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 3 15 2 2 4 2 2 4

1 2 1 1 1 6 3 3 3 3 3 3 18 2 2 4 2 2 4

1 2 2 2 2 9 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 2 2 4

72
Lampiran 4. Output SPSS Analisis Univariat

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 53 42.4 42.4 42.4

Perempuan 72 57.6 57.6 100.0

Total 125 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 17 13.6 13.6 13.6

Baik 108 86.4 86.4 100.0

Total 125 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 13 10.4 10.4 10.4

Baik 112 89.6 89.6 100.0

Total 125 100.0 100.0

Sarana_Prasarana

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 52 41.6 41.6 41.6

Baik 73 58.4 58.4 100.0

Total 125 100.0 100.0

Perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 14 11.2 11.2 11.2

Baik 111 88.8 88.8 100.0

Total 125 100.0 100.0

73
Lampiran 5. Output SPSS Analisis Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENGETAHUAN *
125 100.0% 0 0.0% 125 100.0%
PERILAKU

PENGETAHUAN * PERILAKU Crosstabulation

PERILAKU

Kurang Baik Baik Total


PENGETAHUAN Kurang Baik Count 1 16 17

Expected Count 1.9 15.1 17.0

% of Total 0.8% 12.8% 13.6%

Baik Count 13 95 108

Expected Count 12.1 95.9 108.0

% of Total 10.4% 76.0% 86.4%


Total Count 14 111 125

Expected Count 14.0 111.0 125.0

% of Total 11.2% 88.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .559 1 .454
b
Continuity Correction .112 1 .738
Likelihood Ratio .648 1 .421
Fisher's Exact Test .690 .400
Linear-by-Linear Association .555 1 .456
N of Valid Cases 125

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.90.
b. Computed only for a 2x2 table

74
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SIKAP * PERILAKU 125 100.0% 0 0.0% 125 100.0%

SIKAP * PERILAKU Crosstabulation

PERILAKU

Kurang Baik Baik Total

SIKAP Kurang Baik Count 3 10 13

Expected Count 1.5 11.5 13.0

% of Total 2.4% 8.0% 10.4%

Baik Count 11 101 112

Expected Count 12.5 99.5 112.0

% of Total 8.8% 80.8% 89.6%


Total Count 14 111 125

Expected Count 14.0 111.0 125.0

% of Total 11.2% 88.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.058 1 .151
b
Continuity Correction .941 1 .332
Likelihood Ratio 1.688 1 .194
Fisher's Exact Test .162 .162
Linear-by-Linear Association 2.041 1 .153
N of Valid Cases 125

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.46.
b. Computed only for a 2x2 table

75
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SaranaPrasarana * Perilaku 125 100.0% 0 0.0% 125 100.0%

SaranaPrasarana * Perilaku Crosstabulation

Perilaku

Kurang
Baik Baik Total

SaranaPrasarana Kurang Count 7 45 52


Baik Expected Count 5.8 46.2 52.0
% of Total 5.6% 36.0% 41.6%

Baik Count 7 66 73

Expected Count 8.2 64.8 73.0

% of Total 5.6% 52.8% 58.4%


Total Count 14 111 125

Expected Count 14.0 111.0 125.0

% of Total 11.2% 88.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .458 1 .499
b
Continuity Correction .151 1 .697
Likelihood Ratio .452 1 .501
Fisher's Exact Test .571 .345
Linear-by-Linear Association .454 1 .500
N of Valid Cases 125

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.82.
b. Computed only for a 2x2 table

76
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL


** ** **
X1.1 Pearson Correlation 1 .351 .280 .671 .614 .794

Sig. (2-tailed) .057 .134 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30
** * **
X1.2 Pearson Correlation .351 1 .088 .539 .423 .638
Sig. (2-tailed) .057 .645 .002 .020 .000
N 30 30 30 30 30 30
** **
X1.3 Pearson Correlation .280 .088 1 .224 .614 .596
Sig. (2-tailed) .134 .645 .235 .000 .001
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X1.4 Pearson Correlation .671 .539 .224 1 .539 .814
Sig. (2-tailed) .000 .002 .235 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
** * ** ** **
X1.5 Pearson Correlation .614 .423 .614 .539 1 .856
Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .794 .638 .596 .814 .856 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.792 5

77
Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 TOTAL


** ** **
X2.1 Pearson Correlation 1 .323 .657 .000 .539 .070 .681

Sig. (2-tailed) .082 .000 1.000 .002 .713 .000

N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X2.2 Pearson Correlation .323 1 .161 .653 .517 .499 .765
Sig. (2-tailed) .082 .394 .000 .003 .005 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** * **
X2.3 Pearson Correlation .657 .161 1 .247 .419 .154 .674
Sig. (2-tailed) .000 .394 .188 .021 .417 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** **
X2.4 Pearson Correlation .000 .653 .247 1 .270 .354 .599
Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .188 .149 .055 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** * **
X2.5 Pearson Correlation .539 .517 .419 .270 1 .204 .768
Sig. (2-tailed) .002 .003 .021 .149 .279 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** **
X2.6 Pearson Correlation .070 .499 .154 .354 .204 1 .520
Sig. (2-tailed) .713 .005 .417 .055 .279 .003
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .681 .765 .674 .599 .768 .520 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.753 6

78
Correlations

X3.1 X3.2 TOTAL


* **
X3.1 Pearson Correlation 1 .446 .832

Sig. (2-tailed) .014 .000

N 30 30 30
* **
X3.2 Pearson Correlation .446 1 .867
Sig. (2-tailed) .014 .000
N 30 30 30
** **
TOTAL Pearson Correlation .832 .867 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.614 2

79
Correlations

X4.1 X4.2 TOTAL


** **
X4.1 Pearson Correlation 1 .599 .880

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30
** **
X4.2 Pearson Correlation .599 1 .908
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
** **
TOTAL Pearson Correlation .880 .908 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.746 2

80
Lampiran 7. Output Analisis Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PENGETAHUA SARANA
N SIKAP PRASARANA PERILAKU

N 125 125 125 125


a,b
Normal Parameters Mean 9.47 15.36 3.39 3.85
Std. Deviation 1.005 1.924 .792 .459
Most Extreme Differences Absolute .412 .134 .363 .518
Positive .300 .096 .221 .370
Negative -.412 -.134 -.363 -.518
Test Statistic .412 .134 .363 .518
c c c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

81

Anda mungkin juga menyukai